Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Fakultas Ekonomi
Universitas Widyatama
2018
Gambarkan hirarki kerangka kerja konseptual akuntansi yang diterbitkan oleh FASB
dan yang diterbitkan oleh IASB (2014). Bandingkan dan identifikasikan perbedaan-
perbedaannya mulai dari level 1 (tujuan), Level 2 (karakteristik kualitatif dan elemen
laporan keuangan), dan level 3 (fundamental/asumsi dasar).
Untuk versi IFRS, Anda dapat gunakan sumber dari buku Intermediate accounting
(Kieso, Weygandt, Warfield) versi IFRS 2nd Edition dan untuk versi FASB gunakan buku
Teori Akuntansi karangan Eldon S. Hendriksen 7 Micahel F. van Breda Edisi 5.
Menurut FASB
Statement No.2
SFAC No.2 berhubungan dengan karakteristik kualitatif informasi akuntansi. Istilah
qualitative characteristics digunakan pada APB Statement 4, tetapi konsep yang dibahas
berasal dari ASOBAT.
Karenanya kemampuan untuk mengerti pada SFAC 2 disebut ‘user-spesific quality’.
a. Benefit > Cost
Biaya dan manfaat informasi, secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan konsekuensi ekonomi. Banyak konsekuensi ekonomi yang
muncul dari informasi akuntansi sulit dievaluasi. Jika kita menggunakan future costs,
yang mungkin lebih besar dari present cost, beberapa kemungkinan konsekuensinya:
Bonus manajemen mungkin terpengaruh secara negatif bila didasarkan pada laba
yang dilaporkan
Evaluasi terhadap kerja manajemen dalam mengelola akan dinilai yang rendah
karena pendapatan yang dilaporkan lebih rendah
Dividen yang dibagikan pada pemegang saham akan terpengaruh secara negatif
karena pendapatan yang lebih rendah tidak berpengaruh secara negatif pada debt
equity ratio
Pemegang obligasi harus diproteksi akibat kemungkinan 1 dan 3
Karena kemungkinan 1, 2 dan 3, manfaat pensiun akan berkurang dan hal ini akan
merugikan karyawan.
b. Relevance
Relevansi adalah kualitas yang diambil dari ASOBAT dan diungkapkan agak janggal
pada SFAC menjadi “mampu menciptakan perbedaan dalam sebuah keputusan dengan
membantu pengguna membentuk prediksi tentang outcome masa lalu, sekarang, dan
masa yang akan datang atau untuk mengkonfirmasi atau memeriksa ekpektasi”.
Relevansi memiliki 2 aspek utama: predictive value dan feedback value, serta 1 aspek
tambahan: ketepatan waktu.
Predictive value
Seperti dalam dokumen sebelumnya, predictive value merujuk pada kegunaan input
untuk prediksi seperti cash flow dan earnings power.
Feedback value
Feedback value berhubungan dengan meng-konfirmasi atau mengoreksi ekspektasi
yang sebelumnya dibuat oleh pembuat keputusan.
Timeliness
Ketepatan waktu sebenarnya merupakan sebuah batasan terhadap kedua aspek utama
relevansi. Agar relevan, sebuah informasi harus tepat waktu, artinya harus ‘tersedia
untuk pembuat keputusan sebelum (informasi tersebut) kehilangan kapasitasnya dalam
mempengaruhi keputusan’.
Possible Inconsistency Beetween Predictive Value and Feedback Value
Predictive Value dan Feedback Value –yang merupakan karakteristik kualitatif–
diturunkan dari tujuan menyediakan informasi yang bermanfaat untuk memprediksi
cash flow dan untuk pertanggungjawaban.
Predictive value tidak berkaitan langsung dengan tujuan penilaian kinerja manajemen
(tetapi hanya berhubungan dengan prediksi aliran kas). Hal inilah yang dapat
menyebabkan pertentangan antara keduanya.
c. Reliability
Reliabilitas terdiri dari verifiability, representational faithfullness, dan neutrality.
Verifiability
Veriabilitas berhubungan dengan teori pengukuran (measurement theory). Tidak seperti
aspek-aspek relevansi, pada verifiablitas terdapat sebuah elemen yang dapat
dikuantifikasi (quantifiable), tetapi –tidak diragukan- sulit mengukurnya.
Representational Faithfulness
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa lainnya yang
seharusnya disajikan atau yang secara wajar dapat diharapkan untuk disajikan.
Representational faithfulness juga berhubungan dengan teori pengukuran.
Neutrality
Netralitas merujuk pada keyakinan bahwa proses penyusunan kebijakan terutama
dihubungkan dengan relevansi dan reliabllitas, bukan dampak sebuah standar atau
aturan yang mungkin dimiliki kelompok pengguna yang spesifik.
Netralitas adalah satu-satunya karakteristik kualitatif bersinggungan secara menyeluruh
dengan perilaku anggota dewan yang bertentangan secara langsung dengan aspek
spesifik dari informasi itu sendiri.
d. Comparability and Consistency
kedua karakter ini dipandang sebagai karakter yang berorientasi output, karenanya
keduanya seharusnya merupakan hasil conceptual framework yang dapat berjalan,
bukan bagian dari struktur teori.
e. Materiality
Pertanyaah yang muncul pada materialitas adalah apakah item ini cukup besar untuk
mempengaruhi keputusan pengguna. Materialitas diterima sebagai karakteristik
kuantitatif, serta merupakan konsep relatif dan bukan konsep absolut.
Statement No. 3 (Elemen-elemen laporan keuangan)
SFAC No.3 mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan. Karena SFAC No.3
akan diamandemen oleh SFAC No. 6, maka pembahasan mengenai hal tersebut akan
dibahas pada pembahasan statement No.6. Beberapa observasi yang belum dimasukkan
dalam SFAC No.3 diantaranya adalah:
1. Hampir tidak menyebutkan tiga pandangan mengenai akuntansi keuangan (revenue-
expense, assets-liability, and non articulated).
2. Tidak menjelaskan tipe konsep pemeliharaan modal yang digunakan.
3. Tidak menyebutkan mengenai permasalahan pengakuan (realisasi) dan pengukuran
dan penyajiannya dalam laporan keungan.
Statement No 4 (tujuan pelaporan keuangan bagi organisasi nirlaba)
Karakteristik organisasi nirlaba menurut SFAC No. 4:
1. Sumber daya entitas berasal dari para penyumbang yang tidak mengharapkan
pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan jumlah sumber
daya yang diberikan.
2. Menghasilkan barang dan/atau jasa dan memberikan pelayanan tanpa bertujuan
memupuk laba.
3. Tidak ada kepemilikan yang dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali, atau
kepemilikan tersebut tidak mencerminkan proporsi pembagian sumber daya entitas
pada saat likuidasi atau pembubaran entitas.
Statement No.5
Penantian panjang SFAC No. 5 berakhir pada Desember 1984, tepat 4 tahun setelah SFAC
4. Statement ini menguraikan isu-isu sulit mengenai pengakuan dan pengukuran
(recognition and measurement), sehingga akan menjadi tonggak penentu kesuksesan atau
kegagalan keseluruhan proyek.
Pernyataan dalam paragraf 2 menunjukkan tidak adanya usaha yang lebih ekstensif untuk
memecahkan masalah pengakuan dan pengukuran. Kriteria pengakuan dan panduan dalam
statemen ini secara umum konsisten dengan current practice (praktik berlaku) dan tidak
menyatakan perubahan yang radikal. Namun tidak tertutup kemungkinan adanya
perubahan praktik pada masa yang akan datang. Perubahan tersebut terjadi secara bertahap
dan evolusioner (perubahan bertahap menuju “fair value”)
Scope of the Statement
SFAC 5 memperjelas bahwa konsep yang dibahas diterapkan secara tegas pada laporan
keuangan dan tidak ditujukan untuk pengungkapan (disclosure) di luar tubuh (body) dari
laporan keuangan.
Earnings and Comprehensive Income
Salah satu prinsip yang diperhatikans SFAC 5 adalah format dan penyajian perubahan pada
ekuitas pemilik yang tidak berasal dari transaksi dengan pemilik. Hal ini mengacu pada
pentingnya ‘pengungkapan’.
Recognition Criteria
Kriteria Pengakuan merujuk kepada ‘ketika suatu asset, liabilitas, beban, pendapatan, laba
atau rugi harus dicatat pada perkiraan’. Kriteria pengakuan yang mendasar berasal dari
bagian permulaan conceptual framework, yaitu:
a. Definition : item tersebut memiliki defenisi dari elemen laporan keuangan
b. Measurability : memiliki atribut relevan yang dapat diukur dengan reliabilitas yang
cukup
c. Relevance : informasi mengenai kemampuannya membuat perbedaan pada
keputusan pengguna.
d. Reliability : informasi secara representatif meyakinkan, dapat diverifikasi,
dan netral.
Measurement Attributes
Lima atribut pengukuran secara ekstensif didiskusikan dalam memorandum diskusi tahun
1976, dikemukakan dan dimasukkan ke dalam SFAC 5, yaitu
a. historical cost
b. current cost (replacement cost)
c. current market value (exit value)
d. net realizable value (selling cost less any cost to complete or dispose)
e. present (discounted) value of future cash flow
Statemen mengalami kemunduran dalam mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
perubahan kriteria, dimana menyarankan untuk tetap menggunakan measurement
attributes yang ada dan bergantung pada pendekatan evolusioner.
Statement No. 6
SFAC No 6 merupakan pengganti dari SFAC No 3. SFAC No 6 sebenarnya identik dgn
SFAC No 3, kecuali SFAC No 6 juga menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan
organisasi non bisnis. Karateristik kualitatif informasi akuntansi dalam SFAC No 2 juga
diperluas untuk organisasi non bisnis. SFAC No 6 tidak menambahkan lebih lanjut
kerangka kerja konseptual dari sudut pandang organisasi bisnis. SFAC No 6
mendefinisikan 10 elemen dalam laporan keuangan sebagai berikut.
a. Aset ( assets ) adalah manfaat ekonomi yang mungkin terjadi dimasa mendatang
(future economic benefits) yang diperoleh atau dikendalikan oleh suatu entitas tertentu
sebagai akibat transaksi atau peristiwa masa lalu.
b. Utang ( liabitilies ) adalah pengorbanan manfaat ekonomi yang mungkin terjadi
(probable future sacrifies) dimasa mendatang yang berasal dari kewajiban sekarang
suatu entitas untuk mentrasfer aset atau menyerahkan jasa pada entitas lain dimasa
mendatang sebagai akibat transaksi masa lalu.
c. Ekuitas ( equity ) adalah hak sisa (residual interest) atas aset suatu entitas setelah
dikurangi dengan utang. Dalam perusahaan bisnis, ekuitas sama dengan hak pemilik.
d. Investasi oleh pemilik ( investment by owners ) adalah kenaikan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer entitas lain ke perusahaan tersebut atas sesuatu
yang bernilai untuk memperoleh atau meningkatkan hak kepemilikan (atau ekuitas)
dalam perusahaan tersebut.
e. Distribusi pada pemilik ( distribution to owners ) adalah penurunan aset neto suatu
perusahaan yang berasal dari transfer aset, penyerahan jasa, atau penambahan utang
oleh perusahaan kepada pemilik.
f. Laba komprehensif ( comprehensive income ) adalah perubahan ekuitas (aset neto)
suatu entitas selam satu perioda yang berasal dari transaksi atau peristiwa dan kondisi
lainnya dari sumber yang bukan berasal dari pemilik.
g. Pendapatan ( revenue) adalah aliran masuk kenaikan aset suatu entitas atau penurunan
utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang berasal dari
pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya,
yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
h. Biaya ( expenses ) adalah aliran keluar atau pemakaian aset suatu entitas, atau
penambahan utang suatu entitas (atau kombinasi keduanya) selama satu perioda, yang
berasal dari pengiriman atau produksi barang, penyerahan jasa atau pelaksanaan
kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan secara terus menerus.
i. Keuntungan ( gains ) adalah kenaikan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari pendapatan
dan investasi oleh pemilik.
j. Kerugian ( losses ) adalah penurunan ekuitas (aset neto) dari transaksi insidentil suatu
entitas dan berasal dari semua transaksi, peristiwa dan kondisi lainnya yang
mempengaruhi entitas dalam satu perioda diluar transaksi yang berasal dari biaya dan
distribusi pada pemilik.
Statement No. 7
Statement No. 7 lebih menekankan pada isu pengukuran spesifik daripada isu konseptual
yang lebih luas, karena itu statement ini dapat dilihat sebagai bagian dari Statement No. 5.
SFAC No. 7 digunakan pada situasi dimana current market value tidak tersedia sehingga
harus menggunakan estimasi aliran kas di masa mendatang.
Present Value Measurement
Poin penting mengenai pengukuran asset adalah pengukuran present value yang digunakan
untuk mensimulasi fair value. Discount rate harus meliputi risiko dan ketidakpastian yang
merefleksikan pengukuran pasar terhadap nilai asset. Jika asset tertentu memiliki beberapa
kemungkinan aliran kas dalam beberapa tahun, maka aliran kas yang diekspektasi harus
menentukan probabilitas aliran kas individu tertimbang.
Liability Measurement
Poin penting dalam pengukuran liabilitas adalah discount rate harus diikutkan dalam
perhitungan credit standing perusahaan.
Pengukuran asset dan liabilitas sesuai ketentuan SFAC No. 7 dinilai tidak konsisten.
Sebuah asset dapat dipandang dan dinilai secara terpisah dari entitas perusahaan, tapi pada
saat mengukur liabilitas tidak dapat demikian.
Statements No.8 Kerangka kerja untuk pelaporan keuangan (Conceptual Framework for
Financial Reporting)
SFAC No.8 merupakan salah satu dari serangkaian publikasi di FASB untuk akuntansi dan
pelaporan keuangan yang mencakup dua bab kerangka konseptual baru yang menggantikan
SFAC No.1, tujuan pelaporan keuangan oleh Business Enterprises, dan SFAC No.2,
karakteristik kualitatif informasi akuntansi. SFAC No.8 dimaksudkan untuk menetapkan
tujuan-tujuan dan konsep-konsep fundamental yang akan menjadi dasar untuk
pengembangan akuntansi keuangan dan pedoman pelaporan.
Secara umum isi dan tujuan SFAC No.8 adalah :
a. Bagian pertama hasil projek bersama dengan IASB dalam merumuskan konsep
dasar akuntansi keuangan.
b. Menggantikan SFAC No.1 dan 2
c. Terdiri atas tiga bab :
1) Bab 1, tujuan pelaporan keuangan tujuan umum.
2) Bab 2, entitas pelaporan
3) Bab 3, karakteristik kualitatif informasi keuangan bermanfaat
Tujuan dari tujuan umum pelaporan keuangan adalah :
a. Sikap pelaporan keuangan
Menurut FASB dalam SFAC No.1 maupu SFAC No.8, pelaporan dan laporan
keuangan posisinya adalah sebagai berikut :
1) Pelaporan keuangan lebih luas dari laporan keuangan
2) Laporan keuangan tetap merupakan laporan pokok pelaporan keuangan.
3) Komponen lain pelaporan keuangan
Supplementary information, seperti : (1) disklosur pengaruh perubahan
tingkat harga dan (2) informasi cadangan minyak dan gas.
Other means of financial reporting, seperti : (1) management discussion
and analysis dan (2) letters to stockholders.
b. Tujuan pelaporan keuangan
SFAC No.8 secara umum merumuskan tiga tujuan pelaporan keuangan, yaitu :
1) Menyediakan informasi keuangan tentang pelaporan entitas yang
bermanfaat bagi investor, pemberi pinjaman dan kreditor yang sudah ada
maupun yang potensial dalam membuat keputusan mengenai penyediaan
sumber daya kepada entitas pelapor.
2) Untuk menilai prospek arus kas bersih yang dimiliki oleh suatu entitas,
investor yang sudah ada maupun oleh calon investor, kreditur serta kreditur
lain yang membutuhkan informasi tentang sumber daya entitas, klaim
terhadap entitas tersebut, dan seberapa efisien maupun efektif manajemen
entitas melakukan pengelolaan dan komisarisbyang telah menyelesaikan
tanggung jawab mereka untuk menggunakan sumber daya entitas.
3) Tujuan umum laporan keuangan menyediakan informasi tentang posisi
keuangan dari pelaporan suatu entitas, yaitu informasi tentang sumber daya
ekonomi dan klaim terhadap sumber daya ekonomi tersebut dalam
pelaporan entitas.
c. Primary users
Diamati dari tujuan pelaporan keuangan suatu entitas yang dirkomendasikan dalam
SFAC No.8 maka tampak bahwa para pengguna informasi keuangan yang
kepentingannya diutamakan yaitu : (1) para investor dan calon investor serta (2)
para kreditor dan calon kreditor. Investor dan kreditor merupakan pihak-pihak yang
menyediakan sumber daya bagi suatu entitas tetapi tidak memiliki akses langsung
pada informasi yang dibutuhkan.
d. Informasi yang dibutuhkan
Arah dan jenis informasi yang dibutuhkan oleh para investor dan kreditor yaitu :
1) Investor dan kreditor memerlukan informasi yang dapat membantu mereka
menilai prospek aliran kas bersih suatu entitas di masa mendatang.
2) Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai sumber
daya entitas, klaim atas entitas tersebut, dan apakah manajemen telah
mengelola sumber daya yang dimiliki entitas secara efektif dan efisien.
Menurut IASB
TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR
Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk
menyediakan informasi: (1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai
tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit; (2) untuk
membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai
lainnya dalam menilai jumlah, waktu dan ketidakpastian arus kas masa depan; dan (3) tentang
sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.
Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna
bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Tujuan berfokus pada laporan
keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang
akan diterima entitas bisnis, yaitu, arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor.
Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness).
Kualitas Sekunder
1. Keberdayabandingan. Informasi
akuntansi akan lebih bermanfaat jika
dapat dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan yang
lain dalam satu industri.
2. Konsistensi. Sebuah
entitas dikatakan konsisten dalam
menggunakan standar akuntansi
apabila mengaplikasikan perlakuan
akuntansi (metode akuntansi) yang
sama untuk kejadian-kejadian
serupa, dari periode ke periode.
Dengan memperhatikan beberapa perbedaan diatas, tampak bahwa struktur meta teori FASB
lebih sempurna dibandingkan dengan IASC. FASB menggunakan penalaran yang lebih kuat
serta penjelasan yang lebih lengkap untuk setiap konsepnya, sehingga FASB mempunyai
nilai pendidikan.
Oleh para penyusunnya, IASB, IFRS dirancang untuk menjadi standar akuntansi yang
berlaku secara global. Mengingat konteks ekonomi, politik, dan hukum di masing-masing
negara berbeda-beda satu sama lain, pengembangan IFRS diklami lebih berbasis prinsip
(principle-based). Teori akuntansi yang original diharapkan lebih melandasi standar
akuntansi internasional, bukan kebijakan negara atau produk hukum tertentu.
Implikasinya, IFRS memang lebih fleksibel dan memberikan keleluasaan yang lebih besar
terhadap akuntan untuk menggunakan pertimbangan profesional (professional judgment).
Implikasi inilah yang dijadikan alasan, IFRS justru akan mempersulit komparabilitas laporan
keuangan dan menyuburkan manipulasi laporan keuangan.
Bandingkan misalnya dengan US GAAP yang sangat ketat. Pertimbangan profesional telah
“direduksi” menjadi pohon keputusan (decision tree), dalam kondisi apa harus melakukan
apa. Standar akuntansi Amerika Serikat, seperti halnya standar nasional di negara-negara
lain, sangat erat terkait dengan konteks ekonomi, sosial, dan hukum yang berlaku. Dengan
kata lain, pengembangan standar akuntansi lebih berbasis aturan (rule-based).