Anda di halaman 1dari 10

KONSEP MENUA

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. Aditya Arbi S (S16002) 7. Atika Chandra A (S16009)


2. Aji Tanda Irwanto (S16003) 8. Baruna Eko S (S16011)
3. Alifa Dzhuri A (S16004) 9. Dewi Yuni A (S16012)
4. Andre Setya Aji (S16005) 10. Dian Fatmawati (S16013)
5. Angesti Dyah Triyani (S16006) 11. Dwi Bayu S (S16014)
6. Apin Fadila H (S16008) 12. Dyah Permatasari (S16015)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AJARAN 2018/2019
A. Teori Proses Menua
Faktor yang memberi kontribusi utama pada proses menua yaitu:
1. Teori Biologi
a. Teori Genetik Clock
Menyatakan bahwa proses menua terjadi akibat adanya program jam genetik
didalam nuklei. Jam ini akan berputar dalam jangka waktu tertentu dan jika jam ini
sudah habis putarannya maka akan menyebabkan berhentinya proses mitosis. Hal
ini ditunjukkan oleh hasil penelitian Haiflick (1980), dari teori itu dinyatakan
adanya hubungan antara membelah sel dalam kultur dengan umur spesies mutasi
somatik (teori errorrcatastrophe).
b. Teori Error
Menurut teori ini prose menua diakibatkan oleh menumpuknya berbagai
macam kesalahan sepanjang kehidupan manusia akibat kesalahan tersebut akan
berakibat keselahan metabolisme yang dapat mengakibatkan kerusakan sel dan
fungsi sel secara perlahan.
Sejalan dengan perkembangan umur sel tubuh, maka terjadi beberapa
perubahan alami pada sel pada DNA dan RNA yang merupakan substansi
pembangunan atau pembentuk sel baru. Peningkatan usia mempengaruhi
perubahan sel dimana sel-sel nukleus menjadi lebih besar tetapi tidak diikuti
dengan peningkatan jumlah substansi DNA.
c. Teori Autoimun
Proses menua dapat terjadi akibat perubahan protein pasca tranlasi yang dapat
mengakibatkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh mengenali dirinya
sendiri (Self recognition). Jika mutasi somatik menyebabkan terjadinya kelainan
pada permukaan sel, maka hal ini akan mengakibatkan sistem imun tubuh
menganggap sel yang mengalami perubahan tersebut sebagai sel asing dan
menghancurkannya Goldstein(1989) dikutip dari Azis (1994). Hal ini dibuktikan
dengan makin bertambahnya prevalensi auto antibodi pada lansia
(Brocklehurst,1987 dikutif dari Darmojo dan Martono, 1999). Dipihak lain
sistem imun tubuh sendiri daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses
menua, daya serangnya terhadap antigen menjadi menurun, sehingga sel-sel
patologis meningkat sesuai dengan menigkatnya umur (Suhana,1994 dikutif dari
Nuryati, 1994).

d. Teori “Free Radical”


Penuaan dapat terjadi akibat interaksi dari komponen radikal bebas dalam
tubuh manusia. Radikal bebas dapat berupa : superoksida (O2), Radikal Hidroksil
(OH) dan Peroksida Hidrogen (H2O2). Radikal bebas sangat merusak karena
sangat reaktif , sehingga dapat bereaksi dengan DNA, protein, dan asam lemak tak
jenuh. Menurut Oen (1993) yang dikutif dari Darmojo dan Martono (1999)
menyatakan bahwa makin tua umur makin banyak terbentuk radikal bebas,
sehingga poses pengrusakan terus terjadi , kerusakan organel sel makin banyak
akhirnya sel mati.
e. Wear Teori Biologi
Kelebihan usaha dan stress menyebaban sel tubuh rusak.
f. Teori kolagen
Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan menyebabkan kecepatan
kerusakan jaringan dan melambatnya perbaikan sel jaringan.

2. Teori Psikososial
a. Activity theory, ketuaan akan menyebabkan penurunan jumlah kegiatan secara
langsung.
b. Teori kontinuitas, adanya suatu kepribadian berlanjut yang menyebabkan adanya
suatu pola prilaku yang meningkatkan stress.
c. Disengagement Theory, putusnya hubungan dengan dunia luar seperti hubungan
dengan masyarakat, hubungan dengan individu lain.
d. Teori Stratifikasi usia, karena orang yang digolongkan dalam usia tua akan
mempercepat proses penuaan.
e. Teori kebutuhan manusia dari Maslow, orang yang bisa mencapai aktualisasi
menurut penelitian 5% dan tidak semua orang bisa mencapai kebutuhan yang
sempurna.
f. Teori Jung, terdapat tingkatan-tingkatan hidup yang mempunyai tugas dalam
perkembangan kehidupan.
g. Course of Human Life Theory, Seseorang dalam hubungan dengan lingkungan ada
tingkat maksimumnya.
h. Development Task Theory, Tiap tingkat kehidupan mempunyai tugas
perkembangan sesuai dengan usianya.

3. Teori Lingkungan
a. Teori Radiasi
Setiap hari manusia terpapar dengan adanya radiasi baik karena sinar UV maupun
dalam bentuk gelombang-gelombang mikro yang telah menumbuk tubuh tanpa
terasa yang dapat mengakibatkan perubahan susunan DNA dalam sel hidup atau
bahkan rusak dan mati.
b. Teori Stres
Stres fisik maupun psikologi dapat mengakibatkan pengeluaran neurotransmitter
tertentu yang dapat mangekibatkan perfusi jaringan menurun sehingga jaringan
mengalami kekurangan O2 dan mengalami gangguan metabolisme sel sehingga
terjadi penurunan jumlah cairan dalam sel dan penurunan eksisitas membran sel.
c. Teori Polusi
Tercemarnya lingkungan dapat mengakibatkan tubuh mengalami gangguan pada
sistem psikoneuroimunologi yang seterusnya mempercepat terjadinya proses
menua dengan perjalanan yang masih rumit untuk dipelajari.
d. Teori Pemaparan
Terpaparnya sinar matahari yang mempunyai kemampuan mirip dengan sinar ultra
yang lain mampu mempengaruhi susunan DNA sehingga proses penuaan atau
kematian sel bisa terjadi.

B. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia


1. Perubahan biologis
a. Sistim persyarafan: cepatnya menurun hubungan persyarafan / kemampuan
berkurang, lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan
stres, mengecilnya saraf panca indera, berkurangnya penglihatan, hilangnya
pendengaran, mengecil syaraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap
perubahan suhu.
b. Sistim penglihatan: kornea lebih berbentuk sfevis (bola), lensa lebih suram
(kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan gangguan penglihatan,
meningkatnya ambang pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih
lambat dan susah melihat dalam cahaya gelap.
c. Sistim kardiovaskuler: kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya, kehilangan elastisitas pembuluh darah,kurangnya efektivitas pembuluh
darah perifer untuk oksigenisasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke
berdiri) bisa menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg
(mengakibatkan pusing mendadak), tekanan darah meninggi diakibatkan oleh
meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer.
d. Sistim kulit: kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak,
permukaan kulit kasar dan bersisik, kulit kepala dan rambut menipis berwarna
kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal.
e. Rambut : penurunan pigmen yang menyebabkan rambut berwarna abu – abu atau
putih, penipisan seiring penurunan jumlah melanosit, rambut pubik rontok akibat
perubahan hormonal.
f. Telinga : Atrofi organ korti dan saraf auditorius , ketidakmampuan membedakan
konsonan bernada tinggi , perubahan struktural degeneratif dalam keseluruhan
sistem pendengaran.
g. Sistem meskuluskletal: Peningkatan jaringan adiposa, penurunan masa tubuh yang
tidak berlemak dan kandungan mineral tubuh, penurunan pembentukan kolagen
dan masa otot, penurunan viskositas cairan sinovial dan lebih banyak membran
sinovial yang fibritik (Stockslager, 2003).

2. Perubahan Psikologi
a. Di bidang mental atau psikis pada lanjut usia, perubahan dapat berupa sikap yang
semakin egosentrik, mudah curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki
sesuatu.
b. Yang perlu dimengerti adalah sikap umum yang ditemukan pada hampir setiap
lanjut usia, yakni keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat.
c. Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat.
d. Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap berwibawa.
e. Jika meninggal pun, mereka ingin meninggal secara terhormat dan maasuk surga.
Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental: perubahan fisik, khususnya
organ perasa, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturunan, lingkungan.
Perubahan kepribadian yang dratis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa
ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, kekauan mungkin karena faktor lain,
misalnya penyakit.

 Kenagan (memori)
Kenangan jangka panjang, bebarapa jam sampai beberapa hari yang lalu dan
mencakup beberapa perubahan. Kenagan jangka pendek atau seketika (0-10 menit),
kenagan buruk (bisa ke arah demensia)
 Intelegentia quation (IQ)
IQ tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal. Penampilan,
persepsi, dan keterampilan psikomotor berkurang. Terjadi perubahan pada daya
membayangkan karena tekanan faktor waktu

3. Perubahan Sosial
a. Pensiun
Seseorang pension akan mengalami kehilangan-kehilangan antara lain: kehilangan
finansial (income berkurang), kehilangan status, kehilangan teman relasi,
kehilangan pekerjaan, merasakan atau sadar akan kematian.
b. Perubahan dalam cara hidup
c. Gangguan panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
d. Hilangnya kekuatan dan ketegapan fisik (Wahyudi Nugroho, 2000)

4. Perubahan Spiritual
a. Agama/kepercayaan semakin terintegrasi dalam kehidupan (Maslow, 1970).
b. Lanjut usia semakin matut dalam kehidupan keagamaanya. Hal ini terlihat dalam
berpikir dan bertindak sehari-hari (Munay dan Zentner, 1970)
c. Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Folwer (1978), universalizing,
perkembangan yang di capai pada tingkat ini adalah berpikir dan bertindak dengan
cara memberi contoh cara mencintai dan keadilan.

5. Perubahan Cultural
Ahli antropologi menjelaskan bahwa tempat kelahiran seseorang berpengaruh
pada budaya yang dianut oleh seseorang. Hal ini juga dipercaya bahwa kaum tua tidak
dapat mengabaikan sosial budaya mereka. Jika hal ini benar maka status tua dalam
perbedaan sosial dapat dijelaskan oleh sejarah kepercayaan dan tradisi.
Blakemore dan Boneham yang melakukan penelitian pada kelompok tua di Asia
dan Afro – Caribbean menjelaskan bahwa kaum tua merupakan komunitas yang
minoritas yang dapat menjamin keutuhan etnik, ras dan budaya. Sedangkan Salmon
menjelaskan tentang konsep “ Double Jeoparoly “ yang digunakan untuk karakteristik
pada penuaan.
Penelitian umum pada kelompok Afrika – Amerika dan Mexican American yaitu
jika budaya membantu umtuk menjelaskan karakteristik penuaan, maka hal ini
merupakan tuntutan untuk dapat digunakan dalam pemeriksaan lebih lanjut.
Budaya adalah attitude, perasaan, nilai , dan kepercayaan yang terdapat pada
suatu daerah atau yang dianut oleh sekelompok orang kaum tua , yang merupakan
kelompok minoritas yang memiliki kekuatan atau pengaruh pada nilai budaya.
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa budaya yang dimiliki seseorang sejak lahir
akan tetap dipertahankan sampai tua. Bahkan mempengaruhi orang – orang
disekitaryauntuk mengikuti budaya tersebut sehingga tercipta kelestarian budaya.

C. Tugas Perkembangan menurut para ahli


1. Menurut Havighurst
Tugas-tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang muncul “dari atau pada
periode tertentu dalam kehidupan individu, pencapaian yang berhasil dilakukan akan
membawa kebahagiaan dan keberhasilan pada tugas-tugas yang akan datang, tetapi
jika pencapaian tersebut gagal, akan membawa individu tersebut ke arah
ketidakbahagiaan, tidak disetujui oleh masyarakat, dan kesulitan menyelesaikan
tugas-tugas.” Definisi ini menjelaskan bahwa tugas-tugas perkembangan merupakan
pekerjaan yang dilakukan untuk memfasilitasi perkembangan seseorang dan
menyatakan lebih jauh secara tidak langsung bahwa manusia bertanggung jawab atas
perkembangan mereka sendiri.
Tugas perkembangan muncul dari banyak sumber. Tugas-tugas tersebut
muncul dari kematangan fisik, tekanan budaya dari masyarakat, dan nilai serta
aspirasi pribadi. Usia lanjut adalah periode yang memuat tugas perkembangan unik
yang harus dicapai. “tugas perkembangan utama pada lansia adalah mengklarifikasi,
memperdalam, dan menemukan fungsi seseorang yang sudah diperoleh dari proses
belajar dan beradaptasi seumur hidup.” Ahli teori perkembangan meyakini bahwa
sangatlah penting bagi lansia untuk terus tumbuh, berkembang, dan mengubah diri
mereka jika ingin mempertahankan dan meningkatkan kesehatan.
2. Menurut Erickson
Teori perkembangan psikososial Erickson “memperluas pemahaman factor-
faktor yang terlibat dalam perkembangan kepribadian untuk memasukan kekuatan-
kekuatan social.”
Teori ini menggambarkan tentang atau kebutuhan untuk menghadapi setiap
tahap dari 8 tahap pengelompokan usia dan menyatakan bahwa kekuatan ego tercapai
jika setiap tahap tersebut sudah berhasil diselesaikan.
Erickson merupakan salah satu orang pertama yang membahas perkembangan
manusia sepanjang rentang hidup. Menurut Erickson, perasaan puas dialami ketika
integritas ego berhasil dicapai dengan keberhasilan melewati seluruh tahapan tersebut.
Kepuasan dimanifestasikan melalui konsep diri yang positif dan sikap positif terhadap
kehidupan. Meskipun teori terkait memerlukan pengelompokkan usia yang spesifik,
teori tersebut bukan suatu alat untuk menunjukan kemajuan linier. Jika suatu tahap
sudah berhasil tercapai, tahapan tersebut tidak perlu dikuasai untuk hidup. Demikian
juga, isu-isu dari 1 tahap yang dapat muncul lebih dini atau lebih lambat dari pada
usia kehidupan, menurut Erickson cenderung lebih banyak terjadi.
3. Menurut Peck
Tugas tunggal Erickson sudah mencakup semuanya tugas tersebut
menggabungkan tugas-tugas yang dikemukakan oleh ahli teori lainnya dengan lebih
spesifik. Peck adalah salah satu ahli teori yang memperhalus tugas tunggal lansia
menurut Erickson. Peck mengkonsep tualisasi 3 tugas yang berisi pengaruh dari hasil
konflik antara perbedaan integritas dan keputusan.
a. Perbedaan ego (differentiation Ego) versus preokupasi peran kerja.
Tugas ini membutuhkan pergeseran sistem nilai seseorang, yang
memungkinkan lansia untuk mengevaluasi ulang dan mendefinisikan kembali
pekerjaan mereka. Penilaian ulang ini mengarahkan lansia untuk mengganti peran
yang sudah hilang dengan peran dan aktifitas baru. Selanjutnya, lansia mampu
menemukan cara-cara baru memandang diri mereka sendiri sebagai orang yang
berguna selain peran orang tua dan okupasi.
b. Body transcendence versus preokupasi tubuh.
Sebagian besar lansia mengalami beberapa penurunan fisik. Untuk beberapa
orang, kesenangan dan kenyamanan berarti kesejahteraan fisik. Orang-orang
tersebut mungkin mengalami kesulitan terbesar dalam mengabaikan status fisik
mereka. Orang lain memiliki kemampuan untuk terlibat dalam kesenangan
fisikologis dan aktifitas social sekalipun mereka mengalami perubahan dan
ketidaknyamanan fisik. Peck mengemukakan bahwa dalam system nilai mereka,
“sumber-sumber kesenangan social dan mental dan rasa menghormati diri sendiri
dapat mengakibatkan kenyamanan fisik semata.
c. Transcendence ego versus preokupasi ego
Peck mengemukakan bahwa cara paling konstruktif untuk hidup ditahun-tahun
terakhir dapat didefinisikan dengan:”hidup secara dermawan dan tidak egois yang
marupakan pospek dari ang kematian personal _the night of the ego ,yang bisa
disebut –paras dan perasaan kurang penting dibandingkan pengetahuan yang telah
diperoleh seorang untuk masa depan yang lebih luas dan lebih panjang dari pada
yag dapat di cakup oleh ego seseorang .’’ Manusia menyelesaikan hal ini melalui
warisan mereka ,anak-anak mareka kontribusi mereka pada masyarakat,dan
persahabatan mereka. Mereka ‘’ingin hidup lebih aman ,lebih bermakna ,atau lebih
bahagia bagi orang-orang yang akan meneruskan hidup setelsh kematian.’’ Untuk
mengklarifikasi , ’’individu yang panjang umur cenderung lebih khawatir tentang
apa yang mereka lakukan daripada tentang siapa mereka sebenarnya .mereka hidup
di luar sendiri daripada kepribadian mereka sendiri secara egosentris.
Kemudian, untuk mencapai integritas, seseorang harus mengembangkan kemampuan
untuk mendefinisikan diri kembali, untuk melepas identitas okupasi, untuk bangkit
dari ketidaknyamanan fisik, dan untuk membentuk makna pribadi yang melampaui
jangkauan pemusatan diri. Walaupun tujuan-tujuan tersebut patut dihargai, mungkin
dirasa sulit oleh beberapa lansia. Tidak semua lansia memiliki ketabahan atau energi
untuk tertawa dalam menghadapi kesengsaraan atau akibat dari datangnya usia tua.
Stenbeck menyatakan: khususnya pada usia tua, minat aktif yang diambil dalam
perawatan kesehatan preventif dan pertahanan dari penyakit kronis yang adekuat dan
diperlukan merupakan “preokupasi” terhadap tubuh. Ketika stamina tubuh menurun
dan berkembang menjadi sakit, terdapat tanda-tanda disabilitas dan kematian,
preokupasi depresif terhadap tubuh harus dianggap normal daripada neurotik.
4. Menurut Duvall
Havighurst percaya bahwa “hidup adalah belajar, dan tumbuh juga adalah
belajar”. Menurut Havighurst, usia tua menunjukan hal ini, karena lansia “masih
memiliki pengalaman-pengalaman baru didepan mereka, dan situasi-situasi baru
untuk dihadapi. “Pensiun, berpindah kekomunitas pensiunan, menyesuaikan diri
terhadap efek penyakit kronis, dan kehilangan pasangan dan kelompok merupakan
beberapa dari pengalaman dan situasi-situasi baru tersebut.
Committee on the Dynamics of Family Interaction memperluas konsep tugas
perkembangan pada keluarga sebagai keseluruhan. Siklus hidup keluarga yang
dikemukakan oleh Duvall terdiri dari delapan tahap, dengan tahap terakhirnya adalah
keluarga lansia. Tahap akhir dari siklus keluarga dimualai dengan pensiunan,
dilanjutkan sampai kematian pasangan pertama, dan diakhiri dengan kematian
pasangan kedua.
Tugas-tugas perkembangan yang dinyatakan oleh Havighurst dan komite
Duvall hampir dapat dibandingkan, seperti yang tercantum pada tabel 1. Keduanya
mengarah kepada perubahan-perubahan hidup yang diperlukan dalam kaitannya
dengan pengaturan hidup, pensiun, pendapatan, hubungan interpersonal, aktivitas dan
kewajiban sosial, dan kematian. Perbedaan utama adalah bahwa havighurst mengarah
pada individual, sedangkan Duvall mengarah pada kerangka kerja keluarga.
Tabel 1. Tugas-Tugas Perkembangan Yang Diidentifikasi Oleh Havighurst Dan Duvall
HAVIGHURST DUVALL
Menyesuaikan diri terhadap penurunan Menemukan rumah yang memuaskan untuk
kekuatan dan kesehatan fisik tahun-tahun akhir kehidupan
Menyesuaikan diri terhadap masa pensiun Menyesuaikan diri terhadap pendapatan
dan penurunan penadapatan pensiunan
Menyesuaikan diri terhadap kematian Membentuk rutinitas rumah tangga yang
pasangan dan orang penting lainnya nyaman
Membentuk gabungan eksplisit dengan Menghadapi kehilangan dan menjadi
kelompok yang seusia dengannya janda/duda
Memenuhi kewajiban-kewajiban sosial dan Saling menjaga satu sama lain sebagai suami
kewarganegaraan dan istri
Membentuk kepuasaan pengaturan kehidupan Mempertankan hubungan dengan anak-anak
fisik dan cucu
Merawat kerabat yang lebih tua
Menjaga minat terhadap orang-orang di luar
keluarga
Menemukan makna hidup
Sumber: diambil dari Havighurst dan Duvall
DAFTAR PUSTAKA

Azizah & Lilik Ma’rifatul, (2011). Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta : Graha
Ilmu
Kemenkes RI (2014).Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI. Jakarta
Reni Yuli Aspiani. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Aplikasi : NANDA, NIC, NOC,
Jilid 1, Jakarta
Sarif La Ode (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik Berstandar Nanda, NIC, NOC,
Dilengkapi dengan Teori dan Contoh Kasus Askep. Jakarta: Nuha Medika
Tantut Susanto. (2013). Keperawatan Gerontik. Digital Repository. Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai