Disusun oleh :
KELOMPOK 12
Dian Pertiwi 125030401111028
Riskha Ayu Fitrianingsih 125030400111081
Salma 125030400111
Andini 125030400111
Assalamu’alaikum wr.wb.
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penyusun bisa
menyelesaikan makalah Kepemimpinan dengan bahasan “Memimpin Perubahan dalam
Organisasi”sebagai materi yang dibahas dalam perkuliahan.
Dalam kesempatan ini pula, penyusun mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penyusun berharap makalah ini dapat bermanfaat
bagi penyusun sendiri maupun bagi pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Perubahan pasar
Perubahan pasar dapat disebabkan karena terjadinya merger dan akuisisi, resesi,
maupun meningkatnya persaingan bisnis domestik dan intemasional.
Karakteristik demografis
Tekanan sosial dan politik yang terjadi membuat perusahaan harus berfikir secara
lebih global untuk mencari peluang baru guna mencapai kesuksesan.
Jika dirasa ada gangguan dalam efektifitas dan efisiensi organisasi serta kepuasan
anggota maka perlu kiranya diadakan perubahan organisasi.
– Kepuasan anggota diukur dari dampak positif dari para anggota dan kelestarian
organisasi
Untuk mencapainya pimpinan perlu mengenali perbedaan antara apa yang ada apa yang
seharusnya ada, dan mengusahakan tindakan berdasar perubahan yang direncanakan yang
mengarah ke perbaikan organisasi.
Menurut H.J. Leavitt dalam Reksohadiprodjo& Handoko (1992: 324) organisasi sebagai
sistem yang kompleks terdiri dari empat variabel yang saling berinteraksi yaitu ;
Perubahan organisasi dapat diarahkan pada satu atau semua variabel, dan perubahan
pada satu variabel menyebabkan perubahan pada varabel lainnya.
Struktur
Tugas Teknologi
Orang
Refreezing : Jika kondisi yang diinginkan telah tercapai, stabilkan melalui aturan-aturan
baru, sistem kompensasi baru, dan cara pengelolaan organisasi yang baru lainnya. Jika
berhasil maka jumlah penentang akan sangat berku-rang, sedangkan jumlah pendudung
makin bertambah.
Masalah yang paling sering dan menonjol adalah “penolakan atas perubahan itu
sendiri”. (resistance to change). Resistensi perubahan tidak selalu negative, justru karena
adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Resistensi perubahan dapat dalam bentuk:
Penolakan terhadap perubahan organisasi menurut Connor dalam Yukl (2002), yaitu:
1. Memotivasi Perubahan
Perubahan merupakan proses untuk menuju sesuatu yang baru, oleh karena itu
diperlukan komitmen yang tinggi dari anggota organisasi. Dorongan komitmen ini
memberikan dua tugas, yaitu:
Penolakan dapat dikurangi dengan melakukan komunikasi yang lebih baik kepada
karyawan. Dengan komunikasi yang lebih baik, karyawan akan meilihat rencana
perubahan sebagai suatu realita yang harus dilakukan. Disamping itu, satu
penyebab penolakan dimungkinkan karena salah komunikasi dan informasi atau
komunikasi yang buruk dalam organisasi.Komunikasi yang leblh baik dapat
dilakukan pembicaraan langsung (face to face).
2.) Partisipasi
Proses perubahan yang baik hendaknya melibatkan karyawan, mulai dari proses
persiapan hingga pengimplementasian perubahan, sehingga nantinya karyawan
akan merasa berkepentingan untuk melakukan perubahan. Hal ini dapat mengurangi
penolakan terhadap perubahan, karena dengan keterlibatan tersebut, karyawan
merasa menjadi bagian perubahan, dan bukan obyek perubahan.
4.) Perundingan
6.) Pemaksaan
Pemaksaan ini merupakan cara terakhir yang dapat dipilih oleh manajemen, karena
cara ini dimungkinkan dapat menyulut permasalahan lain yang lebih besar.
Walaupun demikian, cara ini tetap dapat menjadi alternatif apabila memang budaya
organisasi yang berkembang dalam perusahaan tersebut memang memungkinkan
untuk dilakukan.
2. Menciptakan Visi
Nanus (1992) mengemukakan bahwa visi yang jelas dan tepat dengan kebutuhan perusahaan
bermanfaat untuk:
4. Mengelola Transisi
Proses perubahan melewati masa transisi dari situasi saat ini menuju situasi
diharapkan dapat dicapai di masa yang akan datang. Masa transisi tersebut membutuhkan
struktur manajemen dan aktivitas khusus (Cummjing & Worley, 2003). Masa transisi
memerlukan aktifitas:
a. Perencanaan aktifitas
b. Perencanaan komitmen, dan
c. Perubahan struktur manajemen
Ketiga aktifitas tersebut dimulai dari perenacanaan aktifitas yang akan dilakukan oleh
perusahaan. Perencanaan tersebut dijelaskan sampai hal yang paling spesifik, sehingga
anggota organisasi mempunyai arah yang jelas mengenai tujuan dan prioritas pekerjaan yang
harus dilakukan.Setelah perencanaan dilakukan, dibutuhkan pembangunan komitmen yang
kuat dari seluruh anggota organisasi untuk melakukan perubahan, sehingga perubahan dapat
dilakukan dengan sukses.
3.1. Kesimpulan
ymayowan.lecture.blog.ub.ac.id/abidatul/files/2013/04/pendahuluan-1.pdf
blog.ub.ac.id/tioandiko/files/2013/01/MEMIMPIN-PERUBAHAN.pptx
staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/...%20SE..../Jurnal.PDF
http://gigingirianto.blogspot.com/2013/08/makalah-memimpin-perubahan-dalam.html