Disusun Oleh :
Eneng Utari Vitaloka
12100117141
Konsulen :
dr. Dhanny P.J. Santoso, Sp.OG
1
KETERANGAN UMUM
Identitas
Nama : Ny. SH
Jenis Kelamin : perempuan
Usia : 31 Tahun
Alamat : Cimuncang
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMP
Status : Menikah
Suku : Sunda
No.Med : 01108754
Tanggal Masuk: 02 Juli 2018
Anamnesa
Anamnesa Khusus :
G3P2A0 merasa hamil 9 bulan, dirujuk puskesmas dengan Perdarahan banyak dari jalan
lahir, px mengeluh perdarahan sejak ± 5 jam sebelum masuk Rumah Sakit, perdarahan banyak
hingga 2x ganti pembalut. Keluhan dirasakan tiba-tiba ketika selesai sholat isya. Mules-mules juga
dirasakan sejak ± 2 jam SMRS semakin kuat dan sering. keluhan tidak disertai nyeri pada bagian
perut dan keluar air-air dari jalan lahir di sangkal pasien. Gerakan janin masih di rasakan oleh
pasien. Gerakan ini dirasakan sejak 4 bulan yang lalu.
2
Riwayat Obtetri
Kehamil tempat Penolong Cara Cara BB JK Usia Hidup
an ke- kehamilan persalinan /mati
3 SAAT INI
Keterangan Tambahan
Pernikahan
Haid
HPHT : 25 - 10 - 2017
Tafsiran Persalinan : 2 – 07 - 2018
Siklus Haid : Teratur
Lama Haid : 3-4 Hari
Banyak Haid : Biasa
Menarche : 13 Tahun
Prenatal Care
Dilakukan di : Puskesmas
Jumlah kunjungan : 9 kali
Terakhir PNC : 1 Juli 2018
Kontrasepsi Terakhir
Mual (-)
Muntah (-)
Pusing (-)
Nyeri kepala (-)
Nyeri ulu hati (-)
Pandangan Kabur (-)
Kejang (-)
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri
• TFU/LP : 36/95 cm
4
• HIS : 3 x/10 menit/30 detik
• TBBA : ± 3100 gr
• Usia kehamilan :
Taksiran persalinan :
• Inspekulo :
- Fluksus (+)
Perabaan fornises :
Rencana Pengelolaan :
- Rencana USG
- Inform consent
5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hb : 12,5 g/dL
• Ht : 35 %
HASIL USG
LAPORAN OPERASI
• Tanggal : 3 – 07 - 2018
• Asisten I : Dasep
• Asisten II : Neneng Ic
6
• Indikasi operasi : Plasenta previa totalis
• Diagnosis pasca bedah : P3A0 partus maturus dengan SC a.i perdarahan antepartum e.c.
• SBR disayat konkaf, bagian tengahnya ditembus jari penolong, diperlebar kekiri dan
kekanan
- BB : 2940 gr - PB : 47 cm
• Jam 00.27 : - lahir plasenta dengan tarikan ringan pada tali pusat
• SBR dijahit jelujur, sebelum semua lapisan ditutup, tuba diidentifikasi, diikat, dijepit,
• Perdarahan dirawat
7
• Diuresis selama operasi ± 200 cc
• Observasi KU, tensi, nadi, respirasi, suhu pendarahan tiap 15 menit sampai pulih
• Lain-lain : bedrest 12 jam post op, bila mual dan muntah berikan ondancentron 4 mg
FOLLOW UP
JAM
– T : 110/70 mmHg mg
– ASI : -/-
– TFU : sepusat
8
– Perdarahan (+)
– LO : tertutup verban
• Hb : 12,5 g/dL
• Ht : 35 %
JAM
– KU : CM – Metronidazol 3x500 mg
9
– S : 36,5°C – Aff DC
– Perdarahan (+)
– LO : tertutup verban
– BAB/BAK : -/+
• Hb : 9,1 g/dL
• Ht : 25 %
JAM
05/07/2018 • S : - • P:
10
POD II – KU : CM – Metronidazol 3x500 mg
– Perdarahan (+)
– LO : kering terawat
– BAB/BAK : -/+
• Hb : 11,0 g/dL
• Ht : 31 %
11
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN KASUS
Plasenta Previa
A. Definisi
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim sehingga
menutupi seluru atau sebagian dari pembukaan dari jalan lahir (ostium uteri internum).
Implantasi plasenta yang normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim, atau
B. Klasifikasi
a. Plasenta previa totalis : plasenta yang menutupi seluruh ostium uteri internum.
b. Plasenta previa partialis : plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri internum
c. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada pada pinggir ostium internum
d. Plasenta previa letak rendah : plasenta berimplantasi pada segmen bawah uterus
12
Klasifikasi plasenta previa tergantung pada penilaian besarnya dilatasi serviks pada saat
dilakukan pemeriksaan. Sebagai contoh plasenta letak rendah pada pembukaan 2 cm dapat
menjadi plasenta previa parsial pada pembukaan 8 cm. sebaliknya plasenta previa totalis sebelum
pembukaan serviks dapat menjadi plasenta previa parsial pada pembukaan 4 cm. Pemeriksaan
dalam untuk menentukan perubahan posisi plasenta dapat mencetuskan perdarahan hebat.
Dengan kemajuan diagnostik, plasenta previa dapat dibedakan dengan jelas dari plasenta
letak rendah. Bila plasenta previa sentralis ditegakkan secara ultrasonografi pada trimester terakhir
kehamilan, kita tidak perlu lagi melakukan pemeriksaan klinis di kamar operasi dan operasi dapat
segera dilakukan.
C. Insidensi
Kejadian plasenta previa bervariasi antara 0,3-0,5% dari seluruh kelahiran. Dari seluruh
kasus perdarahan antepartum, plasenta previa merupakan penyebab yang terbanyak. Plasenta
previa lebih banyak pada kehamilan dengan paritas tinggi dan pada usia diatas 30 tahun. Juga lebih
sering pada kehamilan ganda daripada kehamilan tunggal uterus bercacat ikut mempertinggi angka
kejadian. Negara berkembang lebih sering insidensinya dibandingkan dengan negara maju.
13
D. Etiologi
Penyebab blastokista berimplantasi pada segmen bawah rahim belum diketahui dengan
kurang baik, misalnya karena atrofi endometrium atau kurang baiknya vaskularisasi desidua.
2. Mioma uteri
3. Kuterase berulang
4. Umur lanjut
6. Perubahan inflamasi atau atrrofi, misalnya pada wanita perokok atau pemakai kokain.
Hipoksemi yang terjadi akibat karbon monoksida akan dikompensasi dengan hipertrofi
E. Manifestasi klinis
Perdarahan pada plasenta previa bersifat berulang-ulang karena setelah terjadi pergeseran
antara plasenta dan dinding rahim. Oleh karena itu, regangan dinding rahim dan tarikan pada
serviks berkurang, tetapi dengan majunya kehamilan regangan bertambah lagi dan menimbulkan
perdarahan baru.
2. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada kutub bawa rahim
3. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada plasenta previa lebih
sering disertai kelainan letak jika perdarahan disebabkan oleh plasenta previa lateral dan
14
marginal serta roobekannya marginal, sedangkan plasenta letak rendah robekannya
F. Patogenesis
- Kebutuhan nutrisi melebihi normal (contoh : gemelli, bayi besar) sehingga plasenta
G. Patofisiologi
Pada usia kehamilan yang lanjut, umumnya pada trimester tiga dan mungkin juga lebih
awal, oleh karena telah terbentuk segmen bawah rahim, tapak plasenta akan mengalami pelepasan.
Tapak plasenta terbentuk dari bagian maternal yaitu desidua basalis yang tumbuh menjadi bagian
uri. Dengan melebarnya istmus uteri menjadi segmen bawah rahim, maka plasenta yang
berimplantasi akan mengalami laserasi akibat pelepasan desidua sebagaii tapak plasenta.
Demikian pula pada waktu serviks mendatar dan terbuka ada bagian plasenta yang terlepas. Pada
tempat laserasi akan terjadi perdarahan yang berasal dari sirkulasi maternal yaitu ruangan
intervillus dari plasenta. Darah yang keluar berwarna merah segar tanpa raasa nyeri. Pada plasenta
yang menutupi seluruh ostium internum perdarahan teradi lebih awal dalam kehamilan oleh karena
segmen bawah rahim terbentuk terlebih dahulu pada bagian terbawah yaitu osstium uteri
internum. Sebaliknya, pada plasenta previa parssialis atau letak rendah, perdarahan baru terjadi
pada waktu mendekati atau awal persalinan. Perdaraan pertama terjadi pada usia kurang dari 30
minggu kehamilan tetapi lebih dari 50% terjadi pada usia kehamilan lebih dari 34 minggu.
Dinding segmen bawah rahim yang tipis mudah diinvasi oleh pertumbuhan vili dari
15
H. Diagnosis
Wanita hamil yang mengalami perdarahan pada usia kehamilan lanjut biasanya plasenta
previa atau solusio plasenta. Diagnosis belum tentu bisa dilakukan dengan pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan inspekulo adanya perdarahan aktif, OUE yang tertutup, portio tidak ada
edema. Perabaan fornises teraba bantalan lunak pada presentasi kepala. Pemeriksaan servik
dengan jari seperti tidak diperbolehkan karena akan menyebabkan perdarahan, kecuali pasien
berada di ruang operasi dengan persiapan lengkap untuk pelahiran cesar. Jika dilakukan vaginal
toucher, perlahan-lahan jari digerakkan menuju pembukaan serviks untuk meraba jaringan
plasenta. Kemudian jari-jari digerakkan mengikuti seluruh pembukaan untuk mengetahui derajat
atau klasifikasi plasenta. Jika plasenta lateralis atau marginalis dilanjutkan dengan amniotomi dan
diberi oksitosin drip untuk mempercepat persalinan. Jika tidak ada perdarahan banyak, pasien
dikembalikan ke ruang bersalin. Jika terjadi perdarahan banyak atau plasenta totalis langsung
memberi kepastian diagnosis plasenta previa dengan ketepatan tinggi sampai 96-98%. Magnetic
Resonance Imaging (MRI) juga dapat dipergunakan untuk mendeteksi kelainan pada plasenta
termasuk plasenta previa. MRI kalah praktis jika dibandingkan dengan USG, terlebih pada suasana
mendesak.
Bisa dilakukan juga sonografi transvaginal tapi sedikit dilakukan karena akan sangat
Sonografi transperineal dinyatakan akurat pada 75 wanita yang memiliki plasenta previa.
I. Diagnosis Banding
16
Jenis plasenta previa lainnya seperti plasenta previa marginalis, lateralis, dan letak rendah.
Solusio plasenta adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari
Vasa previa adala pembuluh darah janin berjalan menyebrangi ketuban dan melewati
KESIMPULAN
Diagnosis pada pasien kita suda benar. Pada pasien kita didapatkan keluhan utama
a. Anamnesa tambahan : pasien dalam keadaan hamil trimester tiga dan adanya
perdarahan yang keluar dari jalan lahir dan tanpa adanya rasa nyeri
b. Pemeriksaan inspekulo : adanya perdarahan aktif, OUE yang tertutup, portio tidak
ada edema
Pendarahan antepartum merupakan pendarahan dari traktus genitalis yang terjadi antara kehamilan
minggu ke 28- awal partus. Perdarahan antepartum bisa disebabkan ole plasenta previa yang
Pengelolaan
17
1. Terminasi – kehamilan segera dilakukan sebelum terjadi perdarahan yang membawa
kematian, misalnya kehamilan cukup bulan, perdarahan banyak, parturien, dan anak
a. Cara pervaginam
- Dilakukan pada plasenta letak rendah, plasenta previa marginalis, plasenta previa
pemeriksaan USG, perabaan formises atau pemeriksaan dalam dikamar operasi atau
tergantung indikasi.
Seksio sesarea
Tujuan melakukan seksio sesarea adalah untuk mempersingkat lamanya perdarahan dan
Robekan serviks dan segmen bawah rahim mudah terjadi bila anak dilahirkan pervaginam
karena daerah tersebut pada plasenta previa banyak mengandung pembuluh darah. Seksio
sesarea dilakukan pada plasenta previa totalis dan pada plasenta previa lainnya jika terjadi
perdarahan hebat.
18
Tindakan seksio sesarea pada plasenta previa, selain dapat mengurangi kematian bayi,
dapat dilakukan untuk kepentingan ibu. Oleh karena itu, seksio sesarea juga dilakukan pada
Syarat :
- Perdarahan sedikit
- Usia kehamilan kurang dari 37 minggu atau taksiran berat badan kurang dari 2500 gr
- Belum in partu
Penatalaksanaan :
- Pemantauan kesejahteraan janin dan dengan USG dan KTG setiap minggu
- Berikan antibiotik
Komplikasi
- Kadang-kadang plasenta lebih erat melekat pada dinding rahim (plasenta akreta)
19
- Kontraksi segmen bawah rahim kurang sehingga mekanisme penutupan pembuluh
3. Syok hipovolemik
6. Kematian
1. Hipoksia
2. Anemia
3. Kematian
KESIMPULAN
Penatalaksanaan pada pasien kita dilakukan seksio cesarea sudah benar karena pada
plasenta previa totalis harus dilakukan terminasi kehamilan perabdominam jika tidak dilakukan
Prognosis
Prognosis ibu dan anak pada plasenta previa dewasa ini lebih baik dibandingkan dengan
masa lalu. Hal ini dikarekan diagnosis yang lebih dini dan tidak invasif dengan USG di samping
ketersediaan transfusi darah dan infus cairan yang telah ada di hampir semua rumah sakit
kabupaten. Rawat inap yang ikut berperan terutama bagi kasus yang pernah melahirkan seksio
20
Penurunan jumlah ibu hamil dengan paritas tinggi dan usia tinggi berkat sosialisasi
proggram keluarga berencana menambah penurunan insidensi plasenta previa. Dengan demikian,
banyak komplikasi maternal dapat dihindarkan. Namun,nasib janin belum terlepas dari komplikasi
kelahiran prematur yang dilakukan dengan persalinan spontan ataupun seksio sesarea. Karena itu,
diberlakukan.pada satu penelitian yang melibatkan 93.000 persalinan oleh Crane dan kawan-
kawan (1999) dilaporkan angka kelairan prematur 47%. Hubungan hambatan pertumbuhan janin
KESIMPULAN
- Quo ad vitam pada pasien ini ad bonam karena setelah dilakukan terapi berupa
tindakan seksio cesarea. Hasil pemeriksaan pos operatif hari kedua dari keadaan umum
dan tanda-tanda vital dalam batas normal, juga tidak ditemukan kelainan pada
- Quo ad functionam pasien ini untuk reproduksi ad malam karena dilakukan sterilisasi,
sehingga pasien tidak dapat hamil lagi. Sedangkan untuk fungsi seksual dan
21