Putri Astrid Indah Lestari, El Khobar Muhaemin Nazech, dan Djoko M. Hartono
Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia
Email: putriastridinda@gmail.com
Abstrak
Dalam pengelolaan sampah di RSUD Tarapkan telah dipisahkan antara sampah medis dan non-
medis. Untuk sampah non-medis, pengelolaannya belum terlaksana dengan baik disebabkan sarana
dan prasarana tidak memadai dan prosedur tetap dalam pengelolaan sampah tidak direncanakan
dengan baik. Oleh karena itu perlu adanya peraturan mengenai sistem pengelolaan sampah non-
medis melalui perumusan ulang Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-
medis berdasarkan konsep Green Hospital. Penelitian ini dilakukan dengan pengukuran sampel
(sampling) pada sampah gedung. Hasil sampling menunjukkan bahwa rata-rata timbulan gedung
sebesar 1,7 kg/bed/hari atau 12,4 L/bed/hari dengan komposisi sampah non-medis terdiri dari
63,8% organik, 14,34% kertas, 10,62% plastik, 5,62% popok dan pembalut, 3,8% styrofoam,
0,63% karet, 0,51% kaleng, 0,41% kaca, 0,21% kain, dan 0,06% kayu. Perancangan Standard
Operating Procedure (SOP) pengelolaan sampah non-medis meliputi pewadahan, pengumpulan,
pemindahan, pengangkutan, pengolahan, dan pengangkutan akhir. Dalam pengolahan sampah,
terdapat rencana penerapan pengomposan dan pemanfaatan sampah anorganik.
Abstract
In waste management in Tarakan Hospital had separated between the medical and non-medical
waste. For non-medical solid waste, the management has not done well due to inadequate
infrastructure and procedures remain in the non-medical solid waste management is not well
planned. Therefore, standard of non-medical waste management system is required
byreformulatinga Standard Operating Procedure (SOP) of non-medical solid waste based on the
concept of Green Hospital. Research on non-medical solid waste Tarakan Hospital performed with
sample measurement on building waste. Based on the results of measurements, the rate of
generation of hospital building is 1,7 kg/bed/day or 12,4 L/bed/day with non-medical solid waste
composition consisted of 63,8% organic, paper 14,34%, 10,62% plastic, 5,62% diapers and pads,
3,8% styrofoam, rubber 0,63%, 0,51% tin, 0,41% glass, 0.21% textile, and 0.06% wood.
Designing Standard Operating Procedure (SOP) for non-medical solid waste management includes
storage, collection, transfer, transportation, treatment, and final disposal. There are two plans for
non-medical solid waste treatment, it is composting and utilization of inorganic waste.
Key Words: Building Solid Waste; Non-Medical Solid Waste;Solid Waste Composition; Solid
Waste Generation;Standard Operating Procedure
1
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORITIS
Menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah
didefinisikan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat. Sedangkan berdasarkan SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara
Teknik Operasional Pengelolaan Sampah Perkotaan, sampah atau limbah padat
adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas bahan organik dan bahan anorganik
yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan
lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.
Timbulan sampah adalah jumlah atau banyaknya sampah yang dihasilkan
oleh manusia pada suatu daerahdalam satuan volume maupun berat per kapita
perhari, atau perluas bangunan, atau perpanjang jalan. Komposisi sampah adalah
komponen fisik sampah seperti sisa-sisa makanan, kertas, karbon, kayu, kain
tekstil, karet kulit, plastik, logam besi-non besi, kaca dan lain-lain Sampah yang
dihasilkan dapat dibedakan berdasarkan komposisi dan sumbernya. Dari keadaan
fisiknya sampah dapat diklaSifikasikan dalam dua jenis, yaitu:
a. Sampah Organik, sampah yang mengandung senyawa organik, tersusun atas
unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen. Sampah organik memiliki
3
4
5
6
7
METODE PENELITIAN
Data
8
masing sumber yang berasal dari gedung diangkut ke TPS. Sedangkan untuk
pengukuran komposisi sampah, sampel diambil secara acak dari setiap lantai di
gedung rumah sakit dengan total sampel sebanyak 91-136 kg (ASTM D 5231-92)
untuk kemudian dipilah sesuai dengan komposisinya.
Analisis Data
Setelah memperoleh data primer dan sekunder, akan dibuat pengolahan
data terkait data timbulan dan komposisi sampah non-medis yang dihasilkan,
dengan perhitungan sebagai berikut:
9
Gedung Depan
Basement 99,35 0
1 58,46 0
2 60,70 19
3 82,56 92
4 25,20 15
5 63,80 48
6 55,40 48
7 69,50 48
8 76,69 48
Gedung Belakang
1 9,71 0
2 7,65 0
3 3,81 0
5 17,33 32
6 25,65 24
7 30,58 30
Total 686,39 404
Timbulan (kg/bed/hari) 1,7
Sumber: Hasil Pengolahan, 2013
Timbulan sampah non-medis RSUD Tarakan sebesar 1,7 kg/bed/hari. Nilai ini sesuai
dengan nilai rata-rata produksi limbah rumah sakit di negara-negara berkembang yang
berkisar 1-3 kg/bed/hari. Sebagai perbandingan timbulan antar gedung rumah sakit, RSUD
Tarakan dibandingkan dengan beberapa Rumah Sakit di Bandung. Timbulan rumah sakit dari
data yang dihasilkan pada tahun 1994 di Bandung sebesar 7,86 L/bed/hari. Sedangkan RSUD
Tarakan memiliki jumlah timbulan sebesar 12,4 L/bed/hari dengan timbulan lebih besar. Hal
ini disebabkan perbedaan lokasi rumah sakit yang menjadi penyebab kepadatan penghuni
RSUD Tarakan jauh lebih tinggi dan perbedaan sistem pengelolaan serta pengolahan sampah.
Pengukuran komposisi sampah dilakukan menggunakan metode berat sesuai dengan
SNI 19-3964-1994 serta ASTM D5231-92 Standard Test Method for Determination of
theComposition of Unprocessed Municipal Solid Waste. Berat contoh sampah yang diambil
adalah 91 – 136 kg yang berasal dari kantong khusus non-medis dari setiap sumber timbulan
gedung, lalu digabungkan menjadi satu. Contoh sampah dimasukkan ke dalam kotak
12
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
pengukur sebanyak 4 kali. Kemudian sampel dipilah berdasarkan jenis komponen sampah dan
ditimbang. Komposisi contoh sampah ditunjukkan pada tabel berikut :
13
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
Sistem pewadahan sampah di RSUD Tarakan yang telah sesuai dengan peraturan :
Sistem pemindahan sampah di RSUD Tarakan yang telah sesuai dengan peraturan :
Sedangkan sistem pemindahan yang tidak sesuai dengan peraturan yaitu rute
pengangkutan melewati jalur yang biasa dilalui pasien.
Sistem pembuangan sampah di RSUD Tarakan yang telah sesuai dengan peraturan :
Sedangkan sistem pembuangan yang tidak sesuai dengan peraturan antara lain:
Pada RSUD Tarakan belum terdapat upaya pengolahan sampah domestik sebelum
dibawa truk pengangkut menuju TPST Bantargebang. Pengolahan dengan penerapan
pengomposan dan pemanfaatan sampah anorganik akan direncanakan dalam area TPS RSUD
Tarakan. Untuk pemanfaatan sampah anorganik dilakukan dengan mengoptimalisasi
pemilahan di sumber dan memisahkan sampah yang laku dijual. Pengomposan ditiadakan
karena tidak ada tenaga pengolah sampah. Untuk memenuhi target organik yang akan
dikomposkanakan direncanakan metode baru dalam pengomposan. Pemilihan metode
pengomposan disesuaikan dengan luas lahan yang dibutuhkan, jumlah timbulan sampah
organik yang dihasilkan, dan jumlah alat yang diperlukan. Diperkirakan sistem Rotary Kiln
paling tepat untuk diaplikasikan.
14
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
Pengelolaan sampah yang dilakukan di RSUD Tarakan diatur oleh Instalasi Sanitasi.
Pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan sampah non-medis RSUD Tarakan
adalah PT PP Dirganeka dengan kontrak yang berlaku sejak 1 Maret 2013 sampai 1 Maret
2014.Keseluruhan biaya sistem pengelolaan sampah ditanggung oleh PT PP Dirganeka.
15
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
Pewadahan
1. Tempat sampah non-medis diletakkan berjauhan dari tempat sampah medis
2. Sampah non-medis dipisah antara sampah organik dan sampah anorganik sehingga
terdapat dua tempat sampah untuk sampah non-medis.
• Sampah organik memiliki sifat mudah membusuk contohnya daun-daunan, sayuran,
buah-buahan serta sampah sisa makanan.
• Sampah anorganik sulit membusuk. Contoh sampah anorganik adalah plastik, kaca,
besi, sebagian jenis kertas dan lain-lain.
• Pewadahan dibedakan menjadi 2 warna berbeda, yaitu hijau untuk sampah organik
dan hitam untuk sampah anorganik
• Pewadahan dapat juga dibedakan dengan 2 warna berbeda lainnya, seperti orange dan
biru yang terdapat ruang tunggu. Untuk pewadahan di depan ruang perawatan
disediakan 2 wadah dengan warna berbeda
• Label untuk sampah non-medis dibedakan menjadi sampah organik dananorganik
dengan keterangan jenis sampah masing-masing.
3. Tempat sampah non-medis bertutup dan berkantong plastik. Menyediakan kantong plastik
dengan 3 warna berbeda, yaitu hitam untuk sampah non-medis anorganik, hijau untuk
sampah non-medis organik, dan kuning untuk sampah medis.
4. Untuk tempat sampah anorganik, diberi sekat antara sampah yang akan dijual dengan
sampah yang tidak laku dijual
• Sampah laku dijual, misalnya botol, gelas plastik, kaleng minuman, kemasan
minuman kertas, kardus, dan sebagian kertas lainnya dengan kondisi kering dan
bersih.
• Sampah tidak laku dijual, misalnya plastik kemasan, kresek, logam, kaca, kayu,
tekstil, karet, tissue.
Pengumpulan
1. Mengumpulkan sampah dari setiap ruangan 3 kali sehari atau setiap akhir shift kerja dari
petugas kebersihan atau dapat dilakukan setelah isi wadah sepenuh 2/3 wadah.
2. Mengikat dan membawa kantong plastik yang dikumpulkan menjsdi satu dalam sulo
khusus sampah non-medis dan mengganti kantong plastik dengan yang baru.
16
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
a. Menyiapkan sampah organik yang telah berukuran kecil (10-50 mm atau 5 cm).
b. Memasukan sampah organik ukuran kecil ke dalam tabung reaktor kompos
c. Menyiapkan larutan mikroba Green Phosko® sebanyak 1 kg dan menambahkan gula
pasir sebanyak 9 sendok makan dan larutkan dalam air (50-100 liter). Mengaduknya
sampai rata dan mendiamkan larutan selama 2-4 jam.
d. Menyiramkan larutan pada langkah 3 ke atas tumpukan sampah pada tabung reaktor
kompos.
e. Mencampurkan penggembur (bulking agent) Green Phosko® sebanyak 30 kg dan
mengaduknya sampai rata dengan menghidupkan (on/off) mesin penggerak selama 15
menit sekali. Melakukan pembalikan kompos sebanyak 5 kali sehari dengan
menghidupkan mesin.
f. Melakukan pengecekan pada hari ke-2 dan 3. Jika temperatur mencapai lebih dari
55ºC, maka perlu memutar exhaust fan agar suhu berada pada 30-50ºC. (Keterangan:
17
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
Suhu 55ºC dapat membunuh bakteri Fecal coliform. Namun, apabila dalam kompos
terdapat bakteri Salmonella sp maka suhu yang diperlukan sebesar 65ºC)
g. Mengeluarkan kompos pada hari ke-5 dan 7 jika suhu <30C, dan memasukannya ke
dalam karung PE dan ditumpuk di tempat yang teduh.
h. Mengayak kompos yang telah matang setelah 7 hari penyimpanan agar terpisah antara
butiran kecil dan besar.
3. Sampah anorganik yang dapat dimanfaatkan menjadi hak milik pihak ketiga dengan
mendapat kesepakatan dengan pihak rumah sakit terlebih dahulu.
Pengangkutan Akhir
1. Truk pengangkut sampah mengambil sampah dari TPS menuju TPST Bantargebang setiap
hari di atas pukul 11 malam.
2. Pembayaran retribusi pengangkutan sampah ini dilakukan setiap awal bulan
3. Mencatat volume sampah yang berkurang dan sampah yang diangkut
KESIMPULAN
18
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
15.00-17.00. TPS dibuat dengan konstruksi dinding semen dan beratap. Kontainer
berpenutup rapat dan kapasitasnya dapat menampung timbulan sampah. Memiliki 2
kontainer yang terdiri dari kontainer untuk sampah organik dan sampah anorganik.
Sampah organik diolah menjadi kompos. Sebagian sampah anorganikdapat dijual.
Pengangkutan ke TPST Bantargebang setelah pukul 11 malam.
SARAN
Dalam penelitian ini perlu diberikan beberapa saran, yaitu:
• Menerapkan secara konsisten SOP ini dengan partisipasi aktif seluruh petugas kebersihan
dan pihak lainnya.
• Menambahkan aspek peran serta dan aspek lainnya pada SOP yang telah direkomendasi.
• Menghimbau kepada setiap penghuni rumah sakit dan petugas kebersihan untuk
minimisasi limbah, membersihkan wadah dan sulo secara berkala, serta melakukan
pengolahan sampah dengan kerja sama yang baik.
• Adanya penelitian lebih lanjut tentang sistem pengelolaan sampah non-medis dengan
menambah jumlah sampel penelitian sampah taman dan halaman RSUD Tarakan Jakarta
agar dapat merancang pembangunan TPS berkonstruksi dinding semen.
• Area TPS tidak lagi digunakan sebagai area parkir motor
DAFTAR REFERENSI
Ditjen PPM & PLP. (2004). Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1204/Menkes/SK/X/2004. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
Haug, T.Roger. (1993). The Practical of Compost Engineering. United States of America:
CRC Press LLC.
19
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013
Tchobanoglous, G. & Frank Kreith. (2002). Handbook Of Solid Waste Management Second
Edition. New York: McGraw-Hill.
Tchobanoglous George, Hilary Theisen & Samuel A. Vigil (1993). Integrated Solid Waste
Management: Engineering Principles and Management Issues. Singapore: McGraw-
Hill Co.
Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
www.gbcindonesia.org.
www.pdpersi.co.id.
20
Analisis blue…, Anindyasari Adhikaputri, FE UI, 2013