Qinrui Hu,1 Yujing Bai,1 Xiaoli Chen,1 Lvzhen Huang,1 Yi Chen,2 and Xiaoxin Li12
Oleh :
Cindy Sally
2013730022
Pembimbing :
2018
I. Pendahuluan
II.2
Pemeriksaan mata, Monitoring, dan Manajemen
Dokter mata mengidentifikasi lokasi dan urutan perubahan retina pada ROP dan
melakukan semua pemeriksaan. Pupil pasien di dilatasikan dengan tropikamid
0,5% dan phenylephrine tetes 0,5% 2 jam sebelum pemeriksaan. Oftalmoskopi
indirect secara rutin dilakukan dengan menggunakan spekulum tertutup dan
lekukan scleral setelah dilakukan anestesi topikal. gambar retina secara digital
diperoleh dengan RetCam untuk dokumentasi gambaran retina yang didapatkan.
Penemuan pada ROP diantaranya termasuk zona pra operasi ROP dan stadium,
perdarahan preretinal (sebelum dan sesudah treatment, neovaskularisasi iris,
waktu kekambuhan, dan metode terapi. Pemeriksaan dilakukan secara mingguan
atau dua minggu, tergantung penemuan hasil pemeriksaan retina , dan berlanjut
sampai vaskularisasi telah mencapai Zona III atau ROP mengalami regresi.
Kekambuhan ditandai dengan adanya tanda-tanda yang memburuk, termasuk
peninggian yang semakin bertambah atau terdapat gejala tamabahan setelah
regresi pertam. Untuk reaktivasi ROP lambat, penghentian pemeriksaan terjadi
ketika retina perifer yang jauh tidak mengalami vaskularisasi Pemeriksaan juga
diperlukan sampai vaskularisasi telah mencapai tingkat yang dapat diterima
(dalam 1 diameter disc dari ora serrata).
III. HASIL
46 pasien (24 perempuan, 22 laki-laki) menjalani pengobatan IVR awal. 4 pasien
(8 mata, 9,1%) mengalami perbaikan / regresi dalam waktu satu minggu setelah
pengobatan, dan pasien-pasien ini kembali ke rumah sakit primer setempat untuk
selesaikan tindak lanjut mereka. 4 pasien tersebut di keluarkan dari penelitian
karena kurangnya data dari kunjungan terakhir.
Studi kami menemukan bahwa tingkat kekambuhan untuk ROP di Zona II Tahap
3+ adalah 26,2%, dan kekambuhan terjadi pada rata-rata 8,5 minggu setelah
pengobatan awal ranibizumab. Perdarahan preretinal sebelum pengobatan
merupakan faktor risiko penting yang dikaitkan dengan kekambuhan ROP.
Kekambuhan ROP adalah masalah serius yang dapat menghasilkan hasil yang
parah, seperti traksi vitreoretinal dan retinal detachment. Penelitian ini dirancang
untuk mengeksplorasi kemungkinan faktor yang berkontribusi dan strategi terapi
untuk kekambuhan ROP dengan IVR. 11 (26,2%) dalam penelitian kami yang
diobati dengan ranibizumab memiliki reaktivasi ROP setelah respon awal
terhadap pengobatan. Sebuah penelitian sebelumnya melaporkan bahwa dari 425
mata yang diobati dengan ranibizumab di Zona II, 144 (31,0%) mata mengalami
kekambuhan ROP dan membutuhkan perawatan tambahan. Perbedaan ini dapat
dijelaskan oleh ukuran sampel yang lebih rendah dalam penelitian ini; Selain itu,
penelitian sebelumnya merekrut pasien dengan beberapa tahap ROP (misalnya,
ROP posterior agresif untuk analisis). Ada semakin banyak bukti yang
menunjukkan bahwa IVR dikaitkan dengan kekambuhan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan IVB dalam pengobatan pasien dengan ROP. Baru-baru ini,
sebuah penelitian menunjukkan tingkat kekambuhan 83% lebih tinggi setelah
pengobatan ranibizumab, dan akhirnya, semua mata membutuhkan terapi laser
tambahan.
Studi lain menemukan bahwa kejadian Kekambuhan lebih tinggi pada mata yang
menerima ranibizumab dibandingkan dengan bevacizumab dalam pengobatan
ROP tipe 1. Salah satu kekhawatiran adalah efek diferensial pada kekambuhan
yang ditimbulkan oleh dua obat. Satu laporan kasus menemukan bahwa kadar
VEGF serum pada bayi yang diobati dengan ranibizumab ditekan selama 3
minggu dan kembali ke tingkat semula 4 minggu kemudian. Paruh waktu
sistemik yang lebih lama telah dicatat antara bevacizumab dibandingkan dengan
ranibizumab pada pasien dewasa (20 hari dibandingkan 2 jam). Interval perawatan
untuk waktu reaktivasi adalah 16 minggu dalam penelitian BEAT-ROP dengan
bevacizumab. Waktu paruh yang singkat dan penyerapan sistemik yang rendah
dapat menurunkan kemungkinan efek samping, dan pembersihan cepat dari
tingkat vitreous dan serum VEGF sering menunjukkan kemungkinan kekambuhan
yang tinggi. Faktor-faktor ini dapat menjelaskan mengapa interval perawatan rata-
rata 8,5 minggu dalam penelitian kami lebih awal dibandingkan dengan kasus lain
yang diobati dengan bevacizumab. Dalam penelitian kami, pasien diberikan dosis
0.25 mg / 0,025mL ranibizumab. Volume yang disuntikkan dan penggunaan
ranibizumab mungkin telah menyebabkan kekambuhan karena berbagai alasan.
Oleh karena itu, penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menemukan
kombinasi optimal untuk berbagai tahapan ROP.