PENDAHULUAN
Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi sering dilakukan
analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis senyawa turunan antibiotik yakni
metode iodometri.
oksidasi reduksi yang dilakukan dengan titrasi tidak langsung yakni bahan pereduksi
dioksidasi dengan larutan baku dalam jumlah berlebih dan kelebihannya dititrasi
atau proses penting dalam kehidupan suatu mikroorganisme. Meskipun ada efek
pentingnya dilakukan analisis untuk melihat bagaimana kualitas mutu dari sediaan
golongan antibiotik.
I.2.2. Tujuan percobaan
dan I2. Kemudian dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat dengan penambahan
indikator kanji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat
Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada
meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
dengan menekan atau memutuskan satu mata rantai metabolisme, hanya saja
melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram
negative atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya
juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi
tersebut (2).
1. Golongan Aminoglikosida
2. Golongan Beta-Laktam
golongan sefalosporin ini ada hingga generasi ketiga dan seftriakson merupakan
- Seftriakson
Obat ini umumnya aktif terhadap kuman gram-positif, tetapi kurang aktif
diberikan dua kali sehari sedangkan untuk infeksi lain umumnya cukup satu kali
dalam sehari.
Dosis lazim obat ini ialah 1-2 g/hari IM atau IV dalam dosis tunggal atau dibagi
dalam 2 dosis. Seftriakson tersedia dalam bentuk bubuk obat suntik 0.25 ; 0.5 ; dan
1 g. apabila obat ini diberikan sebanyak 250mg akan sangat ampuh dan tanpa
komplikasi oleh karena itu menjadi pilihan utama untuk uretritis oleh gonokokus.
3. Golongan Glikopeptida
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap
bakteri.
bakteri dalam tubuh. amoxicillin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi
yang disebabkan oleh bakteri seperti inveksi telinga, infeksi kantong kemih,
(prevacid) (4).
1. Analisis gravimetri.
3. Analisis gasometri.
3. Reaksi pengendapan
4. Reaksi oksidasi-reduksi.
analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik
1. Aquadest (7 : 96)
an : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa.
Kelarutan :-
RM/BM : Na2S2O3/248,17
rian : Hablur besar tidak berwarna ; dalam udarah lembab meleleh basah; dalam hampa
tan : Dalam 0,5 bagian air; praktis tidak larut dala etanol (95%)
RM/BM : NaOH/40
: bentuk batang massa hablur air keping- keping keping, keras dan rapuh dan
menunjukkan susunan hablur putih mudah meleleh basa sangat katalis dan korosif
rian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2
5. I2 (7:316)
RM/BM : I/126,91
an : keping atau butir, berat, mengkilat seperti logam;hitam kelabu; bau khas.
utan : larut dalam lebih kurang 300 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95 %) P. dalam
lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 7 bagian karbondisulfida P
tan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.
7. Amoxicillin (8 : 95)
an : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzen, dalam karbon
BAB III
METODE KERJA
III.1.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu botol semprot,
buret, erlenmeyer, gelas ukur, karet hisap, kertas perkamen, klem, pipet skala, pipet
III.1.2. Bahan
asam klorida 0,1 N, Indikator kanji 1%, I2 0,693 N, natrium hidroksida 0,1 N, Natrium
1. Tablet amoxicillin yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak dengan 68,82 mg yang
HASIL PENGAMATAN
IV.2. Perhitungan
= 6,215 x 85,8
= 533,247 mg.
Mg=V.N.Be sampel
= 61,347 mg
IV.3. Reaksi
+ I2
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Amylum
I
I
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Biru
2
+ Na2S2O3
Amoksisilin
+ H2S2O3
2
Na. Amoksisilin
I
I
+ Na2S2O3
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Biru
+ 2 NaI + H2S2O3
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Bening
BAB V
PEMBAHASAN
amoxicillin dengan dosis etiket 500 mg. Kemudian, bobot yang ditimbang untuk
analisis dari tablet amoxicillin yang telah dihaluskan yakni yang diperkirakan setara
dihitung dengan cara 50 mg amoxicillin yang diinginkan dibagi dengan 5 tablet dikali
dosis etiket dalam tablet amoxicillin, kemudian dikalikan dengan bobot keseluruhan
5 tablet tadi dan dari percobaan didapatkan sebanyak 68,82 mg. Jadi, yang
pembuatan dan pembakuan Na2S2O3 0,1 N adalah dibuat dengan cara menimbang
Na2S2O3 sesuai perhitungan dan volume larutan yang diinginkan dan dilarutkan
seksama ±150 mg kalium iodat yang sudah dikeringkan pada suhu 1200C secara
2 gram kalium iodida yang bebas iodat dan 5 ml HCl P dalam erlenmeyer tertutup.
Iodium yang dibebaskan dititrasi dengan Na2S2O3 yang akan dibakukan sambil terus
dikocok. Bila larutan menjadi kuning pucat ditambah 100 ml air dan 3 ml larutan
aquades dan disaring. Setelah itu, diambil 5 ml dan ditambahkan NaOH 0,1 N
sedikit Na2S2O3 0,1 N berlebih, lalu ditambahkan indikator kanji 1% 2-3 tetes dan
ditambahkan I2 dengan tujuan sebagai pereaksi artinya dalam metode ini yang
12,2%. Jadi, hasil ini tidak sesuai dengan literatur dimana menurut farmakope edisi
IV kadar amoxicillin yaitu tidak kurang dari 90,0%. Hal ini disebabkan oleh banyak
menit dan tidak ditutup, kemudian dalam percobaan tidak dititrasi dulu dengan
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
VI.2. Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
4. Anonim.http://www.kimiaitumenyenangkan.blogspot.com/2012/04/18/ujianti-mikroba-
pada-antibiotik.html.
7. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES RI: Jakarta. 1979.
8. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi IV. DEPKES RI: Jakarta. 1995.
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISA KUALITATIF
Semester : III
Kelompok : II ( Dua )
Tanggal percobaan : 22 Agustus 2009
NAMA
NIM
DEDY ANWAR
080405009
LEMBAR PENGESAHAN
(Rudiansyah)
LEMBAR PENUGASAN
NAMA / NIM : Dedy Anwar / 080405009
Andriani Dewi / 080405030
Juliananta Sitepu / 080405060
KELOMPOK : II (dua)
MODUL : Kimia Analisa Kualitatif
TGL. PERCOBAAN : 22 Agustus 2009
(Rudiansyah)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Analisa Modul Kimia Analisa Kualitatif
dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
Praktikum Kimia Analisa dan agar dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya yang
ada di Departemen Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Kimia Analisa
ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan
untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia Analisa.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta
literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Kepala Laboratorium Kimia Analisa, Ibu Maulida, ST, MSc.
3. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Analisa, terutama asisten yang menangani modul ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, secara istimewa Kelompok II yang membantu
praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan ini.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan.
Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini.
Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk
peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan
terima kasih.
Medan, 5 Oktober 2009
Penulis,
Dedy Anwar
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR . v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Percobaan 1
1.4 Manfaat Percobaan 2
1.5 Ruang Lingkup Percobaan 2
BAB II TEORI ANALISA KUALITATIF 3
2.1 Metode Analisa Kualitatif 3
2.1.1 Analisis Kualitatif Berdasarkan sifat fisis bahan 3
2.1.2 Identifikasi Kation berdasarkan H2S 3
BAB III IDENTIFIKASI ANION 7
3.1 Ringkasan Percobaan 7
3.2 Tinjauan Pustaka 7
3.2.1 Barium Karbonat (BaCO3) 12
3.2.2 Natrium Khromat (NaCrO4) 14
3.2.3 Natrium Klorida (NaCl) 16
3.2.4 Perak Bromida (AgBr) 18
3.2.4 Hidrogen Iodida (HI) 20
3.2.5 Reagensia 22
3.3 Prosedur Praktikum 19
3.3.1 Identifikasi Anion Karbonat 26
3.3.2 Identifikasi Anion Khromat 26
3.3.3 Identifikasi Anion Klorida, Bromida, Iodida 26
3.4 Flowchart 28
3.4.1 Flowchart Identifikasi Anion Karbonat 28
3.4.2 Flowchart Identifikasi Anion Khromat 29
3.4.3 Flowchart Identifikasi Anion Klorida 30
3.4.4 Flowchart Identifikasi Anion Bromida 31
3.4.5 Flowchart Identifikasi Anion Iodida 32
3.5 Reaksi Spesifikasi 33
BAB IV IDENTIFIKASI KATION 34
4.1 Ringkasan Percobaan 34
4.2 Tinjauan Pustaka 34
4.2.1 PbSO4 (Timbal (II) Sulfat) 41
4.2.2 HgCl2 (Merkuri Klorida) 43
4.2.3 Regensia 45
4.3 Prosedur Praktikum 48
4.3.1 Identifikasi Kation Pb+ 48
4.3.2 Identifikasi Kation Hg+ 48
4.4 Flowchart 49
4.4.1 Flowchart Identifikasi Kation Pb+ 49
4.4.2 Flowchart Identifikasi Kation Hg+ 50
4.5 Reaksi Spesifikasi 51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 52
5.1. Kesimpulan 52
5.2. Saran 52
DAFTAR PUSTAKA 53
LAMPIRAN A LA-1
LAMPIRAN B LB-1
LAMPIRAN C LC-1
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kimia analisa adalah ilmu yang mempelajari cara – cara penganalisaan zat kimia yang
terdapat didalam suatu senyawa atau larutan yang akan dianalisa baik jenis maupun kadarnya
:
1. Analisa Kualitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai jenis unsur atau ion yang terdapat
dalam suatu zat tunggal atau campuran.
2. Analisa Kuantitatif Adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau ion yang
terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran.
Reaksi pengendapan telah digunakan secara meluas dalam kimia analisis dalam titrasi-titrasi,
dalam penetapan gravimetri, dan dalam memisahkan suatu sampel menjadi komponen-
komponennya (Underwood, 1986). Analisa kimia adalah penyelidikan kimia yang bertujuan
untuk mencari susunanpersenyawaan atau campuran persenyawaan di dalam suatu sampel.
Suatu senyawa dapat diuraikan menjadi anion dan kation. Analisa anion dan kation bertujuan
untuk menganalisa adanya ion dalam sample. Analisa Anion dominan menggunakan cara
yang lebih mudah dibanding analisa terhadap kation dan berlangsungnya juga sangat singkat
sehingga kita dapat secara cepat mendapatkan hasil percobaan.
Analisa anion - kation dapat juga digunakan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti dalam
pemeriksaan darah, urine, dan sebagainya.
1.2Perumusan Masalah
Menganalisa adanya anion dalam sampel dengan langkah-langkah pendahuluan, yaitu dengan
pemberian karbon aktif untuk adsorbsi warna tambahan, uji logam berat, lalu dilakukan
identifiksi anion. Dan bagaimana kelarutan ion-ion Pb2+, Hg+, Ag+, Cd2+, dan Cu2+ setelah
direaksikan dengan HCl encer dan gas H2S jenuh.
1.3Tujuan Percobaan
Mengidentifikasi anion – anion sulfat, phospat, khromat, dan halida dengan pereaksi spesifik
membentuk endapan. Dan memisahkan kation-kation Pb+2, Hg+, Ag+, Cd+2 dan Cu+2,
berdasarkan kelarutannya dengan HCl encer dan gas H2S (jenuh). Dan selanjutnya
diidentifikasi dengan reaksi spesifik.
1.4Manfaat Percobaan
Agar mahasiswa mengerti dan mampu mengaplikasikan analisa anion dan kation dalam dunia
kerja.
BAB III
IDENTIFIKASI ANION
BERDASARKAN REAKSI PENGENDAPAN
3.2.6 Regensia
3.2.6.1. Anion Karbonat :
1.Na2CO3
A. Sifat Fisika :
1.Padatan Kristal Berwarna putih
2.Titik Lebur 851°C
3.Densitas (anhydrous) : pada 20°C 2.5 Kg/L
4.Densitas (Dekahidrat) : pada 20°C 1.4 Kg/L
5.Nama Dagang : Soda Hablur / Soda Cuci
B. Sifat Kimia :
1.Mudah Melapuk oleh udara
2.Beracun
3.Dapat digunakan sebagai pembersih
4.Pelunak Air sadah
5.Pereksi dalam pembuatan Kaca
2.Ba(OH)2
A. Sifat Fisika :
1. Berbentuk Kristal
2. Berwarna Putih
3. Titik Lebur : 78°C
4. Densitas : pada suhu 20°C 2,13 kg/L
5. Tidak Berbau
B. Sifat Kimia :
1. Merupakan larutan Basa
2. Larutan Anorganik
3. Pereaksi Analitik
4. Pereaksi dalam pemurnian Gula
5. Tidak beracun
3. HCl
A. Sifat Fisika
1. Massa atom : 36,45
2. Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3. Titik leleh : -1010C
4. Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5. Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
6. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7. Berbau tajam.
B. Sifat Kimia
1.HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2. Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3.Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4.Merupakan oksidator kuat.
5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat
6. Racun bagi pernapasan.
3.2.6.2 Anion Khromat :
1.NH4OH
A. Sifat Fisika :
1.Berbentuk Cair
2.berbau tidak sedap
3.Tidak Berwarna
4.Titik Lebur : -78 °C
5.Titik Didih : - 33,5°C
B. Sifat Kimia :
1.Tidak dapat diisolasi
2.Tidak Stabil
3.Merupakan larutan basa
4.Mudah larut dalam Air
5.Autoniosasi
2.Hac
A. Sifat Fisika :
1. Tidak berwarna
2. Tidak berbau
3. Berbentuk cair
4. Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
5. Titik lelehnya Rendah
B. Sifat Kimia ;
1. Merupakan Asam
2. Mudah larut dalam Air
3. Merupakan oksidator kuat.
4. Larutanya Stabil
5. Beracun
3. BaCl2
A. Sifat Fisika :
1. Berbentuk Kristal
2. Tidak Berwarna
3. Titik Lebur : 960°C
4. Densitas : pada suhu 20°C 3,10 kg/L
5. Tidak Berbau
B. Sifat Kimia
1. Merupakan Garam Organik
2. Mudah Larut dalam Air
3. Digunakan sebagai zat Aditif untuk pelumas
4. Beracun
5. Tidak bereaksi dengan Udara
3.2.6.3Anion Clorida, Bromida, Iodida :
1.HNO3
A. Sifat fisika :
1. Massa jenis : 1,502 gr/cm3
2. Titik didih : 86ºC
3. Titik lebur : -42ºC
4. Energi evaporasi : 9,43 kkal/mol pada 20oC
5. Berat molekul : 63,02 gram/mol
6. Nilai entropi : 37,19 kkal/mol oK pada 25oC
7. Tidak berwarna
B. Sifat kimia :
1.Merupakan oksidator yang kuat dan asam kuat
2.Reaksi dengan amonia menghasilkan amonium nitrat, menurut reaksi:
HNO3 + NH3 → NH4NO3
3.Reaksi dengan nikel sulfida menghasilkan garam nikel nitrat, nitrogen monoksida,
belerang, dan air.
3 NiS + 8 HNO3 → 3 Ni(NO3)2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O
4.Reaksi dengan NiS yang ditambah asam klorida, menghasilkan garam nikel klorida.
3 NiS + 2 HNO3 + 6 HCl → 3 NiCl2 + 2 NO + 3 S + 4 H2O
5.Reaksi dengan logam perak akan membentuk perak nitrat dan nitrogen dioksida.
Ag + 2 HNO3 → AgNO3 + NO2 + H2O
2. AgNO3
A. Sifat Fisika :
1.Padatan Kristal
2.Tidak Berwarna
3.Tidak Berbau
4.Tidak Aromatis
5.Rumus Kimianya AgNO3
B. Sifat Kimia :
1.Larut dalam air
2.Merupakan Garam
3.Oksidator Kuat
4.Dapat diisolasi
5.Beracun
3. CCl4
A. Sifat Fisika :
1. Berbentuk Cair
2. Densitas : pada suhu 20°C 2,238 kg/L
3. Tidak Berwarna
4. ΔHf° : -135.44 kJ/mol
5. Memiliki bau Khas
B. Sifat Kimia :
1.Sangat reaktif terhadap zat lain
2.Dapat diisolasi
3.Beracun
4.Tidak larut dalam Air
5.Tidak stabil
4. NH4OH
Telah dijelaskan pada Sub Bab 3.2.2.3
3.4 Flowchart
3.4.1 Flowchart Identifikasi Anion Karbonat
Tidak
ya
Ya
Tidak
Ya
Gambar 3.9 Flowchat Identifikasi Anion Bromida
Tidak
Ya
Gambar 3.10 Flowchart Identifikasi anion Iodida
Identifikasi Reaksi
Timbal II (Pb+2)
Timbal adalah logam yang berwarna abu-abu kebiruan. Timbal (Pb) dapat diidentifikasi
dengan menggunakan K2CrO4 dan KI. Jika Pb+2 diidentifikasi dengan larutan kalium
kromat (K2CrO4) akan menghasilkan endapan kuning cerah :
Pb+2 + CrO42- → PbCrO4↓
Jika Pb diidentifikasi dengan larutan KI akan menghasilkan endapan kuning :
Pb+2 + 2I- → PbI2↓
Timbal juga dapat diidentifikasi dengan asam klorida (HCl) encer yang akan menghasilkan
endapan putih :
Pb+2 + 2Cl- ↔ PbCl2↓
Sedangkan jika diidentifikasi dengan hidrogen sulfida (H2S) dalam suasana asam encer atau
netral, akan menghasilkan endapan hitam :
Pb+2 + H2S → PbS↓ + 2H
Merkurium II (Hg+2)
Merkurium adalah logam cair yang berwarna putih keperakan pada suhu biasa dan memiliki
massa jenis 13,534 gr/ml pada suhu 25˚C. Merkurium tidak bereaksi dengan asam klorida
(HCl) atau asam sulfat (H2SO4)-2 encer, tapi merkurium dapat bereaksi dengan asam nitrat
(HNO3) yang dingin :
6Hg + 8HNO3 → 3Hg2+2 + 2NO↑ + 6NO3- + 4H2O
Merkurium juga dapat bereaksi dengan amonia (NH3) yang akan menghasilkan endapan
hitam :
NH2
2Hg2+2 + NO3- + 4NH3 + H2O → HgO.Hg ↓ + 2Hg↓ + 3NH4
NO3
Perak (Ag+)
Perak adalah logam putih yang dapat ditempa dan liat. Perak tidak larut dalam asam klorida,
asam sulfat encer (1M), atau asam nitrat encer (2M). Perak membentuk ion monovalen dalam
laruta tidak berwarna. Ag+ dapat diidentifikasi dengan larutan NH3 akan menghasilkan
endapan coklat perak oksida :
2Ag+ + 2NH3 + H2O → Ag2O↓ + 2NH4+
Sedangkan jika diidentifikasi dengan asam nitrat akan menghasilkan endapan putih :
3Ag2S↓ + 2HNO3 → S↓ + 2NO↑ + 3Ag2O↓ + H2O
Kadmium II (Cd+2)
Kadmium adalah logam putih keperakan yang dapat ditempa dan liat. Jika kadmium II
direaksikan dengan KCN akan terbentuk endapan putih kadmium sianida (Cd(CN)2) :
Cd+2 + 2CN- → Cd(CN)2↓
Bila kadmium dialirkan dengan gas hidrogen sulfida, maka kadmium sulfida akan
mengendap dan menghasilkan endapan kuning :
(Cd(CN)4)-2 + H2S → CdS↓ + 2H+ + 4CN-
Tembaga II (Cu+2)
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa dan liat. Jika tembaga II
direaksikan dengan K4Fe(CN)6 akan menghasilkan endapan coklat kemerahan :
2Cu+2 + (Fe(CN)6)-4 → Cu(Fe(CN)6)↓
Sampel + HCl 0,1 M
Endapan (Gol IA) Filtrat + H2O3 3 % + HCl 6 N
1. AgCl Panaskan dialirkan H2S + NH4OH
2. Hg2Cl2
3. PbCl2
4.2.3 Regensia
4.2.2.1. Kation Pb+2 :
1.HCl
A. Sifat Fisika
1.Massa atom : 36,45
2.Massa jenis : 3,21 gr/cm3.
3.Titik leleh : -1010C
4.Energi ionisasi : 1250 kj/mol
5.Kalor jenis : 0,115 kal/gr0C
6.Pada suhu kamar, HCl berbentuk gas yang tak berwarna
7.Berbau tajam.
B. Sifat Kimia
1.HCl akan berasap tebal di udara lembab.
2.Gasnya berwarna kuning kehijauan dan berbau merangsang.
3.Dapat larut dalam alkali hidroksida, kloroform, dan eter.
4.Merupakan oksidator kuat.
5.Berafinitas besar sekali terhadap unsur-unsur lainnya, sehingga dapat
6.Racun bagi pernapasan.
2.K2CrO4
A. Sifat Fisika :
1.Rumus Kimia (K2CrO4 )
2.Titik lebur 917˚C
3.Padatan
4.Berwarna Kuning
5.Densitas pada suhu 20˚C 1.9 kg/L
B. Sifat Kimia :
1.Pereaksi Analis dan untuk Pigmen
2.Mudah bereaksi dengan Air
3.Larutan Basa
4.Beracun
5.Dapat diisolasi
4.4 Flowchart
4.4.1 Flowchart Identifikasi kation Pb2+
Tidak
Ya
Tidak
Ya
5.1. Kesimpulan
1) Di dalam sampel minuman bersoda “ Fanta apel “ mengandung anion – anion karbonat,
khromat, klorida, bromida, dan iodida
2) CO32- dapat diidentifikasi dengan menggunakan Na2CO3 yang membentuk endapan
berwarna kuning.
3) CrO42- dapat diidentifikasi dengan NH4OH, Hac dan BaCl2 dengan membentuk endapan
putih
4) Cl- dapat diidentifikasi dengan NH4OH, dan HNO3, dengan membentuk endapan putih
5) Br- dapat diidentifikasi dengan HNO3, AgNO3, dan NH4OH dengan membentuk endapan
kuning
6) I- dapat diidentifikasi dengan HNO3, AgNO3, NH4OH, dan CCl4 dengan membentuk
endapan putih
7) Didalam sampel minuman ”You C1000” Mengandung Kation – kation Timbal, dan Perak
8) Pb+2 dapat diidentifikasi dengan HCl dan K2CrO4 yang membentuk endapan endapan
kuning.
9) Hg+ dapat diidentifikasi dengan AgCl yang akan membentuk endapan berwarna hitam
5.2. Saran
1) Diharapkan kepada praktikan agar benar-benar memperhatikan apakah sudah terbentuk
endapan dengan warna yang sesuai dengan prosedur.
2) Pada saat pengunaan NH4OH hendaklah tidak mencium baunya, dan agar cepat menutup
botol nya agar tidak menyebar dalam ruangan
3) Diharapkan kepada praktikan agar mencuci setiap peralatan yang akan digunakan seperti
pipet tetes, agar tidak terkontaminasi dengan zat-zat atau larutan yang telah digunakan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN A
PEMBUATAN EKSTRAK SODA
A.1 PROSEDUR
Adapun prosedur pembuatan ekstrak soda sebagai berikut :
1.Dua sampai tiga mililiter sample dimasak dengan 5 ml larutan jenuh NaCO3
2.Lalu disaring dan presipitatnya dibuang.
3.Kemudian filtratnya diasamkan dengan HNO3 encer
4.Larutan Tersebut dimasak kembali sampai semua CO2 keluar
5.Selanjutnya Larutan ini disebut Ekstrak Soda.
A.2 FLOWCHART
Tidak
Ya
Gambar A.1 Flowchart Pembuatan ekstrak Soda
LAMPIRAN B
PERALATAN
Tabel B.1 Alat dan Fungsi
No
Nama Alat
Fungsi
Gambar
1
Tabung Reaksi
untuk tempat terjadinya reaksi.
2
Pipet Tetes
untuk mengambil sampel maupun larutan.
3
Sentrifiuse
untuk mempercepat terbentuknya endapan
4
Corong Gelas
untuk membantu memasukkan larutan ke dalam tabung reaksi
5
Beaker Glass
untuk tempat meletakkan larutan
6
Bunsen
untuk memanaskan larutan
7
Penjepit Tabung
untuk memegang tabung saat dipanaskan pada penangas air
8
Rak Tabung
untuk tempat meletakkan tabung reaksi agar tidak pecah
9
Penganas Air
Memanaskan Larutan
10
Pipa Kapiler
mengalirkan Gas dari tabung reaksi ke tabung lain
11
Kertas Lakmus
Unutk menguji larutan, Basa atau Asam
12
Batang pengaduk
Untuk mengaduk larutan
13
Gelas Ukur
Untuk mengukur larutan
LAMPIRAN
C
CURRICULUM VITAE
NAMA
:
Dedy Anwar
NIM
:
080405009
NO HP
:
0831908042015
ALAMAT MEDaN
:
Jl. Jambu No. 50D
Alamat asal
:
Jln. BM.Muda Pangsidimpuan
Agama
:
Islam
tempat tanggal lahir
:
Padangsidimpuan 8 Agustus 1990
hobby
:
Badminton
cita-cita
:
-
RIWAYAT PENDIDIKAN
JENJANG PENDIDIKAN
TAHUN
TK Bayangkari
1995 – 1996
SD N 142417 Padangsidimpuan
1996 – 2002
SMP N 1 Padangsidimpuan
2002 – 2005
SMA N 3 Padangsidimpuan
2005 – 2008
Teknik Kimia FT USU
2008 - Sekarang
RIWAYAT ORGANISASI
NAMA ORGANISASI
JABATAN
TAHUN MENJABAT
Covalen Study Group (CSG) Teknik Kimia USU
Himatek FT USU
HMI
Anggota
Anggota
Anggota
2007 - Sekarang
2007 - Sekarang
2007
PESAN & KESAN : Semoga lulus Praktikum Kimia Analisa dengan nilai
memuaskan
DEDY ANWAR
080405009
1 komentar:
1.
Balas
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2009 (5)
o ▼ November (3)
▼ Nov 11 (3)
KIMIA ANALISA KUALITATIF
GRAVIMETRI
ASIDI ALKALIMETRI
o ► Oktober (2)
Mengenai Saya
laporan permanganometri
Lihat profil lengkapku
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bidang farmasi khususnya kimia atau analisis farmasi sering dilakukan
analisis sediaan farmasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif
Pada percobaan ini akan dilakukan analisis senyawa turunan antibiotik yakni
metode iodometri.
Iodometri merupakan suatu metode penentuan kadar berdasarkan reaksi
oksidasi reduksi yang dilakukan dengan titrasi tidak langsung yakni bahan pereduksi
dioksidasi dengan larutan baku dalam jumlah berlebih dan kelebihannya dititrasi
atau proses penting dalam kehidupan suatu mikroorganisme. Meskipun ada efek
pentingnya dilakukan analisis untuk melihat bagaimana kualitas mutu dari sediaan
golongan antibiotik.
dan I2. Kemudian dititrasi dengan larutan baku natrium tiosulfat dengan penambahan
indikator kanji.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(khususnya dihasilkan oleh fungi) atau dihasilkan secara sintetik yang dapat
Antimikroba adalah obat yang digunakan untuk memberantas infeksi mikroba pada
yamg mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses suatu proses
meskipun dalam bioteknologi dan rekayasa genetika juga digunakan sebagai alat
dengan menekan atau memutuskan satu mata rantai metabolisme, hanya saja
melawan berbagai jenis bakteri. Ada antibiotika yang membidik bakteri gram
negative atau gram positif, ada pula yang spektrumnya lebih luas. Keefektifannya
juga bergantung pada lokasi infeksi dan kemampuan antibiotik mencapai lokasi
tersebut (2).
1. Golongan Aminoglikosida
2. Golongan Beta-Laktam
Salah satu contoh dari golongan beta-laktam ini adalah golongan sefalosporin dan
golongan sefalosporin ini ada hingga generasi ketiga dan seftriakson merupakan
- Seftriakson
Obat ini umumnya aktif terhadap kuman gram-positif, tetapi kurang aktif
diberikan dua kali sehari sedangkan untuk infeksi lain umumnya cukup satu kali
dalam sehari.
Dosis lazim obat ini ialah 1-2 g/hari IM atau IV dalam dosis tunggal atau dibagi
dalam 2 dosis. Seftriakson tersedia dalam bentuk bubuk obat suntik 0.25 ; 0.5 ; dan
1 g. apabila obat ini diberikan sebanyak 250mg akan sangat ampuh dan tanpa
komplikasi oleh karena itu menjadi pilihan utama untuk uretritis oleh gonokokus.
3. Golongan Glikopeptida
1. Antibiotik yang bersifat bakterisidal, yaitu antibiotik yang bersifat destruktif terhadap
bakteri.
bakteri dalam tubuh. amoxicillin digunakan untuk mengobati berbagai jenis infeksi
yang disebabkan oleh bakteri seperti inveksi telinga, infeksi kantong kemih,
digunakan bersama dengan yang lain. Plaritromisin disebut antibiotik (biaxin) untuk
(prevacid) (4).
1. Analisis gravimetri.
3. Reaksi pengendapan
4. Reaksi oksidasi-reduksi.
analit. Jenis titrasi ini biasanya menggunakan potensiometri untuk mendeteksi titik
1. Aquadest (7 : 96)
an : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak mempunyai rasa.
Kelarutan :-
RM/BM : Na2S2O3/248,17
rian : Hablur besar tidak berwarna ; dalam udarah lembab meleleh basah; dalam hampa
tan : Dalam 0,5 bagian air; praktis tidak larut dala etanol (95%)
RM/BM : NaOH/40
: bentuk batang massa hablur air keping- keping keping, keras dan rapuh dan
menunjukkan susunan hablur putih mudah meleleh basa sangat katalis dan korosif
rian : cairan tidak berwarna, berasap, bau merangsang, jika diencerkan dengan 2
5. I2 (7:316)
an : keping atau butir, berat, mengkilat seperti logam;hitam kelabu; bau khas.
utan : larut dalam lebih kurang 300 bagian air, dalam 13 bagian etanol (95 %) P. dalam
lebih kurang 80 bagian gliserol P dan dalam lebih kurang 7 bagian karbondisulfida P
tan : Praktis tidak larut dalam air dan dalam etanol (95%) P.
7. Amoxicillin (8 : 95)
an : Sukar larut dalam air dan metanol, tidak larut dalam benzen, dalam karbon
BAB III
METODE KERJA
III.1. Alat dan bahan
III.1.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu botol semprot,
buret, erlenmeyer, gelas ukur, karet hisap, kertas perkamen, klem, pipet skala, pipet
III.1.2. Bahan
asam klorida 0,1 N, Indikator kanji 1%, I2 0,693 N, natrium hidroksida 0,1 N, Natrium
1. Tablet amoxicillin yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak dengan 68,82 mg yang
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.2. Perhitungan
= 6,215 x 85,8
= 533,247 mg.
Mg=V.N.Be sampel
= 61,347 mg
IV.3. Reaksi
+ I2
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Amylum
I
I
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Biru
2
+ Na2S2O3
Amoksisilin
+ H2S2O3
2
Na. Amoksisilin
I
I
+ Na2S2O3
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Biru
+ 2 NaI + H2S2O3
O
n
OH
OH
CH2OH
O
H
H
OH
OH
CH2OH
O
H
H
Bening
BAB V
PEMBAHASAN
amoxicillin dengan dosis etiket 500 mg. Kemudian, bobot yang ditimbang untuk
analisis dari tablet amoxicillin yang telah dihaluskan yakni yang diperkirakan setara
dihitung dengan cara 50 mg amoxicillin yang diinginkan dibagi dengan 5 tablet dikali
dosis etiket dalam tablet amoxicillin, kemudian dikalikan dengan bobot keseluruhan
5 tablet tadi dan dari percobaan didapatkan sebanyak 68,82 mg. Jadi, yang
pembuatan dan pembakuan Na2S2O3 0,1 N adalah dibuat dengan cara menimbang
Na2S2O3 sesuai perhitungan dan volume larutan yang diinginkan dan dilarutkan
seksama ±150 mg kalium iodat yang sudah dikeringkan pada suhu 1200C secara
2 gram kalium iodida yang bebas iodat dan 5 ml HCl P dalam erlenmeyer tertutup.
Iodium yang dibebaskan dititrasi dengan Na2S2O3 yang akan dibakukan sambil terus
dikocok. Bila larutan menjadi kuning pucat ditambah 100 ml air dan 3 ml larutan
aquades dan disaring. Setelah itu, diambil 5 ml dan ditambahkan NaOH 0,1 N
sedikit Na2S2O3 0,1 N berlebih, lalu ditambahkan indikator kanji 1% 2-3 tetes dan
Volume titrasi yang dihasilkan hingga memberikan perubahan warna dari biru
12,2%. Jadi, hasil ini tidak sesuai dengan literatur dimana menurut farmakope edisi
IV kadar amoxicillin yaitu tidak kurang dari 90,0%. Hal ini disebabkan oleh banyak
menit dan tidak ditutup, kemudian dalam percobaan tidak dititrasi dulu dengan
PENUTUP
VI.1. Kesimpulan
VI.2. Saran
-
DAFTAR PUSTAKA
4. Anonim.http://www.kimiaitumenyenangkan.blogspot.com/2012/04/18/ujianti-mikroba-
pada-antibiotik.html.
7. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. DEPKES RI: Jakarta. 1979.
8. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi IV. DEPKES RI: Jakarta. 1995.
1 komentar:
1.
Balas
Arsip Blog
▼ 2013 (6)
o ▼ Mei (6)
Analisis Senyawa Analgetik dan Antipiretik
Analisis Turunan Barbiturat
Analisis Turunan Xanthin
Analisis Golongan Vitamin
Analisis Turunan Antibiotik
Analisis Senyawa Sulfonamid
Mengenai Saya
Almi Kombong
My name is Almi. My Full name is Almi Kombong. U can call me Almi.. And other
that u can ask when we have become friend's. So, SALAM KENAL
Lihat profil lengkapku
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.