KEY FINDINGS
Dampak. Salah satu penyakit yang banyak diderita pekerja di industri pertambangan adalah
silikosis. Silikosis adalah mengerasnya jaringan paru-paru yang disebabkan oleh debu kuarsa
serta silika lainnya, ditandai dengan nodular fibrosis (jaringan parut noduler) dan
menyebabkan napas menjadi pendek sesak.
Komposisi Debu. Jenis silika yang paling berbahaya adalah silika bebas atau SiO2 (silika
dioksida) yang tidak berikatan dengan senyawa lain. Silikat bebas terdiri atas silika dioksida
bersamaan dengan oksida lainnya dalam batuan, seperti Al2O3, K2O, Fe2O3. Kadar silika bebas
dalam mineral menentukan tingkat bahaya mineral tersebut.
Pengukuran Kontaminan. Paparan terhadap silika bebas harus dapat diukur dengan saksama
dengan menggunakan difraksi sinar-X atau analisis kimia spesifik lainnya agar dapat dihitung
dengan tepat persentase kandungan silika bebas dalam debu. Gejala klinis dari debu silikat dan
silika bebas tidaklah sama. Walaupun demikian, tubuh manusia tidak memilki sistem
pertahanan tubuh yang berbeda-beda terhadap jumlah dan jenis debu apapun. Oleh sebab itu,
konsentrasi debu harus tetap dapat dijaga agar berada di bawah nilai ambang batas.
Peraturan. Nilai ambang batas untuk debu silika berdasarkan SNI Nomor 19-0232-2005 yaitu
untuk partikel inhalabel 10 mg/m3 dan partikel respirabel 3 mg/m3
SKEMA
CONCLUSION. Silikosis merupakan penyakit yang diakibatkan debu dari batuan dan mineral
terutama silika yang banyak ditemukan.pada pekerja di industri pertambangan. Oleh karena
itu, konsentrasi debu harus tetap dapat dijaga agar berada di bawah nilai ambang batas. Nilai
ambang batas untuk debu silika berdasarkan SNI Nomor 19-0232-2005 yaitu untuk partikel
inhalabel 10 mg/m3 dan partikel respirabel 3 mg/m3.
DAFTAR PUSTAKA
http://hesperian.org/wp-content/uploads/pdf/id_cgeh_2010/id_cgeh_2010_21.pdf (diakses
pada 4 Oktober 2015 Pukul 06.00)
Rachmatiah, Indah. 2015. Kesehatan dan Keselamatan Lingkungan Kerja. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
SNI Nomor 19-0232-2005 tentang Nilai Ambang Batas (NAB) Zat Kimia di Udara Tempat
Kerja