Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional

dibidang kesehatan yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian derajat

kesehatan masyarakat secara optimal. Dalam hal ini pendidikan tenaga kesehatan

diselenggarakan untuk memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu dan mampu

mengembangkan tugas untuk mewujudkan perubahan, pertumbuhan dan

pembaharuan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi

seluruh masyarakat.

Salah satu institusi tenaga kesehatan yang menyediakan tenaga kesehatan

khususnya di bidang farmasi adalah STIKes BHAMADA SLAWI untuk

menghasilkan tenaga kesehatan di bidang farmasi yang mampu bekerja dalam

sistem pelayanan kesehatan secara terpadu.

Tenaga kesehatan di bidang farmasi harus terampil, terlatih, dan dapat

mengembangkan diri secara profesional berdasarkan nilai-nilai keterampilan yang

secara intensif diberikan di laboratorium sekolah, hanyalah keterampilan untuk

meracik obat untuk bekerja di laboratorium farmasi dan untuk mengenal obat serta

alat kesehatan dalam jumlah yang terbatas.

Kunjungan industri yang dilaksanakan di pabrik PT. Indofood dan PT.

Victoria Care merupakan cara yang terbaik untuk menerapkan pengetahuan dan

keterampilan yang diperoleh selama mengikuti pendidikan. Dalam kunjungan ini

kita diharapkan mampu mengetahui bagaimana suatu industri penghasil produk

pangan dan kosmetik yang memproduksi dengan baik sesuai dengan cara produksi

obat yang baik (CPOB), Mampu melihat secara langsung proses produksi dimulai

dari pengumpulan awal bahan baku hingga didapatkan produk yang siap

dipasarkan dan juga mengetahui posisi tenaga farmasi di bidang industri pangan

dan kosmetika.
Kegiatan produksi dalam perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan

modern, biasanya didominasi oleh mesin-mesin pabrik sehingga dalam melakukan

penataan mesin-mesin tersebut harus diperhatikan agar proses produksi dapat

berjalan dengan lancar. Akan tetapi, ada beberapa hal lain yang berpengaruh dalam

proses produksi adalah keterkaitan pendidikan sumber daya manusia seperti ditulis

di atas mengetahui posisi tenaga farmasi didalam sebuah industri sangan berperan

penting, agar dapat menerapkan apa yang didapat dalam akademik dapat

diaplikasikan dalam lapangan kerja secara langsung.

B. Tujuan Laporan

Tujuan diadakannya Praktik Kegiatan Lapangan di PT. Indofood dan PT.Victoria

Care yaitu:

1. Memperkaya wawasan terkait pekerjaan kefarmasian di industri farmasi.

2. Menambah Ilmu pengetahuan tentang bidang pangan dan kosmetik.

3. Memberikan informasi tentang proses produksi pangan dan kosmetik.

4. Mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kemampuan dan keterampilan

dalam berwirausaha dan bekerja sama dengan orang lain.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sejarah, Profil, dan Visi Misi PT. Indofood dan PT.Victoria Care
1. PT.Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

a. Sejarah

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. merupakan salah satu

perusahaan mie instant dan makanan olahan terkemuka di Indonesia yang

menjadi salah satu cabang perusahaan yang dimiliki oleh Salim Group. PT

Indofood Sukses Makmur semula berdiri dengan nama PT. Sanmaru Food

Manufacturing Co. Ltd yang secara yuridis berdiri pada tanggal 27 April

1970. Pabrik pertama kali berdiri di Jakarta, sedangkan PT. Sanmaru Food

Manufacturing Co. Ltd Cabang Semarang berdiri pada tanggal 31 Oktober

1987 yang diresmikan oleh Menteri Perindustrian Ir. Hartarto dan Menteri

Tenaga Kerja Soedomo.

Pada tangal 1 Maret 1994 PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd

bersama dengan perusahaanperusahaan lainnya bergabung menjadi satu

perusahaan dengan nama PT. Indofood Sukses Makmur. PT. Indofood

Sukses Makmur Tbk. Divisi Noodle Cabang Semarang merupakan salah

satu cabang dari Group Indofood Divisi Noodle. Cabangcabang lainnya

berada di Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Jakarta, Tangerang,

Cibitung, Bandung, Surabaya, Pontianak, Banjarmasin, Makasar dan

Manado. Selain di dalam negeri, Divisi Noodle juga memiliki pabrik di

Filipina, China, Nigeria, Saudi Arabia, Siria dan Malaysia.

Pada tahun 1994, terjadi penggabungan beberapa anak perusahaan

yang berada di lingkup Indofood Group, sehingga mengubah namanya

menjadi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. yang khusus bergerak

dalam bidang pengolahan mie instan. Divisi mie instan merupakan divisi

terbesar di Indofood dan pabriknya tersebar di 15 kota, diantaranya Medan,


Pekanbaru, Palembang, Tangerang, Lampung, Pontianak, Manado,

Semarang, Surabaya, Banjarmasin, Makasar, Cibitung, Jakarta, Bandung

dan Jambi, sedangkan cabang tanpa pabrik yaitu Solo, Bali dan Kendari.

Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan cukup didistribusikan ke

wilayah sekitar kota dimana pabrik berada, sehingga produk dapat diterima

oleh konsumen dalam keadaan segar serta membantu program pemerintah

melalui pemerataan tenaga kerja lokal.

Adanya permintaan yang semakin meningkat menyebabkan PT

Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. mengeluarkan kebijakan untuk

meningkatkan kapasitas produksi dengan mendirikan pabrik II pada

September 2007 dengan jumlah produksi 2 line yang memiliki kapasitas 2

kali lebih besar dibandingkan kapasitas mesin produksi yang terdapat di

pabrik I. Pada akhir tahun 2008 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

memproduksi copack seperti Pop Mi dengan mengganti salah satu line

Pabrik I dengan mesin yang dapat memproduksi copack.

b. Profil Perusahaan

Nama perusahaan : PT. INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR Tbk

Pendiri : Sudono Salim

Alamat Cabang : Jl. Tambak Aji 11 No. 8 Desa Beringin, Tambak Aji

Ngaliyan, Semarang 50185. No Telp

(024)7608455, 866455. Fax (024)8662455

Produksi : Berbagai Jenis Mie

Nilai Perusahaan : Realistik, Spesifik dan meyakinkan yang

merupakan penggambaran citra nilai arah dan tujuan

untuk masa depan perusahaan.


c. Visi dan Misi

1) Visi

Menjadi penyedia utama makanan consumer produk bermerek

terkemuka bagi jutaan konsumen Indonesia dan juga diberbagai penjuru

dunia.

2) Misi

a) Mengembangkan jaringan distribusi di seluruh Indonesia.

b) Menghasilkan produk yang memberikan nilai tambah bagi para

konsumennya.

c) Meraih pertumbuhan melalui manajemen yang handal.

d) Menjalankan praktek bisnis yang sehat tanpa harus mengabaikan

kebutuhan konsumen dan lingkungan.

2. PT. Victoria Care

a. Sejarah

PT Victoria Care Indonesia saat ini telah menjadi mitra kerja

terpercaya bagi banyak perusahaan ritel besar di Tanah Air. Kepercayaan

yang telah diraih ini tak lain karena PT Victoria Care Indonesia senantiasa

inovatif dan selalu menjaga mutu produknya. Perusahaan lokal bertaraf

internasional ini berhasil menempatkan diri pada posisi terbaik sebagai

produsen kosmetik, perlengkapan toilet, dan perawatan kesehatan. Selain

itu, produknya juga aman dipakai serta cocok untuk kebutuhan dan kulit

wanita Asia khususnya Indonesia. Anak perusahaan SSS Group ini

memiliki target untuk memproduksi kosmetik lainnya agar masuk pasar

dunia.. Perusahaan ini memproduksi kosmetik, perlengkapan mandi, dan

perawatan kesehatan. Dengan total investasi sekitar USD 10 juta dan 500

pekerja di 10.000 meter persegi.


Pada tahun 1989 Mr Billy Hartono Salim pendiri perusahaan, mulai

mengatur sendiri kecil perusahaan jasa distribusi dan jaringan untuk produk

kosmetik dan wewangian bernama PT. Karya Asri Perdana Mandiri.

Sebagai bisnis diperluas, ia kemudian membangun pabrik sendiri bernama

PT. Kosmetika Alam Pesona Mandiri (KAPM) dan mulai diproduksi

produk mandi seperti Lulur mandi (body scrub), cologne, juga menjadi

pelopor untuk Sabun Sirih produk Feminine Wash sukses. Dengan jaringan

yang luas dan pengalaman di bidang distribusi, PT. Vitalis Indonesia juga

ditetapkan sebagai distributor eksklusif. Pada tahun 2007 Billy Hartono

Salim mendirikan perusahaan baru milik PT. Victoria Care Indonesia (VCI)

dan PT. Suka Sukses Sejati (3S) sebagai distributor eksklusif di Indonesia.

Pada tanggal 26 April 2007 PT. Victoria Care Indonesia secara

resmi mengumumkan 1.000 meter persegi pabrik baru di kota Semarang -

Jawa Tengah, sampai dengan USD 10 juta total investasi. Pabrik juga telah

menerima GMP (Good Manufacturing Process) sertifikasi dari BPOM

untuk memastikan bahwa setiap produk kami diproduksi dan diproses

sesuai dengan standar internasional. Dengan sekitar 500 pekerja terdiri dari

Produksi, R & D dan QC didukung oleh mesin manufaktur terbaru dengan

kapasitas produksi tinggi, pabrik ini bertujuan untuk memenuhi permintaan

pasar dan juga sebagai batu loncatan untuk mencapai visi masa depan kita.

b. Profil Perusahaan

Nama perusahaan : PT. VICTORIA CARE

Pendiri : Billy Hartono Salim

Alamat Cabang : Jl. Jend. Gatot Subroto, Blok A-5/8, Kalipancur,

Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah 50211. No

Telp (024)76633311
Produksi : Kosmetik, Perlengkapan Mandi,dan Perlengkapan

Kesehatan

Nilai Perusahaan : Kecepatan Kerja, Prosedur sederhana, Kerja

team,pintar berfikir,Layanan pelanggan

unggul,Standar proses dikelola, Kuat dan tinggi

integritas.

c. Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi : Untuk menjadi perusahaan terkemuka di kosmetik,perlengkapan

mandi,dan perlengkapan kesehatan

2. Misi : Untuk memperluas dan meningkatkan kehidupan manusiadengan

memberikan kualitas kosmetik,perlengkapan mandi, dan perlengkapan

kesehatan.
B. Struktur Organisasi Perusahaan

1. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

2. PT. Victoria Care


C. Produk yang dihasilkan

1. PT.Indofood

Produk yang Dihasilkan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

No. Produk Jumlah varian rasa

1. Indomie 8

2. Indomie Spesial 2

3. Indomie Vegan 2

4. Indomie Regional Flavour 11

5. Indomie Kriuk 3

6. Indomie Jumbo 2

7. Indomie SQN 6

8. Indomie Paket 4

9. Supermie Reguler 4

10. Supermie Sedaap 3

11. Supermie Go Series 3

12. Sarimi 6

13. Sarimi Extra Besar 1

14. Sakura 6

15. Intermi 1

16. POP Mie 14

17. Mie Telor 2

18. Anak Mas 2

19. POP Bihun Spesial 4

Sumber : PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (2018)


2. PT. Victoria Care

No. Nama Produk

1. Lulur Tradisional Bali

2. Nuface Masker Wajah

3. Nuface BB Cream

4. Herboris

5. Sabun Sereh

6. Victoria Parfum

7. Victoria Handcream

8. Miranda Pewarna Rambut

9. Miranda Perawatan Rambut

10. Sixsences Parfum dan Handbody

11. Forhim Parfum

12. Iria Goat`s Milk

13. Bali Boat


BAB III

PEMBAHASAN

Praktik Kerja Lapangan dilakukan di PT. Indofood cabang semarang yang

berkantor di Jl. : Jl. Tambak Aji 11 No. 8 Desa Beringin, Tambak Aji Ngaliyan,

Semarang dan PT. Victoria Care yang memiliki kantor pusat di Jl.Kawasan

Industri Candi, Blok 5A No.8. Ngaliyan Semarang. Industri yang pertama di

kunjungi yaitu PT. Indofood dan selanjutnya PT. Victoria Care.

A. PT.Indofood

PT Indofood cabang Semarang ini khusus memproduksi jenis makanan

Mie Instan. Mie instan merupakan bahan makanan yang sangat familiar semua

dikalangan masyarakat. Hampir setiap orang sudah biasa melihat atau

mengkonsumsi mie instan. Bahan baku utama mie instan adalah tepung terigu,

dan minyak goreng. Sementara untuk kemasannya menggunakan kemasan

yang bersifat food grade artinya dinyatakan aman dan layak untuk digunakan

sebagai pengemas makanan.

Dalam proses produksinya, waktu yang dibutuhkan untuk

menghasilkan sebungkus mie mulai dari proses pengolahan tepung sampai

pengepakan membutuhkan waktu ± 15 menit. Berdasarkan hasil wawancara,

dalam sehari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yang berada di

Semarang ini dapat memproduksi hingga 2.400.000 bungkus mie instan

dengan waktu produksi 3 x 7 jam produksi dalam sehari. Banyaknya tenaga

yang dipekerjakan dalam industri ini hingga tahun 2018 adalah sebanyak

850 pekerja yang dalam sehari bekerja selama 7 jam perhari selain hari

sabtu 5 jam.
Bahan utama yang digunakan dalam proses produksi adalah tepung

terigu dan minyak goreng. Tepung terigu dengan merk bogasari adalah salah

satu produk yang dihasilkan oleh PT Indofood sendiri, Tepung yang berbahan

dasar gandum di impor dari Australia, kemudian gandum tersebut diolah

menjadi tepung terigu yang berkualitas tinggi. Begitu pula dengan minyak

goreng merk Bimoli yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri diproduksi

dalam naungan industri yaitu PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Hasil

produk ini dijadikan bagi PT Indofood itu sendiri untuk mengolahnya lebih

lanjut untuk menghadilkan produk lain atau dapat langsung dipasarkan. Masa

kadaluarsa mie yaitu 8 bulan kedepan mulai dari hari produksi sampai ke

konsumen dengan tidak menggunakan bahan pengawet. Salah satu alasan

mengapa proses produksi harus higienis dan menggunakan bahan yang

berkualitas adalah untuk menjaga mie agar awet selama 8 bulan setelah

tanggal produksi

Untuk bahan pelengkap yang digunakan dalam pembuatan mie adalah

sebagai berikut (contohnya mie indomie rasa mi goreng pedas);

1. Untuk komposisi: tepung tapioka, garam, pemantap (nabati dan

natrium polifosfat).

2. Untuk bumbu: garam, gula, penguat rasa mononatrium glumatamat

(MSG), terisa ayam (mengandung penguat rasa dinatrium guanilat dan

inoslnat, antioksidan alfa tokoferol), bubuk bawang putih, bubuk

bawang bombai, bubuk lada, vitamin (A, B1, B6, B12, Niasin, asam

folat, pantopenat) dan bubuk cabe.

3. Minyak: minyak sayur, cabe merah, dan bawang merah.


4. Kecap manis: gula (mengandung sulfit), air, kedelai, gandun, garam

bumbu, dan rempah-rempah, pengawet (natrium bensoat), minyak

nabati.

5. Bawang goreng (mengandung antioksidan TBHQ)

Sedangkan Proses pembuatan mie di pabrik PT Indofood Tbk

ternyata cukup sederhana. Ada tiga tahap penting dalam pembuatan mie

instan sampai siap dipasarkan. Tahap yang pertama yaitu tahap

pendahuluan, tahap pembuatan, dan tahap terakhir adalah penyimpanan.

1. Tahap pendahuluan yaitu melakukan quality control yaitu dengan

menyeleksi bahan-bahan yang sesuai standar yang diinginkan oleh

produsen contohnya terigu. Tujuan dari proses ini adalah agar produk

yang dihasilkan berkualitas dan tahan lama. Bahan yang tidak

memenuhi standar dikembalikan pada pihak produsen bahan.

2. Tahap kedua dalam proses produksi adalah pembuatan mie. Tahapan ini

terbagi menjadi enam peoses, yaitu:

a. Mixing yaitu mencampur bahan baku dengan cairan formula yang

diaduk menggunakan mesin pengaduk (mixer) hingga adonan

tercampur rata dengan tingkat kekenyalan yang sesuai untuk

dibentuk.

b. Penggilingan yaitu membentuk adonan menjadi tipis. Penipisan

adonan mie terdapat dalam tiga ukuran dengan ketebalan yang

berbeda. Penipisan pertama adonan digiling dengan cukup tebal,

penipisan kedua ukurannya sudah lebih tipis dari yang pertama, dan

yang terakhir penggilingan adonan dengan ukuran yang tipis

dengan ketebalan sekitar 2 milimeter.


c. Slicing (pengirisan), penyisiran dan penggelombangan yaitu adonan

mie yang sudah digiling tipis, diiris menjadi 8 bagian sesuai ukuran

kemudian adonen mie masuk kemesin yang didalamnya terdapat

alat seperti sisir yang membelah adonan menjadia bagian-bagian

yang panjang dan bergelombang. Sampai pada tahap ini beluma ada

limbah yang dihasilkan.

d. Pengukusan. Adonan mie yang telah berbentuk panjang dan

bergelombang digiring ke dalam mesin steambox (pengukusan).

Pada tahap ini dihasilkan limbah berupa uap panas dan sedikit air

yang terkadang menetes dari dalam mesin.

e. Cutting (pemotongan) dan pelipatan yaitu mie yang telah dikukus

tadi dipotong dengan ukuran panjang yang telah diatur kemudian

mie dilipat dua sehinggaberbentuk persegi panjang berlapis.

f. Friying (penggorengan) mie ditransport ke dalam mesin yang berisi

minyak goreng. Mesin penggorengan ini bentuknya tertutup. Proses

ini menghasilkan limbah berupa sisa minyak. Pengolahan sisa

minyak adalah dengan menggunakannya kembali dengan cara

penambahan dengan minyak baru dan bahan kimia berupa TBH

untuk menjaga kadar asam basa dan lemak minyak. Proses

penggunaan kembali minyak oleh pihak produsen disebut sirkulasi

minyak sehingga tidak terdapat limbah sisa minyak yang dibuang.

g. Cooling (pendinginan) yaitu proses dimana mie yang telah digoreng

dengan suhu tinggi didinginkan menggunakan mesin pendingin

agar mie tidak perlu waktu yang lama untuk didiamkan sebelum

dibungkus karena suhunya telah disesuiakan dengan mesin ini.


Limbah yang dihasilkan dapat berupa limbah cair hasil

pendinginan.

h. Wrapping Dan Packing, Setelah dilakukan proses cooling, mie akan

di wrapping dan packing. Wrapping merupakan pembungkusan mie

dengan kemasan yang sesuai dengan mie yang telah dibuat.

Kemudian mie yang telah dikemas diberi kode produksi dan

tanggal kadarluarsa mie. Pada packing mie yang telah terkemas dan

diberi kode produksi, kemudian ditumpuk pada karton kemasan

sejumlah yang telah ditentukan, kemudian mie diberi lakban.

Tujuan dari pemberian kemasan adalah untuk melindungi produk

dari kotoran, debu dan penggangu lainnya yang dapat menurunkan

kualitas mie.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengemasan

adalah kode produksi, mutu karton, kondisi pengeleman, berat rata-

rata dan cemaran. Adapun limbah yang dihasilkan berupa sisa

kardus dan juga dihasilkan mie yang hancur rusak (HR).

3. Tahap terakhir setelah pengemasan yaitu tahap penyimpanan. Mie yang

telah terbungkus rapi ditranport ke salah satu bagian pabrik kemudian

dengan menggunakan tenaga manusia kardus yang berisi mie ini disusun

diatas mesin bermotor pengangkiu barang yang kemudian akan dibawa

ke gudang yang telah diatur sirkulasinya. Sistem penyimpanan dan

pengeluaran yaitu first in first out yaitu barang yang duluan masuk

digudang penyimpanan itu yang didahulukan untuk dipasarkan.


B. PT. Victoria Care

Kunjungan berikutnya yaitu mengunjungi PT. Victoria Care

Indonesia yang beralamatkan di Kawasan Industri Candi Blok 5A Gatot

Subroto, Krapyak Ngaliyan, Semarang. PT. Victoria Care Indonesia

merupakan anak perusahaan dari PT. Suka Sukses Sejati yang berlokasi di

Jakarta. Perusahaan ini merupakan badan usaha yang berbentuk Perseroan

Terbatas dan bergerak di bidang produksi kosmetik, perlengkapan mandi

dan perawatan kesehatan.Sejak berdiri pada tahun 2007 PT. Victoria Care

Indonesia telah mengantongi sertifikat Good Macufacturing Practis

(GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.

Rombongan kami tiba di Pabrik pukul 12.30 dan di terima oleh

Bapak Widi selaku perwakilan perusahaan sekitar pukul 13.00. Setelah

mendapat sedikit pengarahan, kami diarahkan menuju Lab pengendalian

mutu terlebih dahulu. Laboratorium ini dibagi menjadi beberapa bagian,

ada yang bersekat/ruangan khusus dan ada yang hanya dibatasi

menggunakan garis berwarna kuning. Bagian yang pertama adalah ruang

fisika, disinilah proses pembuatan produk pertama kali dimulai yaitu

proses penimbangan. Proses penimbangan sendiri ada dua yaitu

penimbangan kecil menggunakan timbangan analitik, biasanya dilakukan

untuk sampling atau percobaan pembuatan sediaan, yang kedua adalah

penimbangan besar yaitu proses penimbangan berskala produksi, di ruang

fisika hanya mengkonversikan jumlah dari bahan yang harus ditimbang,

sedangkan untuk penimbangan bahan skala produksi terdapat tempat yang

terpisah. Selain itu diruang fisika juga dilakukan pengukuran pH


menggunakan pH meter, pengukuran kekentalan/viscositas dengan

viscometer khususnya untuk sediaan lulur dan handbody.

Selanjutnya yaitu ruang kimia, disinilah semua sediaan yang

diproduksi diolah dan di uji secara kimiawi diantara uji tersebut yaitu

penggunaan string hot plate yang digunakan untuk melelehkan padatan

skala kecil, alat untuk menguji kelembaban produk pada kulit, alat untuk

uji saponifikasi untuk herborist sampo zaitun. Ruang ketiga yaitu rak

standar bahan baku, sampel bahan baku yang digunakan untuk produksi di

letakkan pada tempat kusus dan disimpan dalam rak/lemari standar bahan

baku, begitu juga dengan sampel seluruh produk jadi, fungsi dari ruangan

ini adalah untuk mengontrol mutu produk apabila sewaktu-waktu

diperlukan pengujian ulang, standar bahan baku diantaranya ekstrak sabun

sere, bibit parfum, dan lain lain. Terdapat beberapa ruang lain seperti

ruang uji mikrobiologi, R&D dan ruang standar bahan kemas.

Selesai dari lab, dilanjutkan ke bagian produksi, sebelum

memasuki ruang produksi setiap orang harus mengenakan kelengkapan

seperti topi, masker, covershoes dan jaslab. Terdapat 2 lantai area industri,

lantai pertama untuk proses filling, pelabelan produk dan juga area

packing serta gudang, dan lantai 2 adalah tempat produksi skala besar.

Hampir 90% proses produksi sudah otomatis menggunakan mesin, tetapi

tetap membutuhkan SDM sebagai operatornya

Lantai dalam pabrik ini menggunakan bahan catephoxy yaitu cat

yang khusus diformulasikan untuk melapisi lantai beton atau bahan

material lainnya agar lebih kuat, tidak mudah pecah oleh beban berat, dan

lebih bersih. Jika sudah mengering maka akan terbentuk lapisan tipis dan
keras. Lapisan ephoxy ini memiliki sifat kedap air dan tahan terhadap

bahan kimia.. Dilantai 2 terdapat 3 ruangan utama yaitu :

1. Ruang Mixing Produk Padat dan Cream

Produk yang din proses disini adalah sabun, handbody dan sampo.

Untuk sabun dapat menampung sampai dengan 500 kg bahan baku

untuk sekali produksi, waktu yang dibutuhkan untuk sekali

produksi kurang lebih 4-6 jam kerja, sedangkan untuk cream

kapasitasnya sampai 2 ton. Dari proses mixing ini kemudian bahan

setengah jadi akan di cetak di lantai 1.

2. Ruang Produksi Produk Halal

Perusahaan ini sudah memiiki produk yang tersertifikasi halal

MUI yaitu produk daun sirih dan minyak zaitun.

3. Ruang Produksi Cair

Kapasitas produksi mesin ini hingga 2 ton dan dapat menghasilkan

sampai 20.000 botol/ 10 ml.

Ruangan-ruangan yang berada di lantai 1 yaitu ruangan yang

digunakan untuk proses memasukkan produk ke dalam wadah dan

labelling. Di akhir proses labelling, akan ada staf yang bertugas untuk

mengecek kembali produk-produk tersebut. Jika ada label yang terlipat

atau miring maka akan dipisahkan dan dilakukan labelling ulang. Untuk

produk liquid, Produk akan dikemas terlebih dahulu kemudian baru

diberi label. Sebaliknya untuk produk liquid dan semi solid, wadah akan

diberi label terlebih dahulu selanjutnya diisi dengan produk. Hal

ini bertujuan agar tidak terjadi tumpahnya produk liquid dan semisolid

ketika proses labelling.


Proses Packaging merupakan proses selanjutnya yang akan

dilakukan diarea packing. Sebelum produk dimasukkan dalam wadah

tersier (kardus) akan adastaf yang bertugas untuk mengecek kembali

produk tersebut apakah sudah layakdipasarkan atau belum. Jika ada

kesalahan, maka produk tersebut akan dipisahkanuntuk dibenahi terlebih

dahulu. Begitu pula pada proses-proses sebelumnya, bahwa dalam setiap

akhir proses akan ada bagian QC (Quality Control) yang akan memeriksa

produk-produk tersebut sebelum melanjutkan ke proses selanjutnya.Hal

ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan yang terjadi. Setelah

produk selesai diproduksi, selanjutnya setelah produk telah siapuntuk

didistribusikan, sebelumnya produk akan disimpan terlebih dahulu

digudang penyimpanan. Ketinggian di gudang penyimpanan ini mencapai

12 meter.

Produk akan ditata dengan cara diurutkan sesuai abjad untuk

mempermudah proses pengambilan. Pengambilan ini juga menggunakan

kaidah FIFO (First In First Out) untuk mencegah adanya produk yang

kadaluwarsa karena terlalu lama berada di gudang penyimpanan. Tempat

terakhir dalam industri ini yaitu area untuk pengolahan limbah. Dalam

pengolahan limbah ini akan dipisahkan antara limbah padat dan cair.

PT.Victoria Care tidak mengolah limbah padat, melainkan akan

diberikan kepada pihak yang berwenang dan dipercaya serta telah

bersertifikasi untuk mengolahlimbah padat tersebut Sedangkan untuk

limbah cair akan diolah oleh IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)

yang berada di PT. Victoria Care itu sendiri.


Air limbah ini tidak akan langsung dibuang, melainkan akan diuji

terlebih dahulu dengan 2 cara. Cara pertama yaitu setelah air limbah ini

diolah kemudian akan disiramkan pada tanaman. Selanjutnya tanaman

akan dicek secara berkala apakah ada tanaman yang mati dan layu setelah

pemberian air limbah ini. Cara kedua yaitu akan dialirkan ke kolam ikan

lalu diperiksa kesehatan ikan tersebut secara berkala. Jika kedua pengujian

air limbah ini telah selesai, barulah air limbah akandibuang ke sungai.

Pengujian-pengujian ini perlu dilakukan agar tidak mencemarilingkungan

dan membahayakan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai