1. Manajemen operasi adalah tiga fungsi utama dari setiap organisasi, dan secara integral
terkait dengan semua fungsi bisnis lainnya. Bagaimana orang mengorganisir diri
untuk usaha produktif.
2. Untuk mengetahui bagaimana barang dan jasa yang dihasilkan.
3. Untuk memahami apa yang manajer operasi dilakukan.
4. Operasi manajemen adalah suatu bagian mahal dari sebuah organisasi. Hal ini juga
memberikan kesempatan besar bagi sebuah organisasi untuk mengingatkan
profitabilitas dan meningkatkan layanan kepada masyarakat.
Jadi, operasi telah didefinisikan sebagai sistem transformasi atau proses yang
mengubah input menjadi output. Ketika proses transformasi yang terjadi, ada nilai yang
dimassukkan. Nilai mengambil bentuk sebagai output barang atau jasa. Manajemen operassi
ini juga sangat membantu bagi para manajer untuk memahami pentingnya kegiatan operasi
yang efektif dari suatu organisasi.
Manajemen Kualitas
Dalam kehidupan pasar, kualitas dapat ditentukan oleh pelanggan karena produk yang
ada diciptakan untuk pelanggan. Untuk meraih kkualitas tersebut perlu diterapkan suatu
manajemen kualitas. Menurut ISO 8402 (Quality Vocabulary) Mendefinisikan manajemen
kualitas sebagai semua aktivitas dari fungsi manajemen secara keseluruhan yang
mmenentukan kebijaksanaan kualitas, tujuan dan tanggung jawab serta
mengimplementasikannya melalui alat-alat sebagai berikut;
Jadi sistem manajemen kualitass ini berfokus pada konsistensi dari setiap proses kerja
yang ada untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar. Dalam menciptakan sebuah
sistem manajemen yang berkualitas dibutuhkan sebuah tahapan-tahapan proses yang harus
dilakukan, hal tersebut dikenal sebagai PDCA (Plan-Do-Check-Act). Gaspersz (2012:35)
PDCA dapat dijabarkan sebagai berikut;
3.4.Pengecekan
Tindakan 1.2. Perencanaan
Pelaksanaan
Apakah
Mengimplementasikan
rencananya Mengidentifikasi
Menguji rencana masalah
berjalan?
rencana, dokumen dan membuat rencana
Gambar 1. Alur Plan-Do-Check-Act
Sumber: (Heizer dan Render, 2015: 248)
Kualitass adalah istilah yang berarti hal-hal yang berbeda untuk orang-orang yang
berbeda. Kualitas sebagai keseluruhan fitur dan karakteristik sebuah barang atau jasa yang
menggunakan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan yang tertulis atau tersirat.
Mmendefinisikan ekspektasi kualitass adalah penting untuk operasional yang efektif dan
efisien. Kualitass memerlukan pembangunan lingkungan manajemen kualitass total (TQM)
karena kualitas tidak dapat diinspeksi ke dalam sebuah produk. Secara umum kualitass
didefinisikan terhadap lima pendekatan utama yakni (Gesperz, 2012: 1-2);
1. Transcendent quality adalah suatu kondisi ideal menuju keunggulan
2. Product-based quality adalah suatu atribut produk yang memenuhi kualitas
3. User-based quality adalah kesesuaian atau ketepatan dalam penggunaan produk
(barang atau jasa)
4. Manufacturing-based qualiity adalah kesesuaian terhadap persyaratan standar
5. Value-based quality adalah derajat keunggulan pada tingkat harga yang kompetitif.
Kualitas tersebut sudah mewakili lima sudut pandang atau pendekatan kualitass yakni,
1. Kualitas sudut pandang keadaan yang sukar untuk diukur atau bersifat abstrak
dimana suatu kualitas diukur berdassarkan kondisi yang sedang berlangsung dan
terdapat standar-standar untuk pencapaian kualitas
2. Kualitas diukur menurut atribut-atribut dari produk itu sendiri seperti bentuk kemasan
dan sebagainya. Hal tersebut menjadi tolok ukur suatu barang berkualitas atau tidak
3. Bagaimana suatu barang digunakan atau kesesuaian penggunaan barang terkait
dengan penggunanya
4. Kesesuaian proses produksi terhadap prosedur atau ketentuan-ketentuan dalam proses
produksi
5. Kesesuaian harga dengan nilai suatu barang atau jasa yang diberikan.
Stevenson dan chuong (2014:10) mengatakan, “Kualitas produk sering dinilai dalam enam
dimensi kualitas, sebagai berikut” :
1. Fitur khusus: karakteristik tambahan
2. Kesesuaian: seberapa baik suatu produk atau jasa sesuai dengan spesifikasi
3. Keandalan: konsistensi kinerja
4. Ketahanan: masa manfaat dari produk atau jasa
5. Persepsi kualitas: evaluasi langsung kualitas(misalnya reputasi)
6. Kemampuan pelayanan: penanganan keluhan atau perbaikan
Biaya Kualitas
Prevention Cost
Biaya ini muncul untuk mencegah terjadinya kualitas buruk dalam proses produk atau
jasa yang dihassilkan. Ketika biaya pencegahan meningkat, maka diharapkan biaya kegagalan
akan menurun. (biaya untuk menjaga failure & appraisal cost minimum). Contoh:
perencanaan kualitas, review produk baru, pengendalian proses untuk menentukan status
proses, audit kualitas, evaluasi kualitas supplier, training.
Appraisal Cost
Biaya ini muncul untuk menentukan apakah produk atau jasa sesuai dengan
kebutuhan pelanggan atau spesifikasi mereka. Tujuan utama dari fungsi penilaian adalah
menghindari dikirimnya barang-barang yang tidak sesuai dengan kualitas kepada para
pelanggan. Contoh : inspeksi dan uji material, inspeksi & uji akhir, audit kualitas produk,
menjaga akurasi peralatan inspeksi evaluasi inventori (cek degradasi).
Membandingkan kesesuaian dari produk yang dibuat dengan standar yang telah
ditetapkan. Bertindak bila perlu (acting when necessary). Mengoreksi masalah dan
penyebabnya melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Merencanakan
perbaikan (planning for improvement). Merencanakan suatu upaya yang berlanjut untuk
memperbaiki standar biaya, kinerja, keamanan dan keandalan.
Pengendalian Kualitas
Rusdiana (2014:221), pengendalian kualitas adalah teknik dan aktivitas operasional
yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Berdasarkan pengertian diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pengendalian kualitas adalah suatu teknik dan aktivitas atau
tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan dan mengaitkan
kualitas suatu produk dan jasa agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dan dapat
memenuhi kepuasan konsumen.
Perusahaan menghasilkan output untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
akan kepuasan, sehingga output yang dihasilkan seharusnya dapat memuaskan konsumen.
Oleh karena itu produk bisa diartikan sebagai kepuasan yang ditawarkan produsen
(perusahaan) kepada konsumen.
Untuk dapat mencapai maksud tersebut maka sudah selayaknya perusahaan
memfokuskan diri pada pengembangan keunggulan bersaing melalui strategi bisnis,
diantaranya pembedaan (differensiasi), biaya rendah (kepemimpinan biaya), respon cepat
(rapaid response) atau kombinasi diantara kerja strategi tersebut. Suatu produk yang
diciptakan baik berupa barang atau jasa pada umumnya mengalami tahapan kehidupan
produk (PLC = Produk Life Cycle).