Anda di halaman 1dari 2

TRI KRIDO WARNO BUDOYO

Dusun Gembung
Seni menjadi bagian tak terpisahkan bagi warga Dusun Gembung, Desa
Soroyudan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Geliat seni terlihat dari
masih adanya komunitas warga yang menggelar beragam seni tari dan musik
tradisional, salah satunya Tri Krido Warno Budoyo (TKWB) Dusun Gembung.
Komunitas ini beranggotakan 55 anggota, terdiri dari pemuda dan sesepuh di
3 Rukun Tetangga (RT) Dusun Gembung. Setiap anggota memiliki keahlian masing-
masing mulai dari penari, penabuh, seksi perlengkapan dan sebagainya. Mereka
memiliki semangat tinggi untuk tetap mempertahankan seni tradisional, ditengah
gempuran industri digital saat ini. Di sisi lain, seni menjadi sebuah mata
pencaharian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sesuai namanya, komunitas “Tri Krido Warno Budoyo” memiliki beragam seni
tari, peran dan musik tradisional yang biasa dipentaskan. Seni tari meliputi Tari
Jathilan, Campur Bawur, Blendrong, Grasak dan Gedruk. Sementara, untuk seni
peran antara lain Wayang Harjuna, Kumbokarno, Hanoman, Bugis, Patih
Penunggang Kuda, dan Buto atau Raksasa. Seluruh bagian seni tersebut menjadi
kesatuan karya karena dilengkapi dengan musik dari gamelan, dan alat music
tradisional lainnya.
Tahun 2016, komunitas ini merasa perlu ada perubahan, terutama pada seni
tari Gedruk yang masih minim properti khususnya topeng. Gedruk adalah seni buto
yang menghentak hentakkan kaki ke tanah senada dengan gamelan, sehingga
tercipta suatu seni yang indah. Topeng menjadi bagian penting untuk menambah
karakter/peran yang dimainkan oleh penari.
Dari keterbatasan tersebut, kemudian tercetus ide untuk membuat topeng
sendiri, yang terbuat dari kayu sederhana di lingkungan sekitar Dusun Gembung.

Proses
1. Diskusi dengan seluruh anggota Tri Krido Warno Budoyo untuk membuat
topeng properti tari Gedruk
2. Menghimpun uang kas dari hasil iuran anggota dan honor pentas Tari Jathilan
dan Gedruk, serta penyewaan alat musik.
3. Mengumpulkan bahan baku topeng, yaitu kayu pule atau cangkring. Jenis
kayu tersebut mempunyai serat yang kecil, keras dan ringan sehingga cocok
dipakai untuk topeng.
4. Meminjam alat dari perajin topeng, membeli cat dari uang kas. Cat dibeli
masih berkualitas sederhana.
5. Bergotong-royong membuat ragam topeng untuk pementasan seni tari
Gedruk.
Hasil
1. Memproduksi sendiri topeng untuk properti tari Gedruk TKWB
2. Memproduksi topeng Gedruk yang kemudian dijual. Saat ini rata-rata telah
membuat 20 topeng.
3. Selain topeng, TKWB saat ini sedang belajar menjahit pakaian Tari Jathilan
dan Gedruk.
Pemasaran
Topeng tari Gedruk produksi TKWB Dusun Gembung lambat laun banyak
diminati. Hal itu berkat promosi yang gencar dilakukan, mulai dengan cara
konvensional melalui pengeras suara sampai merambah media sosial Facebook.

Kendala
Semakin banyaknya produksi topeng tidak sebanding dengan jumlah bahan
baku kayu yang tersedia,serta peralatan berupa tatah dan cat semprot. Selama ini
TKWB masih sebatas meminjam sehingga pengerjaan kurang optimal.
Termasuk proses pengecatan yang masih manual sehingga hasil akhir
(finishing) kurang halus. Adapun untuk rambut topeng memanfaatkan rambut
sintetis, benang dan rambut kuda.

Anda mungkin juga menyukai