Muhasir: Hasil Mini Riset Kepengawasan Madrasah Daerah Kendal-Jateng
Muhasir: Hasil Mini Riset Kepengawasan Madrasah Daerah Kendal-Jateng
MINI RISET
oleh :
Muhasir
Nim : 1703038021
1
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka
Pengembangan Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000), 16-17.
2
M.Amin Thaib BR, & Ahmad Robie, Standar Supervisi Pendidikan Pada MTs, (Jakarta:
Depag RI, 2005), Cet. I, 3-4.
1
optimal, menghasilkan para pendidik memiliki kemampuan mendidik yang
kreatif, aktif, efektif dan inovatif.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Lokasi Penelitian
2
F. KERANGKA TEORI
3
M. Ngalim Purwanto, Administrasi dan Supervisi Pendidikan. (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2007), 76.
3
pembelajaran.4 Di samping dua macam supervisi yang disebut dengan
objeknya atau sasarannya, ada lagi supervisi yang lebih luas yaitu
supervisi lembaga dan akreditasi. Yang membedakan antara kedua hal
tersebut adalah pelaku dan waktu dilaksanakannya. Supervisi lembaga
dilakukan oleh orang yang ada di dalam lembaga yaitu kepala sekolah
dan dari luar lembaga yaitu pengawas secara terus menerus, sedangkan
supervisi akreditasi dilakukan oleh tim dari luar hanya dalam waktu-
waktu tertentu. Tujuannya sama yaitu meningkatkan kualitas lembaga
baik parsial maupun keseluruhan. Dengan kata lain yang menjadi sasaran
atau objek supervisi akademik, supervisi administrasi, supervisi lembaga,
dan supervisi akreditasi adalah sama yaitu meningkatkan kualitas
lembaga, tetapi lingkup dan harapan tentang kualitasnya berbeda. Hal
yang sama yang di jelaskan oleh Carl D Glickman, The supervisor and
teacher have actively negotiated the plan for action, ini menyebutkan
bahwa Pengawas dan guru telah secara aktif menegosiasikan rencana
untuk bertindak dalam sutau kegiatan supervisi.5
a. Tujuan
4
M. Ngalim Purwanto, Administrasi.. 78.
5
Carl D Glicklman, Developmental Supervision : Alternative Practices for Helping
Teacher Improve Intruction, (Alexandri, Virginia : ASCD, 1981),30.
6
Arikunto Suharsimi, Organisasi dan Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
(Jakarta: P2LPTK, Ditjen Dikti, Depdikbud.1988), 152.
7
Ahmad Azhari, Teknik-teknik Supervisi, (Jakarta : Rian Putra, 2004), 5-7.
4
dibantu untuk dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas
yang baik bagi murid, sehingga murid dapat berbuat sendiri dan
berani bertanggung jawab atas perbuatannya. Kepala sekolah
harus berusaha membuat guru dapat menciptakan situasi dan
kondisi itu, yaitu dengan supervisi.
Tujuan supervisi pendidikan, harus tidak terlepas dari arah
tujuan pendidikan nasional. Seorang supervisor harus dapat
membantu guru agar dapat menciptakan situasi belajar
mengajar yang mengarah kepada tercapainya tujuan nasional,
yaitu: Pendidikan nasional menurut UU 20/2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3, berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.8
Visi dan misi pendidikan nasional telah menjadi rumusan
dan dituangkan pada bagian “penjelasan” atas UU 20/2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional. Visi dan misi pendidikan
nasional ini adalah merupakan bagian dari strategi pembaruan
sistem pendidikan, yaitu terwujudnya sistem pendidikan
sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk
memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.9
8
Arikunto Suharsimi, Organisasi,, 155.
9
Tim Penyusun Ditjen Baga Islam, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama,
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (Jakarta : Ditjen, 2003),
22-26.
5
2) Tujuan khusus supervisi pendidikan di sekolah/madrasah
10
Ibrahim Bafadal, Peningkatan,, 80-81.
6
iii. Membantu guru mengadakan diagnosa secara kritis, dan
kesulitan-kesulitan mengajar dan belajar murid serta
menolong mereka merencanakan perbaikan.
Tujuan ini akan terwujud terutama apabila poin
(ii) di atas tercapai dengan baik. Artinya apabila guru
telah menemukan pokok persoalan, apakah itu datang
dari dirinya sendiri atau dari murid, dan kalau guru
sudah menemukan pokok persoalannya ia harus dapat
secara tepat merencanakan perbaikan pengajaran
remedial teaching.11
b. Ruang Lingkup
11
Ibrahim Bafadal, Peningkatan,, 80-81.
12
Rifai, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008), 56.
13
Kisbiyanto, Supervisi Pendidikan, (Kudus: STAIN Kudus, 2008), 12-13.
14
Ibrahim Bafadal, Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah dasar dalam Kerangka
Manajemen peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Akasara, 2004), 65-67.
7
1) Aspek manusianya, seperti sikap terhadap tugas, disiplin kerja,
moral kerja, kejujuran, ketaatan terhadap peraturan organisasi,
kerajinan, kecakapan kerja, kemampuan dalam bekerja sama,
watak;
2) Aspek kegiatannya, seperti cara bekerja kerja (cara mengajar),
metoda pendekatan terhadap siswa, efisiensi kerja, dan hasil
kerja.
Pendapat Sarwoto ini secara jelas membedakan apa yang menjadi objek
pengawasan (controlling) dan supervisi (supervision).
3. Jenis-jenis Pengawasan
15
Tim Penyusun Ditjen Baga Islam, Pedoman Pelaksanaan Supervisi Pendidikan Agama,
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (Jakarta : Ditjen, 2003),
22-26.
8
e. Pengawasan Langsung
Pengawasan yang dilakukan dengan cara mendatangi dan melakukan
pemeriksaan ditempat terhadap objek yang di awasi.
f. Pengawasan Tidak Langsung
Merupakan kebalikan dari pengawasan langsung.
g. Pengawasan Formal
Pengawasan yang dilakukan oleh instansi/pejabat yang berwenang
(secara formal) untuk melakukan pengawasan, baik yang bersifat
internal maupun ekternal.
h. Pengawasan Informal
Pengawas yang dilakukan oleh masyarakat, baik langsung maupun
tidak langsung.
Metode pelaksanaan mini riset ini disusun sebagai alat bantu untuk
melakukan observasi dalam ruangan dan lapangan, memaparkan apa saja
yang sedang diteliti, dengan apa atau cara bagaimana data hendak dicapai,
dan jenis penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti adalah penelitian yang
dilakukan secara langsung di lapangan yang berkarakter deskriptif kualitatif.
Pendekatan kualitatif yang dilakukan adalah memahami kondisi lapangan
pada saat pengawas melakukan supervisi terhadap guru-guru madrasah serta
praktek proses pembinaan dan model supervisi yang digunakan. Setelah itu
peneliti mengumpulkan sebanyak mungkin fakta mendalam di lapangan yang
sedang terjadinya gejala-gejala atau peristiwa memperoleh data yang
diperlukan.
H. PEMBAHASAN
9
yang pada gilirannya agar dapat meningkatkan kualitas belajar terhadap
siswa.
16
Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Depag RI, (Jakarta :
Depag RI, 2003),12.
17
Darmanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta1998), 178-179.
18
Tim Pengawas PAI, Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan,
(Jakarta : Depag RI, 2003), 47-48.
10
pendidikan dan pengajaran No. 12 tahun 1945 Bab XVI pasal 27 yang
berbunyi : “Pengawas pendidikan dan pengajaran berarti memberi
pimpinan kepada para guru untuk mencapai kesempurnaan
pekerjaannya”.19
Berdasarkan tujuan-tujuan tersebut sangatlah jelas, bahwa supervisi
pendidikan bertujuan sebagai berikut :
Memperbaiki proses belajar mengajar dalam menciptakan situasi
belajar yang lebih baik
Perbaikan tersebut dilaksanakan melalui pembinaan profesional
Sasaran pembinaan tersebut adalah guru, atau orang lain yang terkait
Secara jangka panjang maksud tersebut adalah memberikan kontribusi
bagi pencapaian tujuan pendidikan
Bila dikembangkan lebih detail, maka tujuan supervisi pendidikan adalam
membantu meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan pendidikan
terhadap kualitas pengajaran.
19
Ahmad Azhari, Supervisi Rencana Program Pembelajaran, (Ciputat : Rian Putra, ,
2003), 18.
20
Carl D Gliclman, Developmental Supervision :, 3.
11
sebab itu ruang supervisi pendidikan pun mencakup ketiga unsur tersebut
yang bila dijabarkan sebagai berikut:
a. Unsur Personal
Lingkup pertama dalam supervisi pendidikan adalah para personal
dalam sekolah yang disupervisi, para personal yang dimaksud adalah
Kepala Sekolah, pegawai tata usaha, guru, siswa.
b. Unsur Material
Hal-hal pokok yang perlu disupervisi terhadap material dan sarana
fisik lainnya :
1) Ketersediaan ruangan untuk perpustakaan, labolaturium, ruang
praktek ibadah, aula dan lain-lain
2) Pengelolaan dan perawatan terhadap fasilitas tersebut
3) Pemanfaatan buku-buku teks pokok dan buku-buku penunjang
4) Pemanfaatan dan perawatan alat-alat kesenian dan sebagainya
c. Unsur Operasional
Hal-hal yang perlu disupervisi dari unsur operasional adalah masalah
yang berkaitan dengan kurikulum, yang bertujuan untuk
meningkatkan proses pengajaran dan hasil belajar yang dicapai siswa.
Oleh sebab itu aspek pembinaan mencakup proses belajar mengajar
termasuk penilaian hasil belajar, bimbingan dan penyuluhan,
administrasi guru dan pembinaan kompetensi profesional guru itu
sendiri.
21
Piter.F.Oliva, Supervision for Todays School. (New York : Company. 1984), 78.
12
patuh mendapat kondite bagus dan dicalonkan menduduki pangkat yang
lebih tinggi. Suasana antara staf yang dibina (dalam hal ini guru) dibawah
pimpinan dikdatoris, tertekan dan tegang tanpa ada kegembiraan sama
sekali.22
Praktek pembinaan yang dilakukan pembina adalah lebih banyak
memberikan penilikan/inspeksi kepada guru-guru yang menjadi
tanggungjawabnya sebagai kontrol atas pengajaran dari pada langkah-
langkah pembinaan secara profesional/ akademik.23
b. Saran
Potensi sumber daya guru itu perlu terus-menerus bertumbuh dan
berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Selain
itu, pengaruh perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk
22
M. Darmanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarata : Rineka Cipta, 1998, hlm. 188
23
Suharsimi Arikunto, Organisasi Administrasi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
(Jakarata : Grafindo Persada, 1993), 181.
13
terus-menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. Itulah sebabnya
ulasan mengenai perlunya supervisi pendidikan, baik dari segi definisi,
visi dan misi, orientasi dan strategi, langkah-langkah pembinaan
kemampuan guru, teknik dan metode, serta model dan pendekatan dalam
supervisi pendidikan.
J. DAFTAR PUSTAKA
Oliva , Piter. F, Supervision for Todays School, New York : Company. 1984.
Sahertian , Piet A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jakarta : Rineka
Cipta, 2000.
14
Thaib BR , M. Amin, & Ahmad Robie, Standar Supervisi Pendidikan Pada
MTs, Jakarta: Depag RI, 2005.
15
16