Anda di halaman 1dari 53

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Karbohidrat dan Lipid untuk memenuhi tugas
mata kuliah Biokimia ini.
Tugas makalah ini disusun sebagai salah satu tugas untuk mata kuliah
Biokimia. Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan tugas makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam tugas
makalah ini, maka dari itu kritik dan saran yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami sebagai penyusun laporan ini, kami berterimakasih pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Kami juga berharap
semoga makalah Karbohidrat dan Lipid ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Malang, 1 Oktober 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................3

1.1. Latar Belakang ......................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................4

1.3 Tujuan .....................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................5

2.1 Pengertian karbohidrat………………………………………………..5

2.2 Struktur karbohidrat…………………………………………………………6

2.3 Karbohidrat menjadi karbohidrat sederhana dan kompleks………….7

2.4 Pembentukan ikatan glikosida pada disakarida maupun polisakarida..14

2.5 Fungsi biologis dari karbohidrat……………………………………..16

2.6 Klasifikasi lipid…….……………………………………………..…19

2.7 Struktur umum lipid…………………………………………………26

2.8 Menentukan proses pencernaan, penyerapan, penyimpanan dan mobilisasi

lipid pada manusia…………………………………………………..34

2.9 Struktur membran sel……………………………………………….35

2.10 Mekanisme transport membran……………………………………..37

2.11 Contoh-contoh asam lemak…………………………………………46

BAB III PENUTUP ........................................................................................50

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................52

3.2 DAFTAR RUJUKAN ..........................................................................52

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat memegang peranan dasar bagi kehidupan di Bumi. Bukan
saja sebagai sumber energi utama bagi makhluk hidup, tetapi juga sebagai
senyawa yang menyimpan energi kimia. Pada hewan/manusia energi
disimpan dalam bentuk glikogen dan pada tanaman sebagai pati. Disamping
kedua senyawa tersebut, ada pula karbohidrat pembentuk struktur misalnya
selulosa yang berperan sebagai komponen utama dinding sel tumbuhan, dan
peptidoglikan yang terdapat di dinding sel bakteri. Selain pad dinding sel
bakteri dan tumbuhan, polisakarida juga terdapat paa dinding sel binatang.
Karbohidrat berasal dari pengertian atom karbon yang terhidrasi
dengan rumus (CH2O)n. Tetapi pengertian ini tidak tepat lagi karena banyak
senyawa karbohidrat yang tidak mengandung atom hidrogen dan oksigen
dengan perbandingan 2:1, misalnya gula deoksiribosa yang mempunyai
rumus C5H10O4. Disamping itu banyak pula karbohidrat yang mengandung
atom lain seperti nitrogen, sulfur, dan lain-lain yang menunjukkan tidak
sesuainya dengan rumus karbohidrat tersebut. Walaupun demikian, nama
karbohidrat ini sampai sekarang masih terus dipergunakan
Lipida adalah senyawa organik tidak larut dalam air tapi dapat
diekstrasi dengan pelarut nonpolar seperti kloroform, eter dan benzena.
Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan berfungsi sebagai
komponen struktur sel, sebagai simpanan bahan bakar metabolik, sebagai
bentuk untuk mengangkut bahan bakar, sebagai komponen pelindung dinding
sel dan juga sebagai komponen pelindung kulit. Ditinjau dari segi nutrisi
lemak merukan sumber kalori penting disamping sebagai pelarut vitamin.
Lemak disimpan dalam di jaringan dioposa, tempat senyawa ini juga berperan
sebagai insulator panas di jaringan subkutan dan disekitar organ tertentu.
Lipid non ppolar berfungsi sebagai insulator listrik dan
memungkinkan penjalaran gelombang depolarisasi yang cepat sepanjang
saraf bermielin. Kombinasi lipid dengan protein (lipoprotein) berfungsi
sebagai pengangkut lipid dalam darah. Lipid memiliki peran yang sangat

3
penting dalam nutrisi serta kesehatan, dan pengetahuan tentang biokimia lipid
diperlukan untuk memahami banyak kondisi biomedis penting misalnya
obesitas, diabeties melitus dan aterosklerosis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana struktur karbohidrat?
2. Bagaimana klasifikasi karbohidrat menjadi sederhana dan kompleks?
3. Bagaimana pembentukan ikatan glikosida pada disakarida maupun
polisakarida?
4. Bagaimana fungsi biologis karbohidrat?
5. Bagaimana klasifikasi lipid?
6. Bagaimana struktur umum lipid?
7. Bagaimana pencernaan, penyerapan dan mobilisasi lipid pada manusia?
8. Bagaimana gambar struktur membran sel?
9. Bagaimana mekanisme transport membran?
10. Apa saja contoh – contoh asam lemak?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui struktur karbohidrat
2. Mengetahui klasifikasi karbohidrat menjadi sederhana dan kompleks
3. Mengetahui pembentukan ikatan glikosida pada disakarida maupun
polisakarida
4. Mengetahui fungsi biologis karbohidrat
5. Mengetahui klasifikasi lipid
6. Mengetahui struktur umum lipid
7. Mengetahui pencernaan, penyerapan dan mobilisasi lipid pada manusia
8. Mengetahui gambar struktur membran sel
9. Mengetahui mekanisme transport membran
10. Mengetahui contoh – contoh asam lemak

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Karbohidrat


Karbohidrat berasal dari kata ‘karbo’ yang berasosiasi dengan kata
karbon, yaitu suatu elemen dengan simbol ’C’ dan ’hidrat’ yang berasosiasi
dengan kata hidro yang berarti air. Karbohidrat berarti karbon dengan molekul
air. Karbohidrat didefinisikan sebagai suatu senyawa yang mengandung
karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan kedua elemen terakhir (H
dan O) terdapat pada suatu perbandingan sebagaimana dalam air. Definisi
tersebut berlaku untuk sebagian besar persenyawaan dalam kelompok
karbohidrat, namun beberapa karbohidrat mengandung proporsi oksigen yang
lebih rendah daripada yang terdapat pada air atau sebagai karbohidrat turunan
yang mengandung nitrogen (N) sulfur (S) (Subandiyono, 2009).
Menurut Irawan (2007), karbohidrat merupakan salah satu jenis zat
gizi yang terbentuk dari molekul karbon, hidrogen dan oksigen. Fungsi utama
karbohidrat adalah penghasil energi dalam tubuh. Karbohidrat dikonsumsi
sebanyak 1 gram akan menghasilkan energi sebesar 4 kkal dan energi hasil
proses oksidasi (pembakaran) karbohidrat ini kemudian akan dimanfaatkan
oleh tubuh untuk menjalankan berbagai fungsi-fungsinya seperti bernafas,
kontraksi jantung dan otot serta untuk menjalankan berbagai aktivitas fisik
seperti berolah raga atau bekerja. Karbohidrat di dalam tubuh yang telah
terkonversi menjadi glukosa tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber
energi utama bagi kontraksi otot atau aktifitas fisik tubuh, namun glukosa
juga akan berfungsi sebagai sumber energi bagi sistem syaraf pusat termasuk
juga untuk kerja otak. Selain itu, karbohidrat yang dikonsumsi juga dapat
tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan
hati. Glikogen otot merupakan salah satu sumber energi tubuh saat sedang
berolahraga sedangkan glikogen hati dapat berfungsi untuk membantu
menjaga ketersediaan glukosa di dalam sel darah dan sistem pusat syaraf.

5
2.2 Struktur Karbohidrat

Pemahaman struktur umum dari karbohidrat di masa lampau yakni


Cn(H2O)n, namun ternyata saat ini fakta menyatakan rumus tersebut hanya
berlaku untuk gula sederhana yakni monosakarida, sedangkan untuk
oligosakarida dan polisakarida memiliki rumus yang berbeda. Perbedaan ini
akibat dari pelepasan molekul air pada saat penggabungan monosakarida
menjadi oligosakarida atau polisakarida.
Menurut Wahyudi, dkk (2003) karbohidrat memiliki rumus struktur dari
Fisher dan Haworth. Struktur Fisher merupakan struktur rantai terbuka
sedangkan struktur Haworth merupakan struktur tertutup (siklik). Kedua
ilustrasi struktur tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
a. Struktur Fischer
Struktur ini merupakan struktur yang paling mudah dipahami karena
terbuat dalam dua dimensi saja. Ilustrasi/proyeksi fischer memiliki 2
jenis yakni rantai terbuka dan rantai tertutup(cincin). Sebagai contoh,
kedua jenis struktur Fischer dari glukosa akan digambarkan pada
gambar berikut:

Gambar 1. Proyeksi Fischer glukosa pada rantai terbuka (kiri) dan rantai
tertutup (kanan)
(Sumber : Mc.Murry 2008)

b. Struktur Haworth
Struktur ini merepresentasikan struktur karbohidrat nyata dengan lebih
akurat. Hal tersebut disebabkan karena karbohidrat lebih sering yang
ditemukan dalam bentuk siklis tertutup dibandingkan rantai terbuka.
Jadi pada struktur Haworth ini rantai karbohidrat digambarkan sebagai

6
rantai siklis yang menyatu satu sama lain. Berikut contoh gambar
ilustrasi Haworth untuk glukosa :

Gambar 2. Struktur Haworth dari glukosa


(Sumber : Mc.Murry 2008)
Sakarida yang terbentuk dari 3 atom karbon merupakan jenis sakarida yang
paling sederhana. Satu-satunya jenis sakarida dengan jumlah atom karbon
sebanyak 3 atom yakni gliseraldehida. Struktur molekulgliseraldehida
ditampilkan pada Gambar. 3. Gliseraldehida memiliki dua gugus fungsi
alkohol dan satu gugus fungsi aldehida.

Gambar. 3. Struktur molekul gliseraldehida. a) stuktur kimia b) bentuk


ball-stick,c) bentuk
space-filling.
Sumber :
https://www.academia.edu/11835796/BIOKIMIA_PANGAN_BAB_4_KA
RBOHIDRAT_STKIP_MUHAMMADIYAH_SORONG_PAPUA_BARA
T?auto=download

2.3 Klasifikasi Karbohidrat Menjadi Sederhana Dan Kompleks

Klasifikasi karbohidrat pada umumnya didasarkan pada kompleksitas


struktur kimia. Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibedakan atas
karbohidrat sederhana yang lebih dikenal sebagai monosakarida, sedangkan

7
karbohidrat majemuk yang meliputi oligosakarida dan polisakarida,
karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan mempunyai gugus
formil atau gugus aldehida dikenal sebagai polihidroksi aldehida, sedangkan
karbohidrat yang banyak mengandung gugus hidroksil dan mempunyai gugus
karbonil atau gugus keton dikenal sebagai polihidroksi keton. Selain itu, ada
yang mengklasifikasikan karbohidrat menjadi karbohidrat yang dapat dicerna
dan karbohidrat yang tidak dapat dicerna (Sumardjo, 2008).

1. Karbohidrat Sederhana
Contoh dari karbohidrat sederhana adalah monosakarida seperti
glukosa, fruktosa dan galaktosa atau juga disakarida seperti sukrosa dan
laktosa. Jenis-jenis karbohidrat sederhana ini dapat ditemui dalam produk
pangan seperti madu, buah-buahan dan susu.
a. Monosakarida
Merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri atas 1 gugus cincin.
Contoh dari monosakarida yang terdapat dalam sel tubuh manusia adalah
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Glukosa dalam industri pangan lebih dikenal
sebagai dekstrosa atau gula anggur. Glukosa yang ada di alam banyak
terkandung dalam buah-buahan, sayur-sayuran dan juga sirup jagung
(Irawan, 2007).
Gambar 4. Glukosa (Nurhayati, 2010)

Glukosa memiliki rumus molekul C6H12O6. Berdasarkan bentuknya,


molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa
dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah
posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya.
Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D-Glukosa dan L-Glukosa dapat

8
dimanfaatkan oleh sistem tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistem tubuh
manusia hanya dapat memanfaatkan D-Glukosa (Irawan, 2007).
Glukosa terdapat dalam dua bentuk iaitu L-Glukosa (levo glukosa)
dan D-Glukosa (dextrose). Glukosa juga dapat dikelaskan dalam berbagai
bentuk berdasarkan pada bagaian fungsinya. Jika dilihat kepada rantai lurus
sesuatu glukosa, dapat dikelompokkan pada alpha and beta glukosa. ini boleh
dilihat kepada kedudukan kumpulan karbonil di dalam struktur glukosa
tersebut. Segi kimia, D (+) glucose (dextrose) akan dinamakan berdasarkan
Sistem International Union of Pure and Applied Chemistry (IUPAC)
sebagai (2R, 3S, 4R, 5R)-2, 3, 4, 5, 6 pentahydroxyhexanol. Glukosa
mempunyai banyak bentuk dan mempunyai sebanyak 16 stereoisomer, antara
struktur isomer glukosa adalah fruktosa dan sukrosa. Sifat glukosa antara lain
adalah larut dalam air, hal ini disebabkan karena struktur ini mengandungi
kumpulan berfungsi hidroksil (-OH) yang bersifat hidrofilik menyebabkan ia
senang bergabung dengan molekul air. Glukosa juga bersifat larut dalam
etanol tetapi tidak larut dalam pelarut organik seperti eter, benzena dan
kloroform. Salah satu sifat yang paling disenangi dari glukosa adalah ia
mempunyai rasa manis (Zainal, 2009).
Fruktosa dikenal juga sebagai gula buah yang merupakan gula dengan
rasa paling manis. Fruktosa yang berada di alam banyak terkandung dalam
madu (bersama dengan glukosa) dan juga terkandung dalam berbagai macam
buah-buahan. Fruktosa memiliki rumus molekul C6H12O6.

Gambar 5. Fruktosa (Zulfikar, 2010)

9
Menurut Safrizal (2014), fruktosa dapat dibedakan dari glukosa
dengan pereaksi seliwanoff, yaitu larutan resorsinol (1,3 dhidroksi-benzena)
dalam asam klorida. Fruktosa disebut juga sebagai gula buah yang diperoleh
dari hidrolisis sukrosa dan memiliki sifat sebagai berikut :
1. Memutar bidang polarisasi cahaya ke kiri (-92.4oC)
2. Dapat mereuksi larutan fehling dan membentuk endapan merah bat
3. Dapat difermentasi

b. Disakarida
Merupakan jenis karbohidrat yang banyak dikonsumsi oleh manusia dalam
kehidupan sehari-hari. Molekul disakarida akan terbentuk dari gabungan 2
molekul monosakarida. Contoh disakarida yang umum dalam konsumsi
sehari-hari adalah sukrosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul glukosa
dan fruktosa dan juga laktosa yang terbentuk dari gabungan 1 molekul
glukosa dan galaktosa.

Gambar 6. Disakarida (Nurhayati, 2010)

Sukrosa dalam produk pangan hampir 99% terbentuk dari gula pasir
atau gula meja (table sugar) yang biasa digunakan dalam konsumsi sehari-
hari, sedangkan laktosa merupakan karbohidrat yang banyak terdapat dalam
susu sapi dengan konsentrasi 6,8 gr / 100 ml. Sukrosa memiliki rumus
molekul C12H22O11.

10
Gambar 7. Sukrosa (Nurhayati, 2010)

Beberapa sifat pada lakotsa yaitu hidrolisis laktosa menghasilkan molekul


glukosa dan galaktosa, hanya ditemukan pada binatang mamalia dan
manusia, dapat diperoleh dari hasil samping pembuatan keju dan bereaksi
positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens (Safrizal, 2014).
Maltosa merupakan suatu disakarida yang terbentuk dari dua molekul
glukosa. ikatan yang terjadi adalah antara atom karbon nomor 1 dan atom
karbon nomor 4. Oleh sebab itu, maltosa masih mempunyai gugus –OH
glikosidik dan dengan demikian masih memiliki sifat mereduksi. Maltosa
merupakan hasil antara proses hidrolisis amilum dengan asam maupun
dengan enzim. Maltosa memiliki sifat mudah larut dalam air dan mempunyai
rasa yang lebih manis dibandingkan dengan laktosa, tetapi kurang manis
daripada sukrosa. Maltosa memiliki rumus molekul C12H22O11.

Gambar 8. Maltosa (Nurhayati, 2010)

c. Oligosakarida.
Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida.
Sebetulnya disakarida termasuk dalam oligosakarida, tetapi karena

11
peranannya dalam ilmu gizi sangat penting maka dibahas secara terpisah.
Oligosakarida dapat digolongkan menjadi kumpulan disakarida,
trisakarida, dan seterusnya menurut bilangan unit monosakarida yang
terdapat dalam molekulnya (Siregar, 2014).

2. Karbohidrat Kompleks
Contoh dari karbohidrat kompleks adalah pati (starch), glikogen
(simpanan energi di dalam tubuh), selulosa, dan serat (fiber) atau dalam
konsumsi sehari-hari karbohidrat kompleks dapat ditemui terkandung dalam
produk pangan seperti, nasi, kentang, jagung, singkong, ubi, pasta, roti dan
lain sebagainya.
Polisakarida umumnya berupa senyawa berwarna putih dan tidak
berbentuk kristal, tidak mempunyai rasa manis dan tidak mempunyai sifat
mereduksi. Pada bahan makanan berfungsi sebagai penguat tekstur (selulosa,
hemiselulosa, pektin, dan lignin) dan sebagai sumber energi (pati, dekstrin,
glikogen, dan fruktan). Beberapa polisakarida yang penting di antaranya ialah
: amilum, glikogen, dektrindan selulosa (Nurhayati, 2010).
Menurut Nurhayati (2010), amilum adalah golongan karbohidrat yang
mengandung lebih dari 10 unit monosakarida yang tergabung. Amilum
merupakan salah satu jenis polisakarida yang terdapat banyak di alam, yaitu
pada sebagian besar tumbuhan. Amilum atau dalam bahasa sehari-hari sering
disebut pati terdapat pada umbi, daun, batang dan biji-bijian. Batang pohon
sagu mengandung pati yang setelah dikeluarkan dapat dijadikan bahan
makanan. Umbi yang terdapat pada ubi jalar atau akar pada ketela pohon atau
singkong mengandung pati yang cukup banyak, sebab ketela pohon tersebut
selain dapat digunakan sebagai makanan sumber karbohidrat, juga digunakan
sebagai bahan baku dalam pabrik tapioka. Butir-butir pati apabila diamati
dengan menggunakan mikroskop, ternyata berbeda-beda bentuknya,
tergantung dari tumbuhan apa pati tersebut diperoleh. Bentuk butir pati pada
kentang berbeda dengan yang berasal dari terigu atau beras (Poedjiadi, 1994).

12
Gambar 9. Amilum (Nurhayati, 2010)
Seperti halnya amilum, glikogen adalah suatu glukogan.
Makromolekul ini merupakan karbohidrat cadagangan pada hewan sehingga
disebut zat pati hewan (animal starch). Zat ini terutama terdapat di dalam hati
dan otot. Glikogen juga terdapat pada tumbuh-tumbuhan tingkat rendah yang
tidak berklorofil ( terutama kapang).Dalam sel tubuh, glukosa dapat di ubah
menjadi glikogen dan sebaliknya glikogen diubah menjadi glukosa melalui
reaksi biokimiawi yang bertahap. Perubahan glukosa menjadi glikogen
disebut glikogenesis, sedangkan perubahan glikogen menjadi glukosa disebut
glikolisis. Struktur glikogen hati sama dengan struktur glikogen otot, namun
fungsi keduanya berbeda. Glikogen otot berperan sebagai sumber energi
,sedangkan glikogen hati berperan dalam mempertahankan kadar glukosa
darah (Sumardjo,2009).
Struktur kimia selulosa berupa rantai yang tidak bercabang dan
tersusun atas satuan-satuan β-D- glukopiranosa, dengan ikatan glikosida 1,2.
Jadi, perbedaan struktur kimia amilosa hanya dalam konfigurasi
glikosidanya. Analisis sinar-X membuktukan bahwa selulosa berupa rantai-
rantai panjang yang sejajar yang terikat menjadi satu oleh ikatan hidrogen.
Selulosa berupa zat padat amorf, putih, yang tidak larut dalam air dan pelrut
organik umum. Pelarut baik untuk selulosa adalah pereaksi Cross (larutan
zink klorida dalam asam klorida), peraksi Schweitzer (larutan amoniakal dari
kupri hidroksida),yang di peroleh dari campuran natrium klorida dengan
karbon tetraklorida.Selulosa tidak dapat dicerna dalam saluran cerna sebab di
dalam saluran cerna, tidak ada enzim selulsase yang mengatalisis proses
hidrolisis selulosa. Namun, selulosa masih emiliki manfaat dalam saluran
cerna, anatar lain merangsang pengeluaran getah lambung, menyebabkan rasa
kenyang dan membantu memadatkan feses. Jadi, selulosa tidak mempunyai

13
nilai gizi sebagai bahan makanan untuk tubuh kita sebab selulosa yang
dimakan tidak dapat diubah menjadi glukosa (Sumardjo, 2009).

2.4 Pembentukan Ikatan Glikosida Pada Disakarida Maupun Polisakarida

Menurut Azhar (2016), disakarida dibentuk ketika karbon anomerik dari


satu molekul monosakarida berinteraksi dengan satu dari beberapa gugus
hidroksil molekul monosakarida lainnya. Interaksi ini membentuk ikatan
kovalen yang dinamakan ikatan glikosida. Ikatan glikosida pada maltosa
terbentuk antara gugus hidroksil pada hemiasetal α-D-Glukosa dengan H pada
gugus hidroksil atom C-4 pada β-D-Glukosa lainnya membentuk maltosa (α-
Dglucopyranosyl-(1→4)-β-D-glucopyranose). Pembentukan ikatan glikosida
pada maltosa dimuat pada Gambar 11. Dengan demikian, molekul maltosa
masih mempunyai hemiacetal.
Maltosa adalah disakarida yang dilepaskan selama hidrolisis pati. Maltosa
disusun oleh dua molekul D-glukosa yang dihubungkan oleh ikatan α-
glikosidik. Ikatan glikosidik menghubungkan C-1 dari suatu residu dengan
atom oksigen yang terikat pada C-4 dari residu kedua (Gambar 10.

Gambar 10. Struktur Disakarida


(Moran et.al., 2012:239)

Oleh sebab itu, maltosa adalah α-D-glucopyranosyl-(1→4)-D-glucose


disingkat Glc(α1→4)Glc. Glukosa sebelah kanan pada maltosa adalah ujung
pereduksi. Sellobiosa ‘Cellobiose’ (β-D-glucopyranosyl-(1→4)-Dglucose)

14
adalah dimer glukosa. Sellobiosa adalah disakarida yang berulang pada
struktur selulosa, suatu polisakarida tanaman. Sellobiosa dilepaskan selama
hidrolisis selulosa. Perbedaan antara maltosa dan sellobiosa adalah ikatan
glikosidik, pada sellobiosa adalah β, sedangkan pada maltosa adalah α.

Gambar 11. Pembentukan Maltosa


(Nelson et al., 2008:243)
Kebanyakan karbohidrat yang ditemukan di alam sebagai polisakarida.
Polisakarida dinamakan juga glikan. Antara glikan dapat berbeda dalam hal unit
monosakarida penyusunnya, panjang rantai polisakarida, tipe ikatan antara unit
monosakarida dan jumlah (derajat) percabangan. Polisakarida dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu homopolisakarida dan
heteropolisakarida. Homopolisakarida dinamakan juga homoglikan yaitu
polisakarida yang mengandung hanya satu tipe residu monosakarida, sedangkan
heteropolisakarida dinamakan juga heteroglikan yaitu polisakarida yang
mengandung residu monosakarida lebih dari satu tipe. Polisakarida adalah polimer
gula yang mengandung lebih dari 20 unit residu monosakarida yang berikatan
melalui ikatan Glikosida (Azhar,2016).
Seperti pada disakarida, satuan-satuan polisakarida tersebut saling
berhubungan satu dengan lain secara glikosidik dan juga dapat dipecah dengan
cara hidrolisis. Polisakarida ialah polimer yang terbentuk secara alami.
Polisakarida tersebut dianggap berasal dari aldosa ataupun ketosa dengan
polimerisasi kondensasi. Polisakarida terdiri atas banyak monosakarida,

15
ikatan yang ada adalah ikatan glikosidik. Ikatan glikosidik yaitu ikatan kovalen
yang dibentuk oleh kondensasi gugus hidroksil monosakarida anomerik dan gugus
hidroksil monosakarida kedua akan menyatukan kedua monosakarida tersebut
menjadi glikosida dan melepaskan molekul air.
2.5 Fungsi Biologis Karbohidrat
Karbohidrat memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi tubuh diantaranya
adalah:
1. Sumber Energi
Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh.
Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi penduduk di seluruh
dunia, karena banyakdi dapat di alam dan harganya relatif murah. Satu
gram karbohidrat menghasilkan 4 kkalori. Sebagian karbohidrat di dalam
tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan
energi segera; sebagian disimpan sebagai glikogen dalam hati dan
jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak untuk kemudian
disimpan sebagai cadangan energi di dalam jaringan lemak. Seseorang
yang memakan karbohidrat dalam jumlah berlebihan akan menjadi
gemuk.
2. Pemberi Rasa Manis pada Makanan
Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono
dan disakarida. Gula tidak mempunyai rasa manis yang sama. Fruktosa
adalag gula yang paling manis. Bila tingkat kemanisan sakarosa diberi
nilai 1, maka tingkat kemanisan fruktosa adalah 1,7; glukosa 0,7; maltosa
0,4; laktosa 0,2.
3. Penghemat Protein
Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan
digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan
fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaliknya, bila karbohidrat
makanan mencukupi, protein terutama akan digunakan sebagai zat
pembangun.
4. Pengatur Metabolisme Lemak

16
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak
sempurna, sehingga menghasilkan bahan-bahan keton berupa asam
asetoasetat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini
dibentuk menyebabkan ketidakseimbangan natrium dan dehidrasi. pH
cairan menurun. Keadaan ini menimbulkan ketosis atau asidosis yang
dapat merugikan tubuh.
5. Membantu Pengeluaran Feses
Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara emngatur
peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat
makanan mengatur peristaltik usus.
Serat makanan mencegah kegemukan, konstipasi, hemoroid,
penyakit-penyakit divertikulosis, kanker usus besar, penyakiut diabetes
mellitus, dan jantung koroner yang berkaitan dengan kadar kolesterol
darah tinggi.
Laktosa dalam susu membantu absorpsi kalsium. Laktosa lebih lama
tinggal dalam saluran cerna, sehingga menyebabkan pertumbuhan bakteri
yang menguntungkan.
6. Selain itu beberapa golongan karbohidrat yang tidak dapat dicerna,
mengandung serat (dietary fiber) berguna untuk pencernaan,
memperlancar defekasi.
2.5.1 Sumber Karbohidrat
Sumber karbohidrat adalah padi-padian atau serealia, umbi-
umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olah bahan-bahan ini
adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya.
Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat.
Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta kacang-kacangan relatif
lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan.
Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu
sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang
banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras,
jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu.

17
2.5.2 Defisiensi Karbohidrat
Manusia membutuhkan karbohidrat dalam jumlah tertentu
setiap harinya. Walaupun tubuh tidak membutuhkan dalam jumlah
yang khusus, kekurangan karbohidrat yang sangat parah akan
menimbulkan masalah. Diperlukan sekitar 2 gram karbohidrat per Kg
berat badan sehari untuk mencegah terjadinya ketosis.
Menurut Dr. Halomoan, 2004 secara keseluruhan tubuh harus
memper-tahankan keseimbangan tertentu dalam utilisasi karbohidrat,
lemak dan protein sebagai sumber enersi. Jika asupan karbohidrat
ditiadakan, maka cadangan lemak dalam jaringan adiposa akan
dimobilisasi sedemikian cepatnya, sehingga tubuh tidak dapat
mengoksidasi karbohidrat seluruhnya menjadi CO2 dan H2O.
Sebagian dari hasil pemecahan lemak itu akan diubah menjadi
substansi yang disebut dengan keton bodies. Walaupun tubuh dapat
menggunakan keton bodies ini sebagai penghasil enersi dan
dieksresikan melalui urine, produksi dalam jumlah besar akan teljadi
penumpukan keton bodies di dalam darah dan mengakibatkan
terjadinya ketosis.
Hal ini sangat berbahaya dan dapat terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus yang tidak terkontrol. Jumlah asupan karbohidrat
juga mempengaruhi penggunaan protein sebagai penghasil enersi. Jika
asupan karbohidrat rendah, tubuh akan memecah asam amino untuk
menghasilkan enersi dan mensintesa glukosa tubuh, sehingga jaringan
yang membutuhkan gula ini akan mampu menjalankan fungsinya.
Oleh karena sebagian protein tubuh digunakan untuk tujuan ini, maka
sedikit karbohidrat dapat menyebabkan pemecahan dari jaringan otot
untuk menghasilkan enersi.
Gejala yang timbul akibat asupan karbohidrat yang rendah
adalah fatique, dehidrasi, mual, nafsu makan berkurang, dan tekanan
darah kadang-kadang turun dengan mendadak sewaktu bangkit dari
posisi berbaring (hipotensi ortostatik).

18
Asupan karbohidrat yang adekwat, penting untuk
mempertahankan cadangan glikogen yang dibutuhkan pada aktifitas
fisik jangka panjang. Peningkatan glikogen otot dengan adanya proses
penumpukan karbohidrat akan menambah stamina 30-60 menit lebih
lama.
2.6 Klasifikasi Lipid
2.6.1 Pengertian
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi
sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Namun
dapat larut dalam zat pelarut non polar seperti eter dan kloroform. Lipid
biologis yang penting meliputi lemak netral, zat lilin, fosfolipid, dan
steroid.
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi
sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam
pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air. Suatu
lipid didefinisikan sebagai senyawa organik yang terdapat dalam alam
serta tak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar seperti
suatu hidrokarbon atau dietil eter. Lipid adalah ester asam lemak. Biasanya
zat tersebut tidak larut dalam air akan tetapi larut dalam pelarut lemak.
Pelarut lemak adalah eter, chloroform, benzena, carbontetrachlorida,
xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)
Lemak adalah suatu gliserida dan merupakan suatu ester. Apabila
ester ini bereaksi dengan basa maka akan terjadi saponifikasi yaitu proses
terbentuknya sabun dengan residu gliserol. Sabun dalam air akan bersifat
basa. Sabun ( R COONa atau R COOK ) mempunyai bagian yang bersifat
hidrofil (- COO -) dan bagian yang bersifat hidrofob (R – atau alkil).
2.6.2 Karakteristik
Lipid memiliki karakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak
larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan pelarut non-
polar seperti chloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alcohol panas.
Di masa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset

19
biokimia. Karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut
dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural
dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam
seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam
amino.
Namun, dewasa ini, riset lipid merupakan subjek yang paling
menawan dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekular
mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert),
dewasa ini membran dikenal secara fungsional sebagai dinamik dan suatu
pengertian molekular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk
menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya, sistem
transport aktif dan respon selular terhadap rangsang luar (Armstrong,
1995). Jaringan bawah kulit di sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal
mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam
jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30%
(Riawan, 1990).
Karakteristik lipid dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik fisik lipid
dan karakteristik kimia lipid. Karakteristik fisik lipit menurut Rolifartika,
2011. Menyatakan bahwa lipid :
1. Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat padat,
sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.
2. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi mengandung asam lemak
jenuh, sedangkan lemak yang mempunyai titik lebur rendah
mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh: Tristearin (ester gliserol
dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik lebur 71 °C,
sedangkan triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat)
mempunyai titik lebur –17 °C.
3. Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air,
sedangkan lemak yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak
larut dalam air.
4. Semua lemak larut dalam kloroform dan benzena. Alkohol panas
merupakan pelarut lemak yang baik.

20
5. Pada suhu kamar, jika berbentuk cair cenderung disebut dengan
minyak. Jika berbentuk padat disebut sebagai lemak.
6. Tidak larut dalam air sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini
sangat penting dalam pembentukan membran sel.
7. Namun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada
bagian molekul yang nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang
polar dan hidrofil (suka air).
8. Larut dalam solven semacam alkohol, hidrogen, dan oksigen, tetapi
kadar oksigen setiap molekulnya lebih rendah dari yang dimiliki
karbohidrat. Juga larut dalam pelarut nonpolar, seperti kloroform dan
eter. Minyak mempunyai titik leleh dan titik didih lebih rendah
daripada lemak.

Kemudian beberapa karakteristik kimia lipid adalah sebagai berikut


(Iskandar, 1974):

1. Penyabunan (Saponifikasi)
Hidrolisis yang paling umum adalah dengan alkali atau enzim
lipase. Hidrolisis dengan alkali disebut penyabunan karena salah satu
hasilnya adalah garam asam lemak yang disebut sabun. Reaksi
hidrolisis berguna untuk menentukan bilangan penyabunan. Bilangan
penyabunan adalah bilangan yang menyatakan jumlah miligram KOH
yang dibutuhkan untuk menyabun satu gram lemak atau minyak. Besar
kecilnya bilangan penyabunan tergantung pada panjang pendeknya
rantai karbon asam lemak atau dapat juga dikatakan bahwa besarnya
bilangan penyabunan tergantung pada massa molekul lemak tersebut.
Hidrolisis dari trigliserida biasanya oleh enzim lipase akan
menghasilkan gliserol dan asam lemak. Fosfolipase merupakan enzim
yang menghidrolisis fosfolipid dan ternyata terdapat beberapa
fosfolipase, diantaranya fosfolipase A, yang dapat mengurai ikatan
antara gliserol dan asam lemak tidak jenuh. Fosfolipase B,
menguraikan ikatan antara asam lemak baik yang jenuh dan yang
tidak. Fosfolipase C membebaskan ikatan antara gliserol dengan

21
fosfat-basa-nitrogen. Fosfolipase D akan membebaskan ikatan antara
basa-nitrogen dengan asam fosfat.
Reaksi lemak dengan alkali dinamakan penyabunan. Beberapa
zat pada lipid tidak dapat disabunkan, akan tetapi larut dalam eter.
Karena sabun tidak larut dalam eter, maka kedua zat tersebut dapat
dipisahkan dengan memakai eter. Beberapa zat yang tidak dapat
disabunkan diantaranya, beberapa macam keton, alkohol dengan
jumlah atom C yang tinggi, steroid. Bila lemak dapat disabunkan maka
dia mempunyai nilai yang disebut angka penyabunan. Angka
penyabunan ialah banyaknya mg KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan 1 gr lemak atau minyak. Gunanya untuk menentukan
berat molekul lemak atau minyak tersebut.
2. Pembentukan membran, misel (micelle) dan emulsi.
Pada umumnya lipid tidak larut dalam air, karena mengandung
hidrokarbon adalah nonpolar. Akan tetapi asam lemak, beberapa
fosfolipid, sfingolipid mengandung lebih banyak bagian yang polar
dibandingkan dengan bagian yang non polar. Karena itu dinamakan
polar lipid. Polar lipid tersebut sebagian larut dalam air, dan bagian
lain larut dalam pelarutan nonpolar. Pada oil water interface, bagian
yang polar dalam fase air (water phase) sedangkan bagian yang
nonpolar pada fase minyak (oil phase). Dengan adanya polar lipid
tersebut dapat membentuk membran biologik dengan lapis ganda
(double layer).
Misel (Micelle), bila polar lipid mencapai konsentrase tertentu
yang terdapat pada aqueous medium, maka akan terbentuk misel.
Pembentukan garam empedu menjadi misel, sehingga memudahkan
pencernaan lemak, merupakan mekanisme yang penting untuk
penyerapan lemak di usus halus.
Emulsi, adalah partikel-partikel koloid yang besar, yang
dibentuk dari non polar lipid di dalam aqueous medium. Untuk
kestabilannya biasanya dipakai emulgator (emulsifying agent) sperti
lesitin (polar lipid).

22
3. Halogenasi
Asam lemak tak jenuh, baik bebas maupun terikat sebagai ester
dalam lemak atau minyak mengadisi halogen (I2 tau Br2) pada ikatan
rangkapnya. Karena derajat absorpsi lemak atau minyak sebanding
dengan banyaknya ikatan rangkap pada asam lemaknya, maka jumlah
halogen yang dapat bereaksi dengan lemak dipergunakan untuk
menentukan derajat ketidakjenuhan.
Untuk menentukan derajat ketidakjenuhan asam lemak yang
terkandung dalam lemak, diukur dengan bilangan yodium. Bilangan
yodium adalah bilangan yang menyatakan banyaknya gram yodium
yang dapat bereaksi dengan 100 gram lemak. Yodium dapat bereaksi
dengan ikatan rangkap dalam asam lemak. Tiap molekul yodium
mengadakan reaksi adisi pada suatu ikatan rangkap. Oleh karena itu
makin banyak ikatan rangkap, maka makin besar pula bilangan yodium.
4. Hidrogenasi
Dengan adanya katalisator (Pt atau Ni) maka lemak-lemak tak
jenuh (biasanya lemak tumbuh-tumbuhan) dapat dihidrogenasi
sehingga membentuk asam lemak jenuh, sehingga dapat menjadi lebih
keras. Metode ini dapat dipakai unutuk membuat lemak buatan
(margarin) dari minyak. Sejumlah besar industri telah dikembangkan
untuk merubah minyak tumbuhan menjadi lemak padat dengan cara
hidrogenasi katalitik (suatu reaksi reduksi). Proses konversi minyak
menjadi lemak dengan jalan hidrogenasi kadang-kadang lebih dikenal
dengan proses pengerasan. Salah satu cara adalah dengan mengalirkan
gas hidrogen dengan tekanan ke dalam tangki minyak panas (200 °C)
yang mengandung katalis nikel yang terdispersi.
5. Ransid, Tengik (Rancidity)
Ransid atau tengik adalah perubahan kimiawi dari lemak atau
minyak sehingga terjadi perubahan bau dan rasa dari minyak tersebut.
Proses ini agaknya proses oksidasi dari udara bebas, pada ikatan
rangkap sehingga terbentuk ikatan peroksida. Timbel (Pb) dan tembaga

23
(Cu) mempercepat proses ketengikan. Sebaliknya menghindarkan
udara dan pemberian antioksidan mencegah ketengikan.
6. Angka Keasaman
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam lemak
bebas dari 1 gr lemak. Gunanya untuk menetukan banyaknya asam
lemak yang terdapat pada lemak tersebut.
7. Angka Iodine
Banyaknya iodine (dalam gr) yang diperlukan untuk diabsorbsi
oleh 100 gr lemak (minyak). Gunanya untuk menetukan banyaknya
(derajad) ketidakjenuhan dari lemak.
8. Angka Asetat
Ialah mg KOH yang diperlukan untuk menetralisasikan asam asetat
yang didapat dari 1 gr lemak yang telah diasetilkan. Gunanya untuk
menetukan banyaknya gugusan hidroksil dari lemak tersebut.
2.6.3 Klasifikasi Lipid
Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada
tidaknya gliserol, atau bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya
disaponifikasi). Berdasarkan sifat saponifikasi, lipid dapat dibagi ke dalam
dua kelompok yaitu :
1. Saponifiable :
a. Sederhana : Fats (lemak) dan waxes (lilin)
b. Compouund (campuran) : Glikolipid dan fosfolipid
2. Nonsaponifiable : Terpena, Steroid, prostaglandin Berdasarkan ada
tidaknya alkohol gliserol, lipid dibagi ke dalam :

24
Lipid yang terdapat dalam tubuh dapat diklasifikasikan menurut struktur
kimianya ke dalam 5 grup, seperti pada tabel di bawah. Asam lemak, kelas
pertama , berfungsi sebagai sumber energi utama bagi tubuh. Selain itu, asam
lemak adalah blok pembangun dario asamlemak ini kompleks – kompleks lipid
disintetis. Prostaglandin, yang dibentukdariasam lemak tidak jenuh ganda
tertentu, adalah substansi pengatur intrasel yang mengubah tanggapan –
tanggapan sel terhadap rangsangan luar. Karena prostaglandin berperan dalam
kerja hormon. Kelas lipid kedua terdiri dari ester-ester gliseril. Ester-ester ini
termasuk pula asilgliserol, yang selain merupakan senyawa antara atau
pengangkut metabolik dan bentuk penyimpanan asam lemak, dan fosfogliserid
yang merupakan komponen utama lipid dari membran sel. Sfingolipid.
Kelas ketiga, juga merupakan komponen membran. Mereka berasal dari
alkohollemak sfingosin. Sterol mencangkup kelas ke empat lipid. Derivat
sterol, termasuk kolesterol, asam empedu, hormon steroid, dan vitamin D
sangat penting dari segi kesehatan. Aspek-aspek metabolisme ester kolesteril
yang berkaitan dengan bagian-bagian asam lemaknya. Terpen, kelas terakhir
lipid, mencangkup dolikol dan vitamin A, E, K yang larut dalam lemak.
Derivat-derivat isoprene ini terdapat dalam jumlah kecil, tetapi mempunyai
fungsi metabolik yang sangat penting dan terpisah. Berikut ini tabel klasifikasi
lipid dan fungsinya.
Tabel klasifikasi dan fungsi lipid
No Lipid Fungsi
1 Asam Lemak Bahan bakar metabolik, blok pembangun
Prostaglandin untuk lipid lain.
Modulator intrasel
2 EstergliserilAsilgliserol Penyimpanan asam lemak, senyawa
Fosfogliseril metabolik
Struktur membran
3 SfingolipidSfingomielin Struktur membran
Glikosfingolipid Membran antigen, permukaan
Derivat sterolKolesterol Membran dan struktur lipoprotein
Ester Kolesterol Penyimpanan dan angkutan

25
Asam empedu Pencernaan lipid dan absorbsi
Hormon steroid Pengaturan metabolik
Vitamin D Metabolisme kalsium dan fosfor
5 TerpenDolikol Sintesis glikoprotein
Vitamin A Penglihatan, integritas epitel
Vitamin E Antioksidan lipid
Vitamin K Pejendalan darah
 Asam Lemak. Asam lemak merupakan senyawa yang disajikan dalam
bentuk rumus kimiawi sebagai R-COOH, dengan R adalah rantai alkil
yang tersusun dari atom-atom karbon dan hidrogen.
 Ester kolesterol. Ester kolesterol mengandung asam lemak yang diesterkan
menjadi gugus 3-β-hidroksil dari sistem cincin steroid. Terbentuk dalam
tetesan lipid intrasel dan dalam lipoprotein plasma
 Asilgiserol (gliserid). Ester asam lemak dari gliserol, asilgliserol, sering
dinamakan gliserid. Kelas gliserid tergantung pada jumlah gugus alkohol
gliserol yang diesterkan.
 Fosfogliserid. Asilgliserol yang mengandung stasam fosfat diesterkan pada
gugus C3-hidroksil disebut fosfogliserid. Molekul ini membentuk lapis
ganda yang bila dihamburkan pada larutan berair, dan merupakan bentuk
utama struktur membran sel.
 Sfingomielin. Struktur ini merupakan komponen utama dari banyak
membran eritrosit manusia.
2.7 Struktur Umum Lipid

Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai panjang. Adapun


rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH

26
1. Asam lemak
Asam lemak adalah biomolekul yang mengandung gugus fungsional
karboksil yang bersifat polar (−COOH). Gugus fungsional karboksil tersebut
berhubungan dengan suatu rantai hidrokarbon yang tidak bercabang. Gugus
karboksil pada asam lemak bersifat polar dan rantai hidrokarbon bersifat
nonpolar, sehingga molekul asam lemak sering disebut molekul yang amfifilik.
Asam lemak dapat ditemukan dalam bentuk bebas dalam sel atau jaringan,
tetapi sebagian besar terikat dalam bentuk lemak (triasilgliserol). Jumlah atom
karbon yang menyusun asam lemak bervariasi antara 4 (ditemukan pada
mentega) sampai 36 (ditemukan pada otak). Asam lemak yang terdapat di alam
umumnya mengandung 12 sampai dengan 24 atom karbon, dan sebagian besar
mengandung 16 dan 18 atom karbon.
Panjang rantai asam lemak biasanya Crocetin pertama triasilgliserol atau
struktural lipid dalam Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12 sampai
dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu:
a) Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh merupakan asam lemak yang mengandung ikatan
tunggal pada rantai hidrokarbonnya.Asam lemak jenuh mempunyai rantai zig-
zig yang dapat cocok satu sama lain, sehingga gaya tarik vanderwalls tinggi,
sehingga biasanya berwujud padat.

Lemak jenuh cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida,


yang merupakan komponen-komponen lemak di dalam darah yang berbahaya
bagi kesehatan.

27
b) Asam lemak tak jenuh
Sedangkan asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang
mengandung satu ikatan rangkap pada rantai hidrokarbonnya . asam lemak
dengan lebih dari satu ikatan dua tidak lazim,terutama terdapat pada minyak
nabati,minyak ini disebut poliunsaturat. Trigliserida tak jenuh ganda
(poliunsaturat) cenderung berbentuk minyak.

Saat ini banyak diteliti tentang asam lemak tidak jenuh omega-3 yang
banyak terdapat dalam minyak ikan. Manfaat omega-3 antara lain dapat
menurunkan kadar lemak darah (kolesterol dan trigliserida) dan dapat
mencegah pembekuan darah yang disebabkan butir-butir pembekuan darah
(trombosit) yang merupakan hal yang penting dalam mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah arteri. Oleh karena itu, tidak semua lemak
berbahaya bagi kesehatan, karena asam lemak tidak jenuh melindungi jantung
dan pembuluh darah dengan cara menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida
darah

Gambar Struktur dari dua macam asam lemak, (a) asam oktadekanoat yang tergolong
dalam asam lemak jenuh dan (b) asam 9-oktadekanoat yang tergolong dalam asam
lemak tak jenuh.
2. Gliserida

28
a. Gliserida netral (lemak netral)
Gliserida netral adalah ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi
dasar dari gliserida netral adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau
minyak). Setiap gliserol mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak
yang tidak harus sama. Jika gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut
monogliserida, jika berikatan dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika
berikatan dengan 3 asam lemak dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan
cadangan energi penting dari sumber lipid.

Digliserida

Trigliserida
b. Fosfogliserida (fosfolipid)

29
Lipid dapat mengandung gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat
mengganti salah satu rantai asam lemak. Penggunaan fosfogliserida adalah
sebagai komponen penyusun membran sel dan sebagi agen emulsi. Fosfolipid
bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel.
3. Non Gliserida
Lipid jenis ini tidak mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung
dengan molekul-molekul non gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah
sfingolipid, steroid, kolesterol dan malam.
1) Sfingolipid
Sifongolipid adalah fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak.
Penggunaan primer dari sfingolipid adalah sebagai penyusun selubung mielin
serabut saraf. Pada manusia, 25% dari lipid merupakan sfingolipid.

2) Kolesterol
Selain fosfolipid, kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun
membran plasma. Kolesterol juga menjadi bagian dari beberapa hormon.
Kolesterol berhubungan dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque
pada dinding arteri, yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena
arteri menyempit, penurunan kemampuan untuk meregang. Pembentukan
gumpalan dapat menyebabkan infark miokard dan stroke.

30
3) Steroid
Beberapa hormon reproduktif merupakan steroid, misalnya androgen dan
estrogen. Steroid lainnya adalah kortison. Hormon ini berhubungan dengan
proses metabolisme karbohidrat, penanganan penyakit arthritis rematoid,
asthma, gangguan pencernaan dan sebagainya.

 Androgen
OH O
H3 C H3 C
H
H3 C H H3 C H

H H H H
O HO
Testosterone Androsterone

Androgen adalah istilah generik untuk senyawa alami atau sintetis,


biasanya hormon steroid , yang merangsang atau mengendalikan pembangunan
dan pemeliharaan karakteristik maskulin vertebrates untuk mengikat ke
androgen receptors. Ini termasuk aktivitas dari aksesori organ sek laki-laki dan
perkembangan karakteristik seks sekunder. Androgen, yang pertama kali
ditemukan pada 1936, juga disebut androgenic hormon atau testoids.
Androgens merupakan dasar anabolic steroids. Mereka juga menjadi pelopor

31
dari semua estrogens, pada perempuan hormon seks. Utama dan paling terkenal
adalah androgen testosterone. Androgen ablation dapat digunakan sebagai
terapi yang efektif dalam urologic tertentu seperti kanker metastatic kanker
prostata.
 Estrogen
CH 3
C= O H3 C OH
H3 C
H
H3 C H H

H H H H
O HO
Proges terone Estradiol

Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang


berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam
tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita
usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan
tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat
dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada
saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan
beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan
kecemasan yang berlebihan.
 Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering
digunakan sebagai lapisan pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam
merupakan ester antara asam lemak dengan alkohol rantai panjang. Ester antara
asam lemak dengan alkohol membentuk malam.

32
4. Lipid Kompleks
a) Lipoprotein
Lipid tidak larut dalam air, dan agar lipid dapat diangkut dalam aliran
darah, lipid harus berkaitan dengan protein untuk membentuk ikatan
makromolekul yang disebut lipoprotein. Kompleks LPP dalam darah disebut
sebagai Partikel lipoprotein yang berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dalam
darah. Senyawa yang termasuk lipid adalah koresterol (Kol), kolesterol ester
(KolE), fosfolipid (FL), trigliserid, dan asam lemak. Semua lipid plasma pada
manusia diangkut dalam darah sebagai LPP, kecuali asam lemak dalam darah
yang terutama terikat dengan albumin.
Hiperlipoproteinemia adalah suatu kelainan metabolic yang menyebabjkan
kadalipoprotein plasma meningkat dalam darah. Hiperlipemia adalah suatu
keadaan ketika terdapatnya peningkatan kadar TG dalam darah. Hiperlipidemia

33
(hiperlipoproteinemia) adalah gabungan hiperlipoproteinemia dan
hiperlipemia.
b) Glikolipid
Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat,
biasanya pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan
tetapi istilah istilah glikolipid biasanya dipakai untuk lipid
yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung
fosfor. Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau
pingosine dan sering dimakan gliserida atau sebagai
spingolipida.

2.8 Pencernaan, Penyerapan Dan Mobilisasi Lipid Pada Manusia


Pada hewan dan manusia, sumber energi utama adalah glukosa.
Penyimpanan glukosa dalam jangka pendek adalah dalam bentuk glikogen.
Glikogen umumnya dibentuk sekitar 12-15 jam setelah makan dan akan
diubah menjadi energi bila manusia atau hewan melakukan aktivitas.
Organisme akan menyimpan energi dalam waktu yang lama dalam bentuk
lemak.
Molekul cadangan energi dalam lemak yang utama adalah asam
lemak yang disimpan dalam sel dalam bentuk triasilgliserol . Asam lemak
mengandung energi yang besar karena dapat menghasilkan energi yang jauh
lebih besar daripada karbohidrat. Lemak akan melepaskan energi sekitar
38kJ/g sedangkan karbohidrat hanya sekitar 16 kJ/g. Manusia dengan berat 70
kg, memiliki bahan bakar lemak yang setara dengan 400.000 kJ dibandingkan
energi total yang dihasilkan dari glikogen dan karbohidrat, yaitu sebesar 2700
kJ. Glukosa disimpan sebagai molekul glikogen yang hidrofilik (pada hewan)
dan pati (pada tumbuhan). Setiap gram polisakarida dalam patiakan
berasosiasi dengan 2g air, berarti hanya sepertiga dari seluruh karbohidrat
yang dapat digunakan sebagai energi metabolisme.

34
Triasilgliserol, merupakan molekul nonpolar yang tidak berasosiasi
dengan air. Triasilgliserol disimpan dalam bentuk anhidrat pada jaringan
adiposa. Lemak memiliki energi 6 kali lebih besar daripada karbohidrat
dibawah kondisis fisiologis. Asam lemak akan didegradasi bila energi dalam
jumlah yang besar diperlukan. Energi yang tersimpan, dalam penggunaannya
asam lemak harus dilepas dari triasilgliserol dan kemudian diangkut ke
mitokondria jaringan-jaringan sekelilingnya untuk didegradasi (katabolisme).
Degradasi asam lemak adalah melalui -oksidasi, yaitu empat tahap reaksi
yang akan menghasilkan asetil Ko-A. Asetil Ko-A yang dihasilkan akan
mengalami metabolisme lebih lanjut secara aerobik dalam siklus asam
trikarboksilat.
2.9 Struktur Membran Sel
Membran sitoplasma/membran plasma adalah membran sel yang
terdapat pada sel makhluk hidup. Membran sel memberikan bentuk pada sel
dan memberikan perlindungan terhadap komponen-komponen di dalam sel
terhadap lingkungan luar sel. Molekul protein pada membran sel berperan
sebagai saluran dan merupakan pintu pengatur yang mengontrol materi keluar
dan masuk sel. Salah satu lipid dari kelas steroid, yaitu kolestrol, ikut
menyusun membran sel dan berfungsi sebagai prekusor dari berbagai macam
hormon. Lipid polar dapat juga mengandung nitrogen dan fosfor. Beberapa
macam lipid terdapat di dalam sel dalam jumlah sedikit tetapi memiliki peran
yang penting, misalnya β-karoten dan retinal yang berperan sebagai pigmen
yang terlibat dalam absorbsi cahaya; vitamin K sebagai kofaktor dari enzim;
estrogen dan testosteron yang berperan sebagai hormon; prostaglandin
sebagai molekul penanda (signal); dan ubiquinon sebagai pembawa elektron.
Membran sel terdiri dari 60 persen protein dan 40 persen lipida,
dengan tebal 60-100Å. Kebanyakan lipida yang terdapat dalam membran sel
adalah lipida polar. Sedangkan sterol atau asil gliserol boleh dikatakan
sedikit, kecuali pada membran plasma hewan tingkat tinggi yang secara khas
mengandung banyak kolestrol. Perbandingan berbagai lipida polar pada
membran sangat bergantung pada macam membran, sel dan spesiesnya.
Perbandingan ini selalu tetapdan bersifat turunan sehingga tidak berubah

35
walaupun diberi makanan dengan campuran lipida yang berlainan. Kecuali
asam lemak yang bergantung pada status nutrisi dan suhu.

Protein membran mempunyai fungsi yang bervariasi. Kebanyakan


fungsi protein membran menentukan fungsi penting membran secara
keseluruhan. Fungsi protein membran antara lain sebagai protein transport
dan sebagai protein reseptor. Protein transport membantu memindahkan
senyawa ke dalam dan ke luar sel, sedangkan protein reseptor penting pada
transfer sinyal ekstraseluler masuk ke dalam sel yang dibawa oleh homon
atau neurotransmitter. Beberapa enzim terikat kuat pada membran, sebagai
contoh kebanyakan enzim yang terlibat pada oksidasi aerob ditemukan pada
bagian spesifik dari membran mitokondria. Beberapa enzim ini berada pada
permukaan dalam dari membran dan beberapa terletak pada permukaan luar
membran.
Bagaimana protein berasosiasi dengan membran bilayer? Protein
pada membran dapat berasosiasi dengan lipid bilayer dalam dua cara yaitu
sebagai protein peripheral, protein yang terletak pada permukaan membran
(protein 1, 2, dan 4 pada Gambar 18), atau sebagai protein integral, protein
yang terbenam pada membran (protein 3 pada Gambar). Protein peripheral
biasanya berikatan dengan gugus kepala bermuatan dari lipid bilayer oleh
interaksi polar, atau interaksi elektrostatik atau keduanya. Protein ini dapat
dilepaskan dengan perlakuan lembut seperti menaikkan kekuatan ionik dari
medium. Memindahkan protein integral dari membran jauh lebih sulit.
Kondisi yang keras seperti perlakuan dengan detergen atau sonikasi yang
ekstensif biasanya dibutuhkan. Keutuhan struktural dari sistem keseluruhan
membran diperlukan untuk aktivitas kebanyakan protein membran.
Molekul-molekul lipid dari membran sel ternyata terdiri dari 3 jenis,
yaitu fosfolipid, kolestrol dan glikolopid. Ketiga jenis lipid tersebut bersifat

36
amfipotik, artinya struktur molekulnya memiliki ujung hidrofobikatau
nonpolar (menjauhi air) dan ujung hidrofilik atau polar (menyenangi air).
Molekul fosfolipid digambarkan sebagai bentuk yang memiliki kepala (ujung
polar) dan dua ekor (ujung nonpolar). Bentuk ekor tersebut berasal dari 2
molekul asam lemak yang terikat pad amolekul gliserol dengan 3 karbon dan
bentuk kepala berasal dari ikatan molekul dengan fosfat (subowo, 2015)

2.10 Mekanisme Transport Membran


2.10.1 Transport Aktif
Transpor aktif adalah transpor yang memerlukan energi. Energi
yang digunakan di dalam sel adlah ATP yaitu energi kimia tinggi yang
berasal dari hasil respirasi sel. Transpor aktif bersifat melawan gradien
konsentrasi. Transpor aktif berfungsi memelihara keseimbangan
dalam sel. (Gyuton et al, 2007)
a. Pompa Ion
Pompa ion adalah transpor ion melewati membran plasma
yang melawan gradien konsentrasi. Untuk memindahkan molekul-
molekul melawan gradien konsentrasi, diperlukan protein
pembawa (Rumiyati et al, 2014).
Menurut Guyton dan Hall (2014), mekanisme transpor aktif
yang paling detail dipelajari adlah pompa natrium-kalium (Na+-
K+), yaitu suatu proses transpor yang memompa ion natrium keluar

37
melalui membran yang terdapat di semua sel dan pada saat yang
sama, memompa ion kalium dari luar ke dalam. Pompa ini
bertanggungjawab untuk menjaga perbedaan konsentrasi natrium
dan kalium di antara kedua sisi membran sel dan berperan untuk
menciptakan tegangan listrik yang bersifat negatif.
Memperlihatkan komponen fisik dasar pompa Na+ dan
K+,protein pembawa merupakan suatu kompleks yang terdiri atas
dua protein globulus yang terpisah. Protein yang lebih besar
disebut subunit α, sedangkan protein yang lebih kecil disebut
subunit β. Fungsi dari protein yang lebih kecil belum diketahui,
sedangkan protein yang lebih besar memiliki tiga keistimewaan
khusus untuk menjalankan fungsi pompa yaitu :
1. Memiliki tiga reseptor tempat pengikatan ion natrium pada
bagian protein yang menonjol ke dalam sel.
2. Memiliki dua reseptor untuk ion kalium pada bagian luar
protein.
3. Bagian dalam protein yang terletak dekat dengan tenpat
pengikatan natrium memiliki aktivitas ATPase.

Pada saat dua ion kalium terikat pada bagian luar protein
pembawa dan tiga ion natrium terikat pada bagian dalamnya,
fungsi ATPase pada protein akan menjadi aktif. ATPase yang aktif
ini kemudian akan memecahkan satu molekul fosfat dan berubah
menjadi ADP (Adenosin difosfat) dan membebaskan energy.
Energy yang dibebaskan ini, kemudian diyakini menyebabkan
perubahan bentuk protein pembawa, yang mendorong tiga ion
natrium keluar dan dua ion kalium ke dalam. (Guyton et al, 2007).

ATPase juga dapat berfungsi sebaliknya, jika gradient


elektrokimia untuk ion Na+ dan K+ cukup meningkat secara
eksperimental sehingga energy yang tersimpan dalam gradient
tersebut lebih besar daripada energy kimiawi yang dihasilkan dari
pemecahan ATP, kedua ion tersebut akan bergerak mengikuti

38
gradient konsentrasinya dan pompa Na+ -K+ akan menyintesis
aatp dari ADP dan fosfat. Bentuk Na+ dan K+ yang terfosforilasi
dapat mengubah ADP menjadi ATP atau mengguakan energy yang
dimiliki untuk mengubah bentuk pompa dan memompa Na keluar
sel dan K kedalam sel. Konsentrasi ATP,ADP dan fosfat serta
gradient elektrokimia untuk NA+ -K+ akan menentukan arah
reaksi enzim. (Guyton et al,2007).

b. Transpor Aktif Untuk Ion Kalsium


Mekanisme transport aktif primer yang penting lainnya
adalah pompa kalsium. Ion kalsium normalnya dipertahankan pada
konsentrasi yang sangat rendah dalam sitosol intrasel di hamper
semua semua sel tubuh, dengan konsentrasi kira-kira 10.000 kali
lebih kecil daripada konsentrasinya dalam cairan ekstrasel.
Keadaan ini diwujudkan terutama memompa kalsium keluar sel.
Pompa lainnya memompa ion kalsium ke dlaam satu atau lebih
organel intrasel yang bervesikel seprti reticulum sakrkoplasma sel
otot dan mitokondria yang terdapat di semua sel. Di setiap pompa
tersebut protein pembawa menembus membrane dan berfungsi
sebagai suatu enzim ATPSase, yakni memiliki kemampuan yang
sama untuk memecahkan ATp seperti ATPase pada protein
pembawa natrium. Perbedaannya adalah bahwa protein ini
memiliki tempat pengikatan yang sangatr spesifik untuk kalsium
dan bukan natrium. (Guyton et al,2007).
c. Transpor Aktif Untuk Ion Hidrogen
Transport aktif primer untuk ion hydrogen pentimg di dua
tenpat dalam tubuh yaitu di kalenjar gaster pada lambung dan di
bagian tubulus distal dan duktus koligentes kortikalis pada ginjal.
Di kalnjear gaster, sel parietal yang terletak di lapisan dalam
memiliki mekanisme aktif primer yang paling poten dari bagian
tubuh manapun untuk mentranspor ion hydrogen. Pada ujung
sekretorik sel parietal,konsentrasi ion hydrogen dapat meningkat
sebanyak sejuta kali lipat dan dilepaskan bersama dengan ion

39
klorida untuk membentuk asam hidroklorida. Dalam hal ini
sejumlah besar ion hydrogen akan disekresikan dari darah kedalam
urin yang bertujuan untuk membuang ion hydrogen yang
berlebihan dari cairan tubuh. Ion hydrogen dapat disekresikan ke
dalam urin dengan melawan gradient konsentrasi sebesar kira-kira
900 kali lipat.

2.10.2 Transport Pasif


Transpor pasif adalah transpor yang tidak memerlukan energi.
Transpor ini berlangsung karena adnya perbedaan konsentrasi antara
zat pelarut atau larutan. Molekul dapat berpindah scara pasif
menembus membran fosfolipid dengan mengikuti gradien konsentrasi,
melalui proses difusi sederhana atau difusi terfasilitasi (Murray et at,
2014).
a. Difusi Sederhana
Difusi sederhana merupakan aliran pasif solut (zat terlarut) dari
konsentrasi tinggi ke rendah akibat pergerakan termal acak (Murray et
al, 2014)

Gambar tersebut mengilustrasikan difusi sederhana,


konsentrasi solute dalam larutan ekstraseluler berbeda dengan
konsentrasi solute larutan intraseluler. Perbedaan konsentrasi ini
disebut gradien konsentrasi. Tumbukan acak antar molekul akan lebih
sering terjadi dibagian ekstraseluler daripada intraseluler karena
konsentrasi molekul solutnya lebih tinggi. Oleh karena itu, banyak
molekul dari luar sel masuk kedalam sel. Di kedua bagian, tiap-tiap

40
molekul bergerak secara acak ke segala arah. Meskipun begitu
molekul-molekul bergerak melalui difusi ini pada akhirnya akan
berpindah dari tempat dengan kosentrasi lebih tinggi ke tempat
dengan konsentrasi lebih rendah (Sherwood, 2014)
Proses difusi sangat penting bagi kelangsungan hidup semua
sel dan berperan penting dalam banyak aktivitas homeostatik khusus.
Sebgai contoh, O2 diangkut menembus membran paru-paru melalui
difusi. Darah yang diangkut ke paru-paru, miskin akan O2 kaena telah
diberikan ke jaringan-jaringan tubuh untuk metabolisme. Sebaliknya,
udara didalam paru-paru, kaya akan O2 karena terus-menerus bertukar
dengan udara segar setiap kali bernapas. Karena gradien konsentrasi
ini, terjadi difusi neto O2 dari dalam paru-paru kedalam daerah
sewaktu darah beredar melintas paru. Dengan demikian, begitu
meningalkan paru-paru dan mulai mengalir ke jaringan darah kaya
akan O2 (Sherwood, 2014)
b. Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi menggunakna protein pembawa untuk
memfasilitasi pemindahan bahan tertentu melewati membrane dari
konsentrasi tinggi ke rendah. Proses ini bersifat pasif dan tidak
memerlukan energy karena perpindahan terjadi secara alami
mengikuti fradien konsentrasi. (Sherwood, 2014).

Mekanisme “ping-pong” membantu menjelaskan difusi


terfasilitasi. Pada model ini, protein pembawa (carrier) terdapat dalam
dua bentuk utama. Pada keadaan “pong”, pembawa menghadap pada
konsentrasi zat terlarut yang tinggi, molekul zat terlarut mengikat

41
tempat spesifik protein pembawa. Pengikatan tersebut menginduksi
perubahan bentuk yang menghadapkan pembawa pada konsentrasi zat
terlarut yang lebih rendah. Proses ini bersifat reversible sleuruhnya
dan fluks netto di kedua sisis membran tergantung pada gradient
konsentarsi. Laju zat terlarut memasuki sel mealalui difusi terfasilitasi
ditentukan oleh faktir berikut :
1. Gradien konsentrasi di kedua sisi membrane
2. Jumlah pembawa yang tersedia
3. Afinitas.
c. Osmosis
Osmosis adlah proses mengalirnya pelarut ke dalam larutan
melalui membran semipermeabel, atau proses mengalirnya larutan
yang berkonsentrasi kecil kedalam larutan yang berkonsentrasi besar
melalui membran semipermeabel, yaitu suatu selaput yang hanya
dapat dilalui oleh molekul pelarut tetapi dapat dilalui oleh zat terlarut
Tekanan osmosis adalah tekanan potensial yang dinyatakan
dalam istilah gaya atau tekanan yang dibutuhkan untuk menghentikan
osmosis pelarut selanjutnya (Sloane, 2012). Jadi tekanan osmosis
suatu zat bergantung pada jumlah partikel zat terlarut per volume unit
larutan atau konsentrasi molar dan suhu suatu zat.
Pada sel hewan yang tidak memiliki dinding sel, air berdifusi
melalui membran sel dengan kecepatan yang sama dikedua arah.
Dalam lingkungan yang isotonik yang memiliki konsentrasi yang
sama besar, volume sel hewan tetap stabil. Pada lingkungan yang
hipertonik sel akan kehilangan air, mengecil dan mungkin mati.
Peristiwa ini disebut dengan krenasi. Sedangkan pada pada
lingkungan yang hipotonik, sel hewan akan mengalami pertambahan
volume air yang berasal dari luar sel akan menggembung dan akhirnya
pecah. Peristiwa ini disebut dengan hemolisis. (Sloane, 2012).

42
2.10.3 Transport Massal
Transpor massal adalah proses pengangkutan partikel besar
melalui mekanisme yang melibatkan pengemasan dalam vesikel.
Proses-proses ini membutuhkan energi, seperti pada transpor aktif
(Campbell et al, 2008)
a. Endositosis
Partikel yang sangat besar dapat memasuki sel karena
adanya suatu fungsi khusus ari membran sel yang disebut
endositosis. Pada endositosis, sel mengambil molekul biologis dan
partikel yang dibutuhkan sel dengan cara membentuk vesikel baru
dari membran plasma. Endositosis dimulai dengan molekulnya
membran plasma ke arah dalam membentuk kantong. Ketika
bertambah dalam kantong pun terlepas dari membran plasma,
membentuk vesikel yang mengandung materi yang sebelumnya
berada diluar sel. Ada tiga tipe endositosis yaitu figositosis,
pinositosis dan endositosis deiperantarai reseptor (guyton et al,
2007 dan campbell et al, 2008)
Fagositosis terjadi ketika sel memasukan partikel dengan
cara menyelubungi partikel dengan pseudopodia dan mengemasnya
dalam kantong berselaput membran yang disebut vesikel. Partikel
yang dicerna berfusi dengan lisosom yang mengandung enzim-
enzim hidrolitik.

43
Fagositosis terjadi ketika respon peradangan. Respon yang
terlokalisir dipicu ketika sel-sel jaringan yang rusak oleh bakteri atau
kerusakan fisik membebaskan sinyal kimiawi seperti histamin dan
prostaglandin. Sinyal tersebut merangsang pembesaran kapiler, yang
mengakibatkan peningkatan aliran darah, dan peningkatan permebilitas
kapiler di daerah yang terserang. Sel-sel jaringan juga membebaskan zat-zat kimia
yang menngandung sel-sel fagositik dan limfosit. Ketika fagosit tiba di
tempat luka, mereka memakan patogen dan serpihan-serpihan sel, dan jaringan itu
mulai melakukan penyembuhan (Campbell et al, 2004)

Pinositosis terjadi ketika sel memasukkan droplet-droplet kecil


pada cairan ekstraselular ke dalam vesikel kecil. Tetapi bukan cairan yang
dibutuhkan sel, melainkan molekul-molekul yang terlarut dalam droplet
tersebut. Pada sebagian besar sel, pinositosis terjadi pada membran
secara berulang-ulang dan sangat cepat. Contohnya, pinositosis terjadi
sangat cepat pada makrofag sehingga kira-kira 3 persen dari seluruh
membran makrofag akan menggelembung dalam bentuk vesikel setiap menit.
Meskipun demikian, vesikel pinositotik sangat kecil-biasanya hanya
berdiameter 100 sampai 200 nanometer-sehingga sebagian besar vesikel

44
pinositotik hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron (Campbell et
al , 2008 dan Guyton et al , 2007).

Endositosis diperantarai-reseptor memungkinkan sel


memperoleh zat spesifik dalam jumlah besar, meskipun zat tersebut
mungkin tidak terdapat terlalu banyak dalam cairan ekstraseluler. Dalam
membran, tertanam protein-protein dengan situs reseptor spesifik yang
terpapar ke cairan ekstraselular. Protein reseptor biasanya telah
mengumpul di wilayah membran yang disebut ceruk berselaput, dengan
bagian yang menghadap sitoplasma dilapisi oleh lapisan rapat protein
selaput. Zat-zat spesifik atau ligan berikatan dengan reseptor-reseptor.
Ketika pengikatan terjadi, ceruk berselaput membentuk vesikel yang
mengandung molekul ligan. Setelah materi yang dimasukkan ini
dibebaskan dari vesikel, reseptor dikembalikan ke membran plasma oleh vesikel
yang sama. Contoh endositosis yang diperantarai oleh reseptor adalah
penyerapan kolestrol dari lipoprotein berdensitas rendah dan insulin dari
darah (Campbell et al , 2008 dan Eroschenko, 2012)

45
Sel manusia melakukan endositosis diperantarai-reseptor untuk
mengambil kolestrol yang nantinya akan dimanfaatkan dalam sintesis
membran dan steroid-steroid lain. Kolestrol mengalir dalam darah sebagai
partikel yang disebut lipoprotein berdensitas rendah (low-density
lipoprotein,LDL), kompleks yang terdiri dari lipid dan protein.
LDL bekerja sebagai ligan (istilah untuk molekul apaun yang berikataan
secara spesifik dengan situs reseptor molekul lain) dengan cara berikatan dengan
reseptor LDL pada membran plasma dan kemudian memasuki sel (Campbell
et al , 2008)
2.11 Contoh – Contoh Asam Lemak
Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida,
termasuk lipida sederhana, fosfogliserida, glikolipida, ester kolestrol, lilin
dan lain-lain. Telah diisolasi lebih dari 70 macam asam lemak dari
berbagai sel dan jaringan. Semuanya berupa rantai hidrokarbon dengan
ujungnya berupa gugus karboksil. Rantai ini bisa jenuh atau juga
mengandung ikatan rangkap. Bahkan ada beberapa yang mempunyai 2,3,
4,5 dan 6 ikatan rangkap. Perbedaan sifat asam lemak justru terletak pada
panjang rantai serta jumlah dan posisi ikatan rangkapnya.(Girindra,1990)
Asam lemak yang terdapat pada hewan dan tumbuhan umumnya
ialah asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, yaitu antara 14-22,
sedangkan asam lemak yang banyak dijumpai mempunyai jumlah atom
sebanyak 16 dan 18.Asam lemak jenuh memiliki titik cair lebih rendah jika
dibandingkan dengan asam lemak jenuh. Biasanya lemak netral yang
mengandung banyak asam lemak tak jenuh. Tatanama sistematik yang
paling sering digunakan menamai asa lemak berdasarkan hidrokarbon
dengan jumlah susunan atom-atom karbon yang sama, dengan –oat
menggantikan akhiran –e (sistem jenewa). Jadi asam jenuh berakhiran –
anoat, misalnyaasam oktanoat, dan asam tak

46
jenuh dengan ikatan rangkap memiliki akhiran –enoat, misalnya asam oktadesenoat (asam oleat)
Tabel 1-1 Asam Lemak Jenuh
Nama Jumlah Keberadaan
Umum Atom C
Asetat 2 Produk akhir utama pada fermentasi karbohidrat oleh organisme pemamah biak1
Butirat 4 Pada lemak tertentu dalam jumlah sedikit (terutama mentega). Suatu produk akhir fermentasi
Valerat 5 karbohidrat oleh organisme pemamah biak1
Kaproat 6
Laurat 12 Spermaseti, kayu manis, bji pohon palem (palm kernel), minyak kelapa, pohon salam, mentega
Miristat 14 Pala, biji pohon palem, minyak kelapa, myrtile, mentega
Palmitat 16 Banyak disemua lemak hewani dan nabati
Stearat 18
1
juga terbentuk di sekum herbivora dan terbentuk dalam jumlah yang sedikit di kolon manusia
(Murray et al . 2014)

Nama Umum Nama Sistematik Struktur


Asam laurat asam n-dodekanoat CH3(CH2)10COOH
Asam miristat asam n-tetradekanoat CH3(CH2)12COOH
Asam palmitat asam n-heksadekanoat CH3(CH2)14COOH

47
Asam palmitolat asam n-heksadekanoat CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7COOH
Asam stearat asam n-oktadekanoat CH3(CH2)16COOH
Asam Oleat asam n-oktadekanoat CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH
Asam linoleat - CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=
CH(CH2)7COOH
Asam linolenat - CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=
CH(CH2)7COOH
Asam arakhidonat - CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CHCH2CH= CHCH2CH= CH(CH2)3COOH
(Murray et al . 2014)

Tabel 1-2 Asam Lemak Tak-Jenuh


Nama Jumlah ikatan Nama Sistematik
Keberadaan
Umum atom C rangkap
Palmitoleat 16 1 Cis-9-heksadesenoat Pada hampir semua lemak
Cis-9-Oktadesenoat Mungkin asam lemak tersering dalam lemak alami,
Oleat 18 1
tinggi dalam olive oil
Elaidat 18 1 Trans-9-Oktadesenoat Lemak terhidrogenasi dan ruminansia
All-cis-9,12-Oktadekadienoat Jagung, kacang tanah, biji kapas,kedelai, dan banyak
Linoleat 18 2
minyak nabati

48
All-cis-6,9,12-Oktadekatrienoat Sebagian tumbuhan, misalnya minyak evening
µ-Linolenat 18 3 primorse, minyak borage, asam lemak minor pada
hewan
All-cis-9,12,15-Oktadekatrinoan Sering ditemukan bersama asam linoleat, terutama
α- linolenat 18 3
pada minyak biji rami
All-cis-5,8,11,14-Eikosatertraenoat Ditemukan dalam lemak hewan, komponen penting
Arakidonat 20 4
fosfolipid pada hewan
All-cis-5,8,11,14,17- Komponen penting pada minyak ikan, misalnya hati
Timnodonat 20 5
Eikosapentaenoat ikan cod, mackarel, menhanden, minyak salmon
All-cis-4,7,10,13,16,19- Minyak ikan, fosfolipid dalam otak
Servonat 22 6
Dekosaheksaenoat
(Murray et al . 2014)

49
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Karbohidrat memiliki rumus struktur dari Fisher dan Haworth. Struktur
Fisher merupakan struktur rantai terbuka sedangkan struktur Haworth
merupakan struktur tertutup (siklik).
2. Klasifikasi karbohidrat pada umumnya didasarkan pada kompleksitas
struktur kimia. Berdasarkan kompleksitasnya, karbohidrat dibedakan atas
karbohidrat sederhana yang lebih dikenal sebagai monosakarida, sedangkan
karbohidrat majemuk yang meliputi oligosakarida dan polisakarida.
3. Disakarida dibentuk ketika karbon anomerik dari satu molekul
monosakarida berinteraksi dengan satu dari beberapa gugus hidroksil
molekul monosakarida lainnya. Interaksi ini membentuk ikatan kovalen
yang dinamakan ikatan glikosida.
4. Karbohidrat memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi tubuh
diantaranya sumber energi, pemberi rasa manis pada makanan, penghemat
protein, pengatur metabolisme lemak.
5. Karakteristik lipid dibagi menjadi dua, yaitu karakteristik fisik lipid dan
karakteristik kimia lipid. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
6. Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya
gliserol, atau bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya disaponifikasi).
7. Molekul cadangan energi dalam lemak yang utama adalah asam lemak
yang disimpan dalam sel dalam bentuk triasilgliserol . Asam lemak
mengandung energi yang besar karena dapat menghasilkan energi yang jauh
lebih besar daripada karbohidrat.
8. Membran sitoplasma/membran plasma adalah membran sel yang terdapat
pada sel makhluk hidup. Membran sel memberikan bentuk pada sel dan
memberikan perlindungan terhadap komponen-komponen di dalam sel
terhadap lingkungan luar sel.

50
9. Transpor aktif adalah transpor yang memerlukan energi. Energi yang
digunakan di dalam sel adlah ATP yaitu energi kimia tinggi yang berasal
dari hasil respirasi sel. Transpor aktif bersifat melawan gradien konsentrasi.
Transpor aktif berfungsi memelihara keseimbangan dalam sel.
10. Asam lemak merupakan senyawa pembangun berbagai lipida, termasuk
lipida sederhana, fosfogliserida, glikolipida, ester kolestrol, lilin dan lain-
lain.

51
DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta.
Azhar. 2016. Biomolekul Sel. Padang : UNP Press
Campbell, et al . 2008. Biologi. Edisi 8 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Campbell, et al . 2004. Biologi. Edisi 5 Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Guyton dan Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.
Halomoan, Hutagalung. 2004. Karbohidrat. Sumatera Utara: Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara Digital Library.
Irawan, M. Anwari. 2007. Karbohidrat. Sports Science Brief 01 (03): 1-2.
Irawan, M. Anwari. 2007. Karbohidrat. Sports Science Brief 01 (06): 1.
Iskandar, Yuli. 1974. Biokimia Bagian I. Yayasan Dharma Graha : Jakarta.
Murray et al . 2014. Biokimia Harper . Edisi 29. Jakarta: EGC.
Nurhayati, Ai. 2010. Karbohidrat.
(http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_K
ELUARGA/196710051993022-AI_NURHAYATI/karbohidrat.pdf).
Diakses pada tanggal 29 September 2018..
Poedjiadi. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Universitas Indonesia, Jakarta.
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta.
Rolifartika. 2011. Sifat Lipid. http://rolifhartika.wordpress.com/kimia-kelas-xii/8-
makromolekul/a-lemak/sifat-lemak/. Diakses tanggal 30 September 2018
Safrizal. 2014. Penggolongan dan Identifikasi Karbohidrat.
http://www.jejaringkimia.web.id/karbohidrat.html. 30 September 2018.
Sherwood, L. 2014. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta: EGC.
Siregar. 2014. Karbohidrat. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2):38 - 44
Subandiyono. 2009. Nutrisi ikan. http://www.chem-is-try.org/nutrisi_ikan. 30
September 2018.
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksakta edisi 1. Jakarta :
EGC
Sumardjo, D. 2009. Pengantar Kimia; Buku Paduan Kuliah Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta : EGC

52
Zainal. 2009. Glukosa. http://dianais82.tripod.com/id1.html. 29 September 2018.
Zulfikar. 2010. Monosakarida. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-
kesehatan/biomolekul/monosakarida. 29 September 2018.

53

Anda mungkin juga menyukai