Anda di halaman 1dari 9

Optimasi Jaringan Wideband Code Division

Multiple Access di BTS Kelurahan Sempidi


I Made Indra Wiguna Gede Sukadarmika, S.T., M.Sc.
Department of Electrical Engineering Department of Electrical Engineering
Udayana University Udayana University
Bali, Indonesia Bali, Indonesia
indrawiguna2811@gmail.com

Abstract— Perkembangan teknologi WCDMA yang termasuk Indonesia. Sekarang ini WCDMA sudah
semakin pesat berdampak langsung terhadap digunakan lebih dari milyaran pelanggan di seluruh dunia.
meningkatnya jumlah BTS yang disediakan oleh Untuk mengimbangi perkembangan WCDMA yang
perusahaan provider jaringan. Namun, kinerja dari BTS semakin meningkat, maka operator seluler bersaing dengan
tidak selalu maksimal. Salah satu penyebab penghambat berbagai cara. Meningkatnya perkembangan WCDMA
kinerja dari BTS yaitu terjadi drop call (gagal koneksi). juga berdampak terhadap meningkatnya jumlah BTS yang
Penelitian ini dilakukan pada BTS MC3613302G yang disediakan oleh perusahaan provider jaringan. Namun,
terletak di Kelurahan Sempidi, Kabupaten Badung. Untuk kinerja dari BTS tidak selalu maksimal. Salah satu
mengetahui kondisi existing dari BTS MC3613302G, maka penyebab penghambat kinerja dari BTS yaitu banyaknya
dilakukan drive test before dan didapat nilai Ec/No sebesar jumlah MS sehingga tidak seluruhnya dapat ditangani.
-30 dB serta nilai RSCP sebesar -100 dBm yang termasuk Akibat dari berlebihnya jumlah MS yang harus dilayani
dalam kondisi buruk dengan nilai drop call sebesar 6%. oleh suatu BTS, maka akan terjadi drop call (gagal
Selain itu, diperoleh data statistik dari BTS MC3613302G koneksi). Drop call adalah koneksi untuk akses data yang
dan didapat hasil handover sebesar 32,82%, nilai drop call terjadi pada setelah proses connecting terjadi tetapi putus
sebesar 2,33%, dan nilai CSSR sebesar 23,38%. Hasil secara tidak normal. Drop call ini terjadi sebelum bisa
tersebut menunjukkan bahwa parameter belum sesuai akses ke BTS, sudah mendapat kanal dan sudah berhasil
dengan KPI target dan perlu dilakukan proses optimasi. melakukan hubungan tetapi putus secara tiba–tiba tanpa
Proses optimasi dilakukan dengan menambahkan ada pemutusan secara normal dari user (Bramantyo, dkk,
daftar BTS terdekat, serta mengatur jumlah handover 2012). Drop call disebabkan oleh berbagai faktor antara
attempt, dan FDDQMIN. Penambahan daftar BTS terdekat lain missing neighbor, kegagalan soft handover,
dilakukan dengan menambahkan BTS tetangga dari BTS IRAT/hard handover, congestion, out of synchronization,
MC3613302G yaitu BTS MC3614712G. Pengaturan dan penyebab lainnya (Dewana, dkk, 2013).
handover attempt dilakukan dengan menambahkan proses BTS yang baik merupakan BTS yang mampu
percobaan handover menjadi 6 kali. Pengaturan memberikan pelayanan yang terbaik dengan cara
FDDQMIN dilakukan dengan mengubah nilai RSCP meningkatkan kualitas layanan sehingga nilai dari drop
minimum dari -98 dBm menjadi -85 dBm. call dapat ditekan. Kualitas layanan dapat diukur secara
Hasil dari drive test after setelah proses optimasi obyektif dengan Key Performance Indicator (KPI). Standar
didapat nilai Ec/No sebesar -10 dB serta nilai RSCP sebesar nilai KPI untuk drop call yang ditetapkan oleh Kementrian
-80 dBm yang termasuk dalam kondisi baik dengan nilai Komunikasi dan Informatika untuk seluruh perusahaan
drop call sebesar 0%. Selain itu, pada data statistik setelah provider yaitu ≤ 5% (Kemkominfo, 2013). Sedangkan, PT.
proses optimasi didapat nilai handover sebesar 99,81%, Huawei Services menetapkan standar KPI untuk drop call
nilai drop call sebesar 0%, dan nilai CSSR sebesar 99,53%. pada jaringan 3G XL yaitu ≤ 0,8%.
Hal ini menunjukkan proses optimasi berjalan sesuai target Salah satu wilayah yang mengalami nilai drop call
dan memenuhi standar KPI yang ditentukan yaitu handover tinggi yaitu Kelurahan Sempidi. Kelurahan Sempidi
> 98%, drop call < 0,8% serta CSSR > 98%. terletak di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Terdapat
beberapa BTS yang menangani Kelurahan Sempidi, salah
Keywords— Drop Call, Handover, CSSR, Optimasi satunya merupakan BTS MC3613302G. Posisi dari
Jaringan, KPI MC3613302G berdekatan dengan BTS MC3611532G,
BTS MC3614712G, dan BTS 3612538G. Pada tahun 2017,
I. PENDAHULUAN MC3613302G memiliki nilai drop call tertinggi pada bulan
Teknologi telekomunikasi bergerak saat ini telah Juni. Rata-rata nilai drop call pada BTS MC3613302G di
memasuki era yang perkembangannya sangat cepat seiring bulan Juni yaitu 1,35%. Berdasarkan rata-rata nilai bulanan
dengan kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi tersebut, pada tanggal 6 Juni 2017 merupakan drop call
tanpa adanya keterbatasan. Sekarang ini, manusia tertinggi dengan nilai 5,25%. Nilai tersebut sangatlah
membutuhkan teknologi telekomunikasi dengan kecepatan tinggi dan melebihi batas drop call yang ditentukan oleh
tinggi serta dapat dilakukan dimana saja. Salah satunya PT. Huawei Services dan Kemkominfo. Maka dari itu,
adalah dengan adanya jaringan 3G dengan teknologi perlu dilakukan optimasi terhadap BTS MC3611532G agar
WCDMA (Wideband Code Division Multiple Access). BTS tersebut dapat kembali bekerja secara optimal dan
Perkembangan WCDMA yang sangat pesat di dapat memberikan pelayanan yang maksimal terhadap
negara-negara Eropa memberi dampak bagi seluruh dunia pelanggan.
II. KAJIAN PUSTAKA loss, out of synchronization, bad spot, pilot pollution, dan
A. Konsep Sistem WCDMA drop call akibat faktor lain (Bramantyo, 2012). Adapun
WCDMA (Wideband Code Division Multiple cara untuk menghitung presentase dari nilai drop call,
Access) merupakan salah sistem generasi ketiga yang digunakan rumus seperti persamaan berikut:
dikembangkan di Eropa dan mulai dipernalkan tahun 2004. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑔𝑎𝑙
Terdapat dua mode yang digunakan dalam WCDMA 𝐷𝑟𝑜𝑝 𝐶𝑎𝑙𝑙 = 𝑥 100%................(1)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘
dimana yang pertama menggunakan FDD (Frequency
Division Duplex) dan kedua dengan menggunakan TDD D. Drive Test
(Time Division Duplex). FDD dikembangkan di Eropa dan Drive test merupakan salah satu bagian pekerjaan
Amerika sedangkan TDD dikembangkan di Asia. Pada dalam optimasi jaringan radio. Tujuan dilakukannya drive
WCDMA FDD, digunakan sepasang frekuensi pembawa 5 test adalah untuk mengumpulkan informasi jaringan secara
MHz pada uplink dan downlink dengan alokasi frekuensi aktual dilapangan. Informasi yang dikumpulkan
untuk uplink yaitu 1945 MHz – 1950 MHz dan untuk merupakan kondisi aktual Radio Frequency (RF) disuatu
downlink yaitu 2135 MHz – 2140 MHz. Base Transceiver Station (BTS) ataupun dalam lingkup
Teknik multiple access mempunyai arti bagaimana Base Station Sub-system (BSS) yang dilakukan dengan
suatu spektrum radio dibagi menjadi kanal-kanal dan kendaraan sehingga pengukuran dilakukan dalam keadaan
bagaimana kanal-kanal tersebut dialokasikan untuk bergerak seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. Proses
pelanggan sebanyak-banyaknya dalam satu sistem. pengukuran drive test dilengkapi dengan GPS, handset,
WCDMA merupakan teknologi multiple access yang dan software drive test.
membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya
menggunakan kode-kode khusus dalam lebar pita frekuensi
yang ditentukan. Sistem CDMA merupakan
pengembangan dari dua sistem multiple access
sebelumnya. Perbedaan dengan teknologi sebelumnya
khususnya narrowband CDMA salah satunya adalah
terletak pada kecepatan kode penebar, dimana CDMA
sebesar 1,23 Mbps sedangkan WCDMA sebesar 5-20
Mbps dan memberikan lebar setiap kanalnya hingga 5 MHz
(Nurhakim, 2015). Gambar 1. Sistem Drive Test
Sumber: Febrian Al-Kautsar, 2009
B. BTS
BTS adalah singkatan dari Base Transceiver E. Optimasi Jaringan
Station. BTS berfungsi menjembatani perangkat Optimasi jaringan adalah proses peningkatan
komunikasi pengguna dengan jaringan menuju jaringan kualitas dari jaringan seluler. Setiap operator jaringan
lain. Satu cakupan pancaran BTS dapat disebut cell. seluler menetapkan suatu standar nilai QoS, dimana
Komunikasi seluler adalah komunikasi modern yang melalui nilai QoS ini dapat ditentukan baik atau tidaknya
mendukung mobilitas yang tinggi. Dari beberapa BTS kualitas suatu jaringan di tempat tertentu. Data-data
kemudian dikontrol oleh satu Base Station Controller mengenai QoS yang terjadi dibandingkan dengan nilai
(BSC) yang terhubungkan dengan koneksi microwave parameter standar. Apabila terjadi ketidaksesuaian nilai
ataupun serat optik. pada jaringan tersebut dengan parameter standar, maka
BTS adalah akses point Mobile Station untuk ke perlu dilakukan tindakan optimasi jaringan.
jaringan. BTS ini bertanggung jawab untuk melaksanakan
komunikasi radio antara jaringan dan Mobile Station (MS). F. Proses Optimasi Berdasarkan Hasil Drive Test
BTS juga menangani speech encoding, enkripsi, Optimasi merupakan langkah penting dalam
multiplexing (TDMA), dan modulasi/demodulasi dari perbaikan suatu jaringan. Keseluruhan proses optimasi
sinyal radio. Selain itu juga mempunyai kemampuan dapat dilihat pada Gambar 2. Proses awal yang dilakukan
frekuensi hopping. Sebuah BTS akan memiliki antara 1 dan adalah drive test yang bertujuan untuk mengumpulkan data
16 Transceivers (TRX), tergantung pada geografi dan pengukuran yang berkaitan dengan lokasi pelanggan.
permintaan pengguna dari suatu area. TRX Masing-masing Setelah data terkumpul sepanjang luas cakupan RF yang
mewakili satu ARFCN. diinginkan, maka data akan diproses dengan software
TEMS. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis
C. Drop Call untuk mengatasi permasalahan yang terjadi.
Drop call merupakan kegagalan panggilan yang
terjadi setelah panggilan berhasil dilakukan, namun
berakhir tanpa pemutusan secara normal. Drop call ini
terjadi setelah MS dapat mengakses BTS, sudah
mendapatkan kanal dan telah berhasil melakukan
melakukan hubungan, namun putus secara tiba-tiba tanpa
ada pemutusan secara normal oleh user. Drop call
disebabkan oleh faktor-faktor diantaranya missing
neighbor, kegagalan handover, congestion, propagation Gambar 2. Alur Optimasi Jaringan
Sumber : Febrian Al-Kautsar, 2009
III. METODE PENELITIAN
Tabel 1. Data Statistik BTS MCC3613302G
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Tanggal Drop Call CSSR Handover
Pengambilan data dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
mengambil dari database performance hasil monitoring 12-02-2018 2,03 % 23,51 % 32,82 %
menggunakan aplikasi Atlantis SQL Everywhere maupun
data dari aplikasi Tems Investigation dalam melakukan 13-02-2018 2,07 % 23,38 % 32,83 %
drive test. Kedua metode ini digunakan untuk mengetahui 14-02-2018 2,02 % 23,36 % 32,82 %
kondisi yang terdapat di lapangan. Data yang berasal dari
database Atlantis SQL Everywhere digunakan untuk
mengetahui kualitas pelayanan diantaranya Drop Call, Berdasarkan Tabel 1., terlihat bahwa nilai drop call
CSSR (Call Setup Success Rate), serta handover. pada BTS MC3613302G sudah melampaui batas standar
Sedangkan data yang berasal dari hasil drive test dilakukan KPI yang telah ditetapkan oleh PT. Huawei Services yaitu
untuk mengetahui kualitas sinyal yang terjadi pada daerah sebesar 0.8%. Faktor yang menyebabkan tingginya nilai
tersebut sehingga jika data dari database menunjukkan drop call yaitu rendahnya nilai CSSR serta Handover.
nilai yang menurun atau buruk akan dilakukan drive test Standar KPI yang telah ditetapkan oleh PT. Huawei
untuk menganalisis penyebabnya. Services untuk nilai CSSR dan Handover yaitu masing-
masing sebesar 98%.

IV. IDENTIFIKASI DATA DROP CALL


V. DRIVE TEST
Identifikasi data drop call dapat diketahui dengan
cara pengambilan data statistik menggunakan aplikasi Untuk mengumpulkan informasi jaringan secara
berbasis bahasa pemrograman query yaitu Atlantis SQL aktual dilapangan, maka dilakukan pengukuran drive test.
Everywhere. Pengambilan data statistik dilakukan dengan Drive test dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dive test after
menyambungkan perangkat komputer dengan database dan drive test before. Metode drive test yang digunakan
yaitu dedicated mode, yaitu pengukuran kualitas sinyal
server menggunakan kabel LAN (Local Area Network).
Pengambilan data statistik dilakukan selama 3 hari yaitu yang diikuti dengan melakukan panggilan secara terus
dari tanggal 12 Februari 2018 hingga 14 Februari 2018 menerus selama beberapa kali. Jenis pengukuran drive test
untuk melihat bagaimana performansi dari BTS yang dilakukan yaitu dengan drive test single site. Setelah
MC3613302G yang terletak di Kelurahan Sempidi, data hasil drive test didapat, maka dilakukan klasifikasi
Kabupaten Badung. BTS MC3613302G terletak pada warna untuk pembacaan nilai RSCP dan Ec/No pada data
hasil drive test seperti berikut :
koordinat latitude -8.61542 dan longitude 115.191 seperti
ditunjukkan pada Gambar 3.
Tabel 2. Legenda Pembacaan RSCP dan Ec/No

Gambar 3. Lokasi BTS MC3613302G


Sumber : (Google Earth) Data logfile yang didapat pada saat pengukuran
drive test before di-export menggunakan aplikasi Mapinfo
Gambar 3 menunjukkan lokasi dari BTS dengan mengidentifikasi nilai dari Ec/No serta nilai RSCP
MC3613302G. Garis putus-putus berwarna merah sesuai dengan kategori dari setiap level sinyal yang
merupakan rute perjalanan selama melakukan pengukuran ditunjukkan pada Tabel 2. Pada Ec/No, terdapat 4 kategori
drive test yang melewati Jalan Kebo Iwa Utara, Jalan level sinyal dan pada RSCP terdapat 6 kategori level sinyal.
Cokroaminoto, dan Jalan Apit Yeh yang teletak di
kelurahan Sempidi. A. Drive Test Before
Pengambilan data statistik dilakukan dengan
menggunakan aplikasi Atlantis SQL Everywhere. Setelah Drive test before dilakukan pada tanggal 15
data didapatkan, maka akan terlihat faktor-faktor yang Februari 2018 yang meliputi ketiga sektor dari BTS
MC3613302G yang terletak di Kelurahan Sempidi,
menyebabkan drop call pada BTS MC3613302G seperti
Kabupaten Badung. Setelah dilakukan pengukuran drive
pada Tabel 1. berikut :
tetst, maka didapat hasil untuk parameter Ec/No dan RSCP
seperti berikut :
handover. Pada Gambar 5 terlihat bahwa hasil drive test
RSCP pada BTS MC3613302G memiliki nilai yang
beragam yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan
warna. Terdapat warna kuning dan warna merah yang
mengindikasikan bahwa nilai RSCP tersebut dikategorikan
dalam kondisi buruk. Nilai terendah terdapat di Jalan
Cokroaminoto, dengan nilai RSCP terburuk mencapai -110
dBm. Hal itu disebabkan karena pada saat MS bergerak ke
arah Jalan Cokroaminoto, MS tidak berpindah menuju BTS
tetangga terdekat dari BTS MC3613302G, sehingga terjadi
kegagalan handover. Akibat dari BTS terus memegang MS
hingga menuju Jalan Cokroaminoto, maka daerah tersebut
dikatakan sebagai area bad spot, sehingga apabila terdapat
Gambar 4. Hasil Pengukuran Ec/No pada Drive Test Before
pelanggan yang akan melakukan panggilan pada daerah
tersebut, maka akan terjadi drop call.
Ec/No adalah rasio perbandingan antara energi yang Adapun panggilan yang terjadi selama melakukan
dihasilkan dari sinyal pilot dengan total energi yang drive test before dapat dilihat pada Tabel 3.
diterima, dengan satuan dB. Ec/No juga menunjukkan level Tabel 3. Panggilan Saat Drive Test Before
daya minimum (threshold) dimana MS masih bisa Event Jumlah
melakukan suatu panggilan. Ec/No merupakan kualitas
Call Attempt 50
sinyal yang diterima oleh MS, dimana Ec/No
menggambarkan kualitas dari sinyal 3G. Apabila nilai dari Call Setup 50
Ec/No buruk, maka akan terdapat nilai drop call, CSSR, Call Initiation 50
serta handover yang tidak sesuai standar. Hal ini Call Established 47
dibuktikan dengan hasil data statistik BTS MC3613302G Drop Call 3
pada tanggal 12 Februari 2018 sampai 14 Februari 2018
Call End 50
seperti pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1, terlihat nilai
drop call, CSSR, serta handover yang tidak sesuai dengan
standar KPI yang telah ditetapkan oleh PT. Huawei Tabel 3 menunjukkan bahwa pada saat melakukan
Services. pengukuran drive test before, terjadi 50 kali panggilan
Pada Gambar 4 terlihat bahwa hasil drive test Ec/No dengan panggilan gagal sebanyak 3 kali. Berdasarkan hal
pada BTS MC3613302G memiliki nilai yang beragam ini, dapat dihitung presentase drop call dengan persamaan
yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan warna. berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑔𝑎𝑙
Terdapat beberapa titik yang berwarna merah dimana pada 𝐷𝑟𝑜𝑝 𝐶𝑎𝑙𝑙 = 𝑥 100%................(2)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘
titik tersebut, dengan rentang nilai Ec/No sebesar -30 dB 3
sampai -18 dB. Kualitas sinyal pada titik-titik tersebut 𝐷𝑟𝑜𝑝 𝐶𝑎𝑙𝑙 = 𝑥 100%
50
harus ditingkatkan agar kepuasan pelanggan terpenuhi 𝐷𝑟𝑜𝑝 𝐶𝑎𝑙𝑙 = 6%
dengan cara melakukan proses optimasi jaringan pada BTS
MC3613302G. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,
Selain nilai dari parameter Ec/No, hasil drive test maka didapat presentase nilai drop call pada saat
juga menampilkan hasil dari parameter RSCP seperti yang melakukan drive test before sebesar 6%. Nilai tersebut
ditunjukkan pada Gambar 5. cukup tinggi dikarenakan drive test dilakukan pada kondisi
busy hour yaitu pukul 11.00 WITA sampai 14.00 WITA
sehingga didapatkan presentasi drop call yang berbeda
dengan nilai rata-rata drop call harian. Hal ini menandakan
bahwa memang benar BTS MC3613302G mengalami drop
call yang tinggi, sehingga perlu dilakukan tindakan
optimasi agar sesuai dengan target KPI yang telah
ditentukan oleh PT. Huawei Service yaitu sebesar 0.8%.

B. Optimasi BTS MC3613302G


Berdasarkan data statistik yang diperoleh pada
aplikasi Atlantis SQL Everywhre dan hasil drive test before,
maka diketahui parameter-parameter yang harus dibenahi
pada BTS MC3613302G adalah kegagalan handover,
Gambar 5. Hasil Pengukuran RSCP pada Drive Test Before rendahnya nilai CSSR, dan tingginya nilai drop call. Harus
dilakukan proses optimasi sesuai dengan KPI target yang
RSCP adalah tingkat kekuatan sinyal pada telah ditetapkan terhadap ketiga parameter tersebut agar
jaringan 3G yang diterima oleh Mobile Station (MS). BTS MC3613302G yang terletak di Kelurahan Sempidi
Standar RSCP biasanya ditampilkan dalam bentuk warna dapat kembali bekerja secara optimal dan dapat memenuhi
dan angka dengan satuan dBm. Sama seperti Ec/No, nilai kepuasan konsumen. Proses optimasi dilakukan pada
RSCP berpengaruh terhadap nilai drop call, CSSR, dan tanggal 24 Februari 2018 atas izin dari pihak provider
dengan menggunakan aplikasi U2000 seperti pada Gambar dilihat berdasarkan apakah terdapat BTS yang arah
6. sektornya menghadap pada area bad spot yaitu Jalan
Cokroaminoto. Scrambling code merupakan kode yang
membedakan antar sektor BTS atau sel yang digunakan
untuk membedakan user yang satu dengan yang lainnya.
Scrambling code BTS yang berdekatan harus memiliki
kode yang berbeda, karena apabila scrambling code sama
maka akan terjadi interference. Sehingga, BTS yang telah
memenuhi ketiga faktor tersebut adalah BTS
MC3614712G.
Pada Gambar 8 terlihat bahwa neighboring BTS
MC3614712G pada BTS MC3613302G telah berhasil
dilakukan dengan notifikasi “Operation Succeded”.
Dengan adanya penambahan BTS ini, maka apabila
Gambar 6. Tampilan Aplikasi U2000 terdapat MS yang masih terhubung dengan BTS
MC3613302G namun sudah dalam RSCP yang buruk,
1. Optimasi Handover maka MS tersebut dapat melakukan handover ke BTS
Proses optimasi handover dilakukan dengan cara MC3614712G sehingga presentase nilai drop call dapat
menambahkan list/daftar BTS terdekat dari BTS diminimalisir.
MC3613302G. Untuk mengetahui BTS terdekat dari BTS Selain dengan proses neighboring, optimasi
MC3613302G, digunakan aplikasi Google Earth seperti handover juga dilakukan dengan menambahkan handover
yang ditunjukkan pada Gambar 7. attempt dari BTS MC3613302G ke BTS MC3614712G.
Handover attempt merupakan percobaan handover yang
dapat dilakukan MS menuju BTS tetangga terdekatnya.
Semakin banyak handover attempt yang diberikan, maka
semakin meminimalisir terjadinya drop call.

Gambar 7. Letak Geografis BTS MC3613302G


Sumber : (Google Earth)

Berdasarkan Gambar 7, BTS MC3614712G


merupakan BTS yang teletak paling dekat dengan BTS
MC3613302G. Oleh karena itu, dilakukan penambahan
BTS tetangga (neighboring) agar BTS MC3613302G dapat
melakukan handover. Neighboring dilakukan dengan
menggunakan aplikasi U2000, dengan proses optimasi
seperti Gambar 8. Gambar 9. Penambahan Handover Attempt pada BTS MC3613302G

Proses penambahan handover attempt pada BTS


MC3613302G sudah berhasil dilakukan dengan notifikasi
“Operation Succeeded”. Gambar 9 menunjukkan bahwa
handover attempt max sudah dibuat menjadi 6 kali
percobaan sehingga BTS MC3613302G dapat melakukan
handover ke BTS MC3614712G sebanyak 6 kali
percobaan. Hal ini dilakukan untuk memperbesar peluang
keberhasilan handover apabila BTS MC3614712G sedang
mengalami overload traffic, sehingga nilai drop call dapat
dikurangi.
Gambar 8. Optimasi Neighboring pada BTS MC3613302G
2. Optimasi CSSR
Penambahan neighboring BTS MC3614712G Pada optimasi CSSR, dilakukan perubahan dengan
berdasarkan dari faktor jarak BTS, arah sektor BTS, serta mengubah parameter FDDQMIN yang merupakan nilai
scrambling code (SC). Faktor jarak dilihat berdasarkan batas minimum sinyal yang masih dapat dipegang oleh
lokasi BTS terdekat dari BTS MC3613302G. Arah sektor BTS. Nilai FDDQMIN existing untuk BTS MC3613302G
adalah -98 dBm. Hal ini berarti, apabila MS sudah
mendapatkan nilai RSCP lebih kecil dari -98 dBm, maka mengantisipasi tingginya nilai drop call yang terjadi, maka
BTS akan melepas MS tersebut untuk dapat melakukan provider melakukan perubahan nilai RSCP.
handover dan dilayani oleh BTS tetangga terdekat. Namun Setelah dilakukan perubahan pada parameter
pada kondisi existing, BTS MC3613302G belum memiliki FDDQMIN, maka nilai RSCP minimum yang dapat
daftar BTS tetangga (neighbor), sehingga BTS dipegang oleh BTS MC3613302G adalah -85 dBm.
MC3613302G terus memegang MS tersebut hingga nilai Sehingga apabila MS sudah menerima RSCP lebih rendah
RSCP di bawah -98 dBm walaupun sudah termasuk dalam dari -85 dBm, maka MS akan melakukan handover menuju
kategori buruk yang berada pada rentang nilai -100 dBm BTS MC3614712G dan selanjutnya BTS MC3613302G
s/d -90 dBm sesuai pada Tabel 4.2. Dengan demikian, BTS dapat menerima MS lain karena MS yang dipegang
akan tetap memegang MS sehingga menyebabkan BTS sebelumnya sudah melakukan handover.
memberikan layanan yang tidak menjamin untuk
melakukan proses komunikasi dan mengakibatkan C. Drive Test After
terjadinya drop call seperti yang ditunjukkan pada Gambar Setelah dilakukan optimasi berdasarkan parameter-
10. parameter yang telah ditentukan, maka dilakukanlah drive
test after untuk mengecek apakah proses optimasi sudah
berhasil sesuai dengan target yang diharapkan. Drive test
after dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2018. Metode
yang digunakan sama seperti pada pengukuran drive test
before, yaitu dedicated mode dengan jenis single site.
Parameter yang diukur pada drive test after sama seperti
drive test before, yaitu Ec/No dan RSCP. Hasil pengukuran
parameter Ec/No pada drive test after seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 10. Area dengan Nilai RSCP Buruk

Pada Gambar 10 terlihat bagian yang ditandai


dengan garis putus-putus berwarna hitam. Daerah tersebut
merupakan daerah yang memiliki nilai RSCP di bawah -98
dBm, sehingga pada daerah tersebut sering mengalami
drop call.
Untuk menanggulangi hal tersebut, dilakukan
pengaturan terhadap nilai dari FDDQMIN dan pengaturan
neighbor. Pengaturan nilai dari FDDQMIN dapat dilihat
pada Gambar 11. Gambar 12. Hasil Pengukuran Ec/No pada Drive test After

Hasil pengukuran drive test after dengan parameter


Ec/No menunjukkan bahwa kualitas sinyal yang sudah
membaik, dengan warna dominan yang ditunjukkan yaitu
warna hijau dan biru. Nilai rata-rata untuk Ec/No pada BTS
MC3613302G adalah sebesar -15 dB. Hal ini
mengidentifikasikan bahwa proses optimasi sudah berjalan
sesuai dengan target.
Selain nilai dari parameter Ec/No, hasil drive test
after juga menampilkan hasil dari parameter RSCP seperti
yang ditunjukkan pada Gambar 13.

Gambar 11. Pengaturan FDDQMIN pada BTS MC3613302G

Gambar 11 menunjukkan nilai dari FDDQMIN


yang telah dilakukan perubahan nilai RSCP dari -98 dBm
menjadi -85 dBm. Perubahan nilai FDDQMIN menjadi -85
dBm merujuk pada Tabel 4.2 bahwa nilai RSCP -85 dBm
masuk dalam kategori cukup dengan rentang -90 dBm s/d
-80 dBm. Kategori tersebut sudah memadai untuk
melakukan proses komunikasi, sehingga untuk Gambar 13. Hasil Pengukuran RSCP pada Drive Test After
Berdasarkan hasil pengukuran drive test after Tabel 5. Presentase Keberhasilan Handover
dengan parameter RSCP, dapat dilihat bahwa tingkat
kekuatan sinyal yang sudah membaik, dengan warna
dominan yang ditunjukkan yaitu warna hijau dengan RSCP
rata-rata sebesar -70 dBm. Pada Gambar 4.15 di atas,
terlihat bahwa handover sudah berhasil dilakukan. Apabila
terdapat MS yang terhubung dengan BTS MC3613302G
dan memiliki RSCP dibawah -85 dBm, maka MS tersebut
akan melakukan handover menuju BTS MC3614712G
sehingga nilai RSCP tidak memburuk dan drop call tidak
terjadi. Hal ini mengidentifikasikan bahwa proses optimasi
sudah berjalan sesuai dengan target.
Adapun panggilan yang terjadi selama melakukan
drive test after dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Panggilan Saat Drive Test After
Event Jumlah
Call Attempt 50
Call Setup 50 Tabel 5 menunjukkan data statistik presentase
Call Initiation 50 handover yang berbeda antara sebelum dengan sesudah
proses optimasi. Sebelum proses optimasi, nilai presentase
Call Established 50
handover masih jauh dibawah standar KPI sebesar 98%.
Drop Call 0 Setelah proses optimasi, nilai presentase handover
Call End 50 mengalami peningkatan hingga mencapai nilai 99% dan
sudah sesuai dengan standar KPI yaitu diatas 98%. Hal ini
menunjukkan bahwa proses optimasi yang dilakukan untuk
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada saat
meningkatakan keberhasilan handover pada BTS
melakukan pengukuran drive test, terjadi 50 kali panggilan
MC3613302G telah berjalan sesuai target.
tanpa adanya panggilan gagal yang terjadi. Berdasarkan hal
Presentase handover pada BTS MC3613302G juga
ini, dapat dihitung presentase drop call dengan persamaan
dibuat dalam bentuk grafik seperti yang ditunjukkan pada
berikut :
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑔𝑎𝑙 Gambar 14.
𝐷𝑟𝑜𝑝 𝐶𝑎𝑙𝑙 = 𝑥 100 %...............(3)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑛𝑔𝑔𝑖𝑙𝑎𝑛 𝑀𝑎𝑠𝑢𝑘
0
𝐷𝑟𝑜𝑝 𝐶𝑎𝑙𝑙 = 𝑥 100 %
50
𝐷𝑟𝑜𝑝 𝐶𝑎𝑙𝑙 = 0 %

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan,


maka didapat presentase nilai drop call pada saat
melakukan drive test after sebesar 0 %. Hal ini
menandakan bahwa pada saat melakukan drive test after,
proses optimasi sudah berjalan dengan baik yang ditandai
dengan tidak terjadinya drop call pada saat pengukuran. Gambar 14. Handover pada MC3613302G
Hal ini juga sudah sesuai dengan target KPI yang telah
ditentukan oleh PT. Huawei Service yaitu sebesar 0.8 %. Berdasarkan Gambar 14 dapat dilihat bahwa
presentase keberhasilan handover mengalami perbedaan
yang signifikan antara sebelum proses optimasi dengan
VI. HASIL OPTIMASI sesudah optimasi. Sebelum proses optimasi, presentase
Selain parameter Ec/No dan RSCP, pengecekan handover masih dibawah dari KPI target yang telah
juga dilakukan pada parameter drop call, handover, dan ditentukan yaitu sebesar 98%. Namun setelah proses
CSSR dengan cara pengambilan data statistik. optimasi, presentasi handover mengalami peningkatan
Pengambilan data statistik dilakukan dengan menggunakan hingga memenuhi standar nilai KPI. Hal ini menandakan
aplikasi Atlantis SQL Everywhere dari rentang tanggal 12 bahwa proses optimasi sudah berjalan sesuai target.
Februari 2018 hingga 4 Maret 2018 dengan hasil sebagai
berikut: 2. Hasil CSSR
Berdasarkan proses optimasi CSSR yang telah
1. Hasil Handover dilakukan, dapat dilihat presentase CSSR pada Tabel 6.
Berdasarkan proses optimasi handover yang telah
dilakukan, dapat dilihat presentase keberhasilan handover
pada Tabel 5.
Tabel 6. Presentase CSSR Tabel 7. Presentase Drop Call

Tabel 6 menunjukkan data statistik presentase Tabel 7 menunjukkan data statistik presentase drop
CSSR yang berbeda antara sebelum dengan sesudah proses call yang berbeda antara sebelum dengan sesudah proses
optimasi. Sebelum proses optimasi, nilai presentase CSSR optimasi. Sebelum proses optimasi, nilai presentase drop
masih jauh dibawah standar KPI sebesar 98%. Setelah call sangat melebihi dari standar KPI sebesar 0,8%. Setelah
proses optimasi, nilai presentase CSSR mengalami proses optimasi, nilai presentase drop call mengalami
peningkatan hingga mencapai nilai 99% dan sudah sesuai penurunan dan sudah sesuai dengan standar KPI yaitu
dengan standar KPI yaitu diatas 98%. Hal ini menunjukkan dibawah 0,8%. Hal ini menunjukkan bahwa proses
bahwa proses optimasi yang dilakukan untuk optimasi yang dilakukan untuk meningkatakan presentase
meningkatakan presentase CSSR pada BTS MC3613302G drop call pada BTS MC3613302G telah berjalan sesuai
telah berjalan sesuai target. target.
Presentase CSSR pada BTS MC3613302G juga Presentase drop call pada BTS MC3613302G juga
dibuat dalam bentuk grafik seperti yang ditunjukkan pada dibuat dalam bentuk grafik seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 15. Gambar 16.

Gambar 15. CSSR pada MC3613302G


Gambar 16. Drop Call pada MC3613302G
Berdasarkan Gambar 15 dapat dilihat bahwa
presentase CSSR mengalami perbedaan yang signifikan Berdasarkan Gambar 16, dapat dilihat bahwa
antara sebelum proses optimasi dengan sesudah optimasi. presentase drop call mengalami perbedaan yang signifikan
Sebelum proses optimasi, presentase CSSR masih dibawah antara sebelum proses optimasi dengan sesudah optimasi.
dari KPI target yang telah ditentukan yaitu sebesar 98%. Sebelum proses optimasi, presentase drop call masih diatas
Namun setelah proses optimasi, presentasi CSSR dari KPI target yang telah ditentukan yaitu sebesar 0.8%.
mengalami peningkatan hingga memenuhi standar nilai Namun setelah proses optimasi, presentasi drop call
KPI. Hal ini menandakan bahwa proses optimasi sudah mengalami penurunan hingga memenuhi standar nilai KPI.
berjalan sesuai target. Hal ini menandakan bahwa proses optimasi sudah berjalan
sesuai target.
3. Hasil Drop Call
4. Perbandingan Nilai Drop Call, CSSR, dan
Berdasarkan proses optimasi CSSR dan handover
Handover
yang telah dilakukan, dapat dilihat presentase drop call
Berdasarkan data statistik yang didapat pada
pada Tabel 7.
sebelum dan sesudah proses optimasi, maka dapat dilihat
perbandingan antara nilai drop call, CSSR serta handover
yang dialami oleh BTS MC3613302G seperti pada Tabel
8.
Tabel 8. Perbandingan Presentase Drop Call, CSSR, dan Handover VII. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah
dilakukan maka dapat dikemukakan beberapa simpulan
sebagai berikut:
1) Data statistik BTS MC3613302G pada parameter
handover, drop call, dan CSSR menunjukkan hasil
yang berbeda antara sebelum optimasi dengan
sesudah optimasi. Sebelum optimasi, didapat nilai
handover sebesar 32,82%, nilai drop call sebesar
2,33%, dan nilai CSSR sebesar 23,38%. Selain itu,
dilakukan pengukuran drive test before dan didapat
nilai Ec/No sebesar -30 dB serta nilai RSCP sebesar
-100 dBm yang termasuk dalam kondisi buruk
dengan nilai drop call sebesar 6%. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa parameter tersebut belum
sesuai dengan KPI target dan perlu dilakukan proses
Tabel 8 menunjukkan perbandingan presentase optimasi terhadap BTS MC3613302G agar dapat
drop call, CSSR, serta handover yang berbeda antara meningkatkan kualitas layanannya (Quality of
sebelum dengan sesudah proses optimasi. Sebelum proses Service).
optimasi, nilai presentase untuk drop call, CSSR, serta
handover masih belum sesuai dengan standar KPI yang 2) Berdasarkan hasil data statistik dan hasil drive test
before, hal yang paling efektif untuk melakukan
telah ditetapkan oleh PT. Huawei Services. Namun setelah
proses optimasi dalam meningkatkan performansi
proses optimasi, nilai drop call, CSSR, serta handover
dari BTS MC3613302G yaitu penambahan daftar
sudah sesuai dengan standar KPI PT. Huawei Services. Hal BTS terdekat, pengaturan handover attempt, dan
ini menunjukkan bahwa proses optimasi yang dilakukan pengaturan FDDQMIN. Penambahan daftar BTS
untuk meningkatakan presentase drop call, CSSR, serta terdekat dilakukan dengan menambahkan BTS
handover pada BTS MC3613302G telah berjalan sesuai tetangga (neighboring) dari BTS MC3613302G
target. yaitu BTS MC3614712G. Pengaturan handover
Presentase drop call, CSSR, serta handover pada attempt dilakukan dengan menambahkan proses
BTS MC3613302G juga dibuat dalam bentuk grafik seperti percobaan handover menjadi 6 kali percobaan.
yang ditunjukkan pada Gambar 17. Pengaturan FDDQMIN dilakukan dengan
mengubah nilai RSCP minimum dari -98 dBm
menjadi -85 dBm.
3) Setelah dilakukan proses optimasi, dilakukan drive
test after dan didapat nilai Ec/No sebesar -10 dB
serta nilai RSCP sebesar -80 dBm yang termasuk
dalam kondisi baik dengan nilai drop call sebesar
0%. Selain itu, pada data statistik setelah proses
optimasi didapat nilai handover sebesar 99,81%,
nilai drop call sebesar 0%, dan nilai CSSR sebesar
Gambar 17. Grafik Perbandingan Presentase Drop Call, CSSR, dan
99,53%. Hal ini menunjukkan bahwa proses
Handover optimasi sudah berjalan sesuai target dengan
memenuhi standar KPI yang ditentukan yaitu
Gambar 17 menunjukkan perbandingan presentase handover > 98%, drop call < 0,8% serta CSSR >
drop call (grafik berwarna biru), CSSR (grafik berwarna 98%.
hitam) dan handover (grafik berwarna merah).
Berdasarkan Gambar 17 dapat dilihat bahwa nilai handover
dan CSSR berbanding terbalik dengan drop call. Apabila
persentase nilai CSSR dan handover rendah, maka
presentase drop call akan tinggi, begitu juga sebaliknya.
Berdasarkan gambar 4.19 dapat dilihat bahwa seluruh
parameter yang menjadi masalah pada BTS MC361302G
sudah berhasil dilakukan optimalisasi dengan memenuhi
standar KPI yang ditetapkan oleh PT. Huawei Service yaitu
drop call < 0.8%, CSSR > 98%, dan handover > 98%.

Anda mungkin juga menyukai