Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
Kelompok 4B
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
REAKSI KIMIA PADA SIKLUS LOGAM TEMBAGA
I. TUJUAN PERCOBAAN
1. Pembakaran
Adalah suatu reaksi dimana suatu unsur atau senyawa bergabung dengan
oksigen membentuk senyawa yang mengandung oksigen sederhana.
2. Penggabungan (sintetis)
Suatu reaksi dimana sebuah zat yang lebih kompleks terbentuk dari dua
atau lebih zat yang lebih sederhana (baik unsur maupun senyawa).
3. Penguraian
Suatu reaksi dimana suatu zat dipecah menjadi zat-zat yang lebih
sederhana.
Suatu reaksi dimana sebuah unsur pindahan unsur lain dalam suatu
senyawa.
a. Timbulnya Gas
b. Timbulnya Endapan
Salah satu jenis reaksi yang umumnya berlangsung dalam larutan berair
yang cirinya adalah terbentuknya produk yang tak larut, atau endapan.
Chang,Raymond.2004.Kimia Dasar : Konsep - konsep Inti Jilid I Edisi
Ketiga.Erlangga : Jakarta
Banyak reaksi kimia yang terjadi tidak disertai oleh timbulnya endapan
atau gas,tetapi ditandai oleh timbulnya warna yang baru.Sebagai contoh adalah
saat kita mencampurkan tembaga dengan larutan HNO3.Dapat kita lihat bahwa
terjadi perubahan warna dari yang awalnya bening menjadi biru muda.Selain itu
bisa juga saat kita memanaskan lempeng tembaga yang berwarna merah dengan
serbuk belerang yang berwarna kuning.Setelah dipanaskan maka akan terbentuk
zat baru yang berwujud padatan berwarna hitam.Pada kedua contoh peristiwa ini
terjadi perubahan kimia karena terbentuk zat yang baru.Dengan demikian,adanya
perubahan warna dapat menjadi petunjuk telah terjadi perubahan kimia.Praktikum
Kimia Dasar I
Reaksi kimia dapat diamati dengan habisnya zat yang bereaksi disertai
dengan produk baru yang dihasilkan.Suatu reaksi kimia dihasilkan dengan
perbandingan massa yang tetap sesudah dan sebelum hasil reaksi.Seperti
hilangnya Cu(s) pada saat ditambah HNO3(aq).Peristiwa ini dapat terjadi karena
adanya interaksi antara molekul Cu dengan molekul HNO3.
f. Timbulnya Bau
Adanya bau bisa timbul pada reaksi kimia dikarenakan pencampuran suatu
zat.Misalnya,pada reaksi antara logam (Cu) dengan larutan asam nitrat (HNO3)
yang menghasilkan larutan tembaga (II) nitrat,gas nitrogen monoksida,dan air
yang akan menimbulkan bau baru.
Massa satu mol zat sama dengan massa atom relatif/massa molekul relatif
dalam gram. Rumus mol suatu unsur/senyawa dirumuskan sebagai berikut.
Untuk unsur : 𝑚
𝑛= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 = 𝑛 𝑥 𝐴𝑟
𝐴𝑟
Untuk senyawa : 𝑚
𝑛= 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 = 𝑛 𝑥 𝑀𝑟
𝑀𝑟
Dengan:
n = mol unsur/senyawa
m = massa unsur/senyawa
Volume merupakan ukuran besarnya ruang yang ditempati oleh suatu zat
yang dilambangkan (V) dengan satuan liter (L). Avogadro menyatakan bahwa
volume setiap mol gas pada suhu 0℃ (273K) dan tekanan 1 atm (76 cmHg)
mempunyai volume 22,4 liter. Sehingga kondisi tersebut dinamakan sebagai
keadaan standar/STP (Standar Temperatur and Preassure) yang dituliskan dengan
(0℃, 1 𝑎𝑡𝑚). Hubungan volume gas dengan mol dapat dituliskan sebagai berikut.
𝑉
𝑉 = 𝑛 𝑥 22,4 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑛=
22,4
Keterangan :
n = mol unsur/senyawa
Volume gas untuk keadaan tidak STP,maka dapat dihitung dengan menggunakan
rumus.
𝑃𝑉 = 𝑛 . 𝑅 .T
Keterangan:
1.Alat
- Gelas ukur
- Gelas kimia
- Kaca arloji
- Pipet tetes
- Batang pengaduk / Spatula
- Botol semprot
- Neraca Elektronic
- Penjepit
- Tissue
- Steambath / Alat pemanas
2.Bahan
Untuk mengamati peristiwa kimia yang terjadi,akan kita gunakan sepotong kecil
logam Cu.Untuk mempelajari perubahan kimia yang terjadi,mari lakukan
serangkaian percobaan berikut.
Serbuk Cu
HNO3
Larutan NaOH
Langkah 1 : Reaksi Logam Cu dan Asam Nitrat
Langkah 3 : Pemanasan
No Logam Cu Pengamatan
1 Massa 0,2 gram
2 Wujud Padat
3 Warna Merah bata
4 Bentuk Serbuk
Recovery Cu
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 𝐶𝑢
𝑅𝑒𝑛𝑑𝑎𝑚𝑎𝑛𝑛𝑦𝑎 = 𝑋100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝐶𝑢
0,16
= 𝑋100%
0,20
= 80 %
VI. PEMBAHASAN
1.Langkah I
Pada percobaan pertama logam Cu seberat 0,2 gram yang sudah disiapkan
dipotong menjadi bagian yang kecil, bahkan diusahakan sekecil mungkin agar
logam Cu nantinya dapat cepat bereaksi dengan larutan HNO3. Kemudian, logam
Cu ditambah larutan HNO3 untuk mengoksidasi logam Cu agar membentuk
larutan Cu(NO3)2 dan akan menimbulkan gas NO serta H2O, reaksi dari langkah
satu dapat dinotasikan sebagai berikut :
0,2
n Cu =
64
n Cu = 0,003 mol
8
n HNO3 = 3 𝑥 0,003 = 0,008 mol
𝑛 0,008 0,008
M HNO3 = ↔6𝑀= ↔l= = 0,0013 𝐿
𝑙 𝑙 6
Pada langkah pertama membuktikan bahwa reaksi kimia pada logam Cu terjadi,
dengan perubahan warna larutan yang semula bening menjadi biru, adanya bau
dan timbulnya gas yaitu NO dan logam Cu habis bereaksi.
2.Langkah II
1 : 2 : 1 : 2
Agar reaksi mencapai kesetimbangan maka larutan NaOH yang perlu
ditambahkan :
n Cu = n Cu(NO3)2
𝐾𝑜𝑒𝑓.𝑁𝑎𝑂𝐻
maka : n NaOH = 𝐾𝑜𝑒𝑓. 𝑥 𝑚𝑜𝑙 𝐶𝑢(𝑁𝑂3 )2
𝐶𝑢(𝑁𝑜3 )2
2
= 1 𝑥 0,003 = 0,006 mol
Karena NaOH yang digunakan adalam 1 M maka Volume NaOH yang diperlukan
adalah
𝑛 0,006
M=𝑉 ↔1𝑀 = ↔ 𝑉 = 0,006 𝐿 = 6 𝑚𝐿
𝑉
3.Langkah III
Dengan hasil :
Molalitas H2SO4 = 2 M
5.Langkah V
Penambahan serbuk Fe,bertujuan untuk mengikat SO4 dalam senyawa CuSO4 agar
terbentuk endapan logam Cu murni.
Berat logam Fe yang diperlukan untuk menikat SO4 dalam senyawa CuSO4 :
6.Langkah VI
GAGAL
C. Timbul Gas
E. Timbul endapan
2. Pada perubahan atau reaksi kimia berlaku hukum kekekalan massa (Hukum
Lavoizer) yang dikemukakan oleh Lavoizer yaitu jumlah massa sebelum dan
sesudah reaksi ialah sama.Massa suatu zat berbanding lurus dengan jumlah
partikel (atom-atom),maka jumlah atom yang bereaksi (pereaksi) akan sama
dengan jumlah atom-atom zat hasil reaksi.