Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi. Untuk mencapai program asuhan sayang ibu diperlukan manajemen
pelayanan kebidanan yang terstruktur.
Upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu hamil, bayi dan
balita maka semua persalinan yang ditangani oleh dukun bayi harus beralih ditangani
oleh bidan. Kecuali hal-hal yang berhubungan dengan adat dan kebiasaan setempat
dengan menjalin hubungan antara dukun dan bidan, tetapi kemitraan yang berjalan
saat ini masih dalam batas pemaknaan transfer ilmu pengetahuan, serta masih dalam
bentuk pembinaan cara-cara persalinan yang higienis kepada dukun bayi.
Salah satu kasus kesehatan yang masih banyak terjadi di Indonesia adalah
persalinan dengan pertolongan oleh dukun bayi. Kenyataannya, hampir semua
masyarakat Indonesia baik itu yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan lebih
senang ditolong oleh dukun.
Hal tersebut disebabkan oleh tradisi dan adat istiadat setempat. Dan cara atau
strategi untuk membangun cohesive network di antara para pemuka setempat,
masyarakat, dukun dan bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan maternal dan
perinatal secara bersama-sama.

2. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang di bahas adalah :
1) Menjelaskan perencanaan dalam proses pelayanan kebidanan
2) Menjelasakan metode dalam proses organisasi pelayanan kebidanan di
rumah bersalin

3. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan agar mahasiswi dapat menjelaskan teori-
teori yang mendasari tentang manajemen pelayanan kebidanan, khususnya
dalam program asuhan sayang ibu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PERENCANAAN
a. Tujuan
1. Menurunkan angka kematian ibu saat melahirkan serta menurunkan
angka kematian bayi
2. Meningkatkan pengetahuan ibu atau kaum perempuan mengenai
proses melahirkan yang sehat, pemberian asi ekslusif dan perawatan
bayi
3. Memantapkan komitmen dan dukungan terhadap gerakan sayang ibu
4. Meningkatkan kepedulian dan dukungan sector terkait terhadap upaya-
uapya penanggulangan penyebab kematian ibu dan bayi secara terpadu
5. Meningkatkan kepedulian dan peran serta institusi masyarkat dan
swasta (LSM, organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi) dalam
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi dalam
pemgumpulan data bersalin ditingkat kelurahan atau kecamatan
6. Meningkatkan fungsi dan peran institusi kesehatan baik pemerintah
maupun swasta dalam pelayanan kesehatan yang aman, ramah dan
nyaman bagi ibu dan bayi
7. Meningkatkan upaya masyrakat dalam mengubah budaya masyarakat
yang merugikan kesehatan ibu bersalin srta bayi yang dilahirkan
8. Meningkatkan upaya pengembangan dana perawatan ibu bersalin serta
perawatan bayi di rumah bersalin.
b. Metode
a. Melibatkan suami dan keluarga dalam proses melahirkan
b. Ikut berperan serta dalam memberikan asuhan sayang ibu dalam proses
melahirkan.
c. Sasaran
a. Langsung
 Caten ( calon penganten)
 Pasangan usia subur (PUS)
 Ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, suami dan
keluarga.
b. Tidak langsung
 Sector terkait
 Institusi kesehatan
 Institusi masyarakat
 Tokoh masyarakat dan agama
 Dan media massa

B. ORGANIZING (ORGANISASI )
Adalah suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan
hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta pemberian lingkungan
dan fasilitas kerja yang kondusif.
a. Peran organisasi profesi :
1. Sebagai pemikir
2. Sebagai pelaksana
3. Sebagai fasilitator
Rumah Bersalin memiliki tenaga kerja yang terdiri dari :
1. Dokter penanggung jawab
2. Dokter jaga
3. Manager
4. Bidan 6 orang
5. Cleaning service 2 orang ( merangkap menjadi penjaga malam)

b. Struktur Organisasi
 Penanggung Jawab :
 Ketua :
 Wakil Ketua :
 Sekretaris :
 Bendahara :
 Bidang Medis :
 Bidang Humas :
 Bidang Pembangunan :
 Bidang Pengembangan :
 Bidang Perlengkapan :

c. Susunan Tugas Operasioal


1. Direktur
a. Bertugas sebagai pemimpin dari Rumah Bersalin tersebut, agar segala
macam kegiatan yang direncanakan dapat tercapai dan dapat mencapai
sasaran.
b. Mengatur dan bertanggung jawab terhadap kinerja bawahannya.
c. Donatur tetap setiap acara yang diadakan Balai Pengobatan
2. Manager
a. Menentukan dan mengatur pembagian tugas karyawan.
b. Merumuskan pokok-pokok kebijaksanaan dalam bidang
produksi/pelayanan, pemasaran, dan keuangan.
c. Bertanggung jawab dalam menyeleksi tenaga kerja yang mau bekerja di
RB
d. Menjalin relasi dengan pihak lain dalam setiap kegiatan yang dilakukan
RB
e. Mengatur pemasukan dan pengeluaran keuangan RB
3. Dokter Penanggung Jawab
a. Bertanggung jawab atas semua kegiatan di Rumah Bersalin
b. Bertanggungjawab terhadap pelaksanan pengobatan
c. Berperanserta melayani pasien dalam pengobatan
d. Memberikan pelimpahan/penjelasan kerja pada bawahannya (dr.
Pelaksana)
e. Melakukan kunjungan rumah ( home care)
4. Dokter Pelaksana
a. Melayani pasien sesuai tugas
b. Memberikan konseling sesuai dengan permasalahan kesehatan yang di
alami pasien
c. Bergantian sif dengan dr. Penanggung jawab dalam bertuga
d. Melakukan kunjungan rumah ( home care)
5. Bidan Profesional
a. Melakukan kunjungan rumah/homecar
b. Melakukan asuhan kebidanan
c. Mengontrol tindakan yang dilakukan oleh bidan vokasional
d. Mengatur pelaksanan kegiatan kebidanan di RB
e. Bertanggung jawab atas pembukuan keuangan harian
f. Bertugas setiap hari untuk menerima pasien/administrasi
g. Memberikan obat kepada pasien berdasarkan resep dokter
h. Melakukan tindakan kebidanan pada pasien
i. Melakukan kunjungan rumah bersama bidan profesonal/dokter bila di
perlukan
6. Cleaning service
a. Sebagai tenaga yang memberikan kenyamanan dengan menjamin
kebersihan ruangan Balai pengobatan
b. Membersihkan peralatan dan ruangan di RB
c. Sebagai penjaga malam RB

C. ACTUATING ( PENGGERAKAN )
Adalah melakukan tindakan asuhan sayang ibu, agar ibu merasa nyaman
dalam proses melahirkan dan agar ibu tidak trauma dalam proses melahirkan
berikutnya dan memberikan asuhan senyaman mungkin kepada ibu.

D. CONTROLING (PENGAWASAN )
Adalah : mengawasi kegiatan yang telah di rencanakan, berjalan baik atau
tidak sehingga kita mengetahui asuhan yang telah di berikan sudah efektif
atau belum dan bisa mengetahiu kekurangan dan kelemahan dalam
memberikan asuhan.
a. Menetapkan standar dan mengadakan Penilaian
Standar Pelayanan Kebidanan
1. Standar I (Falsafah dan Tujuan)
Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki visi dan misi, filosofi, dan
dasar tujuan pelayanan serta organisasi pelayanan sebagaiu dasar
untuk melaksanakan tugas pelayanan sebagai dasar untuk
melaksanakan tugas pelayanan yang fektif dan efisen.
Definisi operasional:
 Pengelola pelayanan kebidanan memiliki visi, misi, dan filosofi pelayanan
kebidanan yang mengacu pada visi, misi, dan filosofi masing-masing.
 Ada bagian struktur organisasi yang menggambarkan garis komando, fungsi,
an jantung jawab serta kewenangan dalam pelayanan kebidanan dan hubungan
dengan unit lain dan disahkan oleh pimpinan
 Ada bukti tertulis untuk setiap tenaga yang ada pada organisasi yang disahkan
oleh pimpinan
 Ada bukti tertulis tentang persyaratan tenaga yang menduduki jabatan pada
organisasi yang disahkan oleh pimpinan

2. Standar II (Administrasi dan Pengelolaan)


Pengelolaan pelayanan kebidanan memiliki pedoman pengelolaan
pelayanan yang kondusif yang memungkinkan terjadinya praktik
pelayanan kebidanan akurat.
Definisi operasional:
 Ada pedoman pengelolaan pelayanan yang mencerminkan mekanisme kerja
unit pelayanan tersebut yang disahkan oleh pimpinan
 Ada standar pelayanan yang dibuat mengacu pada pedoman standar alat,
ruangan, standar keterangan ketenangan yang telah disahkan oleh pimpinan.
 Ada prosedur tetap untuk setiap jenis/kegiatan kebidanan yang disahkan oleh
pimpinan
 Ada rencana/ program kerja di setiap institusi pengelolaan mengacu ke
institusi induk.

3. Standar III (Staf dan Pimpinan)


Pengelolaan pelayanan kebidanan mempunyai program pengelolaan
sumber daya manusai (SDM) agar pelayanan kebidanan berjalan
efektif dan efisien.
Definisi oerasional:
 Ada program kebutuhan SDM sesuai dengan kebutuhan
 Mempunyai jadwal pengaturan kerja harian
 Ada jadwal dinas yang menggambarkan kemampuan tiap-tiap per unit yang
menduduki tanggung jawab dan kemampuan yang dimiliki oleh bidan.

4. Standar IV (Fasilitas dan Peralatan)


Tersdia sarana dan peralatan untuk mendukung pencapaian pelayanan
kebidanan sesuai dengan tugas dan fungsi institusi pelayanan.
Definisi operasional
 Tersedia peralatan yang sesuai dengan standar dan ada mekanisme
keterlibatan bidan dalam perecanaan dan pengembangan sarana dan prasarana
 Ada buku inventaris peralatan yang mencerminkan jumlah kualitas barang.
 Ada pelatihan khusus untuk bidan tenatang penggunaan alat tertentu
 Ada prosedur permintaan dan penghapusan alat
5. Standar V (Kebajaksanaan dan Prosdur
Pengelola pelayanan kebidanan memiliki kebijakan dalam
penyelenggaraan dan pembinaan pegawai menuju pelayanan yang
berkualitas.
Definisi operasional.
 Adanya kebijaksaan tertulis tenatang prosedur pelaksaan dan standar
pelayanan yang disahkan oleh pimpinan
 Ada prosedur personalia
 Ada prosedur pembinaan pegawai

6. Standar VI (Pengembangan Staf dan Program Pendidikan)


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program pengembangan staf
dan perencanaan pendidikan, susuai dengan kebutuhan pelayanan.
Definisi operasional
 Ada program pembinaan staf dan program pendidikan secara
berkesinambungan
 Ada program pelatihan dan orientasi

7. Standar VII (Standar Asuhan)


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki standar asuhan/ manajemen
kebidanan yang diterapkan sebagai pedoman dalam memberi
pelayanan kepada pasien.
Definisi operasional.
 Ada standar manajemen kebidanan sebagai pedoman dalam memberikan
pelayana kebdianan
 Ada format manajemen kebidanan yang tedaftar pada caatan medic
 Ada pengkajian asuhan kebidanan bagi setiap klien
 Ada diagnosis kebidanan
 Ada rencana asuahan kebidanan
 Ada dokumen tertulis tentang tidnakan kebidanan
 Ada evaluasi dalam meberi asuhan kebidanan
 Ada dokumnetasi untuk kegiatan manajemen kebidanan

8. VIII (Evaluasi dan Pengendalian Mutu)


Pengelola pelayanan kebidanan memiliki program dan pelaksaan
evaluasi dan pengendalian mutu pelayanan kebidanan yang
dilaksanakan secara berkesinambungan.
Definisi operasional.
 Ada program atau rencana tertulis peningkatan mutu pelayanan kebidanan
 Ada program atau rencan tertulis untuk melakukan penilaian terhadap standar
asuhan kebidanan
 Ada bukti tertulis tentang pelaksaan evaluasi pelayanan dan rencana tindak
lanjut
 Adalah laporan hasil evaluasi
9. EVALUASI
Adalah Indikator keberhasilan sebelum dan sesudah evaluasi. Semakin
dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI khususnya
masa persalinan. GSIBA adalah susatu gerakan yang dilaksanakan
oleh masyarakat, bekerjasama dengan pemerintah untuk peningkatan
perbaikan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan yang
mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu
karena hamil, melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian
bayi. Gerakan Sayang Ibu dan Anak perlu dilakukan karena :
 Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sangat
menentukan keberhasilan suatu pembangunan.
 Pembentukan kualitas SDM yang berkualitas ditentukan dari
janin dalam kandungan, karena perkembangan otak terjadi
selama hamil sampai dengan anak usia 5 tahun.
 Oleh karena itu peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibu
dan anak merupakan faktor paling strategis untuk
meningkatkan mutu SDM.

RUANG LINGKUP GERAKAN SAYANG IBU


1. Meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak melalui upaya penurunan
angka kematian ibu dan bayi.
2. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku suami istri dan masyarakat
mengenai hak-hak Reproduksi dan Kesehatan Reproduksi
3. Menghilagkan hambatan-hambatan yang mempengaruhi upaya peningkatan
kualitas hidup perempuan.

STRATEGI GERAKAN SAYANG IBU


Melalui pendekatan kemasyrakatan yang di kembangkan dalam bentuk:
1. Desentralisasi
2. Kemandirian
3. Keluarga
4. Kemitraaan

PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN GERAKAN SAYANG IBU


Melalui langkah- langkah sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
2. Penentuan masalah
3. Penentuan tujuan
4. Pengembangan alternative pemecahan masalah
5. Penentuan rencana operasional
Terdiri dari :
 Langkah kegiatan (jadwal kegitan)
 Tenaga pelaksana
 Dukungan dana dan saran
 Monitoring dan pelaporan
 Evaluasi dan kegiatan

PELAKSANAN KEGIATAN GERAKAN SAYANG IBU


Unsur operasional
1. Kegiatan advokasi dan KIE
2. Pengembangan pesan advokasi dan KIE GSI
3. Pemberdayaan dalam keluarga, masyarakat dan tempat pelayanan
kesehatan
4. Memadukan kegiatan GSI, pondok bersalin dan posyandu

Unsur pendukung
1. Orientasi dan penelitian
2. Pendataan, pemantauan, pemetaan bumil, bulin,bufas dan bayi
3. Pengembangan tata cara rujukan
4. Mendukung upaya peningkatan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
5. Peningkatan peran bidan

TUGAS POKOK SATUAN GERAKAN ASUHAN SAYANG IBU:


1. Menyusun rencan kerja dalam rangka menurunkan AKI dan AKB serta
mengumpulkan dana untuk ambulance dan kecamatan dan tubulin
2. Advokasi kepada TOMA, TOGA dan TOPOL dapat mendukung GSI wilayah
tersebut
3. Penyuluhan kepada keluarga serta bumil, bulin, bufas dan ibu yang
mempunyai bayi di masyarakat.
4. Mengumpulkan data informasi bumil, bulin, bufas dan bayi yang dilakukan
5. Memberikan tanda pada bumil beresiko tinggi untuk kemudian dipantau dan
di informasikan ke bidan puskesmas
6. Membantu merujuk

MEMANTAU KEBERHASILAN GERAKAN SAYANG IBU (GSI )


Beberapa hal yang perlu di pantau untuk melihat keberhasilan pelaksanaan
GSI antara lain :
1. Sektoral terkait yang berperan aktif dalam egiatan operasional
2. Setiap persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan
3. Kecamatan dan kelurahan dapat melaksanaan dapat melaksanakan
kegiatan KIE dengan baik
4. Kecamatan dan kelurahan dapat melakukan dengan baik.
INDIKATOR KEBERHASILAN SEBELUM DAN SESUDAH GSI ( GERAKAN
SAYANG IBU )
1. Meningkatkan dan mantapnya masyarakat menjadi kader KIE GSI
2. Mendata ibu hamil dalam lingkungannya termasuk data mengenai : jumlah
ibu hamil
3. Umur kehamilan, riwayat kehamilan, persalinan dan rencana persalinan
mengenai kehamilan yang beresiko dan rencana tindak lanjutnya
4. Menyampaikan data –data yang di dapatkan ke petugas GSI setempat
5. Menumbuhkan ide –ide baru dari masyarakat
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Rumah Sakit Sayang Bayi adalah program yang sangat penting dan tepat
dalam upaya penurunan angka kematian bayi di Indonesia. Rumah sakit merupakan
fasilitas pelayanan kesehatan individu, tempat kelahiran dan merupakan dimulainya
suatu kehidupan. Pelayanan di rumah sakit memegang peran dalam keberhasilan ibu
menyusui eksklusif selama 6 bulan. Sepuluh langkah keberhasilan menyusui,
diharapkan dapat membantu bayi mendapatkan hak nya yaitu menyusui segera
setelah lahir. Edukasi sebelum kelahiran sangat penting agar masyarakat mengetahui
keuntungan pemberian ASI dan apa yang sebaiknya dilakukan setelah kelahiran agar
ibu sukses menyusui eksklusif.

3.2 SARAN
Penulis mengharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui dan memanfaatkan
makalah ini untuk menambah wawasan untuk mengetahui tentang organisasi
pelayanan kebidanan, khususnya gerakan asuhan sayang ibu dalam proses
melahirkan.
DAFTAR PUSTAKA

Machfoeds,ircham,dkk, pendidikan kesehatan bagian dari promosi

kesehatan.Fitrama .yogyakarta.2007.hal 78:106

mellani,niken,dkk.2009.kebidanan.komunitas.yogyakarta:fitramaya

http://www.bidanshop.blogspot.com.diakses tanggal 22oktober 2013

http://midwiferyarticle.blogspot.com.diakses tanggal 22 oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai