Anda di halaman 1dari 10

MANAJEMEN PROGRAM GIZI

SUBJECTIVE GLOBAL ASSESMENT (SGA)

DISUSUN OLEH :
HENDY PERDANA NPM. 185190013P

UNIVERSITAS MITRA INDONESIA


PRODI S1 GIZI - KONVERSI
TAHUN 2018
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang
diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai
status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien.
Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta
biokimia. Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data yang diperoleh
dengan menggunakan berbagai macam cara untuk menemukan suatu populasi atau individu yang
memiliki risiko status gizi kurang maupun gizi lebih. Sedangkan status gizi adalah keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau perwujudan dari nutriture (keadaan gizi)
dalam bentuk variabel tertentu.
Penilaian Status Gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) merupakan suatu
metode penilaian status nutrisi yang subyektif, sederhana, murah dan efektif. Penilaian Status
Gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) adalah Salah Satu Metode Penilaian Status
Gizi yang bertujuan untuk memeriksa status gizi berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan
fisik Penilaian berdasarkan lima kriteria dari riwayat pasien seperti perubahan bera badan
perubahan asupan gizi , gejala gastrointestinal, kemampuan fungsional, penyakit dan kaitannya
dengan kebutuhan gizi sedangkan Penilaian berdasarkan lima kriteria dari pemeriksaan fisik
seperti hilangnya lemak subkutan didaerah tricep, musclewasting, edema di pergelangan kaki,
edema di daerah pinggul dan ascites.
Pada SGA tidak memiliki kriteria penilaian yang baku dan sifatnya subjektif dengan
penekanan pada penurunan berat badan , asupan gizi yang kurang , hilangnya jaringan subkutan,
muscle wasting. Penggolongan pada SGA terbagi menjadi 3 : Gizi Baik , Gizi kurang/beresiko
malnutrisi dan malnutrisi berat. Teknik SGA lebih komprehensif dibandingkan dengan
antropometri karena terdiri dari dua tahap dan menggunakan pendekatan klinis terstruktur,
terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan fisis yang mencerminkan perubahan metabolik dan
fungsional. Berbagai peneliian menyatakan bahwa teknik SGAmemiliki sensvitasdaspesifisitas
lebih baik dibandingkan dengan antropometri.
B. Rumusan Masalah
Yang perlu kita ketahui berkaitan dengan penilaian status gizi dengan SGA, yaitu
antara lain :
1. Apa yang dimaksud dengan Subjective Global Assessment (SGA) ?
2. Apa saja indikator penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) ?
3. Bagaimana penilaian status gizi dengan metode Subjective Global Assessment (SGA) ?

C. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Diharapkan mahasiswa memahami tentang bagaimana penilaian status gizi dengan
menggunakan metode Subjective Global Assessment serta mampu menginterpretasikan hasil
penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA)
2. Tujuan Umum
Setelah membuat dan memahami isi makalah ini diharapkan mahasiswa mampu :
a. Mengetahui yang dimaksud Subjective Global Assessment (SGA)
b. Mengetahui indikator penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment
(SGA).
c. Mengetahui metode penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment
(SGA)

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Makalah ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk meniangkat minat, bakat, dan
kreativitas penulis. Makalah ini juga dapat dijadikan sarana informani untuk mengetahui
tentang apa itu Penilaian Status Gizi dengan SGA
2. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat dijadikan media informasi bagi Siswa mengenai Penilaian Status
Gizi dengan SGA
3. Bagi Masyarakat
Makalah ini dapat dijadikan media untuk menginformasikan masyarakan tentang
Penilaian Status Gizi dengan SGA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengerian Subjective Global Assessment (SGA)


Penilaian Status Gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) adalah Salah Satu
Metode Penilaian Status Gizi yang bertujuan untuk memeriksa status gizi berdasarkan riwayat
pasien dan pemeriksaan fisik Penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA)
tergolong baru dibandingkan dengarn penilaian status gizi metode sebelumnya dan hanya
menggunakan formulir sederhana yang berisi beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pasien.
Kualitas data tergantung dari kemampuan petugas penilai dalam berkomunikasi secara efektif
dengan pasien dan ketajaman observasi indikator fisik. Subjective Global Assessment terdiri dari
dua komponen dan menggunakan pendekatan klinis terstruktur, terdiri dari anamnesis (riwayat
medis) dan pemeriksaan fisik yang mencerminkan perubahan metabolik dan fungsional.
Anamnesis terdiri dari keterangan mengenai perubahan berat badan, perubahan asupan
nutrisi, gejala saluran cema, gangguan kemam pasien puan fungsional, dan penyakit yang
dialami Anamnesis pada Subjective Global Assessment (SGA) ini bertujuan untuk mencari
etiologi malnutrisi apakah akibat penurunan asupan makanan, malabsorbsi, maldigesti atau
peningkatan kebutuhan sedangkan Pemeriksaan fisis menilai kehilangan massa otot dan lemak
serta adanya asites dan bermanfaat untuk mengidentifikasi perubahan komposisi tubuh akibat
efek malnutrisi atau pengaruh proses penyakit.

B. Penilaian Status Gizi Dengan Subjective Global Assessment (SGA)


Metode penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) terdiri dari dua
tahap yakni Anamnesis(riwayat medis) dan Pemeriksaan fisik Penggolongan penentuan status
gizi pada Subjective Global Assessment (SGA) terbagi menjadi 3 : Gizi Baik, Gizi
kurang/beresiko malnutrisi dan malnutrisi berat SGA (Gold Standard).
C. Anamnesis (Riwayat Medis)
1. Pengertian Anamnesis
Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu percakapan
antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau dengan orang lain yang
mengetahui tentang kondisi pasien, untuk mendapatkan data pasien beserta permasalahan
medisnya seperti keterangan mengenai perubahan berat badan, perubahan asupan nutrisi,
gejala saluran cerna, gangguan kemampuan fungsional, dan penyakit yang dialami pasien.
Anamnesis tentang asupan pangan merupakan satu tahap penilaian status gizi yang paling
sulit dan tidak jarang membuat penilai frustasi karena berbagai sebab
2. Tujuan Anamnesis
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh data atau informasi tentang
permasalahan yang sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila anamnesis dilakukan
dengan cermat maka informasi yang didapatkan akan sangat berharga bagi penegakan
diagnosis, bahkan tidak jarang hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah dapat
menegakkan diagnosis. Secara umum sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis dapat
ditegakanhanya dengan anamnesa yang benar.
3. Jenis Anamnesis
Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni Autoanamnesis dan
Alloanamnesis atau Heteroanamnesis. Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan
tehnikautoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung terhadap pasiennya. Pasien
sendirilah yang menjawab semua pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya. Ini
adalah cara anamnesis terbaik karena pasien sendirilah yang paling tepat untuk menceritakan
apa yang sesungguhnya dia rasakan.
Meskipun demikian dalam prakteknya tidak selalu autoanamnesis dapat dilakukan.
Pada pasien yang tidak sadar, sangat lemah atau sangat sakit untuk menjawab pertanyaan,
atau pada pasien anak-anak, maka perlu orang lain untuk menceritakan permasalahnnya.
Anamnesis yang didapat dari informasi orag lain ini disebut Alloanamnesis atau
Heteroanamnesis. Tidak jarang dalam praktek sehari-hari anamnesis dilakukan bersama-
sama auto dan alloanamnesis
4. Sistematika Anamnesis
Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu metode atau sistematika yang
baku sehingga mudah diikuti. Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis seorang
dokter tidak kehilangan arah, agar tidak ada pertanyaan atau informasi yang terlewat.
Sistematika ini juga berguna dalam pembuatan status pasien agar memudahkan siapa saja
yang membacanya.

D. Gambaran Metode Subjective Global Assessment (SGA) dalam Anamnesis (Riwayat


Medis)
1. Penurunan Berat Badan
Penurunan BB dalam 2 minggu atau 6 bulan terakhir (kg) :
a. <5% : kehilangan Ringan
b. 5 s.d 10% : kehilangan potensial secara mutlak
c. >10% : Kehilangan signifikan secara mutlak
2. Asupan Makanan Berdasarkan Pola Makan Pasien Sehari-Hari (Derajat dan
Durasi)
a. Normal atau tidak ada perubahan
b. Abnormal atau ada perubahan (Lama dan Bentuknya)
3. Geiala Gastrointestinal
a. Anoreksia
b. Mual
c. Muntalh
d. Diare
4. Kapasitas Fungsional
a. Normal atau tidak ada perubahan
b. Ada kelainan fungsi tubuh :
1) Mengalami sedikit penurunan
2) Tanpa Aktivitas/di tempat tidur
5. Kaitan Penyakit dengan Kabutuhan Gizi
Ada tidaknya perubahan metabolisme atau penyakit yang mempengaruhi kebutuhan
zat gizi (stress metabolik):
a. Tidak ada
b. Ada (Rendah, Sedang, Tinggi)

E. Pemeriksaan Fisik
1. Pengertian Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli
medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan
akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam
penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien.
2. Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik
Bagian integral dari segala upaya untuk memperoleh data tentang keadaan kesehatan
diri pasien dan lingkungan/keluargnya. Keadaan kesehatan pasien meliputi :
a. Riwayat kesehatan dan penyakit
b. Hasil pemeriksaan fisik
c. Data/hasil pemeriksaan penunjang seperti Lab/Ro./EKG,USG/CT.Scan
3. Tujuan dari Pemeriksaan Fisik
a. Mengonfirmasi dan mengidentifikasi
b. Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan diagnosa
keperawatan penatalaksanaannya
c. Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
d. Menilai keadaan pasien dari hasil inspeksi umunm Seperti pasien tampak sakit
ringan/sedang/berat/tidak sakit, pasien tampak bisa jalan/makan/gembira, pasien
tampak sesak/terpasang cairan infus, dl
e. Menilai tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Respirasi, Nadi)
f. Menilai keadaan fisik tubuh, meliputi: ada tidak berkurangnya lemak subkutarn
didaerah tricep, berkurangnya massa otot, ada tidaknya edema di pergelangan kaki,
edema di daerah pinggul dan ada tidaknya asites.
F. Menginterpretasikan Hasil Dari Penilaian Status Gizi Dengan Menggunakan Metode
Subjective Global Assessment (SGA)
Aplikasi penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) di Rumah
Sakit perlu memerhatikan yakni :
1. Kriteria pasien baru masuk rumah sakit :
a. Pasien baru masuk <48 jam.
b. Komunikatif
c. Tidak dalam keadaan gawat darurat
2. Penilaian awal status gizi pasien baru masuk rumah sakit berguna bagi petugas
kesehatan seperti dokter, perawat dan sebagainya untuk merancang terapi yang tepat
dan pemberian dukungan gizi untuk menilai kejadian malnutrisi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah Satu Metode Penilaian Status Gizi yang bertujuan untuk memeriksa status gizi
berdasarkan riwayat pasien dan pemeriksaan fisik Penilaian berdasarkan 5 kriteria dari riwayat
pasien seperti perubahan berat badan, perubahan asupan gizi, gejala gastrointestinal, kemampuan
fungsional, penyakit dan kaitannya dengan kebutuhan gizi sedangkan Penilaian berdasarkan 5
kriteria dari pemeriksaan fisik seperti hilangnya lemak subkutan didaerah tricep, musclewasting,
edema di pergelangan kaki, edema di daerah pinggul dan ascites.
Pada SGA tidak memiliki kriteria penilaian yang baku dan sifatnya subjektif dengan
penekanan pada penurunan berat badan , asupan gizi yang kurang , hilangnya jaringan subkutan,
musclewasting. Dengan adanya berbagai macam metode penilaian status Gizi, kita dapat
mengetaui masalah Gizi seseorang berupa Malnutrisi. Adapun Malnutrisi merupakan suatu
kondisi medis yang disebabkan oleh pemberan atau cara makan yang tidak tepat atau tidak
mencukupi.

B. Saran
Penilaian status gizi ini penting guna pemberian intervensi gizi yang tepat sesuai dengan
status gizi pasien sehingga kejadian komplikasi penyakit dapat dicegah dan kesembuhan pasien
dapat lebih cepat. Kami memahami bahwa setiap manusia mempunyai kekurangan dan
kelebihan, oleh karenanya, tentu dalam pembuatan makalah ini kami masilh banyak kesalah,
kritik dari pembaca sangat kam butuhkan guna penyempurnaan makalah kami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Achadi. L Endang. 2007. Gizi Dan Kesehatan Masyarakat. Depok : Raja

Harimawan, dkk. 2011. KajianMetode Subjective Global Assesment (Sga) Dan Nutrition
Services Screening Assesment (Nssa) Sebagai Prediktor Lama Rawat Inap Dan Status
Pulang". Jakarta : Jurnal Gizi Klinik Indonesia.

Susetyowati, dkk. 2010. Status Gizi Awal Berdasarkan PatientGeneratedSubjective Global


Assesment (Pg. SGA) Berhubungan Dengan Asupan Zat Gizi Dan Perubahan Berat
Badan Pada Muhammad Hoesin. Palembang : Journal Gizi Klinik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai