Anda di halaman 1dari 6

Modul 02: Elektronika Dasar

Alat Ukur, Rangkaian Thévenin, dan Rangkaian Tapis

Reza Rendian Septiawan


February 4, 2015

Pada praktikum kali ini kita akan mempela- 1.1 Multimeter analog dan digital
jari tentang beberapa hal mendasar dalam dunia
Secara umum, tiga besaran listrik yang paling pent-
elektronik, yaitu tentang penggunaan alat ukur,
ing dan paling sering diukur adalah arus, tegan-
pembuatan rangkaian Thévenin, dan tentang tapis
gan, dan hambatan. Ketiga besaran tersebut da-
pasif sebagai salah satu rangkaian elektronik pal-
pat diukur masing-masing oleh Ammeter, Volt-
ing sederhana. Adapun keluaran yang diharap-
meter, dan Ohmmeter. Namun seiring dengan
kan dari praktikum kali ini adalah praktikan men-
berkembangnya teknologi, ketiga alat ukur tersebut
genal berbagai komponen elektronik pasif seperti
saat ini biasanya digabungkan menjadi satu buah
resistor dan kapasitor; praktikan dapat menggu-
alat yang dinamakan multimeter. Selain mengukur
nakan alat ukur (multimeter analog, digital, dan
arus, tegangan, dan hambatan, biasanya multime-
osiloskop), catu daya, dan signal generator untuk
ter dapat mengukur besaran listrik lainnya yang
mengukur besaran-besaran listrik dan melakukan
terkait, seperti frekuensi. Multimeter terdiri dari
analisis dasar terhadap rangkaian elektronik; prak-
dua buah jenis multimeter, yaitu multimeter ana-
tikan dapat memahami dan membuat rangkaian
log dan digital. Fungsi keduanya sama, yaitu untuk
Thévenin serta penggunaannya; dan praktikan da-
mengukur berbagai besaran listrik. Namun cara
pat memahami, membuat, dan melakukan analisis
penggunaan keduanya sedikit berbeda.
terhadap berbagai rangkaian tapis pasif sederhana.

1 Alat Ukur

Alat ukur memainkan peran yang sangat pent-


ing di dunia elektronik mengingat fungsinya untuk
mengukur berbagai besaran listrik dan melakukan
analisa terhadap rangkaian elektronik. Mengingat
peranannya yang penting, alat ukur harus men-
galami proses kalibrasi untuk memastikan akurasi
pengukurannya. Alat ukur paling dasar yang ser- Gambar 1: Contoh dari multimeter (a) analog, dan
ing digunakan adalah multimeter (atau sering dike- (b) digital (diambil dari http://overseas.sanwa-
nal dengan nama AVOmeter). Untuk mengamati meter.co.jp/items/index.php).
bentuk gelombang yang mengalir dalam rangkaian
elektronik kita dapat menggunakan osiloskop. Baik
multimeter dan osiloskop keduanya memiliki tipe
1.2 Osiloskop
analog maupun digital. Pada praktikum kali ini
kita akan mempelajari tentang penggunaan multi- Seperti halnya multimeter, osiloskop juga memi-
meter analog dan digital, serta osiloskop. liki fungsi untuk mengukur besaran listrik. Na-

1
Modul 02: Elektronika Dasar halaman 2

mun perbedaannya, keluaran utama dari osiloskop tuk menentukan nilai hambatan dari resistor da-
adalah dalam bentuk isyarat tegangan terhadap pat dilakukan dengan membaca warna gelang yang
waktu. Dengan menggunakan keterampilan dalam terdapat di permukaan resistor, atau dengan mem-
membaca, melakukan setting, dan merangkai alat baca kode yang tertulis pada resistor bertipe balok
ukur, osiloskop dapat digunakan untuk melakukan (power resistor) dan tipe SMD. Terdapat juga re-
berbagai macam analisis rangkaian listrik, seperti sistor yang dapat diubah-ubah nilai hambatannya.
menghitung frekuensi gelombang, beda fasa gelom- Beberapa jenis dari resistor variabel adalah trim-
bang, dan analisa bentuk gelombang. Osiloskop bi- mer dan potensiometer.
asanya memiliki lebih dari satu buah channel pen-
gukuran, sehingga pengguna bisa melakukan kom-
parasi dari lebih dari satu pengukuran dalam waktu
yang bersamaan.

Gambar 2: Contoh dari osiloskop (diambil dari Gambar 3: Berbagai jenis resistor, (a) resis-
http://www.gwinstek.com). tor 5 gelang, (b) resistor 4 gelang, (c) resistor
balok, (d) potensiometer putar, (e) potensiome-
ter geser, dan (f) resistor SMD (diambil dari
http://www.resistorguide.com).
2 Komponen Pasif
Secara umum komponen dalam dunia elektronik
terbagi menjadi dua golongan, yaitu komponen ak- 2.2 Kapasitor
tif dan komponen pasif. Komponen aktif adalah
komponen yang membutuhkan catu daya untuk da- Kapasitor merupakan komponen elektronik pasif
pat bekerja, contohnya adalah IC op-amp. Sedan- yang berfungsi untuk menyimpan energi listrik [3].
gkan komponen pasif adalah komponen yang tidak Pada intinya, kapasitor terbuat dari dua buah lem-
membutuhkan daya untuk dapat bekerja. Beber- peng pelat konduktor yang dipisahkan oleh mate-
apa komponen yang tergolong sebagai komponen rial insulator dielektrik. Besarnya kapasitansi dari
pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor. Pada kapasitor dipengaruhi oleh luas penampang pelat,
praktikum kali ini kita akan memfokuskan pemba- jarak antara kedua pelat, dan koefisien dielektrik
hasan kita pada resistor dan kapasitor. dari material insulator, sesuai persamaan berikut:

2.1 Resistor r 0 A
C= (1)
d
Resistor merupakan komponen pasif yang berfungsi
untuk membatasi besarnya arus yang mengalir dengan C adalah nilai kapasitansi, r adalah per-
dalam rangkaian. Terdapat beberapa jenis resis- mitivitas relatif material dielektrik, 0 adalah per-
tor sesuai dengan material pembuatnya, antara lain mitivitas dalam kondisi vakum, A adalah luas pe-
yang berjenis wirewound, carbon composition, car- nampang pelat, dan d adalah jarak antara kedua
bon film, metal film, metal oxide, dan foil [2]. Un- pelat.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 02: Elektronika Dasar halaman 3

Untuk menghitung tegangan pengganti Eth pada


rangkaian yang terdapat di Gambar 5 kita dapat
menggunakan perhitungan pembagi tegangan, se-
hingga:
R3
Eth = Vs (2)
R1 + R3
Sedangkan untuk menghitung hambatan pengganti
Rth kita dapat menganggap bahwa Vs di-short-kan,
sehingga didapat:

Gambar 4: Berbagai jenis kapasitor (diambil dari Rth = (R1//R3) + R2 (3)


http://www.capacitorguide.com).
4 Rangkaian Tapis
3 Rangkaian Thévenin Rangkaian tapis merupakan rangkaian yang dapat
meloloskan gelombang pada rentang frekuensi ter-
Dalam [1] dinyatakan tentang teorema Thévenin tentu. Pada dasarnya terdapat dua jenis rangkaian
yang berbunyi: tapis, yaitu tapis lolos rendah (low-pass filter ) dan
tapis lolos tinggi (high-pass filter ). Dua jenis tapis
”Semua rangkaian listrik linear yang lainnya (band-pass filter dan band-stop filter ) bisa
hanya terdiri dari sumber arus dan ham- dibuat dengan merangkaikan LPF dan HPF secara
batan saja dapat digantikan pada termi- seri dan paralel.
nal A-B oleh sumber tegangan pengganti
Vth yang dihubungkan seri dengan ham-
4.1 Low-Pass Filter (LPF)
batan pengganti Rth .”
Tapis lolos rendah merupakan rangkaian yang da-
Untuk mencari tegangan pengganti Vth , rangka- pat meloloskan gelombang yang memiliki frekuensi
ian listrik harus dibuat dalam kondisi rangkaian lebih rendah dari frekuensi potong rangkaian terse-
terbuka, dan tegangan tersebut diukur pada titik but. Rangkaian LPF sederhana dapat dilihat pada
A-B. Sedangkan untuk mencari hambatan peng- Gambar 6.
ganti Rth rangkaian listrik dibuat terbuka, dengan
sumber tegangan dibuat seolah-olah dalam kondisi
short-circuit, dan hambatan pengganti merupakan
besarnya hambatan yang terukur pada titik A-B.

Gambar 6: Rangkaian LPF sederhana (diambil dari


http://en.wikipedia.org/wiki/Low-pass filter).

Rangkaian LPF yang ideal seharusnya da-


pat meloloskan sinyal dengan frekuensi dibawah
frekuensi potongnya tanpa peredaman sama sekali
dan meredam total seluruh sinyal dengan frekuensi
diatas frekuensi potongnya. Untuk mengetahui
frekuensi potong dari rangkaian tapis kita dapat
menghitungnya melalui persamaan berikut ini:
Gambar 5: Contoh rangkaian listrik (a) serta
1
rangkaian setara Thévenin-nya (b). ωp = (4)
RC

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 02: Elektronika Dasar halaman 4

atau 4.2 High-Pass Filter (LPF)


1
fp = (5)
2πRC Tapis lolos tinggi merupakan rangkaian yang da-
Karakteristik dari suatu rangkaian tapis dapat dili- pat meloloskan gelombang yang memiliki frekuensi
hat dari tanggapan amplitudonya (G(ω)). Tangga- lebih tinggi dari frekuensi potong rangkaian terse-
pan amplitudo biasa dinyatakan dalam satuan de- but. Rangkaian HPF sederhana dapat dilihat pada
sibel (dB). Perhitungan tanggapan amplitudo dari Gambar 9.
rangkaian dapat dihitung melalui persamaan:
 
Vo
G(ω) = |Ḡ(ω)| = 20 log (6)
Vi
Adapun kurva tanggapan amplitudo dan tangga-
pan fasa dari rangkaian tapis lolos rendah dapat
dilihat pada Gambar 7. Gambar 9: Rangkaian HPF sederhana (di-
ambil dari http://en.wikipedia.org/wiki/High-
pass filter).

Rangkaian HPF yang ideal seharusnya da-


pat meloloskan sinyal dengan frekuensi dibawah
frekuensi potongnya tanpa peredaman sama sekali
dan meredam total seluruh sinyal dengan frekuensi
diatas frekuensi potongnya. Untuk menghitung
frekuensi potong dan tanggapan amplitudo dari
HPF tetap dapat menggunakan 4, 5, dan 6
Adapun kurva tanggapan amplitudo dan tang-
gapan fasa dari rangkaian tapis lolos rendah dapat
dilihat pada Gambar 10.
Gambar 7: Kurva bode plot dari LPF
(diambil dari http://www.electronics-
tutorials.ws/filter/filter 2.html).

Selain sebagai tapis lolos rendah, rangkaian pada


Gambar 6 juga dapat berfungsi sebagai integrator
jika diberikan sinyal masukan berupa sinyal kotak.

Gambar 10: Kurva bode plot dari HPF


(diambil dari http://www.electronics-
tutorials.ws/filter/filter 3.html).

Gambar 8: Rangkaian LPF sebagai inte- Selain sebagai tapis lolos tinggi, rangkaian pada
grator (diambil dari http://www.electronics- Gambar 9 juga dapat berfungsi sebagai diferensi-
tutorials.ws/filter/filter 2.html). ator jika diberikan sinyal masukan berupa sinyal
kotak.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 02: Elektronika Dasar halaman 5

4.4 Band-stop Filter


Tapis henti pita merupakan suatu rangkaian tapis
yang dapat meloloskan semua sinyal kecuali sinyal
yang frekuensinya berada pada rentang tertentu
saja. Tapis jenis ini dapat dibuat dengan meng-
gabungkan HPF dan LPF secara paralel.

Gambar 11: Rangkaian HPF sebagai difer-


ensiator (diambil dari http://www.electronics-
tutorials.ws/filter/filter 3.html).

Gambar 14: Skema dari


4.3 Band-pass Filter band-stop filter (diambil dari
http://www.allaboutcircuits.com/vol 2/chpt 8/
Tapis lolos pita merupakan suatu rangkaian 5.html).
tapis yang hanya dapat meloloskan sinyal yang
frekuensinya berada pada rentang tertentu saja.
Tapis jenis ini dapat dibuat dengan meng-
gabungkan HPF dan LPF secara seri.

Gambar 12: Skema dari


band-pass filter (diambil dari
http://www.allaboutcircuits.com/vol 2/chpt 8/ Gambar 15: Kurva tanggapan amplitudo
4.html). ideal dari band-pass filter (diambil dari
http://en.wikipedia.org/wiki/Band-stop filter).

5 Percobaan
5.1 Pengenalan, kalibrasi, dan peng-
gunaan alat ukur
Perhatikan penjelasan dan peragaan asisten men-
genai alat ukur. Mohon penjelasan asisten diper-
hatikan dengan baik karena semua alat ukur terse-
but akan sering digunakan. Jika ada pertanyaan
atau hal yang kurang jelas, bisa langsung di-
tanyakan pada asisten.
Gambar 13: Kurva tanggapan ampli-
Setelah asisten selesai menjelaskan tentang alat
tudo dari band-pass filter (diambil dari
ukur, praktikan dapat mencoba untuk melakukan
http://en.wikipedia.org/wiki/Band-pass filter).
kalibrasi dan pengukuran sendiri dengan menggu-
nakan alat ukur tersebut.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital


Modul 02: Elektronika Dasar halaman 6

5.2 Rangkaian Thévenin 4. Lakukan langkah yang sama untuk bentuk


sinyal masukan kotak.
1. Buatlah rangkaian seperti yang tampak pada
Gambar 5 dengan nilai hambatan 1 kΩ, 10 kΩ,
dan 4.7 kΩ lalu ukur tegangan Thévenin dan 5.3.2 HPF
hambatan Thévenin-nya. Hitunglah juga se- Lakukan langkah percobaan yang sama seperti un-
cara teoritis, dan bandingkan dengan hasil tuk rangkaian LPF, namun tentu saja dengan ben-
pengukuran. Ulangi percobaan untuk tiga tuk rangkaian HPF.
kombinasi resistor yang berbeda.
2. Dengan menggunakan salah satu kombinasi 5.3.3 BPF
rangkaian Thévenin, cobalah untuk melakukan Rangkaikan rangkaian LPF dan HPF secara seri.
pembebanan dengan menggunakan hambatan Pilihlah nilai R dan C yang sesuai masing-masing
variabel yang disediakan. Pastikan nilai re- untuk LPF dan HPF yang bisa digunakan untuk
sistansi dari hambatan beban diukur terlebih rangkaian BPF. Lakukan langkah pengerjaan yang
dahulu sebelum disambungkan ke rangkaian. sama seperti sebelumnya.
Ulangi percobaan untuk 10 nilai ham-
batan beban yang berbeda-beda.
5.3.4 BSF
3. Hubungkan pin keluaran signal generator (SG) Rangkaikan rangkaian LPF dan HPF secara par-
dengan osiloskop. Setel agar keluaran dari SG alel. Pilihlah nilai R dan C yang sesuai masing-
terbaca 5 V pp. Hubungkan SG dengan ham- masing untuk LPF dan HPF yang bisa digunakan
batan variabel. Atur besarnya hambatan agar untuk rangkaian BSF. Lakukan langkah pengerjaan
besarnya sinyal yang terbaca menjadi 2.5 V pp. yang sama seperti sebelumnya.
Ukur besranya hambatan dari hambatan vari-
abel tersebut. Ulangi percobaan untuk
frekuensi 100 Hz, 1 kHz, dan 10 kHz. Referensi
4. Ukur besarnya hambatan dalam dari SG pada [1] L. Thévenin, Sur un nouveau théorème
frekuensi 100 Hz, 1 kHz, dan 10 kHz. d’électricité dynamique (On a new theorem of
Pastikan SG dalam kondisi mati dan tidak ter- dynamic electricity), Comptes rendus hebdo-
sambung dengan jaringan listrik. madaires des séances de l’Académie des Sci-
ences, 97(1883), pp. 159-161.
5.3 Rangkaian tapis
[2] Resistor Guide, www.resistorguide.com, diak-
5.3.1 LPF ses pada 3 Februari 2015 pukul 11:20.
1. Buat sebuah rangkaian LPF seperti tampak [3] Capacitor Guide, www.capacitorguide.com,
pada Gambar 6. Ukur nilai resistansi dan ka- diakses pada 3 Februari 2015 pukul 12:00.
pasitansi dari masing-masing resistor dan ka-
pasitor.
2. Hubungkan probe channel 1 dari osiloskop
pada input dari rangkaian LPF dan channel
2 pada output rangkaian LPF.
3. Hubungkan SG pada input dari osiloskop. Se-
tel SG agar dapat memberikan sinyal masukan
sinusoidal 500 mV pp. Variasikan frekuensi
dari sinyal keluaran SG dari rentang 10 Hz
sampai 50 kHz. Catat nilai masukan dan kelu-
aran yang terbaca pada osiloskop. Dokumen-
tasikan juga bentuk sinyal keluarannya.

FI-5283: Rangkaian Analog dan Digital

Anda mungkin juga menyukai