Teks narasi atau Paragraf Naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas kumpulan yang
disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian cerita yang
lengkap.
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian
peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir
Sedangkan pengertian teks / paragraf narasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Widjono (2007 : 175) uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian, tindakan ,
keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir hingga terlihat rangkaian hubungan satu
sama lain. Bahasanya berupa berupa paparan yang gayanya bersifat naratif.
Keraf (2001 : 137) suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian yang seolah-olah
pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu unsur yang paling penting
dalam sebuah narasi adalaha unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak-
tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan suatu
kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu.
Untuk mengenali sebuah teks atau paragraf narasi dan sekaligus untuk referensi membuat karangan
atau teks narasi, maka anda harus mengenal ciri-ciri dari teks narasi.
3. Ada konfiks.
Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perpaduan awalan dan akhiran yang membentuk
satu kesatuan. beberapa konfik diantaranya adalah:
Kata ulang atau proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik baik
seluruhnya maupun sebagian. Dalam hal ini ada yang berupa variasi fonem ataupun tidak. Hasil
pengulangan itu disebut kata ulang.
Macam-macam pengulangan :
a. Pengulangan seluruh
Yaitu pengulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses
pembubuhan afiks, misalnya: Buku : buku- buku
b.Pengulangan sebagian
Dalam golongan ini, bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan
afiks , misalnya : menghubung- hubungkan / memata- matai
Suatu bentuk pengulangan terhadap suatu kata yang susunan katanya berubah.
5. Ada unsur tempat, suasana pelaku dan waktu 6. Menguraikan atau mengisahkan suatu peristiwa 7.
Membangun alur dan mengutamakan faktor kronologis dan waktu
15. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat
berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
16. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
Ada konfliks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfliks. Selain alur
cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi
(2003: 31) sebagai berikut:
Berupa cerita tentang peristiwa atau pengalaman penulis.
Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa
semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi
suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfliks.
Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
Kaidah kebahasaan adalah aturan kebahasaan yang digunakan untuk membuat teks narasi, adapun
unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan dari teks / paragraf naratif adalah sebagai berikut:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me·ta·fo·ra /métafora/ didefinisikan sebagai
"pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan
yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.[1] , misal tulang punggung dalam kalimat "pemuda
adalah tulang punggung negara".Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu
dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan.
Contoh metafora:
Kata " tulang punggung " dalam kalimat "Pemuda adalah tulang punggung negara".[1]
Metafora digunakan dalam teks narasi dengan tujuan untuk menambah atau membumbui cerita
hingga lebih menarik
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang diikuti oleh objek. Objek yang mengikuti bisa kata benda,
frasa, atau kata ganti. Kata kerja transitif dapat diubah ke bentuk pasif.
Contoh:
Jadi, kata kerja transitif membutuhkan objek sebagai pelengkap agar artinya dapat dengan mudah
dimengerti dan tentunya make sense.
Lebih mudahnya lagi, kata kerja transitif membantu menjawab kata tanya 'what (apa)' atau 'who
(siapa).'
Seperti dua kalimat di atas, dua kalimat tersebut menjawab kata tanya 'what (apa)' dan 'who (siapa)'.
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek sebagai pelengkap kalimat.
Tidak seperti kata kerja transitif, kata kerja intransitif tidak dapat diubah ke bentuk pasif.
Contoh:
Dia jatuh.
Mereka tertawa.
Kata kerja intransitif dapat diikuti kata keterangan atau frasa preposisional, tetapi tidak dapat diikuti
kata benda.
Penggunaan kata tersebut disesuaikan dengan topik yang diuraikan atau dinarasikan
Contoh penanda urutan waktu seperti misalnya, pertama-tama, lalu, kemudian, ketika akhirnya
selanjutnya dan lain sebagai nya.
Memiliki nama lain narasi non fiksi, ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang
disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh:
Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah
membeli merpati satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpati masih kecil,
usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat, tapi cukup
terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan secara teratur. Sebaiknya
kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk menjaga kesehatan merpati dan tempat
tinggalnya. Terakhir, perhatikanlah gerak-gerik merpati untuk mengantisipasi adanya cacat pada
tubuh merpati.
Nama lain dari narasi fiksi, ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan,
atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan
novel.
Contoh :
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada
tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan
liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah
dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi
dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati
suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang
menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil
air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa
hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling
berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah
kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela
rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
c. Narasi informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
d. Narasi artistik
Narasi artistik adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan
fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
a. Orientation
Orientasi yaitu bagian di mana pengarang melukiskan dunia untuk ceritanya, dibagian inilah
diperkenalkan dimana dan kapan peristiwa terjadi serta para tokoh.
b.Complication
Complication yaitu bagian di mana tokoh utama menghadapi rintangan dalam mencapai cita -
citanya, bagian di mana komplik mulai terjadi.
c. Resolution
Pada bagian ini mempunyai dua kecendrungan, yaitu mengakhiri cerita dengan kebahagiaan (happy
ending) dan atau mengakhiri cerita dengan kesedihan (sad ending), tetapi ada juga teks naratif yang
membiarkan pembaca/ pendengar menebak akhir cerita
d. Ada juga paragraf naratif yang hanya menggunakan konjungsi dan tidak mengikuti struktur di atas.
Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu
kota Provinsi Kalimantan Barat. Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang
merupakan ciri khas Kota Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat.
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang
lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil
tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun
ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu,
bahkan jutaan Rupiah.
Narasi dibagi menjadi 2, yaitu ekspositori (Autoboigrafi dan Biografi) dan narasi Imajinatif.
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung, 24 Oktober 1982. Andrea Hirata sendiri
merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di
sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong.
Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea
sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang
banyak memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian
dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan
nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, masih merasa terbebani
dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun
sejak ia remaja.
Narasi Imajinatif adalah teks yang mengimajinasikan suatu benda seoalah-olah seorang manuasia.
Namaku Edelweiss alias Anaphalis Javanica. Biasanya aku tumbuh di dataran tinggi atau puncak -
puncak gunung. Oleh kalangan Botani, aku sering disebut tanaman sejenis perdu, dan termasuk
anggota famili Compositae atau disebut juga Asteraceae (sambung sambungan). Bungaku kecil
sebesar bunga rumput. Orang lebih mengenalku dengan warna putih daripada warna lainnya.
Hidupku bergerombolan di ujung dahan dengan harum yang khas. (Dikutip dari wacana Namaku
EdelweissTeks narasi atau Paragraf Naratif adalah karangan berbentuk kisahan yang terdiri atas
kumpulan yang disusun secara kronologis (menurut urutan waktu) sehingga menjadi suatu rangkaian
cerita yang lengkap.
Narasi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam sebuah tulisan yang rangkaian
peristiwa dari waktu ke waktu dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir
Sedangkan pengertian teks / paragraf narasi menurut para ahli adalah sebagai berikut:
Widjono (2007 : 175) uraian yang menceritakan sesuatu atau serangkaian kejadian, tindakan ,
keadaan secara berurutan dari permulaan sampai akhir hingga terlihat rangkaian hubungan satu
sama lain. Bahasanya berupa berupa paparan yang gayanya bersifat naratif.
Keraf (2001 : 137) suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian yang seolah-olah
pembaca melihat atau mengalami sendiri peristiwa itu. Oleh sebab itu unsur yang paling penting
dalam sebuah narasi adalaha unsur perbuatan atau tindakan. Apa yang terjadi tidak lain tindak-
tanduk yang dilakukan orang-orang dalam suatu rangkaian waktu. Narasi lebih mengisahkan suatu
kehidupan yang dinamis dalam rangkaian waktu.
Untuk mengenali sebuah teks atau paragraf narasi dan sekaligus untuk referensi membuat karangan
atau teks narasi, maka anda harus mengenal ciri-ciri dari teks narasi.
3. Ada konfiks.
Konfiks adalah imbuhan tunggal yang terjadi dari perpaduan awalan dan akhiran yang membentuk
satu kesatuan. beberapa konfik diantaranya adalah:
Kata ulang atau proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik baik
seluruhnya maupun sebagian. Dalam hal ini ada yang berupa variasi fonem ataupun tidak. Hasil
pengulangan itu disebut kata ulang.
Macam-macam pengulangan :
a. Pengulangan seluruh
Yaitu pengulangan bentuk dasar tanpa perubahan fonem dan tidak berkombinasi dengan proses
pembubuhan afiks, misalnya: Buku : buku- buku
b.Pengulangan sebagian
Dalam golongan ini, bentuk dasar diulang seluruhnya dan berkombinasi dengan proses pembubuhan
afiks , misalnya : menghubung- hubungkan / memata- matai
Suatu bentuk pengulangan terhadap suatu kata yang susunan katanya berubah.
Misalnya : Gerak : gerak- gerik
5. Ada unsur tempat, suasana pelaku dan waktu 6. Menguraikan atau mengisahkan suatu peristiwa 7.
Membangun alur dan mengutamakan faktor kronologis dan waktu
15. Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat
berupa semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
16. Berdasarkan konfiks, karena tanpa konfiks biasanya narasi tidak menarik.
Ada konfliks.
Narasi dibangun oleh sebuah alur cerita. Alur ini tidak akan menarik jika tidak ada konfliks. Selain alur
cerita, konfiks dan susunan kronologis, ciri-ciri narasi lebih lengkap lagi diungkapkan oleh Atar Semi
(2003: 31) sebagai berikut:
Kejadian atau peristiwa yang disampaikan berupa peristiwa yang benar-benar terjadi, dapat berupa
semata-mata imajinasi atau gabungan keduanya.
Ciri yang dikemukakan Keraf memiliki persamaan dengan Atar Semi, bahwa narasi memiliki ciri berisi
suatu cerita, menekankan susunan kronologis atau dari waktu ke waktu dan memiliki konfliks.
Perbedaannya, Keraf lebih memilih ciri yang menonjolkan pelaku.
Kaidah kebahasaan adalah aturan kebahasaan yang digunakan untuk membuat teks narasi, adapun
unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan dari teks / paragraf naratif adalah sebagai berikut:
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) me·ta·fo·ra /métafora/ didefinisikan sebagai
"pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yg sebenarnya, melainkan sebagai lukisan
yang berdasarkan persamaan atau perbandingan.[1] , misal tulang punggung dalam kalimat "pemuda
adalah tulang punggung negara".Metafora adalah majas (gaya bahasa) yg membandingkan sesuatu
dengan yang lain secara langsung. Metafora adalah gaya bahasa perbandingan.
Contoh metafora:
Kata " tulang punggung " dalam kalimat "Pemuda adalah tulang punggung negara".[1]
Metafora digunakan dalam teks narasi dengan tujuan untuk menambah atau membumbui cerita
hingga lebih menarik
Kata kerja transitif adalah kata kerja yang diikuti oleh objek. Objek yang mengikuti bisa kata benda,
frasa, atau kata ganti. Kata kerja transitif dapat diubah ke bentuk pasif.
Contoh:
Jadi, kata kerja transitif membutuhkan objek sebagai pelengkap agar artinya dapat dengan mudah
dimengerti dan tentunya make sense.
Lebih mudahnya lagi, kata kerja transitif membantu menjawab kata tanya 'what (apa)' atau 'who
(siapa).'
Seperti dua kalimat di atas, dua kalimat tersebut menjawab kata tanya 'what (apa)' dan 'who (siapa)'.
Kata kerja intransitif adalah kata kerja yang tidak membutuhkan objek sebagai pelengkap kalimat.
Tidak seperti kata kerja transitif, kata kerja intransitif tidak dapat diubah ke bentuk pasif.
Contoh:
Dia jatuh.
Mereka tertawa.
Anak kecil itu menangis.
Kata kerja intransitif dapat diikuti kata keterangan atau frasa preposisional, tetapi tidak dapat diikuti
kata benda.
Penggunaan kata tersebut disesuaikan dengan topik yang diuraikan atau dinarasikan
Contoh penanda urutan waktu seperti misalnya, pertama-tama, lalu, kemudian, ketika akhirnya
selanjutnya dan lain sebagai nya.
Memiliki nama lain narasi non fiksi, ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang
disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu secara tepat.
Contoh:
Cara merawat dan memelihara merpati tidaklah terlalu sulit. Bagi pemula, langkah pertama adalah
membeli merpati satu pasang di tempat usaha peternakan merpati. Jika merpati masih kecil,
usahakan kandang tidak terlalu terbuka agar suasana dalam kandang cukup hangat, tapi cukup
terang. Selanjutnya, periksalah makanan dan minumannya serta berikan secara teratur. Sebaiknya
kandang merpati dibersihkan secara teratur untuk menjaga kesehatan merpati dan tempat
tinggalnya. Terakhir, perhatikanlah gerak-gerik merpati untuk mengantisipasi adanya cacat pada
tubuh merpati.
Nama lain dari narasi fiksi, ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan, khayalan,
atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan
novel.
Contoh :
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada
tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan
liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah
dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi
dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati
suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang
menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil
air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa
hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling
berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah
kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela
rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
c. Narasi informatif
Narasi informatif adalah narasi yang memiliki sasaran penyampaian informasi secara tepat tentang
suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengetahuan orang tentang kisah seseorang.
d. Narasi artistik
Narasi artistik adalah narasi yang berusaha untuk memberikan suatu maksud tertentu,
menyampaikan suatu amanat terselubung kepada para pembaca atau pendengar sehingga tampak
seolah-olah melihat. Ketentuan ini berkaitan dengan penggunaan bahasa yang logis, berdasarkan
fakta yang ada, tidak memasukan unsur sugestif atau bersifat objektif.
a. Orientation
Orientasi yaitu bagian di mana pengarang melukiskan dunia untuk ceritanya, dibagian inilah
diperkenalkan dimana dan kapan peristiwa terjadi serta para tokoh.
b.Complication
Complication yaitu bagian di mana tokoh utama menghadapi rintangan dalam mencapai cita -
citanya, bagian di mana komplik mulai terjadi.
c. Resolution
Pada bagian ini mempunyai dua kecendrungan, yaitu mengakhiri cerita dengan kebahagiaan (happy
ending) dan atau mengakhiri cerita dengan kesedihan (sad ending), tetapi ada juga teks naratif yang
membiarkan pembaca/ pendengar menebak akhir cerita
d. Ada juga paragraf naratif yang hanya menggunakan konjungsi dan tidak mengikuti struktur di atas.
Rancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur
Bagi peristiwa utama itu ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita
Liburan sekolah beberapa tahun yang lalu, saya dan ibu pergi ke Pontianak. Pontianak merupakan ibu
kota Provinsi Kalimantan Barat. Di Pontianak, banyak sekali keunikan dan tempat menarik yang
merupakan ciri khas Kota Pontianak. Perjalanan kurang lebih 2 jam dengan menggunakan pesawat.
Tempat pertama yang saya kunjungi adalah Sintawang. Waktu tempuh menuju Sintawang kurang
lebih sembilan jam dari Pontianak jika menggunakan mobil. daerah ini terkenal sebagai penghasil
tenun ikat. Motif tenun ikatnya sangat unik dan coraknya sangat khas Kalimantan Barat. Harga tenun
ikat ini tergolong mahal, tergantung motif dan bahannya. Harganya bisa mencapai ratusan ribu,
bahkan jutaan Rupiah.
Narasi dibagi menjadi 2, yaitu ekspositori (Autoboigrafi dan Biografi) dan narasi Imajinatif.
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung, 24 Oktober 1982. Andrea Hirata sendiri
merupakan anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah dan NA Masturah. Ia dilahirkan di
sebuah desa yang termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup terpelosok di pulau Belitong.
Tinggal di sebuah desa dengan segala keterbatasan memang cukup mempengaruhi pribadi Andrea
sedari kecil. Ia mengaku lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di sekelilingnya yang
banyak memperlihatkan keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya bukanlah nama pemberian
dari kedua orang tuanya. Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin. Merasa tak cocok dengan
nama tersebut, Andrea pun menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, masih merasa terbebani
dengan nama itu. Alhasil, ia kembali mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said Harun
sejak ia remaja.
Narasi Imajinatif adalah teks yang mengimajinasikan suatu benda seoalah-olah seorang manuasia.
Namaku Edelweiss alias Anaphalis Javanica. Biasanya aku tumbuh di dataran tinggi atau puncak -
puncak gunung. Oleh kalangan Botani, aku sering disebut tanaman sejenis perdu, dan termasuk
anggota famili Compositae atau disebut juga Asteraceae (sambung sambungan). Bungaku kecil
sebesar bunga rumput. Orang lebih mengenalku dengan warna putih daripada warna lainnya.
Hidupku bergerombolan di ujung dahan dengan harum yang khas. (Dikutip dari wacana Namaku
Edelweiss dalam majalah sabili )
Teks eksposisi memiliki tujuan untuk memaparkan atau menjelaskan sejelas-jelasnya mengenai
sejumlah informasi tertentu kepada para pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka
pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.
Sama seperti teks pada umumnya, teks eksposisi memiliki beberapa ciri-ciri umum teks eksposisi.
Ciri-cici ini digunakan untuk membedakan dan menentukan apakah sebuah teks tergolong dalam teks
eksposisi atau bukan. Ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai berikut: pengetahuan tentang suatu hal
Gaya i mengajak bahasa baku dan disampaikan secara lugas memihak kontritasi dan alat kontribusi
Struktur teks eksposisi umumnya terdiri dari 4 bagian utama yakni pembukaan, isi, argumentasi, dan
penegasan ulang. Adapun penjelasan tentang susunan teks eksposisi adalah sebagai berikut ini:
eksposisi yang pertama merupakan pembukaan atau sering disebut dengan orientasi. Pada bagian ini
kita akan melihat pandangan awal yang ditulis oleh penulis tentang sebuah permasalahan dengan
rangkaian yang sangat relevan.
Isi (Thesis) : Thesis merupakan isi dari teks eksposisi yang berisi tentang kumpulan pendapat orang
lain yang dianggap lebih ahli terkait permasalahan dan pokok bahasan yang tengah dibahas. Untuk
mengidentifikasi struktur teks eksposisi yang satu ini sangat mudah, kita dapat mengidentifikasi
thesis dengan memperhatikan pemilihan katanya. seperti contoh " berdasarkan penuturan " dan lain
sebagainya.
Argumentasi : Argumentasi adalah struktur teks eksposisi yang memuat tentang bukti bukti relevan
yang mendukung thesis atau isi dari teks eksposisi ini. Umumnya argumentasi akan mengandung
fakta fakta relevan yang berkaitan dengan pokok bahasan seperti tanggal, latar, narasumber, dan
penggunaan angka angka yang umumnya bersifat konkrit. ulang memuat kesimpulan yang meliputi
pembukaan, thesis hingga argumentasi yang disampaikan penulis yang tentunya disampaikan dengan
bahasa yang berbeda dan lebih singkat.
Dalam pembahasannya teks eksposisi dibagi menjadi beberapa jenis. Setiap jenis teks eksposisi ini
memiliki pengertian dan penggunaan yang berbeda antara satu sama lain. Secara umum teks
eksposisi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis diantaranya : Menggunakan penggambaran
sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu yang memiliki kesamaan
sifat. Menggunakan frasa penghubung. Memberikan informasi dari suatu kejadian, teks eksposisi ini
sering dijumpai dalam berita atau surat kabar.
Teks Eksposisi Menerangkan ide atau gagasan pada kalimat utama dengan metode perbandingan.
Teks Eksposisi pro tentang panduan atau tata cara membuat sesuatu.
Teks Eksposisi defini tentang pengertian dari suatu obyek. berisi pertentangan antara sesuatu obyek
dengan obyek yang lain. biasa menggunakan frasa penghubung “akan tetapi, meskipun begitu,
sebaliknya.”
Teks Eksposisi analisis : memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi
beberapa sub-bagian, Kemudian melakukan pengembangan secara berurutan.
Tesis :
Setiap wilayah yang sedang melakukan pemilihan umun dalam memilih calon gubernur, maka harus
dilaksanakan secara tegas, ketat serta jujur. Calon gubernur yang baik harus memiliki kriteria agar
tidak melakukan penyimpangan kekuasaan serta menjauhkan wilayah tersebut terhadap masalah
yang cukup besar. Contohnya cagub tidak pernah terlibat dalam masalah pelanggaran HAM maupun
korupsi. Apabila salah satu cagub terlibat masalah tersebut maka cagub dianggap gugur. Hal tersebut
dilakukan agar dapat menjadi calon gubernur yang memiliki jiwa integritas serta tidak dapat
menimbulkan masalah yang terkait. Setiap partai yang mecalonkan pilihannya sebagai cagub selalu
mempunyai prosedur tes kelayakan atau kecocokan. Namun setiap partai tidak memiliki kriteria yang
sama. Walaupun demikian terdapat prinsip umum dalam menyeleksi setiap cagub.
Argumentasi :
Terdapat bukti bahwa banyak parlemen pusat maupun daerah yang melakukan tindakan korupsi.
Setiap parpol berlomba lomba mencari kriteria cagub yang baik dalam pemilihan umum karena
bertujuan untuk mencari jumlah suara yang paling banyak. Hal tersebut dikemukakan oleh Wakil
Sekretarian Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu atau KIPP yang bernama Jojo Rohi.
Penegasan Ulang :
Setiap partai menetapkan kriteria standar yang jelas serta tegas mengenai siapa saja yang layak
menjadi calon gubernur untuk memimpin wilayahnya masing masing. Dalam menetapkan cagub
terdapat kriteria utama yang harus dilakukan yaitu anti korupsi. Apabila salah satu cagub pernah
terlibat masalah korupsi maka calon gubernur tersebut dianggap gugur dan tidak boleh diikutkan
kembali. Cagub tersebut juga harus memperhatikan kriteria bakal caleg yang baik serta moralitas
yang baik pula. Untuk bakal cagub yang baik maka cagub tersebut tidak pernah melakukan poligami.
Namun masalah mengenai pelanggaran HAM masih belum bisa diatasi. Maka dari itu bakal calon
cagub yang baik tidak boleh terlibat dengan pelanggaran HAM.
Tesis :
Tanaman obat sambiloto suduh populer sejak zaman nenek moyang terdahulu. Tanaman obat
sambiloto ini memiliki khasiat untuk menyembuhkan luka serta dapat bermanfaat untuk kesehatan
tubuh juga.
Argumetasi :
Dengan banyaknya khasiat yang terkandung dalam tanaman ini maka banyak sekali produk komersial
yang dapat dihasilkan. Namun tidak banyak pula orang yang mengetahuinya. Menurut beberapa
peneliti banyak sekali khasiat yang terkandung dalam tanaman obat sambiloto ini. Manfaat tanaman
sambiloto ini meliputi :
Tanaman obat sambiloto terdapat bagian yang dapat dimanfaatkan untuk penyembuhan luka. Hal
tersebut dibuktikan dengan cepatnya penyebuhan luka akibat terbakar maupun cedera.
Tanaman oba dapat menyembuhkan penyakit panas karena mengandung antiperetika bahkan dapat
pula mengobati tekanan darah tinggi.
Jenis tanaman bermanfaat untuk mencegah penyakit kanker seperti jenis penyakit trofoblas maupun
tumor paru.
Tanaman oba dapat mengbati beberapa penyakit seperti diare, malaria, gatal gatal, sakit perut,
disentri basiler, tifoid dan sebagainya.
Penegasan Ulang :
Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tanaman obat sambiloto tidak hanya
menyembuhkan luka tetapi dapat bermanfaat untuk kesehatan tubuh manusia. Tidak ada efek
samping yang ditimbulkan akibat tanaman ini karena bersifat alami. Tanpa anda ketahui bahwa alam
menyediakan kebutuhan obat yang diperlukan oleh tubuh.
Tesis
Ekonomi Rakyat merupakan istilah untuk “kegiatann ekonomi rakyat banyak ”. Jika dikaitkann dengan
kegiatan pertanian, makaa yg dimaksut dengan kegiatan ekonomi rakyat tersebut ialah kegiatan
pertaniann, maka yang dimaksud dengann kegiatan ekonomi rakyatt adalah kegiatan ekonomii petani
atau peternakan atau nelayan kecill, petani gurem, nelayann tanpa perahu, petani tanpa tanah dan
lain sebagainya; dan bukan peternak besar, MNC pertanian, perkebunann dan sejenisnya.
Argumentasi
Perspektiff lain dari ekonomi rakyat sendiri dapat pula dilihat dengan menggunakan perspektif
jargonn:”ekonomi darii rakyat, olehh rakyat, dan untukk rakyat”
“Dari rakyat”, memiliki arti bahwa kegiatan ekonomi berkaitan dengan penguasaan rakyatt dan
aksesibilitass rakyat terhadapp sumber daya ekonomi itu sendiri. Rakyat menguasaii dan mempunyai
hak atas sumberr daya untuk mendukungg kegiatan produktiff dan konsumtifnya.
“Oleh Rakyat”, adalah proses produksii dan konsumsi dilakukann dan diputuskann oleh rakyat. Rakyat
memiliki hakk atas pengelolaann proses produktiff dan konsumtiff tersebut. Berkaitann dengann
sumberdaya (produktiff dan konsumtif), rakyat mempunyaii alternatif untuk memilihh dan
menentuukan sistemm pemanfaatan, seperti berapa banyakk jumlah yang harus dimanfaatkann,
siapa yang memanfaatkanya, bagaimana proses pemanfaatan, bagaimanaa menjaga kelestarian bagii
proses pemanfaatan secara berkala, dan lain sebagainya.
“Untuk rakyat”, artinya rakyatt banyak merupakan ‘beneficiaries' utama darii setiapp kegiatann
produksi dan konsumsii. Rakyat menerimaa manfaat, dan indikator dari manfaat yang paling utama
adalahh kepentingan rakyatt.
Penegasan Ulang
Dalam hal inii butuh pulaa dikemukakann bahwa ekonomi rakyat bisa berkaitan dengan siapa saja,
dalam artii bahwa kegiatan transaksii bisa dilakukan jugaa dengan “non ekonomi rakyat”. Juga takk
ada pembatasan mengenai suatu besaran, jenis produkk, permodalan, sifat usaha dan lain
sebagainya. Ekonomii rakyat tidak ekslusif tetapii inklusif dan bersifat terbuka. Kendati demikian, sifat
fundamentall diatas telah pulaa menciptakan suatuu sistem ekonomi yangg terdiri dari pelakuu
ekonomii, norma, kesepakatan dan mekanismee transaksi, yang umumnyaa telah memfasilitasii
ekonomii rakyatt untuk bisa bertahann hidup dan berkembangg sejalan dengan perkembangan sosial
ekonomi masyarakatnnyaa.
Itulah materi tentang Pengertian, Jenis, Struktur, Dan Contoh Teks Eksposisi yang dapat kita pelajari.
Perlu diingat bahwa teks eksposisi merupakan teks yang bersifat memaparkan suatu kejadian secara
jelas sejelas-jelasnya. Contoh teks eksposisi sendiri terdapat banyak dan seringkali berada disekitar
kita tanpa kita sadari.
Untuk memahami pengertian dari teks deskripsi, alangkah baiknya kita memahami apa itu deskripsi?.
Deskripsi adalah menguraikan atau melukiskan (wiyanto: 2014).
Kata deskripsi berasal dari bahasa latin discribere yang berarti gambaran, perincian, atau
pembeberan. Deskripsi adalah karangan yang menggambarkan suatu objek berdasarkan hasil
pengamatan, perasaan dan pengalaman penulisnya.
Tujuannya adalah pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan,
dan pengalaman penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami
sendiri obyek tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek
dengan kesan, fakta, dan citraan.
Tulisan yang bisa melukiskan sebuah kisah dengan tujuan untuk mengajak pembaca memahami
merasakan dan menikmati objek yang dibicarakan seperti suasana hati, orang aktivitas dan
sebagainya (Tarigan : 1994)
Deskripsi juga bisa didefinisikan sebagai suatu wacana yang berusaha menyajikan suatu hal atau
objek pembicaraan yang seakan-akan para pembaca melihat sendiri objek tersebut se olah-olah
berada di depan mata para pembaca (Keraf : 1995)
Tujuan teks deskripsi adalah membuat pembaca seakan-akan berada di tempat kejadian, ikut
merasakan, mengalami, melihat dan mendengar mengenai satu peristiwa atau adegan.
Pembaca memperoleh kesan atau citraan sesuai dengan pengamatan, perasaan, dan pengalaman
penulis sehingga seolah-olah pembaca yang melihat, merasakan, dan mengalami sendiri obyek
tersebut. Untuk mencapai kesan yang sempurna, penulis deskripsi merinci objek dengan kesan, fakta,
dan citraan.
Seperti teks yang lain untuk mengenali sebuah teks deskripsi dan juga bisa membuat paragraf
deskripsi maka langkah yang harus diketahui adalah ciri-ciri teks tersebut.
Adapun ciri-ciri dari teks deskripsi secara umum adalah sebagai berikut:
4. Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu objek secara
terperinci
1. Deskripsi Spasial ( Paragraf ini menggambarkan objek kasus ruangan, benda, atau tempat )
Paragraf deskripsi spatial adalah paragraf yang topiknya berupa ruang atau tempat. Paragraf ini
mendeskripsikan suatu ruang atau tempat dengan sangat jelas kepada para pembacanya.
Objektif bermakna apa adanya atau sesuai dengan kenyataan. Oleh karena itu, paragraf ini
menggambarkan suatu objek dengan sesuai kenyataan tanpa adanya opini atau kesan pribadi
seorang penulis.
3. Deskripsi subjektif ( Menggambarkan objek seperti tafsiran atau kesan perasaan penulis )
Paragraf Deskripsi Subjektif Berbeda dengan paragraf deskripsi objektif, paragraf ini menggambarkan
suatu objek berdasarkan apa yang dirasakan, dilihat oleh penulis itu sendiri. Dengan kata lain, penulis
menuangkan opini-opini pribadi tentang keadaan suatu benda atau objek tersebut.
1. Deskripsi umum Pada bagan deskripsi umum dijelaskan tentang definisi/identitas objek yang
dideskrpsikan).
2. Deskripsi bagian Pada bagian deskripsi bagian dijelaskan pengklasifikasian objek yang
dideskripsikan. Pengklasifikasian dijelaskan secara lebih rinci dengang memberikan gambaran-
gambaran yang jelas.
Macam-Macam Paragraf Deskripsi Secara umum, paragraf deskripsi dibedakan atas dua macam,
yaitu :
a. Deskripsi Imajinatif/Impresionis
Deskripsi imajinatif atau impresionis adalah paragraf yang melukiskan ruang atau tempat
berlangsungnya suatu peristiwa. Pelukisannya harus dilihat dari berbagai segi agar ruang tersebut
tergambar dengan jelas dalam pikiran dan perasaan pembaca.
Contoh :
Malam gelap gulita di hulu sungai Brantas. Sebentar-sebentar hiruk pikuk yang tiada berketentuan
itu menjadi satu dengan gegap gempita yang mendasyatkan dan mengecilkan hati, pertanda seorang
raja rimba alam jatuh ke tanah untuk selama-lamanya. Ramai peperangan di rimba itu dan rupanya
tak akan berhenti. Tak ada kasihan- mengasihani, yang rebah tinggal rebah, tak akan ada yang
mengangkatnya. Sekali-kali terang cuaca hutan belantara itu, seperti diserang api. Tetapi kenyataanya
dalam sekejap mata hilangnya cahaya yang berani menyerbukan dirinya ke tengah peperangan itu,
dimusnakan oleh musuh lamanya “raja gulita”.
b. Deskripsi faktual/ekspositoris
Deskripsi faktual/ekspositoris adalah paragraf yang menggambarkan suatu hal atau orang dengan
mengungkapkan identitasnya secara apa adanya sehingga pembaca dapat membayangkan
keadaannya.
Agar suatu objek mampu membangkitkan daya khayal pada diri pembaca, penulis harus
melukiskannya dari berbagai sudut pandang.
Semakin rinci penulisannya, semakin jelas tergambar dalam bayangan pembaca. Apabila objek yang
dilukiskan itu adalah seseorang, perinciannya dapat dilakukan terhadap aspek fisik maupun aspek
rohaninya. Aspek rohani meliputi perasaan, watak, bakat, peranannya dalam suatu bidang kerja, dan
sebagainya.
Contoh :
Di sudut dekat pintu duduk seorang laki-laki. Namanya Paijo. Dia memakai celana pendek dan baju
kaos yang telah sobek-sobek, yang melukiskan kemelaratan dan kemiskinan yang sehari- hari
dideritanya. Pada dadanya yang bidang dan berisi, lengannya yang kukuh penuh urat dapat dilihat
betapa berat pekerjaan sehari-harinya. Air mukanya yang keruh, pipinya yang kempis, dan matanya
yang cekung menyatakan bahwa jalan hidup yang telah ditempuhnya penuh rintangan dan duri.
Unsur kebahasaan atau kaidah kebahasaan yang dilibatkan dalam teks deskripsi yaitu:
1. Rujukan Kata
Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata
berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)
2. Kata berimbuhan
Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat awalan (prefiks),akhiran (sufiks), dan sisipan
(infiks), contohnya:
penari (tari),
berjumlah (jumlah).
menyanyikan (nyanyi)
berbahasa (bahasa)
bercampur (campur)
menari (tari)
Kata hubung (konjungsi) adalah kata yang digunakan sebagai penghubung antar kata, frasa, klausa,
atau kalimat.
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.
Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.
Jenis Konjungsi
a. Konjungsi Intrakalimat :
Konjungsi intrakalimat yaitu konjungsi yang digunakan dalam satu kalimat. Contoh: dan, juga
(bermakna penambahan), atau (bermakna pilihan), tetapi (bermakna ), karena, sehingga (bermakna
sebab-akibat), lalu, kemudian (bermakna kelanjutan).
Pada awalnya Tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan (dakwah) dan
ditarikan oleh laki- laki.
Kalimat di atas menggunakan kata hubung (konjungsi) intra kalimat “dan” yang bermakna
penamabahan.
Contoh: meskipun demikian, dengan demikian, oleh sebab itu, oleh karena itu, akhirnya, selanjutnya,
lalu, kemudian.
Contoh penggunaan konjungsi akan tetapi dan oleh karena itu antar kalimat :
Ki Hajar Dewantara berasal dari keluarga keraton Jogjakarta. Akan tetapi, ia begitu dekat dengan
rakyatnya.
Novita ingin mendapatkan beasiswa prestasi untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Oleh karena itu,
ia selalu giat belajar
Kelompok kata atau frasa yaitu kumpulan kata 2 kata atau lebih yang tersusun dari kata bermakna
dan membentuk arti kata baru.
5.Katabaku dan tidak baku Kata baku adalah kata yang sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia.Sumber utama yang telah ditentukan dalam pemakaian bahasa baku yaitu Kamus Besar
Bahasa Indonesia(KBBI). Kata baku umumnya digunakan dalam kalimat resmi( lisan dan tertulis)
sedangkan non-baku atau tidak baku sebaliknya.
Contoh Kumpulan Kata Baku dan Tidak Baku Dalam Bahasa Indonesia
1. telur – telor
2. jadwal – jadual
3. rezim – rejim
4. negeri – negri
5. hierarki – hirarki
6. bus – bis
7. jenazah – jenasah
8. anugerah – anugrah
9. karier – karir
Teks deskripsi juga tidak lepas dari penggunaan huruf kapital dan tanda baca
Saya mempunyai seekor binatang peliharaan, yaitu kucing. Kucing itu saya beri nama Pussy. Dia
kucing yang lucu dan manis. Matanya berwarna kuning dan bulunya berwarna putih kecoklat -
coklatan. Dia senang sekali tidur di atas bantal kesayanganku. Terkadang, ia juga suka tidur di
pangkuanku saat aku sedang mengerjakan PR atau menonton televisi. Saya sangat menyayanginya
karena kucing itu pemberian dari ayah sebagai hadiah ulang tahunku yang ke-8.
Siang itu aku sedang berada di sebuah perpustakaan umum. Perpustakaan itu cukup luas dan
nyaman. Perpustakaan itu juga bersih dan tidak ada sampah yang berserakan di luarnya.....
Penjaga perpustakaannya seorang wanita yang mempunyai suara yang lembut dan berambut
panjang. Dia juga baik dan ramah terhadap semua pengunjung......
Siang itu tidak terlalu banyak pengunjung, sehingga perpustakaan itu sepi. Mungkin karena cuaca
yang panas dan masih jam sekolah sehingga perpustakaan itu sepi pengunjung......
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses ‘mengapa’ dan ‘bagaiman’ kejadian-kejadia
alam, sosial, ilmu pengetahuan, budaya, dan lainnya dapat terjadi. Suatu kejadian baik kejadian alam
maupun kejadian seosial yang terjadi di sekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat dan
memiliki proses. Suatu kejadian yang terjadi di sekitar kita, tidak hanya untuk kita amati dan rasakan
saja, tetapi juga untuk kita pelajari. Kita dapat mempelajari kejadian tersebut, misalnya dari segi
mengapa dan bagaimana bisa terjadi.
Teks eksplanasi memiliki memiliki struktur yang terdiri dari pernyataan umum, dilanjutkan dengan
urutan sebab akibat, dan diakhiri dengan interpretasi. Untuk lebih memahami lagi mengenai struktur
tersebut silahkan disimak dibawah ini.
1. Pernyataan umum, berisi statemen atau penyataan umum tentang suatu topik yang akan
dijelaskan proses keberadaanya, proses terjadinya, atau proses terbentuknya.
2. Urutan Sebab Akibat , berisikan tentang detail penjelasan proses keberadaan atau proses
terjadinya yang disajikan secara urut atau bertahap dari yang paling awal hingga yang paling akhir.
3. Interpretasi, berisi tentang kesimpulan atau pernyataan tentang topik atau proses yang dijelaskan.
Teks eksplanasi memiliki 3 ciri-ciri yang dapat memudahkan kita untuk membedakan antara teks
eksplanasi dengan teks yang lainnya. Berikut akan saya jelaskan 3 ciri-ciri teks eksplanasi.
1. Strukturnya terdiri dari penyataan umum, urutan sebab akibat, dan interpretasi seperti yang telah
saya jelaskan diatas tadi.
3. Faktualnya itu memuat informasi yang bersifat ilmiah atau keilmuan seperti sains dan yang lainnya.
1. Fokus pada hal umum (generic), bukan partisipan manusia (nonhuman participants), misalnya
gempa bumi, banjir, hujan, dan udara.
3. Lebih banyak menggunakan kata kerja material dan relasional (kata kerja aktif).
4. Menggunakan konjungsi waktu dan kausal, misalnya jika, bila, sehingga, sebelum, pertama, dan
kemudian.
6. Eksplanasi ditulis untuk membuat justifikasi bahwa sesuatu yang diterangkan secara kausal itu
benar adanya.
Pengangguran
Pengangguran merupakan salah satu fenomena sosial yang berkaitan dengan aspek ketenagakerjaan
yang menjadi masalah di masyarakat. Seperti sebuah penyakit, yang secara kronik menyerang segi
kehidupan bermasyarakat. Sudah banyak formula penanganan yang diambil, namun permasalahan
ini belum juga tuntas. Bukan hanya di Indonesia, permasalahan pengangguran ini ditemukan
dihampir semua negara. Setiap pemerintahan di dunia, menjadikan masalah penggangguran menjadi
agenda utama. Secara umum, banyak yang mengartikan bahwa pengangguran adalah orang dewasa
yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, atau tidak memiliki pekerjaan secara formal dan tidak
mendapatkan penghasilan. Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) secara spesifik memberikan definisi
tentang pengangguran yaitu; orang-orang yang bekerja kurang dari 1 jam setiap minggu.
Ada beberapa faktor yang sangat mendasar yang menjadi penyebab terjadinya pengangguran.
Pengangguran biasanya terjadi karena adanya kesenjangan antara pencari kerja dan kesempatan
kerja. Pangangguran juga dapat sebabkan oleh adanya perubahan struktural dalam perekonomian.
Perubahan ini menimbulkan kebutuhan terhadap tenaga kerja dengan jenis atau tingkat
keterampilan yang berbeda. Sehingga, kualifikasi yang dimiliki oleh pencari kerja tidak sesuai dengan
tuntutan yang ada. Dan yang sering juga terjadi adalah pengangguran yang disebabkan oleh
pemutusan hubungan kerja terhadap karyawan dan buruh.
Akibat terjadinya pengangguran, yaitu menimbulkan berbagai persoalan ekonomi dan sosial bagi
yang mengalaminya. Orang yang tidak mempunyai mata pencaharian juga tidak mendapat
penghasilan, dan yang tidak berpenghasilan tidak dapat membelanjakan uang untuk membeli barang
kebutuhan hidup. Bila jumlah penganggur banyak pasti, akan timbul kekacauan sosial, jumlah
gelandangan meningkat pesat, selanjutnya berpotensi menimbulkan kriminal.
Dari seluruh uraian di atas, maka sudah jelas bahwa pengangguran adalah masalah besar yang harus
segera dicarikan solusi. Langkah nyata yang dapat ditempuh adalah dengan memperbaiki kondisi
lapangan kerja. Dengan semakin baiknya kondisi lapangan kerja, kekerasan sosial akibat
pengangguran bisa dikurangi atau diatasi. Disamping itu, memperbaiki komposisi lulusan sarjana
yang dihasilkan dan disesuaikan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Langkah yang lebih baik lagi
adalah jika kita mampu memberikan keterampilan yang memadai untuk mereka usia kerja sehingga
dapat menciptakan lapangan kerja sendiri. Semua langkah ini harus segera kita ambil agar masalah
pengangguran segera terselesaikan.
PENGERTIAN CAERPEN
Pengertian Cerpen adalah karangan pendek yang berbentuk prosa, yang mengisahkan sepenggal
kehidupan tokoh yang penuh pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta
mengandung pesan yang tidak mudah dilupakan.
Sedangkan Pengertian Cerpen Menurut Ahli, Jakob Sumardjo (2004: 10) : Cerita pendek adalah cerita
atau narasi (bukan analisa argumentatif) yang fiktif (tidak benar- benar terjadi tapi bisa terjadi kapan
saja dan di mana saja) serta relatif pendek. Dan cerita fiktif yang pendek berdasarkan realitas
tersebut hanya mengandung satu kejadian untuk satu efek bagi pembaca.
Dan menurut wikipedia Cerita pendek atau sering disingkat sebagai cerpen adalah suatu bentuk
prosa naratif fiktif. Cerita pendek cenderung padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan karya-
karya fiksi lain yang lebih panjang, seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel. Karena
singkatnya, cerita-cerita pendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra seperti tokoh, plot,
tema, bahasa dan insight secara lebih luas dibandingkan dengan fiksi yang lebih panjang. Ceritanya
bisa dalam berbagai jenis.
Cerita pendek berasal dari anekdot , sebuah situasi yang digambarkan singkat yang dengan cepat tiba
pada tujuannya, dengan paralel pada tradisi penceritaan lisan. Dengan munculnya novel yang
realistis, cerita pendek berkembang sebagai sebuah miniatur, dengan contoh-contoh dalam cerita-
cerita karya E.T.A. Hoffmann dan Anton Chekhov.
Untuk membedakan Cerita Pendek (cerpen) dengan novel atau teks lainnya maka kita perlu
mengetahui ciri-cirinya, sehingga berdasarkan ciri-ciri tersebut maka kita akan lebih mudah
menganalisa sebuah teks untuk membedaakan apakah teks itu cerpen atau bukan, bahkan kita juga
akan lebih mudah memproduksi teks cerita pendek, yang koheren sesuai dengan karakteristik teks
yang akan dibuat
2. Ceritanya singkat, pendek, padat, dan berarti dan lebih pendek daripada novel.
12. Menceritakan satu kejadian dari terjadinya perkembangan jiwa dan krisis
Cerpen juga karakteristiknya dapat dikenal dari bahasa yang digunakan di dalamnya, ciri bahasa dari
cerpen adalah sebagai berikut:
1. Memuat kata sifat yang mendeskripsikan pelaku seperti penampilan fisik juga kepribadian tokoh
yang diceritakan dalam cerpen, seperti misalnya sosoknya tinggi atau perawakannya gagah,
rambutnya beruban dan sifat tokoh lainnya.
2. Memuat kata keterangan untuk mendeskripsikan latar waktu tempat dan suasana, sebagai contoh
misalnya: di pagi hari yang cerah, di kebun bambu yang rimbun dengan dedaunan dan lain
sebagainya.
3. Menggunakan kalimat langsung dan juga tidak langsung untuk penulisan dalam percakapan di
dalam cerpen
4. Bisa menggunakan gaya bahasa yang bersifat konotasi seperti misalnya : pucuk langit,
memanggang bus, bajing loncat dan mulut terminal.
Untuk lebih memahami isi sebuah cerpen maka kita perlu mengetahui struktur isi yang biasa
dilibatkan dalam sebuah cerpen, sebagai berikut:
1. ABSTRAK: ringkasan/inti cerita, dalam cerpen abstrak ini sifatnya opsional boleh di libatkan atau
tidak, tidak jadi masalah
2. ORIENTASI : pengenalan latar cerita atau bagian pendahuluan dalam sebuah cerita, baik
pengenalan sifat tokoh tempat terjadinya peristiwa dalam cerita, maupun pengenalan suasana dalam
cerita.
3. KOMPLIKASI: bagian yang memuat masalah konflik dalam cerita, masalah mulai timbul karena
sebab-akibat rangkaian peristiwa, kemudian sampai pada klimaks
4. EVALUASI : penurunan masalah yaitu struktur konflik yang terjadi yang mengarah pada klimaks
mulai mendapatkan penyelesaian dari konflik tersebut.
5. RESOLUSI: penyelesaian masalah yaitu struktur teks yang mengungkapkan solusi yang dialami
tokoh atau pelaku.
6. KODA : pelajaran yang bisa dipetik dari cerita oleh si pembaca, koda ini sifatnya opsional boleh
dilibatkan atau pun tidak
Unsur Intrinsik adalah suatu unsur yang menyusun suatu karya sastra dari dalam yang mewujudkan
struktur sebuah karya sastra. sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada diluar karya
sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra.
Jadi secara singkat unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam teks cerpen sedangkan unsur
ektrinsik adalah unsur yang terdapat diluar teks cerpen.
Unsur intrinsik yang menyusun suatu cerpen terdiri dari tema cerita, alur cerita atau plot, latar,
penokohan dan sudut pandang, secara lengkap dan dijelaskan sebagai berikut:
Tema cerita
Tema biasanya dalam karya sastra berisfat mengikat dan merupakan Tema merupakan suatu gagasan
pokok atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya dalam membuat suatu tulisan, Tema disaring
dari motif- motif yang terdapat dalam karya yang bersangkutan yang menentukan hadirnya
peristiwa-peristiwa, konflik, dan situasi tertentu.
Plot atau alur adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai urutan bagian-
bagian dalam keseluruhan fiksi. Dengan demikian, plot merupakan perpaduan unsur-unsur yang
membangun cerita sehingga menjadi kerangka utama cerita. Plot biasanya berisi urutan kejadian,
namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab-akibat, peristiwa yang disebabkan atau
menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain.
Penokohan
Dalam sebuah cerita pendek sering melibatkan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak
dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian
yang hampir sama. Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh-tokoh dalam
cerita. Sementara tokoh adalah orang/pelaku yang berperan dalam cerita
Penokohan sekaligus mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana
penempatan dan pelukisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang
jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menunjuk pada teknik perwujudan dan pengembangan
tokoh dalam sebuah cerita.
Latar
Sebuah cerita pada hakikatnya ialah peristiwa atau kejadian yang menimpa atau dilakukan oleh satu
atau beberapa orang tokoh pada suatu waktu tertentu dan pada tempat tertentu. Lantas apa itu latar
di dalam cerpen ?,
Latar adalah keterangan mengenai ruang, waktu serta suasana terjadinya peristiwa-peristiwa
didalam suatu karya sastra. Atau definisi latar yang lainnya adalah unsur intrinsik pada karya sastra
yang meliputi ruang, waktu serta suasana yang terjadi pada suatu peristiwa didalam karya sastra
seperti misalnya:
1. Latar Tempat, Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam
sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat dengan nama
tertentu serta inisial tertentu.
2. Latar Waktu, Latar waktu berhubungan dengan masalah ” kapan ” terjadinya peristiwa-peristiwa
yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah ”kapan” teersebut biasanya dihubungkan dengan
waktu
3. Latar Sosial, Latar sosial mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku sosial
masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat
mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang cukup kompleks serta dapat berupa kebiasaan
hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap. Selain itu latar
sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan.
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya terhadap cerita atau dari sudut mana
pengarang memandang ceritanya. Berikut ini beberapa sudut pandang yang dapat digunakan
pengarang dalam bercerita:
a. Sudut pandang orang pertama , sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti aku atau
saya. Dalam hal ini pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita dan bertindak sebagai tokoh cerita.
b. Sudut pandang orang ketiga , sudut pandang ini biasanya menggunakan kata ganti orang ketiga
seperti dia, ia atau nama orang yang dijadikan sebagai titik berat cerita.
c. Sudut pandang pengamat serba tahu , Dalam hal ini pengarang bertindak seolah-olah mengetahui
segala peristiwa yang dialami tokoh dan tingkah laku tokoh.
d. Sudut pandang campuran , (sudut pandang orang pertama dan pengamat serba tahu). Pengarang
mula-mula menggunakan sudut pandang orang pertama. Selanjutnya serba tahu dan bagian akhir
kembali ke orang pertama.
Selain unsur intrinsik di dalam sebuah cerpen juga terdapat unsur ektrinsik atau unsur -unsur yang
berada diluar karya sastra yang dapat dijadikan pembentuk sebuah karya sastra, biasanya selalu
menyangkut sebuah latar belakang, meliputi latar belakang masyarakat, nilai-nilai yang terkandung di
dalam cerpen itu sendiri dan juga latar belakang masyarakat.
Untur ektrinsik sebuah cerpen secara lengkap adalah sebagai berikut:
Latar belakang masyarakat merupakan unsur yang mempengaruhi cerpen berupa faktor-faktor di
dalam lingkungan masyarakat dimana penulis berada sehingga berpengaruh terhadap penulis itu
sendiri.
Diantara latar belakang yang mempengaruhi penulis dalam menulis cerpen adalah;
1. Ideologi suatu negara , konsisi ideologi suatu negara sangat mempengarui hasil karya sastra,
diantaranya cerpen. Setiap negara yang mempunyai ideologi yang berbeda akan melahirkan hasil
karya sastra yang berbeda pula.
2. Kondisi politik suatu negara , konsisi politik suatu negara atau wilayah akan sangat mempengaruhi
hasil sebuah karya sastra, semisal cerpen. Misalnya, pergolakan konsisi polikit dalam suatu waktu
akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra.
3. Kondisi ekonomi suatu negara , kondisi perekonomian sebuah bangsa atau negara juga akan ikut
berpengaruh terhadap hasil dari sebuah karya sastra termasuk karya sastra cerpen.
4. Konsisi sosial suatu negara , Selain kondisi ideologi, politik dan perekonomian suatu negara, kondisi
sosial juga akan mempengaruhi hasil sebuah karya sastra.
Latar belakang penulis adalah faktor-faktor yang terdapat dari dalam diri pengarang itu sendiri yang
memotivasi atau mempengaruhi penulis dalam menulis sebuah cerpen. Latar belakang penulis terdiri
dari beberapa faktor, antara lain:
1. Aliran sastra penulis, aliran sastra merupakan agama bagi seorang penulis dan setiap penulis
memiliki aliran sastra yng berbeda-beda. Hal ini sangat berpengaruh jug terhadap gaya penulisan dan
genre cerita yang biasa diusung oleh sang penulis di dalam karya-karyanya.
2. Riwayat hidup sang penulis, Riwayat hidup sang penulis berisi tentang biografi sang penulis secara
keseluruhan. Faktor ini akan mempengaruhi jalan pikir penulis atau sudut pandang mereka tentang
suatu cerpen yang dihasilkan dari pengalaman-pengalaman hidup mereka. Kadang-kadang faktor ini
mempengaruhi gaya bahasa dan genre khusus seorang penulis cerpen.
3. Kondisi psikologis , Kondisi psikologis merupakan mood atau motivasi seorang penulis ketika
menulis cerita. Mood atau psikologis seorang penulis ikut mempengaruhi apa yang ada di dalam
cerita mereka, misalnya jika mereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita
sedih atau gembira pula.
Unsur ektrinsik yang ke 3 yang terdapat di dalam sebuah cerpen adalah nilai-nilai yang terkandung di
dalam cerpen itu sendiri yang meliputi:
1. Nilai moral , Nilai moral adalah nilai-nilai yang terkandung di dalam cerita dan berkaitan dengan
akhlak atau etika yang berlaku di dalam masyarakat. Di dalam suatu cerpen, nilai moral bisa menjadi
suatu nilai yang baik maupun nilai yang buruk.
2. Nilai budaya , Nilai budaya adalah nilai-nilai yang berkenaan dengan nilai-nilai kebiasaan, tradisi,
adat istiadat yang berlaku.
3. Nilai agama , Nilai agama adalah hal-hal yang bisa dijadikan pelajaran yang terkandung di dalam
cerpen yang berkaitan dengan ajaran agama.
4. Nilai sosial , Nilai sosial adalah nilai yang bisa dipetik dari interaksi-interaksi tokoh-tokoh yang ada
di dalam cerpen dengan tokoh lain, lingkungan dan masyarakat sekitar tokoh.
Agar anda mampu memproduksi sebuah cerpen maka anda harus menggunakan pendekatan khusus
berupa langkah-langkah dalam menulis cerpen, sebagai berikut:
Menentukan latar,tokoh,konflik dan sudut pandang dalam cerpen yang akan ditulis berdasarkan hasil
observasi yang telah dilakukan.
3. Menyusun peristiwa-peristiwa
Menyusun peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan dalam rangkaian alur yang dimainkan dalam
latar tertentu. Peristiwa-peristiwa tersebut memuat konflik yang dialami oleh tokoh dalam cerpen.
4. Memilih kata-kata
Mengembangkan peristiwa menjadi cerpen dengan pilihan kata yang menarik. Pilihan kata yang
digunakan dapat menggunakan kata-kata dari bahasa daerah, bahasa asing , dan bahasa gaya remaja.
Contoh cerpen
Cuaca di Kyoto sangat bersahabat siang ini, aku memutuskan untuk berjalan-jalan di taman. Sambil
menggenggam buku harian kesayanganku, aku memandangi foto mereka di bawah pohon sakura
yang sedang bermekaran. Ah, aku rindu mereka hingga tak sadar air mata ini mulai mengalir.
Dahulu, aku dikenal sebagai sosok yang sangat pendiam, entah di sekolah, di tempat les, di tempat
mengaji, pokoknya selain di rumah, orang-orang mengenalku sebagai anak perempuan yang sulit
bergaul. Bukan hanya sulit bergaul, bahkan untuk berbicara pun menjadi suatu hal yang sangat sulit
untukku.
“Ajda… nama kamu bagus banget ya! Tapi kok nggak sama kaya orangnya sih? Hahaha” Fino dan
kawan-kawannya berulah lagi hari ini. Aku hanya bisa mengelus dada, hal ini sudah tak begitu
menyakitkan untukku. Hari kemarin, aku terkena lemparan bola mereka yang penuh dengan tanah
hingga seragam putih biruku ternodai sejak pukul 7 pagi. Hari kemarinnya lagi, tas coklat
kesayanganku penuh dengan coretan spidol merah. Hari kemarin-kemarinnya lagi bahkan aku
dimarahi karena tertawa, mereka bilang aku tak boleh tertawa karena gigiku tak enak dipandang.
Konyol bukan?
Begitulah kehidupanku di masa putih biru. Aku selalu datang paling pagi dan juga pulang paling awal
karena aku takut jadi bahan olokan mereka jika terlalu lama ada di sekolah. Aku juga tak pernah jajan
di kantin, karena biasanya ketika aku meninggalkan kelas, barang-barangku di kelas sudah tak utuh
lagi. Maka jadilah aku si anak kuper yang tertekan dan tak punya teman. Tak terhitung berapa kali
aku menangis di rumah dalam seminggu. Emosiku tidak stabil, aku mudah marah dan menyalahkan
orang lain.
“Allah.. tolong beri aku satu sahabat. Satu saja, aku mohon” ucapku dalam sujudku. Rasa-rasanya aku
sudah lupa bagaimana rasanya memiliki impian dalam hidup. Setiap hari, aku hanya merasa hidup
ketika aku tidak bertemu dengan Fino dan kawan-kawannya. Aku lelah menjalani hidup seperti ini.
Wali kelasku sudah beberapa kali meminta orang tuaku datang ke sekolah untuk membicarakan
tentangku. Sebegitu mengkhawatirkankah diriku?
Saat itu aku sudah putus asa. Aku memutuskan untuk mencari SMA sejauh-jauhnya dari kotaku. Aku
ingin menjadi Ajda yang baru tanpa bayangan dari masa laluku. Aku mulai mempersiapkan keperluan
untuk pendaftaran, aku sungguh sungguh sudah siap untuk menjalani hidup yang baru.
Aku gagal di seleksi tahap akhir karena nilai matematika yang kurang 0,5 poin. Aku gagal menjauhi
mereka yang selalu menggangguku. Aku menangis semalaman.
“Hai, kamu Ajda kan? Kenalin aku Irma teman sebangkunya Dwi. Kamu temannya Dwi kan?” Aku
memandangi orang yang menyebut dirinya Irma ini dengan tatapan terkejut. Jarang sekali ada orang
yang menyapaku terlebih dahulu, apalagi satu paket dengan wajah riangnya.
“Ajda diajak siapa untuk gabung di Rohis ini? Kayanya rohis ini seru ya, kakak-kakaknya ramah banget.
Aku bahkan sampai diajak secara pribadi sama kakak yang berkerudung biru itu.” Ia berbicara
sembari menunjuk salah satu kakak yang ia maksud. Sedangkan aku masih keheranan karena ia orang
pertama yang banyak bicara kepadaku.
Ya, akhirnya aku memberanikan diri untuk mulai bergabung dengan ekstrakurikuler ketika aku mulai
memasuki dunia putih-abu ini. Dari sekian banyak ekstrakurikuler, aku memilih Rohis. Dan tak
disangka-sangka, Allah menjawab doaku mulai dari tempat ini. Tempat yang aku kira akan
memberikan luka baru.
Semakin lama, ekskul ini terasa berbeda. Ekskul yang notabene selalu mengadakan acara di masjid ini
ternyata memiliki kehangatan sebuah keluarga. Untuk pertama kalinya dalam hidup, aku merasa
mencintai dan dicintai selain di rumahku sendiri.
Perlahan-lahan, aku mulai mencoba untuk berubah dengan bantuan mereka. Aku mulai
memberanikan diri untuk lebih menunjukkan diri. Aku mulai mencoba untuk lebih ekspresif,
menunjukkan apa yang aku rasakan. Dan kepercayaan diri itu mulai tumbuh meski perlahan.
Suatu hari, aku jatuh sakit tepat ketika kelas masih berlangsung sehingga aku harus istirahat di ruang
UKS. Aku tak menyangka, mereka berbondong-bondong ke UKS, membawakan bekal dan merapikan
barang-barangku dikelas. Bahkan ada yang sampai ikut menemani, bergantian dengan teman lain
yang sedang luang. UKS tiba-tiba menjadi ramai, ada yang mengaji, ada yang memakan bekal makan
siangnya, ada yang iseng mendorong-dorong ranjang tempatku beristirahat dan berbagai kegiatan
lainnya.
Lalu aku seketika tersadar. Allah telah menjawab doaku. Allah memberikan banyak sahabat yang
baik, bahkan bukan hanya satu. Tubuhku memang masih menggigil dan demam. Tapi hatiku dialiri
kehangatan yang luar biasa. Aku tersenyum, memandangi mereka semua yang masih sibuk dengan
kegiatannya masing-masing di ruangan mungil ini. Dalam hatiku, aku berjanji untuk menjaga
titipanNya.
“Hei, Ajda! Kamu ngapain nangis sendirian disini?!” seru Dias, teman sekamarku selama
menyelesaikan studi di Negara ini. Aku terlonjak saking terkejutnya.
“Eh Dias, duuh maaf, aku lagi rindu sahabat-sahabatku. Aku sudah tak sabar untuk pulang” ujarku
sambil menghapus sisa air mataku.
“Huh, aku kira kamu kenapa. Aku khawatir tahu! Ya sudahlah, kita pulang yuk, udaranya sudah makin
dingin”
“Ayo” aku beranjak dari tempat duduk dan tak lupa memasukan buku harianku kedalam tas.
Di sepanjang perjalanan pulang, aku tetap memikirkan kepulanganku tiga bulan lagi. Aku sungguh
sudah tak sabar berkumpul lagi bersama keluargaku di rumah dan tentu saja dengan mereka.
Ketika orang lain bangga untuk pergi, maka aku selalu bangga untuk kembali pulang.
PENGERTIAN NOVEL
Novel adalah karangan prosa yang panjang, mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang disekitarnya serta menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Biasanya, cerita
dalam novel dimulai dari peristiwa atau kejadian terpenting yang dialami oleh tokoh cerita, yang
kelak mengubah nesib kehidupannya. Misalnya, novel pada sebuah kapal, karya Hh. Dini, dimulai
ketika sang tokoh berusia tega belas tahun, saat ayahnya meninggal.
Berbeda dengan cerita pendek, yang umumnya berkisah tentang perilaku sesaat sang tokoh ketika ia
menghadapi suatu peristiwa atau kejadian pada suatu ketika. Penulis/pengarang novel disebut
novelis.
1. Di tulis dengan narasi atau penjelasan kemudian didukung dengan deskripsi untuk
menggambarkan suasana kejadian atau peristiwa
6. Sifat dari novel adalah realistis karena pengarang yang lebih tahu dengan situasi yang digambarkan
pada novel.
1. Abstrak, merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat ditemukan pada bagian awal
cerita dalam novel.
2. Orientasi, merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana. Seperti terjadinya
cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan dan perwatakan.
3. Komplikasi, merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab akibat, dimana setiap
peristiwa terjadi karena adanya sebab dan akibat munculnya peristiwa yang lainnya.
4. Evaluasi, merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah menuju
suatu titik tertentu.
5. Revolusi, merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas konflik yang sedang
terjadi.