Anda di halaman 1dari 8

RANGKUMAN

BAB I

Perspektif Pendidikan Jasmani Dan Olahraga

Oleh : Febry San Pratama

NIM : 125623251

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


A. Terminologi Tentang Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

1. Pengertian Pendidikan Jasmani.

Mengingat luasnya cakupan dari pendidikan jasmani, maka banyak pakar yang
telah mencoba memberikan perumusan sesuai dengan sudut pandang masing-
masing diantaranya :

a. Pendidikan jasmani menuju antara tumbuhnya badan dan perkembangan


jiwa (UU Pokok Pendidikan dan Pengajaran No. 12 Thn 1954 Bab VI, Pasal
9)

b. Pendidikan jasmandi adalah olahraga yang dilakukan tidak semata – mata


untuk mencapai suatu prestasi.

c. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara


sadar dan sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani (SK Menpora 053
A/MENPORA/1994)

Plato (Yunani) : Pengembangan jasmani merupakan tujuan pendidikan yang


menentukan. Sehingga pelatihan jasmani digunakan untuk meningkatkan akhlak,
moral, dan sepiritual individu (Siedentop, 1980).

“Orandum et u sit men sana in corpore sano”. Kalau diterjemahkan secara bebas
artinya : “Berdoalah, semoga dalam jasmani yang kuat bersemayam jiwa yang
besar”. Bukan terpotong seperti yang kita dengar “Mens sana in corpore sano”.

Penjaskes merupakan wahana pendidikan melalui aktivitas jasmani yang


dirumuskan dalam ranah fisik, psikomotik, afektif dan kognitif. Diharapkan manusia
modern menyadari kegiatan dan vitalitas hidup mereka dipengaruhi oleh pelatihan,
dan pemeliharan jasmani.

2. Kesamaan dan Perbedaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga.

Pendidikan jasmani dan olahraga memiliki kesamaan yaitu keduanya memiliki


aktivitas dan permainan. Namun keduanya tujuannya tidak sama, sekalipun
menunjuka kaitan satu sama lain. Kesamaan Pendidikan Jasmani dan Olahraga
lihat pada tabel berikut :

1. Kesamaan Tujuan Pendidikan jasmani dan olahraga ikut meningkantan


kualitas manusia Indonesia seutuhnya.
2. Penekanan Tujuan Pendidikan jasmani cenderung menekan pada
pembinaan perilaku hidup sehat, dengan menganut
prinsip “pendidikan melalui jasmani”.
3. Kesamaan Pendidikan jasmani dan olahraga menggunakan medium
Medium yang jasmani atau psikomotor.
Digunakan
Tujuan Pendidikan Jasmani ialah suatu proses pendidikan untuk mencapai
tujuan melalui gerakan fisik untuk pengembangan MC Indonesia seutuhnya yang
dimaksud MC Indonesia seutuhnya ialah MC yang beriman kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi luhur, berpengetahuan, terampil, dan bertanggung jawab.

Berikut adalah perbedaan Penjas dan Olahraga :

No. Pendidikan Jasmani Olahraga


1. Diselengarakan terutama Diselengarakan terutama di luar
dilingkungan sekolah. sekolah / masyarakat.
2. Berorientasi pada pendidikan Berorientasi pada pelatiahn yang
yang cenderung mengacu ke cenderung mengacu ke pembinaan
pembinaan perilaku hidup sehat. dan peningkatan prestasi olahraga.
3. Sebagai mata ajar wajib di Sebagai kegiatan sukarela di
lungkungan sekolah. lingkungan masyarakat.
4. Materi pelajaran berpusat pada Materi berpusat pada jenis olahraga
anak sesuai perkembangan yang harus dikuasainya sepenuhnya.
psikofisik.
5. Dikelola dibawah wewenang Dikelola dibawah wewenang Menpora
Mendiknas. bersama organisasi olahraga di
masyarakat.
6. Cenderung memasyaratkan Cenderung mengolahragakan
olahraga. masyarakat.

3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Jasmani.

a. Tujuan Pendidikan Jasmani

1. Meletakan landasan karakter moral

2. Membangung landasan kepribadian yang kuat

3. Menumbuhkan berfikir kritis

4. Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab,


kerjasama, percaya diri, dan demokratis

5. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan olahraga

6. Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya


pengembangan dana pemiliharaan kebugaran jasmani

7. Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri


sendiri dan orang lain

8. Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga

9. Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang kreatif


b. Fungsi Pendidikan Jasmani

1. Aspek organis : menjadikan fungsi system tubuh lebih baik,


meningkatkan kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan
kardiovaskuler dan fleksibelitas.

2. Aspek Neuromuskuler : meningkatkan keharmonisan fungsi saraf dan


otot, mengembangkan keterampilan lokomotor, non-lokomotor,
manipulatif, ketepatan, irama, power, kecepatan reaksi, kelincahan,
berbagai keterampilan olahraga, dan keterampilan rekreasi.

3. Aspek Perseptual : mengembangkan kemampuan menerima dan


membedakan isyarat, kemampuan ruang, koordinasi, gerak visual,
keseimbangan tubuh, dominasi, lateritas, image tubuh.

4. Mengembangkan Kognitif : mengembangkan kemampuan


mengeksplorasi, menemukan sesuatu, memahami, memperoleh
pengetahuan dan membuat keputusan.

5. Aspek Sosial : menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan,


mengembangkan kemampuan membuat keputusan dalam situasi
kelompok.

6. Aspek Emosional : mengembangkan respon yang sehat terhadap


aktivitas jasmani dan rekreasi yang positif.

4. Praktek yang Baik dalam Pendidikan Jasmani.

Dorren Salomons, penasehat Senior Bidang Studi : Physical and Health


Education Within Life Orientation dari Western Cape Education Departement,
Cape Town, Afrika Selatan, memaparkan adanya perubahan yang cukup banyak
dalam beberapa tahun sepanjang pendidikan jasmani dalam kurikulum sekolah
menjadi sebuak kepedulian. Selain itu bidang studi juga mendorong
perkembangan hak asasi manusia, fair play, kepedulian dan apresiasi terhadap
lingkungan.

Praktek yang baik dalam pendidikan jasmani berupaya untuk


mencapai tujuan yang mengandung nilai :

a. Perkembangan kemampuan gerak yang efektif

b. Hak asasi manusia

c. Keterampilan hidup, keterampilan membuat keputusan

d. Pemilihan karier

e. Pendidikan perdamaian
f. Partisipasi rekreasi

g. Aspek keselamatan (safety)

h. Kemungkinan pertumubahn dan perkembangan yang efektif

i. Fitness

j. Perencanaan cross curricular

k. Eksplorasi keterampilan sosial

B. Pengaruh Pendidikan Jasmani Terhadap Domain Fisik Bagi Kehidupan

1. Pengaruh latihan Jasmani dan Olahraga Terhadap Jantung.

Jantung merupakan gumpalan otot yang kebetulan berada di dalam rongga


dada, sama juga halnya dengannya otot – otot lainnya. Untuk memelihara
jantung, disamping latihan – latihan olahraga yang teratur dan terarah, kiranya
masalah dibawah ini perlu mendapat perhatian khusus yakni :

a. Istirahat yang cukup setelah melakukan olahraga

b. Bebaskan psikis dari segala emosi

c. Hindari minum alkohol

d. Tidur yang teratur

e. Makanlah makanan yang bernilai gizi

2. Pengaruh latihan jasmani dan olahraga terhadap peredaran darah.

Apabila melakukan kegiatan olahraga otot kita memerlukan tenaga yang


banyak. Dalam keadaan biasa frekuensi jantung orang dewasa kurang lebih
berdenyut 70 kali permenit. Tetapi bila melakukan kegiatan otot akan
meningkatkanmenjadi 150 sampai 180 kali permenit.

Untuk memelihara peredaran darah, disamping olahraga, perlu diperhatikan


hal - hal sebagai berikut :

a. Menghindarkan diri dari minum alkohol, sebab alkohol melumpuhkan syaraf.

b. Jangan membiasakan merokok, rokok dapat menambah frekuensi jantung,


tetapi mengurangi peredaran darah ke paru paru.

c. Setelah selesai latihan, apabila malam hari tidurlah dengan tungkai agak
ditinggikan.
3. Pengaruh latihan jasmani dan olahraga terhadap pernapasan.

Latihan – latihan olahraga mempengaruhi kapasitas vital paru – paru.


Kapasitas vital yang lebih banyak dapat terjadi karena jaringan paru paru akibat
latihan lebih baik bekerjanya daripada sebelumnya.

4. Pengaruh latihan jasmani dan olahrata terhadap otot.

Otot – otot yang sering terlatih, serat seratnya akan menjadi lebih tebal,
kualitasnya lebih baik dan tahan kerja. Suhu luarpun mempengaruhi juga
rangsangannya syaraf lebih cepat disalurkan dalam keadaan panas daripada
dalam keadaan dingin, sehingga otot lebih cepat kerjanya.

5. Pengaruh latihan jasmani dan olahraha terhadap tulang.

Gerakan – gerakan latihan dalam olahraga akan memberikan pengaruh yang


baik terhadap pertumbuhan jaringan tulang – tulang. Tetapi apabila latihan –
latihan yang diberikan itu memberikan fungsi yang lebih berat daripada tulang –
tulang tersebut.

6. Pengaruh latihan jasmani dan olahraga terhadap metabolisme.

Meningkatnya kegiatan kerja, peradaran darah pernapasan, dan organ tubuh


lainnya mempunyai pengaruh besar terhadap proses metabolisme (pertukaran
zat).

7. Pengaruh latihan jasmani dan olahraga terhadap susunan syaraf.

Diwaktu latihan olahraga/kerja, seluruh organisme dalam tubuh bekerja yang


lebih giat daripada biasa. Apabila kita simpulkan bahwa fungsi biologis daripada
olahraga mempunyai tujuan sebagai berikut :

a. Menyempurnakan pertumbuhan badan secara harmonis serta


mempertinggi kapasitas segala alat badan agar dapat melaksanakan
faalnya sebaik – baiknya.

b. Mengusahakan ketangkasan gerak yang bermanfaat, tenaga yang sebesar


– besarnya dan daya tahan yang seulet – uletnya.

c. Mengusahakan prestasi yang setinggi – tingginya.

8. Pengaruh latihan jasmani dan olahraga terhadap intelekteralisme.

Ketajaman menganalisa, kecepatan berfikir, ketepatan bertindak, tidaklah


diperoleh begitu saja, tetapi harus melalui latihan – latihan. Salah satu sarana
latihan – latihan.
C. Strategi Penanganan Permasalahan dalam Perkembangan Pendidikan Jasmani.

Terpinginnya status pendidikan jasmani di lingkungan pendidikan banyak


dipengaruhi oleh presepsi yang berbeda antara pembuat kebijakan, warga
masyarakat (orang tua), pemimpin informal (opinion leader), kalangan pendidikan itu
sendiri dan bahkan kalangan pemangku profesi di bidang pendidikan dan olahraga.

Adanya anggapan bahwa pendidikan jasmani tidak memiliki kandungan


akademik banyak dipengaruhi oleh proses penyelenggaran pendidikan yang kurang
mampu membangkitkan proses ajar. Kondisi tersebut terkait pula dengan faktor
lainnya yakni ketersediaan tenaka guru spesialisasi dibidang pendidikan jasmani yang
sedemikian parah, terutama di jenjang sekolah dasar. Berkaitan dengan masalah ini,
seperti yang telah dipaparkan, dibutuhkan rumusan strategi pengembangan
pendidikan jasmani sebagai berikut :

1. Membentuk presepsi yang sam tentang makna dan manfaat pendidikan


jasmani di lingkungan pendidikan melalui penyebaran informasi.

2. Memperkuat koordinasi dan kerja sama di antara semua pihak terkait


(guru, orang tua, tokoh masyarakat, pengurus klub olahraga, media
massa, dll).

3. Melaksanakan pembaharuan secara bertahap dalam sistem manajemen


pendidikan jasmani dengan memperhatikan kemampuan.

4. Memperkuat sistem pendukung terutama kelengkapan pokok untuk


merealisasi penerapan kurikulum di setiap jenjang pendidikan.

D. Pendekatan “Motor Behavior”.

Salah saru tujuan pendidikan jasmani ialah mengembangkan keterampilan


gerak. Gabbard, LeBlanc, dan Lowy (1978 : 22) mengutarakan hubungan
antara umur atau terminal perkembangan, tahap perbuatan, dan perbuatan
karateristik yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Terminal Tahap Contoh Laku Karakteristik
Masa anak –anak. Gerak tidak Berguling, duduk, merayap, merangkak,
(0 – 2 tahun) sempurna. berdiri, berjalan dan memegang.
Masa anak – anak awal. Gerak dasar dan Lokomotor, nirlokomotor, manipulasi,
(2 – 7 tahun) pemahaman dan kesadaran gerak.
efisiensi
Masa anak – anak Khusus (khas) Penghalusan keterampilan gerak dan
tengah bagian akhir. penyadaran gerak, menggunakan dasar
(8 – 2 tahun) gerak dalam tari tertentu, permainan
atau olahraga, senam, dan kegiatan
olahraga air.
Masa remaja dan masa Spesialsisasi Bersifar rekreasi atau kompetitif.
dewasa.
(12 – dewasa)

Anda mungkin juga menyukai