Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PERTAMA

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI IASB, FASB, DAN IFRS

UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT TUGAS MATA KULIAH AKUNTANSI


SYARIAH

Disusun Oleh :

NAMA : DANIA NOVIRA HARTIANDINI


NPM : 0117124044
KELAS : REGULER B1 – KELAS B

Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama
2018
Gambarkan hirarki kerangka kerja konseptual akuntansi yang diterbitkan oleh FASB
dan yang diterbitkan oleh IASB (2014). Bandingkan dan identifikasikan perbedaan-
perbedaannya mulai dari level 1 (tujuan), Level 2 (karakteristik kualitatif dan elemen
laporan keuangan), dan level 3 (fundamental/asumsi dasar).

Untuk versi IFRS, Anda dapat gunakan sumber dari buku Intermediate accounting
(Kieso, Weygandt, Warfield) versi IFRS 2nd Edition dan untuk versi FASB gunakan buku
Teori Akuntansi karangan Eldon S. Hendriksen 7 Micahel F. van Breda Edisi 5.

Berikan pendapat anda mengenai perbedaan-perbedaan yang anda identifikasi.

Menurut FASB

SFAC No. 1 (Level Pertama : Tujuan Pelaporan Keuangan).


Statemen ini merupakan turunan langsung Trueblood report dan secara umum merupakan
versi ‘singkat’ dari laporan tersebut, dengan beberapa pertimbangan nilai penting.
 SFAC No. 1 menyatakan bahwa laporan keuangan harus lebih bersifat general
purpose daripada mengarah pada kebutuhan kelompok pengguna tertentu.

 Mengasumsikan pengguna mempunyai pengetahuan tentang informasi dan


pelaporan keuangan, sebuah penyimpangan dari asumsi Trueblood report yang
menyatakan ‘kemampuan yang terbatas’ pengguna laporan keuangan.

 Seperti Trueblood Report, pengguna juga diasumsikan memiliki ‘wewenang yang


terbatas’.
 Statemen juga mencatat ‘the importances of stewardship’ yang menentukan
seberapa baik manajemen menjalankan kewajiban dan obligasi pada pemilik dan
kelompok kepentingan lainnya. Gagasan ini muncul karena penafsairan yang
sempit terhadap pemeliharaan sumberdaya perusahaan yang layak untuk
pertanggungjawaban.
Beberapa pertimbangan nilai penting dalam laporan ini antara lain :
a. Manfaat informasi harus melebihi biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkannya.
b. Laporan akuntansi bukan merupakan satu-satunya sumber informasi tentang
perusahaan
c. Akuntansi akrual sangat bermanfaat untuk menilai dan memprediksi earning power
dan cash flow perusahaan.
d. Informasi yang tersedia harus bermanfaat, tetapi setiap pengguna membuat
prediksi dan penilaian masing-masing.

Statement No.2
SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Istilah
qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi konsep yang dibahas
berasal dari ASOBAT.
Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2 disebut ‘user-spesific quality’.
a. Benefit > Cost
Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan konsekuensi ekonomi. Banyak konsekuensi ekonomi yang
muncul dari informasi akuntansi sulit dievaluasi. Jika kita menggunakan future costs,
yang mungkin lebih besar dari present cost, beberapa kemungkinan konsekuensinya:
 Bonus manajemen mungkin terpengaruh secara negatif bila didasarkan pada laba
yang dilaporkan
 Evaluasi terhadap kerja manajemen dalam mengelola akan dinilai yang rendah
karena pendapatan yang dilaporkan lebih rendah
 Dividen yang dibagikan pada pemegang saham akan terpengaruh secara negatif
karena pendapatan yang lebih rendah tidak berpengaruh secara negatif pada debt
equity ratio
 Pemegang obligasi harus diproteksi akibat kemungkinan 1 dan 3
 Karena kemungkinan 1, 2 dan 3, manfaat pensiun akan berkurang dan hal ini akan
merugikan karyawan.
b. Relevance
Relevansi adalah kualitas yang diambil dari ASOBAT dan diungkapkan agak janggal
pada SFAC menjadi “mampu menciptakan perbedaan dalam sebuah keputusan dengan
membantu pengguna membentuk prediksi tentang outcome masa lalu, sekarang, dan
masa yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi”.
Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan feedback value, serta 1 aspek
tambahan: ketepatan waktu.
Predictive value
Seperti dalam dokumen sebelumnya, predictive value merujuk pada kegunaan input
untuk prediksi seperti cash flow dan earnings power.
Feedback value
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi ekspektasi
yang sebelumnya dibuat oleh pembuat keputusan.
Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya merupakan sebuah batasan terhadap kedua aspek utama
relevansi. Agar relevan, sebuah informasi harus tepat waktu, artinya harus ‘tersedia
untuk pembuat keputusan sebelum (informasi tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam
mempengaruhi keputusan’.
Possible Inconsistency Beetween Predictive Value and Feedback Value
Predictive Value dan Feedback Value –yang merupakan karakteristik kualitatif–
diturunkan dari tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi
cash flow dan untuk pertanggungjawaban.
Predictive value tidak berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja manajemen
(tetapi hanya berhubungan dengan prediksi aliran kas). Hal inilah yang dapat
menyebabkan pertentangan antara keduanya.
c. Reliability
Reliabilitas terdiri dari verifiability, representational faithfullness, dan neutrality.
Verifiability
Veriabilitas berhubungan dengan teori pengukuran (measurement theory). Tidak seperti
aspek-aspek relevansi, pada verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat
dikuantifikasi (quantifiable), tetapi –tidak diragukan- sulit mengukurnya.
Representational Faithfulness
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Representational faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran.

Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan terutama
dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas, bukan dampak sebuah standar atau
aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna yang spesifik.
Netralitas adalah satu-satunya karakteristik kualitatif bersinggungan secara menyeluruh
dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan secara langsung dengan aspek
spesifik dari informasi itu sendiri.
d. Comparability and Consistency
kedua karakter ini dipandang sebagai karakter yang berorientasi output, karenanya
keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang dapat berjalan,
bukan bagian dari struktur teori.
e. Materiality
Pertanyaah yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup besar untuk
mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima sebagai karakteristik
kuantitatif, serta merupakan konsep relatif dan bukan konsep absolut.
Statement No. 3 (Elemen-elemen laporan keuangan)
SFAC No.3 mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan. Karena SFAC No.3
akan diamandemen oleh SFAC No. 6, maka pembahasan mengenai hal tersebut akan
dibahas pada pembahasan statement No.6. Beberapa observasi yang belum dimasukkan
dalam SFAC No.3 diantaranya adalah:
1. Hampir tidak menyebutkan tiga pandangan mengenai akuntansi keuangan (revenue-
expense, assets-liability, and non articulated).
2. Tidak menjelaskan tipe konsep pemeliharaan modal yang digunakan.
3. Tidak menyebutkan mengenai permasalahan pengakuan (realisasi) dan pengukuran
dan penyajiannya dalam laporan keungan.
Statement No 4 (tujuan pelaporan keuangan bagi organisasi nirlaba)
Karakteristik organisasi nirlaba menurut SFAC No. 4:
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa dan memberikan pelayanan tanpa bertujuan
memupuk laba.
3. Tidak ada kepemilikan yang dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.

Statement No.5
Penantian panjang SFAC No. 5 berakhir pada Desember 1984, tepat 4 tahun setelah SFAC
4. Statement ini menguraikan isu-isu sulit mengenai pengakuan dan pengukuran
(recognition and measurement), sehingga akan menjadi tonggak penentu kesuksesan atau
kegagalan keseluruhan proyek.
Pernyataan dalam paragraf 2 menunjukkan tidak adanya usaha yang lebih ekstensif untuk
memecahkan masalah pengakuan dan pengukuran. Kriteria pengakuan dan panduan dalam
statemen ini secara umum konsisten dengan current practice (praktik berlaku) dan tidak
menyatakan perubahan yang radikal. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya
perubahan praktik pada masa yang akan datang. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap
dan evolusioner (perubahan bertahap menuju “fair value”)
Scope of the Statement
SFAC 5 memperjelas bahwa konsep yang dibahas diterapkan secara tegas pada laporan
keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan (disclosure) di luar tubuh (body) dari
laporan keuangan.
Earnings and Comprehensive Income
Salah satu prinsip yang diperhatikans SFAC 5 adalah format dan penyajian perubahan pada
ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik. Hal ini mengacu pada
pentingnya ‘pengungkapan’.

Recognition Criteria
Kriteria Pengakuan merujuk kepada ‘ketika suatu asset, liabilitas, beban, pendapatan, laba
atau rugi harus dicatat pada perkiraan’. Kriteria pengakuan yang mendasar berasal dari
bagian permulaan conceptual framework, yaitu:
a. Definition : item tersebut memiliki defenisi dari elemen laporan keuangan
b. Measurability : memiliki atribut relevan yang dapat diukur dengan reliabilitas yang
cukup
c. Relevance : informasi mengenai kemampuannya membuat perbedaan pada
keputusan pengguna.
d. Reliability : informasi secara representatif meyakinkan, dapat diverifikasi,
dan netral.
Measurement Attributes
Lima atribut pengukuran secara ekstensif didiskusikan dalam memorandum diskusi tahun
1976, dikemukakan dan dimasukkan ke dalam SFAC 5, yaitu
a. historical cost
b. current cost (replacement cost)
c. current market value (exit value)
d. net realizable value (selling cost less any cost to complete or dispose)
e. present (discounted) value of future cash flow
Statemen mengalami kemunduran dalam mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
perubahan kriteria, dimana menyarankan untuk tetap menggunakan measurement
attributes yang ada dan bergantung pada pendekatan evolusioner.
Statement No. 6
SFAC No 6 merupakan pengganti dari SFAC No 3. SFAC No 6 sebenarnya identik dgn
SFAC No 3, kecuali SFAC No 6 juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
organisasi non bisnis. Karateristik kualitatif informasi akuntansi dalam SFAC No 2 juga
diperluas untuk organisasi non bisnis. SFAC No 6 tidak menambahkan lebih lanjut
kerangka kerja konseptual dari sudut pandang organisasi bisnis. SFAC No 6
mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan sebagai berikut.
a. Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang
(future economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu
sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
b. Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
(probable future sacrifies) dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang
suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
c. Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
d. Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah kenaikan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu
yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas)
dalam perusahaan tersebut.
e. Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah penurunan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang
oleh perusahaan kepada pemilik.
f. Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah perubahan ekuitas (aset neto)
suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi
lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.
g. Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya,
yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
h. Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau
penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
i. Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan
dan investasi oleh pemilik.
j. Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan
distribusi pada pemilik.
Statement No. 7
Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual
yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5.
SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga
harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang.
Present Value Measurement
Poin penting mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan
untuk mensimulasi fair value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang
merefleksikan pengukuran pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa
kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus
menentukan probabilitas aliran kas individu tertimbang.
Liability Measurement
Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate harus diikutkan dalam
perhitungan credit standing perusahaan.
Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten.
Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada
saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian.
Statements No.8 Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan (Conceptual Framework for
Financial Reporting)
SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang menggantikan
SFAC No.1, tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2,
karakteristik kualitatif informasi akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan
tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk
pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan.
Secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah :
a. Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep
dasar akuntansi keuangan.
b. Menggantikan SFAC No.1 dan 2
c. Terdiri atas tiga bab :
1) Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum.
2) Bab 2, entitas pelaporan
3) Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat
Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan adalah :
a. Sikap pelaporan keuangan
Menurut FASB dalam SFAC No.1 maupu SFAC No.8, pelaporan dan laporan
keuangan posisinya adalah sebagai berikut :
1) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan
2) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan keuangan.
3) Komponen lain pelaporan keuangan
 Supplementary information, seperti : (1) disklosur pengaruh perubahan
tingkat harga dan (2) informasi cadangan minyak dan gas.
 Other means of financial reporting, seperti : (1) management discussion
and analysis dan (2) letters to stockholders.
b. Tujuan pelaporan keuangan
SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu :
1) Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang
bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada
maupun yang potensial dalam membuat keputusan mengenai penyediaan
sumber daya kepada entitas pelapor.
2) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas,
investor yang sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta kreditur
lain yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim
terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen
entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang telah menyelesaikan
tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.
3) Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi
keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya
ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam
pelaporan entitas.

c. Primary users

Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang dirkomendasikan dalam
SFAC No.8 maka tampak bahwa para pengguna informasi keuangan yang
kepentingannya diutamakan yaitu : (1) para investor dan calon investor serta (2)
para kreditor dan calon kreditor. Investor dan kreditor merupakan pihak-pihak yang
menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung
pada informasi yang dibutuhkan.
d. Informasi yang dibutuhkan
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor yaitu :
1) Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka
menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa mendatang.
2) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber
daya entitas, klaim atas entitas tersebut, dan apakah manajemen telah
mengelola sumber daya yang dimiliki entitas secara efektif dan efisien.
Menurut IASB
TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR
Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk
menyediakan informasi: (1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai
tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit; (2) untuk
membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai
lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan (3) tentang
sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna
bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Tujuan berfokus pada laporan
keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang
akan diterima entitas bisnis, yaitu, arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.
Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).

TINGKAT KEDUA: KONSEP-KONSEP KONSEPTUAL


Tujuan (tingkat pertama) berhubungan dengan tujuan dan sasaran dari akuntansi.
Bagaimana tujuan dan sasaran ini diimplementasikan (tingkat ketiga). Di antara kedua tingkat
ini, diperlukan tiang-tiang konseptual untuk menjelaskan karakteristik kualitatif dari informasi
akuntansi dan mendefinisikan unsur-unsur laporan keuangan.

Karakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi


Pemilihan metode akuntansi yang tepat, jumlah dan jenis informasi yang harus
diungkapkan, serta format penyajiannya melibatkan penentuan alternatif mana yang
menyediakan informasi mengidentifikasikan karakteristik kualitatif (qualitative characteristic)
dari informasi akuntansi yang membedakan informasi yang lebih baik (lebih berguna) dengan
informasi yang inferior (kurang berguna) bagi tujuan pelaporan keuangan. Selain itu, FASB
juga telah mengidentifikasikan kendala-kendala (biaya-manfaat dan materialitas) sebagai
bagian dari kerangka kerja konseptual.

Pengambilan Keputusan (Pemakai) dan Kemampuan Memahami


Agar informasi menjadi bermanfaat, harus ada hubungan (kaitan) antara para pemakai
ini dengan keputusan yang mereka buat. Kaitan ini, yaitu kemampuan memahami
(understandability), adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan
signifikansi dari informasi tersebut.

Kualitas Primer: Relevansi dan Reliabilitas


Relevansi (relevance) dan reliabilitas (reliability) merupakan dua kualitas primer yang
membuat informasi akuntansi berguna untuk pengambilan keputusan.
 Relevansi. Agar relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah
keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak
relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu pemakai
membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan; yaitu,
memiliki nilai prediktif (predictive value). Informasi yang relevan juga membantu pemakai
menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi atau harapan masa lalu; yaitu, memiliki nilai umpan
balik (feedback value). Jadi, agar relevan, informasi juga harus tersedia kepada pengambil
keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan
yang diambil; yaitu memiliki ketepatan waktu (timeliness). Agar relevan, informasi harus
memiliki nilai prediktif atau nilai umpan-balik, dan harus disajikan secara tepat waktu.
 Reliabilitas. Informasi akuntansi dianggap handal jika dapat diverifikasi, disajikan secara
tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Reliabilitas sangat diperlukan oleh individu-individu
yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi factual dari informasi.
 Daya-uji (verifiability) ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan
menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa.
 Ketepatan penyajian (representational faithfulness) berarti bahwa angka-angka dan
penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul-betul ada dan terjadi.
 Netralitas (neutrality) berarti bahwa informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan
sekelompok pemakai tertentu. Informasi yang disajikan harus factual, benar, dan tidak bisa.
Kualitas Sekunder: Komparabilitas dan Konsistensi
 Komparabilitas. Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika
telah diukut dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungkinkan pemakai
mengidentifikasi persamaan dan perbedaan dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan.
 Konsistensi. Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk
kejadian-kejadian yang serupa, dari periode ke periode, maka entitas tersebut dianggap
konsisten dalam menggunakan standar akuntansi. Itu tidak berarti bahwa perusahaan tidak
boleh beralih dari satu metode akuntansi ke metode akuntansi lainnya. Perusahaan dapat
mengganti satu metode dengan metode lainnya, tetapi perusahaan harus dapat menunjukkan
bahwa metode yang baru lebih baik daripada metode sebelumnya. Kemudian sifat dan
pengaruh perubahan akuntansi, serta alasannya, harus diungkapkan dalam laporan keuangan
pada periode terjadinya perubahan. Jika prinsip akuntansi telah berubah, maka auditor harus
memberitahukannya dalam paragraf penjelasan dari laporan audit. Paragraf ini menjelaskan
sifat perubahan dan meminta pembaca melihat catatan atas laporan keuangan untuk
pembahasan yang lebih rinci tentang perubahan dimaksud.

Unsur-unsur Laporan Keuangan


Elemen-elemen yang berkaitan langsung dengan pengukuran kinerja dan status dari
perusahaan:
 Aktiva: Kemungkinan manfaat ekonomi di masa depan yang diperoleh atau dikendalikan oleh
suatu entitas tertentu sebagai akibat transaksi atau peristiwa dimasa lalu.
 Kewajiban: Kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa depan yang timbul dari
utang saat ini. Suatu entitas untuk mengalihkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas
lain di masa depan sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa dimasa lalu.
 Ekuitas: Kepentingan residual dari aktiva suatu entitas yang tersisa setelah mengurangi dengan
kewajibannya.
 Investasi oleh pemilik: Peningkatan aktiva bersih dari perusahaan yan diakibatkan pengalihan
sesuatu yang bernilai kepada perusahaan dari entitas lain untuk mendapatkan atau
meningkatkan kepemilikan dari perusahaan.
 Distribusi kepada pemilik: Penurunan aktiva bersih dari perusahaan yang diakibatkan oleh
pengahlian aktiva, pemberian jasa, atau timbulnya kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik.
 Laba komprehensif: Perubahan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan selama periode tertentu
yang diakibatkan dari transaksi dan peristiwa serta kejadian- kejadian lain dari sumber non
pemilik.
 Pendapatan: Arus masuk atau peningkatan lain dari aktiva atau sebuah entitas pelunasan
kewajiban sebuah entitas (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu.
 Beban: Arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva dari sebuah entitas atau timbulnya
kewajiban suatu entitas (atau kombinasi dari keduanya) selama satu periode tertentu yang
dihasilkan oleh penyampaian atau produksi barang.
 Keuntungan: Peningkatan ekuitas (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi entitas yang
insidental atau sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta kejadian lainnya yang
mempengaruhi entitas selama satu periode tertentu yang timbul dari pendapatan atau investasi
pemilik.
 Kerugian: Penurunan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi entitas yang insidental atau
sampingan dan dari semua transaksi dan peristiwa serta kejadian lainnya yang mempengaruhi
entitas selama satu periode tertentu kecuali yang timbul dari beban atau distribusi kepada
pemilik.

TINGKAT KETIGA: KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN


Tingkat ketiga dari kerangka kerja konseptual terdiri dari konsep-konsep yang dipakai
untuk mengimplementasikan tujuan dasar dari tingkat pertama. Konsep-konsep ini
menjelaskan bagaimana unsur-unsur serta kejadian keuangan harus diakui, diukur, dan
dilaporkan oleh perusahaan.
Asumsi-asumsi Dasar
1. Asumsi Entitas Ekonomi
Mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasi dengan unit
pertanggungjawaban tertentu.
2. Asumsi Kelangsungan Hidup
Sebagian besar metode akuntansi didasarkan atas asumsi kelangsungan hidup (going concern
assumption) yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.
3. Asumsi Unit Moneter
Mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan
merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi.
4. Asumsi Periodisitas
Menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat dipisahkan ke dalam periode
waktu artifisial. Periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum adalah secara bulanan,
kuartalan, dan tahunan.
Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi
1. Prinsip Biaya Historis
2. Prinsip Pengakuan Pendapatan
3. Prinsip Penandingan
4. Prinsip Pengungkapan Penuh
Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar
membuatnya menjadi berguna, dua kendala (constraints) yang dominan harus diperhitungkan
dan dua kendala penting lainnya yang kurang dominan namun merupakan bagian dari
lingkungan pelaporan:
1. Hubungan Biaya-Manfaat
2. Materialitas
3. Praktek Industri
4. Konservatisme
Perbedaan Kerangka Kerja Konseptual FASB dan IFRS
Tingkatan FASB IFRS
Tujuan Tujuan pelaporan keuangan Tujuan dari pelaporan keuangan
(objectives of financial reporting) ialah menyediakan informasi yang
adalah untuk menyediakan berguna untuk investor yang ada dan
informasi: yang berpotensial, kreditor, serta
1. Yang berguna bagi mereka yang pemberi pinjaman dalam membuat
memiliki pemahaman memadai keputusan terkait perannya sebagai
tentang aktivitas bisnis dan ekonomi penyedia modal.
untuk membuat keputusan investasi
serta kredit
2. Untuk membantu investor yang
ada dan potensial, kreditor yang ada
dan potensial, serta pemakai lainnya
dalam menilai jumlah, waktu, dan
ketidakpastian arus kas masa depan;
3. Tentang sumber daya ekonomi,
klaimterhadap sumber daya tersebut,
dan perubahan di dalamnya.

Karakteristik Kualitas Primer Kualitas primer terdiri atas relevan


Kualitatif 1. Relevansi. Agar relevan informasi dan reliabilitas, dimana relevan
akuntansi harus mampu membuat menjelaskan bahwa informasi
perbedaan dalam sebuah keputusan. akuntansi harus dapat
2. Timeliness, Informasi harus mempengaruhi keputusan yang akan
disajikan kepada para pemakai diambil, yang dapat
sebelum informasi itu kehilangan mempengaruhinya ialah :
kapasitasnya untuk mempengaruhi 1. Nilai prediktif
pengambilan keputusan. 2. Nilai konfirmasi, sedangkan
3. Keandalan. Informasi dianggap reliabilitas menjelaskan bahwa
andal jika dapat diverifikasi, netral, semua saldo dan penjelasan yang
disajikan secara tepat serta bebas disajikan benar – benar ada dan
dari kesalahan dan bias terjadi, untuk dapat memenuhi
(penyimpangan). reliabilitas unsur – unsur yang harus
4. Realibilitas sangat diperlukan dipenuhi antara lain, kelengkapan,
oleh individu-individu yang tidak netral, bebas dari kesalahan.
memiliki waktu atau keahlian untuk
mengevaluasi isi faktual dari Kualitas sekunder sebenarnya
informasi. merupakan pelengkap dari kualitas
5. Daya Uji (verifiability): primer, agar dapat menjadikan
ditunjukkan ketika pengukur- laporan keuangan lebih berguna.
pengukur independen, dengan Unsur – unsur kualitas sekunder
menggunakan metode pengukuran ialah :
yang sama, mendapatkan hasil yang Dapat dibandingkan
serupa. Dapat diuji
6. Ketepatan Tepat waktu
penyajian (representational Dapat dipahami
faithfulness): angka-angka dan
penjelasan dalam laporan keuangan
mewakili apa yang benar-benar ada
dan terjadi.
7. Keberdayaujian (verifiability).
Informasi harus dapat diuji
kebenarannya.
8. Kenetralan (neutrality).
Informasi akuntansi dimaksudkan
untuk memenuhi tujuan berbagai
kelompok pemakai.
9. Kejujuran
penyajian (representational
faithfulness). Penyajian yang jujur
berarti adanya kesesuaian antara
fakta dan informasi yang
disampaikan.

Kualitas Sekunder
1. Keberdayabandingan. Informasi
akuntansi akan lebih bermanfaat jika
dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang
lain dalam satu industri.
2. Konsistensi. Sebuah
entitas dikatakan konsisten dalam
menggunakan standar akuntansi
apabila mengaplikasikan perlakuan
akuntansi (metode akuntansi) yang
sama untuk kejadian-kejadian
serupa, dari periode ke periode.

Elemen Elemen-elemen laporan keuangan 1. Aset


Dasar bagi organisasi yang berorientasi 2. Kewajiban
laba meliputi 10 macam, yaitu : 3. Ekuitas
aktiva, kewajiban, ekuitas, investasi 4. Pendapatan
oleh pemilik, distribusi kepada 5. Beban
pemilik, laba komprehensif,
pendapatan, beban, keuntungan, dan
kerugian. Adapun bagi organisasi
nirlaba ada 7 macam, yaitu : aktiva,
kewajiban, ekuitas, pendapatan,
beban, keuntungan, dan kerugian.
Asumsi Asumsi-Asumsi Dasar. Lima asumsi dasar dalam
Asumsi-asumsi menyediakan satu penyusunan laporan keuangan yang
landasan bagi profesi akuntansi. digunakan ialah :
1. asumsi entitas ekonomi 1. Economic Entity asumsi ini
(economic entity menjelaskan bahwa kekayaan
assumption). Akuntansi memandang pemilik harus dipisahkan dengan
bahwa perusahaan merupakan unit kekayaan perusahaan.
yang berdiri sendiri dan terpisah dari 2. Going Concern : asumsi ini
pihak-pihak yang memiliki menjelaskan bahwa entitas didirikan
kepentingan (pemilik, kreditor, untuk jangka waktu yang tidak
karyawan, dan lainnya). ditentukan
2. Kesinambungan (going 3. Monetary Unit : asumsi ini
concern). Sebagian besar metode menjelaskan bahwa transaksi yang
akuntansi di dasarkan pada asumsi terjadi harus dapat diukur dengan
kelangsungan hidup yaitu satuan uang
perusahaan bisnis akan memiliki 4. Periodicity : asumsi ini .
umur yang panjang.pengalaman menjelaskan bahwa laporan keuanga
mengindikasikan bahwa, meskipun dilaporkan dalam suatu jangka
banyak mengalami kegagalan bisnis, waktu tertentu
perusahaan dapat memiliki 5. Accrual Basic : asumsi ini
kelangsungan hidup yang panjang menjelaskan bahwa segala transaksi
3. Asumsi unit moneter ( monetary yang terjadi harus dicatat saat itu
unit assumption). Akuntansi juga
menggunakan unit moneter sebagai
alat pengukur suatu obyek atau
aktivitas perusahaan dan
menganggap nilai uang adalah stabil
dari waktu ke waktu.
4. Asumsi periodisitas (periodicity
assumption). Cara yang paling
akurat untuk mengukur hasil operasi
perusahaan adalah dengan
mengukurnya pada saat perusahaan
tersebut di likuidasi.
Prinsip Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi Umumnya ada empat prinsip dasar
1. Biaya historis (historical cost). . akuntansi, yaitu
2. Pengakuan pendapatan. 1. Pengukuran
3. Prinsip Penandingan (matching 2. Pengakuan pendapatan, 3.
principle). Pengakuan beban
4. Pengungkapan penuh
Kendala 1. Pertimbangan manfaat- 1. Biaya
biaya (cost-effectiveness). Untuk Banyak orang mengira bahwa
menghasilkan informasi yang informasi akuntansi itu gratis,
relevan,andal, berdaya banding, dan mereka salah, karena dalam
konsisten dibutuhkan biaya yang penyusunan laporan keuangan
mahal. Oleh karena biaya dan terdapat biaya yang dikeluarkan agar
terutama manfaat tidak mudah menjadi informasi yang berguna,
diukur, maka mempertimbangkan misal : nilai aset harus diaudit
hubungan manfaat-biaya menjadi terlebih dahulu agar nilainya sesuai,
Masalah biaya yang dikeluarkan untuk
2. Materialitas (materiality) membayar auditor menjadi biaya
berhubungan dengan dampak suatu untuk menyusun laporan keuangan,
item terhadap operasi keuangan sehingga entitas harus lebih selektif
perusahaan secara keseluruhan. dalam menyusun laporan keuangan,
3. Praktik industri.(industry dan tidak sembarangan.
practices) Sifat unik dari sejumlah
industri dan perusahaan terkadang
memerlukan penyimpangan dari
teori dasar.
4. Konservatisme (conservatism) 2. Materialitas merupakan salah saji
berarti jika ragu, maka pilihlah yang terjadi dalam penyusunan
solusi yang sangat kecil laporan Keuangan, sehingga dapat
kemungkinannya dalam mempengaruhi pengambilan
menghasilkan penetapan laba dan keputusan.
aktiva yang terlalu tinggi. Tujuan
dari konvensi ini, jika diaplikasikan
secara tepat adalah menyediakan
pedoman yang paling rasional dalam
situasi sulit : jangan menyajikan
angka laba bersih dan aktiva bersih
yang terlalu tinggi.
Perbandingan teori versi FASB dan IASC, memiliki unsure-unsur yang mirip. Tetapi ada
beberapa perbedaan prinsip dalam kedua model tersebut, yaitu :

 Pernyataan tujuan di FASB adalah pelaporan keuangan karena lingkup penerapan


FASB adalah di amerika serikat yang mempertimbangkan karakteristik lingkunga.
Tetapi di IASC tujuan pernyataannya adalah laporan keuangan dengan lingkup
penerapan secara internasional sehingga karakteristik lingkungan local/Negara
menjadi tidak relevan.
 Fokus utama tujuan pelaporan keuangan FASB adalah investor dan kreditor, sebagai
pelaku utama di pasar modal Amerika. Sementara di IASC target pemakai dinyatakan
secara umum, tidak focus pada kelompok tertentu karena harus mempertimbangkan
karakteristik pelaku utama di berbagai Negara, dengan tingkatan pertumbuhan
ekonomi yang berbeda, tingkatan kecanggihan pasar keuangan yang juga.
 Asumsi yang mendasari penyusunan laporan keuangan dan konsep modal dan
mempertahankan modal secara eksplisit dinyatakan dalam IASC. Tetapi FASB tidak
menyajikan kedua komponen konsep yang terpisah, karena kedua hal tersebut
merupakan konsep dasar yang digunakan FASB dalam penjelasan, argument dan
penalaran yang menyertai setiap komponen konsep.

Dengan memperhatikan beberapa perbedaan diatas, tampak bahwa struktur meta teori FASB
lebih sempurna dibandingkan dengan IASC. FASB menggunakan penalaran yang lebih kuat
serta penjelasan yang lebih lengkap untuk setiap konsepnya, sehingga FASB mempunyai
nilai pendidikan.

Perbandingan IFRS dan FSAB

Oleh para penyusunnya, IASB, IFRS dirancang untuk menjadi standar akuntansi yang
berlaku secara global. Mengingat konteks ekonomi, politik, dan hukum di masing-masing
negara berbeda-beda satu sama lain, pengembangan IFRS diklami lebih berbasis prinsip
(principle-based). Teori akuntansi yang original diharapkan lebih melandasi standar
akuntansi internasional, bukan kebijakan negara atau produk hukum tertentu.

Implikasinya, IFRS memang lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan yang lebih besar
terhadap akuntan untuk menggunakan pertimbangan profesional (professional judgment).
Implikasi inilah yang dijadikan alasan, IFRS justru akan mempersulit komparabilitas laporan
keuangan dan menyuburkan manipulasi laporan keuangan.

Bandingkan misalnya dengan US GAAP yang sangat ketat. Pertimbangan profesional telah
“direduksi” menjadi pohon keputusan (decision tree), dalam kondisi apa harus melakukan
apa. Standar akuntansi Amerika Serikat, seperti halnya standar nasional di negara-negara
lain, sangat erat terkait dengan konteks ekonomi, sosial, dan hukum yang berlaku. Dengan
kata lain, pengembangan standar akuntansi lebih berbasis aturan (rule-based).

Anda mungkin juga menyukai