Skenario :
Dihadapkan pasien anak laki-laki usia 2 tahun menjalani rawat inap di ruang luka
bakar RSUP Dr Sardjito. Pasien mengalami gatal pada luka, tidak ada kejang, tidak ada
batuk, BAK dengan kateter, dan menangis kuat (+). Diagnosis medis pasien adalah
combustio grade II 30% ec air panas, sepsis, hypoalbuminemia. 7 HSMRS os terkena air
panas pada saat akan mandi. Pasien mengalami luka bakar pada bagian punggung, perut,
genitalia, dan paha atas bagian belakang. Bagian tepi luka mengalami eritema dan bagian
lain kehitaman. 3 hari perawatan di rumah sakit, pasien mengalami kejang lalu dirawat di RS
Wates dengan sepsis, HSMRS sepsis belum membaik dan dirujuk ke RSUP dr. Sardjito.
Riwayat makan pasien sebelum sakit (di rumah) makanan pokok : nasi 2-3 x/ hari @
½ centong. lauk hewani : lele 1x/minggu, telur rebus 2x/hari @ ½ butir, ayam 1x/minggu,
lauk nabati :tahu 2x/ hari @ 1 potong, tempe 2x/ hari @ 1 potong, sayuran : sayur kuah
wortel, bayam, kembang kol, brokoli 3x/hari, buah:pepaya atau pisang 3x/ minggu @ 1
buah, selingan : biskuit 1x/ hari @ 2 keping, sebelum sakit sering mengkonsumsi makanan
ringan 3x/ minggu @ 1 bungkus, minuman : susu 4-5 x @ 120 ml pada siang hari dan 2-3x
@120 ml pada malam hari, air putih @ 1 gelas/ hari. Asupan berdasarkan recall 24 jam (diet
lunak) energi 78,8%, protein 100%, lemak 82%, dan KH 70%. Pengobatan yang diberikan
meropenem, paracetamol, Kalbamin 10% 5cc/ jam, infus RL, Burnazin.
Kata sulit:
• Derajat I : Terjadi kematian pada lapisan atas epidermis kulit yang disertai
pelebaran pembuluh darah
• Derajat III : terjadi kerusakan seluruh sel epitel kulit (epidermis, dermis, dan
sub kurtis) dan otot. Pembuluh darah mengalami trombosis.
Rule of five
Khusus untuk bayi : - kepala bayi 4 x 5%
- ekstremitas superior D+S : 2 x 2 x 5%
- badan anterior + posterior : 2 x 4 x 5%
- ekstremitas inferior D+S : 2 x 2 x 5%
Khusus untuk bayi : - kepala 3 x 5%
- ekstremitas superior D+S : 2 x 2 x 5%
- badan anterior + posterior : 2 x 3 x 5%
- ekstremitas inferior D+S : 2 x 3 x 5%
b. Sepsis
Sepsis adalah suatu keadaan di mana tubuh bereaksi hebat terhadap bakteria
atau mikroorganisme lain. Kriteria adanya SIRS adalah:
c. Eritema
Eritema merupakan lesi kulit primer yang paling sering ditemukan pada penyakit
kulit, disebabkan dilatasi pembuluh darah dermis.
Bahan diskusi:
A. PENGKAJIAN DATA
1. Riwayat Klien (Client History/CH)
- Keluhan utama :
Pasien mengalami luka bakar pada bagian
punggung, perut, genitalia, dan paha atas bagian
belakang. Bagian tepi luka mengalami eritema
dan bagian lain kehitaman.
- Kondisi :
Pasien mengalami gatal pada luka, tidak ada
kejang, tidak ada batuk, BAK dengan kateter,
dan menangis kuat (+).
- Diagnosis :
Diagnosis medis pasien adalah combustio grade
II 30% ec air panas, sepsis, hypoalbuminemia.
b. Treatment/terapi Terapi obat:
a. Meropenem
b. Paracetamol
Efek Samping:
d. infus RL
e. Burnazin.
Kesimpulan :
Makanan sehari-hari yang dikonsumsi An. L sudah cukup baik (sudah terdapat
kombinasi makanan pokok, lauk pauk dan sayur dalam makanan sehari-hari), namun
untuk kebervariasian bahan makanan yang digunakan kurang bervariasi, serta perlu
ditingkatkan lagi konsumsi buah dan air putih. Jika dilihat dari asupan makan An. L
sudah cukup baik namun masih kurang dari 80% (asupan yang dikonsumsi diet
lunak = energi 78,8%, protein 100%, lemak 82%, dan KH 70%).
BB Tinggi Badan
10 kg 75 cm
Kesimpulan :
Menurut grow chart WHO, anak AY BB/TB = 0,43, BB/U = -1,71, TB/U =
-3,97, BMI/U = 1,30 .
Berdasarkan kriterian tersebut maka An.L masuk kedalam status gizi normal,
namun memiliki tinggi sangat pendek.
Berdasarkan perhitungan / pengolahan berat badan menurut panjang badan,
berat badan menurut umur, panjang badan menurut umur, dan lingkar kepala
menurut WHO antro, sebagai berikut :
BB/TB = 0,43 (Normal)
BB/U = -1,71 (Gizi Baik)
TB/U = -3,97 (Sangat Pendek)
BMI/U = 1,30 (Normal)
Dari data BB/PB, dapat disimpulkan bahwa An. L memiliki status gizi normal
(SK Antropometry, 2010).
4. Data Biokimia, Tes Medis, dan Prosedur (Biochemical Data, Medical Test, and
Procedures/BD)
Pemeriksaan
Satuan/Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Keterangan
urin/darah
BUN 5-20 mg/dl 8,9 mg/dL Normal
Kesimpulan:
- Tanda lain :
Terdapat luka bakar pada bagian punggung ( grade II, 13%), Luka bakar pada
bagian pantat kanan dan kiri (grade II, 5%), Luka bakar bagian paha kanan dan
kiri (grade II, 13%).
- Pemeriksaan lain :
Kesimpulan:
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik yang didapat, An. L memiliki kesulitan
menelan, sesak nafas, dan tidak dapat menggerakkan lidah, hal tersebut yang
mempengaruhi asupan oral An. L
DIAGNOSIS GIZI
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Diet
- Mencukupi kebutuhan zat gizi dan cairan yang meningkat akibat luka bakar
- Membantu mempercepat penyembuhan luka pada jaringan yang rusak
- Mempertahankan status gizi pasien
- Membantu meningkatkan albumin dan Hb
Cairan sangat penting pada pasien luka bakar karena pada pasien
luka bakar mengeluarkan H+LS (Histamin Like Substance) yang
menyebabkan keluarnya molekul K, Na, albumin, H2O sehingga terjadi
Bulla/edem pada bagian yang terkena luka pada 18 jam pertama. Edem
menandakan terjadinya kerusakan pada jaringan pori-pori
f. Kebutuhan albumin
= (3,5 (target alb) – 2,7 (nilai alb)) x 10 (kg BB) x 0,8
= (3,5-2,7) x 10 x 0,8
= 0,8 x 10 x 0,8
= 6,4 gr
1. Konseling gizi
a. Memberikan pemahaman kepada keluarga pasien mengenai kondisi tubuh dan
manifetasinya pada kebutuhan gizi pasien berupa peningkatan keb zat gizi (arg,
kolagen, vit C, cairan, albumin) pada pasien luka bakar dan diet TKTP.
Materi : penjelasan kondisi, diet TKTP, keb. Sehari, rekomendasi diet, motivasi
untuk menghabiskan makan, sumber makanan yang tinggi energi tinggi protein
(protein hewani) yang sesuai anjuran
b. Memberitahu pasien keluarga pasien agar pasien memperbanyak minum air
putih dan menjelaskan pentingnya cairan untuk pasien luka bakar