Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lanjut usia (lansia) adalah proses yang terjadi di dalam suatu

kehidupan.

Relaksasi benson merupakan pengembangan metode respon relaksasi

pernafasan dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat

menciptakan suatu lingkungan internal sehingga dapat membantu pasien

mencapai suatu kondisi kesehatan dan kesejahteraan yang lebih tinggi (Benson

& Proctor 2000, dalam Purwanto, 2006). Keyakinan memiliki pengaruh fisik atau

bahkan jiwa manusia yaitu relevan dan berpengaruh dalam terapi dan

pencegahan penyakit manusia secara genetika memiliki kebutuhan akan

keyakinan dan mendapatkan makanan dari keyakinan. Keyakinan dapat

mempengaruhi dan menyembuhkan hingga 90% keluhan medis (Benson &

Benson & Proctor 2000 dalam Solehati & Cecep, 2015).

Terapi relaksasi Benson merupakan terapi religius yang melibatkan

faktor keyakinan agama secara langsung. Teknik ini merupakan upaya untuk

memusatkan perhatian pada suatu fokus dengan menyebut berulang–ulang

kalimat ritual dan menghilangkan berbagai pikiran yang menganggu.

Penggunaan frase yang bermakna dapat digunakan sebagai fokus keyakinan.,

sehingga dipilih kata yang memiliki kedalaman keyakinan. Dengan

menggunakan kata atau frase dengan makna khusus akan mendorong efek

yang menyehatkan. Semakin kuat keyakinan seseorang bercampur respon

1
2

relaksasi, maka semakin besar pula efek relaksasi yang didapat. Pilihan frase

yang dipilih sebaiknya singkat untuk diucapkan dalam hati saat menghembuskan

nafas secara normal. Kedua tersebut harus mudah diucapkan dan diingat

(Purwanto, 2005 dalam datak, 2008).

Teknik yang dapat dilakukan dapat bersifat respiratorik yaitu mengatur

aktivitas bernafas atau bersifat otot. Pelatihan relaksasi pernafasan, dilakukan

dengan mengatur mekanisme pernafasan yaitu pada irama dan intensitas yang

lebih lambat dan dalam. Keteraturan dalam bernafas khususnya dengan irama

yang tepat akan menyebabkan otot makin lentur dan dapat menerima situasi

yang merangsang luapan emosi tanpa membuatnya kaku (Wiramihardja, 2006

dalam Datak, 2008). Fokus dari relaksasi ini tidak pada pengendoran otot namun

pada frase tertentu yang diucapkan berulang kali dengan ritme yang teratur

disertai sikap pasrah kepeda objek transedensi (keyakinan) yaitu Tuhan. Frase

yang digunakan dapat berupa nama-nama Tuhan, atau kata yang memiki makna

yang menenangkan (Purwanto, 2005 dalam Datak, 2008).

Dasar pikiran relaksasi ini merupakan pengaktifan dari saraf

parasimpatis yang menstimulasi turunnya semua fungsi yang dinaikan oleh

sistem saraf simpatis dan menstimulasi naiknya semua fungsi yang diturunkan

oleh saraf simpatis. Relaksasi ini dapat menyebabkan penurunan aktifitas sistem

saraf simpatis yang akhirnya dapat sedikit melebarkan arteri dan melancarkan

peredaran darah yang kemudian dapat meningkatkan transport oksigen ke

seluruh jaringan terutama jaringan perifer (Purwanto, 2007 dalam Oka, 2013).
3

Teknik relaksasi ini dapat dilakukan 10 sampai 20 menit sebanyak satu

kali sehari (Inayati, 2012). Keutamaan dari relaksasi benson yaitu prosedur

mudah dilakukan, dapat dilakukan sendiri setiap waktu, tidak memerlukan biaya

banyak, dan tidak memerlukan waktu yang lama (Datak, 2008). Sedangkan kita

tahu pemberian obat-obatan kimia dalam jangka waktu lama dapat memberikan

efek samping yang dapat membahayakan pemakainya seperti gangguan pada

ginjal (Yosep, 2007).Disamping itu masa lansia merupakan masa dimana lansia

cenderung memfokuskan spiritualnya dan lebih mendekatkan diri kepada tuhan

sehingga terapi relaksasi yang tepat untuk dilakukan dalam menangani masalah

ketidaknyamanan pada lansia yaitu dengan teknik relaksasi Benson.

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Handayani (2015) tentang

pengaruh teknik relaksasi Benson terhadap tekanan darah yang dilakukan

sebanyak 5 hari dengan durasi 10 sampai 20 menit per hari ditemukan bukti

bahwa terdapat penurunan tekanan darah dan terapi relaksasi Benson

merupakan salah satu cara penanggulangan alternatif non-farmakologi untuk

mengurangi atau mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi.

Penelitian Handayani ini menggunakan desain penelitian Pre Eksperiment

dengan rancangan penelitian one group pre and post test design.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti tanggal

29 Maret 2016 populasi lansia di Dinas Kesehatan Kota Cimahi peringkat ke-1

diduduki oleh puskesmas Padasuka dengan populasi lansia 5,589 jiwa, peringkat

ke-2 diduduki puskesmas Cigugur Tengah dengan 5,144 jiwa, peringkat k-3

diduduki puskesmas Melong dengan populasi lansia 5,105 jiwa, peringkat ke-4
4

diduduki oleh puskesmas Cimahi Utara dengan populasi lansia 4,404 jiwa, dan

untuk peringakat ke-5 diduki oleh puskesmas Cibeureum dengan populasi lansia

4,220 jiwa.

Jumlah populasi lansia yang menderita hipertensi tahun 2015 di

Puskesmas Padasuka peringkat ke-1 diduduki oleh Posbindu Nusa Indah

dengan jumlah kunjungan selama 1 tahun sebanyak 271 jiwa, peringkat ke-2

diduduki oleh Posbindu Melati 21 dengan jumlah kunjungan selama 1 tahun

sebanyak 221 jiwa, dan peringkat ke-3 diduduki oleh Posbindu Melati 9 dengan

jumlah kunjungan selama 1 tahun sebanyak 218 jiwa.

Berdasarkan hasil wawancara terhadap 10 orang lansia di Puskesmas

padasuka didapatkan data bahwa 5 orang diantaranya sering merasa pusing,

nyeri pada bagian tekuk, sakit kepala, mudah lelah dan mata berkunang kunang,

3 orang lainya hanya mengalami nyeri pada bagian tekuk, dan 2 orang lain nya

hanya mengalami sakit kepala, saat ditanya tentang obat hipertensi klien rajin

menkonsumsi obat hipertensi dan saat ditanya tentang apa saja yang sudah

dilakukan lansia saat muncul gejala tersebut, 6 orang diantaranya mengatakan

mengurangi aktivitas dan banyak melakukan istirahat, sedangkan 4 orang lainya

mengatakan banyak banyak melakukan ibadah dan menjaga pola makan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti merumuskan masalah

penelitian ini adalah “Adakah pengaruh terapi Benson terhadap kecemasan pada

anak usia sekolah sebelum menghadapi ujian?


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui pengaruh terapi benson terhadap kecemasan pada

anak usia sekolah sebelum menghadapi ujian.

2. Tujuan khusus

a. Mengetahui rata-rata kecemasan pada anak usia sekolah sebelum

dilakukan terapi relaksasi Benson.

b. Mengetahui rata-rata kecemasan pada anak usia sekolah setelah

dilakukan terapi relaksasi Benson

c. Mengetahui pengaruh terapi relaksasi Benson terhadap kecemasan

pada anak usia sekolah sebelum menghadap ujian.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu

pembuktian teori sehingga untuk lebih mempelajari penatalaksaan non-

farmakologi dalam kurikulum kuliah keperawatan untuk menunjang

pengetahuan perawat dalam penatalaksaan hipertensi derajat I sebagai

intervensi mandiri.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi tempat penelitian


6

Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai salah satu alternative

menurunkan kecemasan dengan terapi pengobatan non-farmakologi

sebagai pelengkap pengobatan farmakologi.

b. Bagi anak usia sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan untuk memotivasi

tentang penatalaksaan menurunkan kecemasan menggunakan

pengobatan non-farmakologi yaitu terapi relaksasi Benson.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

masukan bagi peneliti selanjutnya, yaitu dalam rangka pengembangan

penelitian selanjutnya tentang pengaruh terapi relaksasi benson

terhadap kecemasan pada anak usia sekolah sebelum menghadapi ujian

dengan menggunakan instrumen dan desain penelitian yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai