Anda di halaman 1dari 4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Syok hipovolemik adalah syok yang terjadi akibat berkurangnya atau penurunan volume cairan
dalam tubuh. Jenis syok ini adalah yang paling sering ditemui pada pasien di antara jenis syok
lainnya. Penyebab primernya adalah defisit volume darah sehingga perfusi ke jaringan
menurun.
Syok hipovolemik adalah terganggunya sistem sirkulasi akibat dari volume darah dalam
pembuluh darah yang berkurang. Hal ini bisa terjadi akibat perdarahan yang masif atau
kehilangan plasma darah.

Epidemiologi
Syok hipovolemik merupakan syok yang paling sering dijumpai pada anak, terjadi akibat
kehilangan cairan tubuh yang berlebihan. Penyebab tersering syok hipovolemik pada anak
adalah muntah, diare, glikosuria, kebocoran plasma (misalnya pada demam berdarah dengue),
sepsis, trauma, luka bakar, perdarahan saluran cerna, perdarahan intrakranial

Klasifikasi
1. Syok hipovolemik
2. Syok kardiogenik
3. Syok obstruktif
4. Syok distributif

Etiologi
Syok hipovolemik dapat terjadi akibat:
Kehilangan darah / syok hemoragik
 Hemoragik eksternal : trauma, pendarahan gastrointestinal
 Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks, hemoperitonium
Kehilangan plasma (Misalnya: luka bakar, dermatitis eksfoliatif, peritonitis)
Kehilangan cairan dan elektrolit
 Eksternal : muntah, diare, keringat berlebih, keadaan hiperosmolar (ketoasidosis
diabetik, koma hiperosmolar nonketotik)
 Internal : pankreatitis, asites, obstruksi usus

Patofisiologi
Syok hipovolemik kebanyakan akibat dari kehilangan darah akut sekitar 20% dari volume total.
Tanpa darah yang cukup atau penggantian cairan, syok hipovolemik dapat menyebabkan
kerusakan irreversible pada organ dan system.
Ketika mekanisme kompensasi gagal, syok hipovolemik terjadi pada rangkaian keadaan di
bawah ini:
1. Penurunan volume cairan intravascular
2. Pengurangan venous return, yang menyebabkan penurunan preload dan stroke volume
3. Penurunan cardiac output
4. Penurunan Mean Arterial Pressure (MAP)
5. Kerusakan perfusi jaringan
6. Penurunan oksigen dan pengiriman nutrisi ke sel
7. Kegagalan multisistem organ
Perdarahan merupakan penyebab tersering dari syok pada pasien-pasien trauma, baik oleh
karena perdarahan yang terlihat maupun perdarahan yang tidak terlihat. Perdarahan yang
terlihat, perdarahan dari luka, atau hematemesis dari tukak lambung. Perdarahan yang tidak
terlihat, misalnya perdarahan dari saluran cerna, seperti tukak duodenum, cedera limpa,
kehamilan di luar uterus, patah tulang pelvis, dan patah tulang besar atau majemuk.
Syok hipovolemik juga dapat terjadi karena kehilangan cairan tubuh yang lain. Pada luka bakar
yang luas, terjadi kehilangan cairan melalui permukaan kulit yang hangus atau di dalam lepuh.
Muntah hebat atau diare juga dapat mengakibatkan kehilangan banyak cairan intravaskuler.
Pada obstruksi ileus dapat terkumpul beberapa liter cairan di dalam usus. Pada diabetes atau
penggunaan diuretik kuat, dapat terjadi kehilangan cairan karena diuresis yang berlebihan.
Kehilangan cairan juga dapat ditemukan pada sepsis berat, pankreatitis akut, atau peritonitis
purulenta difus.
Pada syok hipovolemik, jantung akan tetap sehat dan kuat, kecuali jika miokard sudah
mengalami hipoksia karena perfusi yang sangat berkurang. Respons tubuh terhadap perdarahan
bergantung pada volume, kecepatan, dan lama perdarahan. Bila volume intravaskular
berkurang, tubuh akan selalu berusaha untuk mempertahankan perfusi organ-organ vital
(jantung dan otak) dengan mengorbankan perfusi organ lain seperti ginjal, hati, dan kulit. Akan
terjadi perubahan-perubahan hormonal melalui sistem renin-angiotensin-aldosteron, sistem
ADH, dan sistem saraf simpatis. Cairan interstitial akan masuk ke dalam pembuluh darah untuk
mengembalikan volume intravaskular, dengan akibat terjadi hemodilusi (dilusi plasma protein
dan hematokrit) dan dehidrasi interstitial.
Penyebab-penyebab syok hemoragik adalah trauma, pembuluh darah, gastrointestinal, atau
berhubungan dengan kehamilan.
Penyebab trauma dapat terjadi oleh karena trauma tembus atau trauma benda tumpul. Trauma
yang sering menyebabkan syok hemoragik adalah sebagai berikut: laserasi dan ruptur miokard,
laserasi pembuluh darah besar, dan perlukaan organ padat abdomen, fraktur pelvis dan femur,
dan laserasi pada tengkorak.
Kelainan pada pembuluh darah yang mengakibatkan banyak kehilangan darah antara lain
aneurisma, diseksi, dan malformasi arteri-vena.
Kelainan pada gastrointestinal yang dapat menyebabkan syok hemoragik antara lain:
perdarahan varises oesofagus, perdarahan ulkus peptikum, dan Mallory-Weiss tears.
Kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, yaitu kehamilan ektopik terganggu, plasenta
previa, dan solutio plasenta. Syok hipovolemik akibat kehamilan ektopik umum terjadi. Syok
hipovolemik akibat kehamilan ektopik pada pasien dengan tes kehamilan negatif jarang terjadi,
tetapi pernah dilaporkan.

Tatalaksana
Tujuan utama dalam mengatasi syok hipovolemik adalah (1) memulihkan volume intravascular
untuk membalik urutan peristiwa sehingga tidak mengarah pada perfusi jaringan yang tidak
adekuat. (2) meredistribusi volume cairan, dan (3) memperbaiki penyebab yang mendasari
kehilangan cairan secepat mungkin. Bila kondisi hipovolemia telah teratasi dengan baik,
selanjutnya pasien dapat diberi agen vasoaktif, seperti dopamine, dobutamine.
Penanganan syok hipovolemik adalah sebagai berikut:
1. Tentukan defisit cairan
2. Atasi syok: cairan kristaloid 20 mL/kgBB dalam 1/2 - 1 jam, dapat diulang
3. Sisa defisit: 50% dalam 8 jam pertama, 50% dalam 16 jam berikutnya
4. Cairan RL atau NaCl 0,9%
5. Kondisi hipovolemia telah teratasi/hidrasi, apabila produksi urin: 0,5-1 mL/ kgBB/jam

Pemberian cairan kristaloid 10 ml/kg secara bolus dapat dilakukan sambil menilai respon
tubuh. Pada syok hipovolemik, maka peninkatan volume intravaskular akan meningkatkan isi
sekuncup disertai penurunan frekuensi jantung. Pada kasus yang berat, pemberian ini dapat
diulangi 10 ml/kg sambil menilai respon tubuh. Pada umumnya anak dengan syok hipovolemik
mempunyai nilai CVP kurang dari 5 mm Hg. Pemberian cairan harus diteruskan hingga
mencapai normovolemik. Kebutuhan cairan untuk mengisi ruang intravaskular umumnya dapat
dikurangi bila digunakan cairan koloid.

Anda mungkin juga menyukai