PEMBAHASAN
Menurut Kam (1990) hutang dapat diakui berdasarkan kondisi berikut ini:
PV = F (1 + r)-1
Keterangan :
r = tingkat bunga
Dasar penilaian tersebut berlaku untuk semua hutang. Weil (1990)
menyebutkan bahwa pendiskontoan terhadap elemen laporan keuangan hanya
dapat dilakukan bila:
Kewajiban juga dapat dihapus dengan cara lain seperti kreditor membebaskan
atau membatalkan haknya.
A. In-Subsance Defeseance
In-Subsance Defeseance adalah suatu rencana perjanjian dimana seorang
debitur menempatkan sejumlah tertentu harta moneter secukupnya yang
bebas resiko pada kuasa badan perwakilan (trust) tertentu untuk digunakan
sebagai pembayaran hutang di masa mendatang.
Gambaran tentang pelunasan hutang dengan caraIn-Subsance Defeseance
dapat dilihat pada contoh berikut ini. PT.A mempunyai hutang obligasi
sebesar Rp. 10.000.000 dengan tingkat bunga 8% per tahun, jangka waktu
pelunasannya 10 tahun.Atas hutang tersebut PT.A membeli sertifikat bank
Indonesia senilai Rp. 10.000.000 dengan tingkat bunga 8% per tahun, jangka
waktu pelunasannya 10 tahun.Pembelian tersebut dilakukan secara tunai
dengan total pengeluaran Rp. 7.500.000.sertifikat Bank Indonesia kemudian
diserahkan pada badan perwakilan untuk digunakan sebagai pelunasan
hutang.Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut:
1. Hutang akan berkurang sehingga rasio debt equity menjadi lebih baik.
2. Laba bersih tahun berjalan akan meningkat.
3. Untuk tujuan pajak, untung tidak dapat diakui
4. Pendapatan bunga dari Sertifikat Bank Indonesia dapat digunakan untuk
menutup biaya bunga atas hutang obligasi
B. Kredit Tangguhan (Deferred Credit)
Dalam laporan keuangan sering kali timbul masalah yang berkaitan
dengan perlakuan kredit tangguhan tertentu yang dimasukkan sebagai hutang
misalnya uang muka yang dibayar pembeli tetapi produk belum diserahkan
kepada pembeli.Kasus demikian menunjukkan adanya kewajiban untuk
menyerahkan aktiva atau jasa pada masa mendatang kepada pembeli.Dengan
demikian transaksi tersebut jelas dianggap sebagai hutang.Kredit tangguhan
yang sering menjadi masalah laba kotor belum direalisir yang timbul dari
penjualan angsuran. Apabila prinsip pengakuan pendapatan atas penjualan
angsuran diterapkan, laba hanya akan diakui bila terdapat kas yang diterima
atas penjualan angsuran tersebut. Laba kotor yang belum direalisir merupakan
perbedaan antara penjualan dan cost barang terjual atas penjualan angsuran.
C. Hutang Dan Rugi Kontijensi (Contingent loss/Liabilities)
Dalam FASB Statement No. 5 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
kontijensi adalah suatu kondisi atau situasi yang menimbulkan ketidakpastian
akan timbulnya kemungkinan hutang atau rugi suatu perusahaan, dimana
timbulnya kemungkinan tersebut tergantung pada terjadi atau tidaknya suatu
hutang terutama menyangkut kewajiban sekarang atau masa mendatang.
2.5 Konsep Ekuitas
A. Teori Ekuitas
Teori ekuitas adalah teori yang menjelaskan sudut pandang yang
digunakan dalam akuntansi berkaitan dengan penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Dengan kata lain, penyusunan dan penyajian laporan
keuangan sangat tergantung pada sudut pandangyang digunakan yaitu siapa
yang dianggap paling berkepentingan terhadap laporan keuangan.
Teori Proprietary
Atau
a. Versi Tradisional
Menurut pandangan tradisional perusahaan beroperasi untuk
pemegang ekuitas (equity holders) yaitu pihak yang memberi dana bagi
perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus melaporkan status
investasi dan konsekuensiinvestasi yang dilakukan pemilik.
b. Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas
namanya sendiri dan berkentingan terhadap kelangsungan hidupnya
sendiri.
Atas dasar teori entitas, neraca yang disajikan mengandung makna sebagai
berikut:
Laba ditahan
NT = HP- BI
NT = BG + (LO – NP)
Keterangan:
NT : Nilai Tambah
LO : Laba Operasi
NP : Beban Operasi dan Laba yang Berasal dari Kegiatan Non Produksi
C. Penyusunan Laporan Nilai Tambah
Laporan keuangan nilai tambah dapat disusun dengan mudah hanya
dengan mengubah laporan Laba Rugi. Besarnya laba yang ditahan perusahaan
dapat dihitung dengan cara mengurangkan berbagai macam beban, pajak dan
deviden dari hasil penjualan atau secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut:
Keterangan:
LD : Laba Ditahan
HP : Hasil Penjualan
I : Beban Bunga
T : Pajak Penghasilan