Anda di halaman 1dari 23

TUGAS MAKALAH

“Mikrobiologi Industri”

Oleh:
Eka Inra Yulianti
Nurfahraini
Andi Asri Ainun
Nur Aisyah
Mustabsyirah
Ezra Selawati
Rifqa Maharani Amir

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2018
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, segala Puji dan Syukur, kita panjatkan


ke hadiratAllah SWT, yang mana telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua sebagai makhluk-Nya. Karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah “ Khamir dalam Industri“
Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada : Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Mikrobilogi Industri ; pak Prof. Dr. Muhammad Danial, M.Si. dan
kepada para pembaca sekalian yang telah membantu menyelesaikan tugas ini
secara langsung maupun tidak langsung.
Akhirnya semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan yang
bermanfaat bagi para pembaca sekalian, dan apabila terdapat kesalahan dan
kekurangan untuk itu penulis mohon kritik dan saran dari para pembaca sekalian.

Makassar, 8 April 2018

penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar belakang masalah..............................................................................1
B. Rumusan masalah.......................................................................................1
C. Tujuan penulisan.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
A. Pengertian Khamir......................................................................................2
B. Morfologi Khamir.......................................................................................4
C. Sifat Fisiologi Khamir.................................................................................6
D. Teknik Pengambilan Sampling....................................................................5
E. Pemanfaatan Khamir dalam Kehidupan Sehari-hari...................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................12
A. Kesimpulan................................................................................................12
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala
melalui cara tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya,
informasi tersebut merupakan jawaban atas masalah-masalah yang
dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian juga dapat dipandang
sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat merangsang
pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik
pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian
ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan yang relevan, akurat,
dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti dapat menggunakan
metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan. Ketidaktepatan
dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan
rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi
prosedur ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf
kemungkinan yang paling relevan. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya
merupakan usaha memperkecil interval dugaan peneliti melalui pengumpulan
dan penganalisaan data atau informasi yang diperolehnya
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat
menganalisa data keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau
komunitas tertentu. Seorang peneliti juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat
suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya dengan mengamati dan
mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti akan
mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan
mengkaji lebih dalam mengenai populasi dan sampel.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian populasi ?
2. Bagaimana pengertian sampel ?
3. Bagaimana teknik pengambilan sampling ?
4. Bagaimana cara penentuan ukuran sampel ?
5. Bagaimana cara pengumpulan data ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian populasi
2. Untuk mengetahui pengertian sampel
3. Untuk mengetahui teknik pengambilan sampling
4. Untuk mengetahui cara penentuan ukuran sampel
5. Untuk mengetahui cara pengumpulan data
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi biasa berupa subyek
maupun obyek penelitian. Populasi bisa berupa manusia, tumbuhan, hewan,
produk, bahkan dokumen. Jadi, populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek
dan benda-benda alam lain. Populasi pun bukan sekedar jumlah pada subyek atau
obyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
oleh subyek atau obyek.
Populasi merupakan keseluruhan dari objek, orang, peristiwa, atau
sejenisnya yang menjadi perhatian dan kajian dalam penelitian. Ay,dkk (2010)
menyatakan, “A population is defined as all ebers of any well-defined class of
people, events, or object”, atau “ the larger group about which the generalization
ismade is called a population”. Artinya, bahwa populai itumerupakan kelompok
yang lebih besar jumlahnya dan biasanya yang dipakai untuk menggeneralisasi
hasil penelitian. Misalnya, jumlah siswa SD di kota Malang, bias menjadi
populasi penelitian untuk penelitian terhadap siswa SD yang dilaksanakan di kota
malang. Tetapi, jumlah siswa SD di kota malang ini bias menjadi sampel
penelitian, jika penelitian dilaksanakan dalam wilayah provinsi Jawa Timur.
Populasi memiliki dua status, yaitu:
1) sebagai obyek penelitian, jika populasi bukan sebagai sumber informasi,
tetapi sebagai substansi yang diteliti, seperti kepuasan kerja, komitmen
organisasional, kinerja karyawan (manajemen sumber daya manusia);
perilaku konsumen, keputusan konsumen, pemasaran terpadu, strategi
marketing (manajemen pemasaran); kebijakan dividen, profitabilitas,
solvabilitas, rentabilitas (manajemen keuangan);
2) sebagai subyek penelitian, jika berfungsi sebagai sumber informas. Misalnya,
manusia, hewan, tumbuhan, dokumen, produk, dan lain-lain.
Bahkan dalam penelitian tertentu, populasi penelitian dapat pula berperan
ganda sebagai subyek dan obyek penelitian.Contoh perbedaan kinerja karyawan
bank di perusahaan public dan swasta. Perbedaan cara belajar siswa putra dan
putri. Perbedaan efektivitas mengajar antara guru laki-laki dan perempuan.Dalam
penelitian, ada populasi yang tidak dapat diketahui secara pasti jumlahnya
(infinite population) dan ada populasi yang dapat diketahui secara pasti jumlahnya
(finite population).
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh
Spradley dinamakan “Social situation” atau situasi sosial yang terdiri dari tiga
elemen yaitu tempat (place, pelaku (actors), dan activitas (activity) yang
berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dirumah berikut keluarga
dan aktivitasnya, atau orang-orang di sudut-sudut jalan yang sedang mengobrol
atau ditempat kerja, di kota, desa atau wilayah suatu negara. Situasi sosial
tersebut, dapat dinyatakann sebagai objek penelitian yang ingin diketahui “apa
yang terjadi” di dalamnya. Pada situasi sosial atau objek penelitian ini peneliti
dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang (actors) yang
ada pada tempat (place) tertentu.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa populasi merupakan
objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat – syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Kaitannya dengan batasan tersebut,
populasi dapat dibedakan berikut ini :
1. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yangbatas-
batasnya ditetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku
juga bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapkan terdiri dari guru;
berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll.
2. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang
secara kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak
250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah
di tetapkan dalam populasi teoritis.
Bedasarkan sifatnya, populasi dapat digolongkan menjadi populasi homogen dan
populasi yaitu :
1. Populasi homogeny adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang
sama sehingga tidak perlu mempersoalkan jumlahnya secara kuantitatif.
2. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki sifat atau
keadaan yang berbeda (bervariasi) sehingga perlu ditetapkan batas –
batasnya, baik secara kualiatif maupun kuantitatif.
B. PENGERTIAN SAMPEL
Sampel adalah bagian dari jumlahnya dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang
dipelajari dari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk
poulasi. Untuk itu sampel yang digunakan harus betul-betul representatif
(mewakili).
Sampel adalah sekelompok objek, orang, peristiwa, dan sebagainya yang
merupakan representasi dari keseluruhan. Secara sederhana pula Ary, Jacobs,
B.Sorensen (2010) mendefinisikan sampel sebagai berikut “A sample in a
research study in the group on which information is obtained”. Hal senada juga
dikemukakan oleh Cohen,dkk (2007) yang menyatakan, “… a saller group or
subset of the total population in such a way that the knowledge gained is
representative of the total population (however defined) under study.this smaller
group or subject is the sample. Artinya, sampel adalah suatu kelompok yang lebih
kecil atau bagian dari populasi secara keseluruhan. Sampel itu merupakan
sejumlah kelompok kecil yang mewakili populasi untuk dijadikan sebagai objek
penelitian.

C. TEKNIK SAMPLING
Pengambilan jumlah sampel dari populasi memiliki aturan atau ada
tekniknya.Dengan menggunakan teknik yang benar, sampel diharapkan dapat
mewakili populasi, sehingga kesimpulan untuk sampel dapat digeneralisasikan
menjadi kesimpulan populasi. Pada dasarnya, ada dua teknik penarikan sampel
dari populasi yaitu:
1. Probability sampling
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel)
yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
a. Simple random sampling
Ini merupakan cara pengambilan sampel ketika sampel pertama ditentukan
secara acak, sedangkan sampel berikutnya diambil berdasarkan satu
interval tertentu. Misalnya, penelitian tentang cara belajar siswa SMU X.
Teknik sampling yang digunakan random sampling. Kita bisa
menggunakan dadu untuk menentukan siswa yang bisa menjadi sampel
penelitian berdasarkan daftar siswa yang ada, sampai pada jumlah sampel
yang telah ditentukan.
b. Double sampling/ multiple sampling
Double sample (sampel ganda) sering pula disebut sequential sampling
(sampel berjenjang) atau multiphase-sampling (sampel
multitahap).Misalnya, kita mau melakukan penelitian terhadap kinerja
guru SD di kota X. Teknik sampling yang digunakan double sampling.
Tahap pertama yang dilakukan adalah menentukan sekolah yang akan
menjadi sampel keseluruhan SD di kota X. Tahap kedua menentukan
sampel individu, yaitu guru yang akan dijadikan subyek atau obyek
penelitian.
c. Convenience sampling
Sampel convenience adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, anggota populasi yang ditemui peneliti dan bersedia menjadi
responden dijadikan sampel.Contohnya, kita meneliti respons konsumen
terhadap kinerja produk X. Kita mencari sampel dengan mendatangi
supermarket atau department store.Konsumen yang dating dan pernah
mengonsumsi produk tersebut bisa dijadikan sampel penelitian.
d. Purposive sampling
Ini merupakan metode penetapan sampel berdasarkan kriteria
tertentu.Misalnya, penelitian tentang pelayanan rumah sakit A. Populasi
penelitian adaah pasien rumah sakit A. teknik purposive sampling
digunakan dalam penelitian.Maka penelitian harus menentukan kriteria
siapa yang layak dijadikan sampel penelitian. Misalnya, kriteria yang
dibuat adalah: (1) pasien yang pernah dirawat dan menginap di rumah
sakit minimal 1 bulan dan (2) pasien pernah berurusan dengan pada medis
maupun non para medis minimal 5 kali
e. Quota sampling
Ini merupakan metode penetapan sampel dengan menentukan kuota
terlebih dahulu pada masing-masing kelompok.Sebelum kuota masing-
masing kelompok terpenuhi, penelitian belum dianggap selesai.Misalnya
produsen produk baru ingin mengetahui respons masyarakat terhadap
produk tersebut.Peneliti menentukan misalnya sebanyak 500 sampel.
f. Snow Ball Sampling
Ini adalah teknik pengambilan sampel yang pada mulanya berjumlah kecil,
tetapi makin lama makin banyak dari pengambilan data baru berhenti
sampai informasi yang didapatkan dinilai telah cukup.Teknik ini baik
untuk diterapkan jika calon responden sulit untuk identifikasi.Teknik ini
biasa digunakan pula dalam penelitian kualitatif.Misalnya, penelitian
tentang suatu suku di masyarakat tertentu.Sampel yang pertama ditemui
adalah kepala suku.Dari situ kita bisa bertanya siapa orang yang bisa kita
temui selanjutnya untuk dijadikan sampel atau partisipan penelitian.
g. Proporsional stratified random sampling
Teknik ini digunakan jika populasi berada dalam kelompok berbeda dan
jumlahnya proporsional dengan asumsi setiap kelompok mempunyai
karakteristik yang homogeny. Kita mabil contoh prestasi kerja karyawan
perusahaan A. Di perusahaan A karyawan terdiri ats 4 golongan, misalnya
1, 2, 3 dan 4. Semua golongan harus terwakili menjadi sampel penelitian
secara proporsional.
2. Nonprobability sampling
Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/ kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi:
a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampling berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut.Misalnya,
penelitian tentang kinerja karyawan bagian marketing suatu perusahaan.
Maka kita buat daftar nama karyawan lalu ambil sampel, misalnya
berdasarkan no. ganjil, no. genap, kelipatan 2, 5 dan lain-lain.
b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah atau kuota yang
diinginkan.Misalnya, penelitian tentang persepsi masyarakat terhadap
kinerja artis B. Peneliti memutuskan jumlah kuota adalah 1.000
responden.
c. Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapapun yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat digunakan sebagai sampel
d. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu.
e. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel.Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relative kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh
adalah sensus, yaitu semua anggota populasi dijadikan sampel
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar.

Menurut Setyosari (2013) bahwa Sampel penelitian merupakan suatu


factor yang perlu diperhatikan dalam penelitian yang kita lakukan. Sampel
penelitian mencerminkan dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut
bermanfaat dalammembuat kesimpulan. Alasan mengapa Teknik sampel diambil
dalam suatau penelitian dan bukan seluruh anggota populasi penelitian, karena
kita memiliki alasan bahwa kita tidak ingin membuang-buang waktu, tenaga, dana
atau biaya, dan pikiran apabila cukup dengan sampel saja kita sudah dapat
membut kesimpulan yang menggambarkan keseluruhan. Pengambilan sampel
harus memenuhi syarat representative, artinya sampel yang diambil benar-benar
mewakili populasi yang ada (representative). Sejalan dengan hal tersebut, Vodol
& Asher (1995) mengemukakan, “ the samplemust be representative of the
population about which we wish to make generalization”. Pendapat
inimenegaskan bahwa sampel yang kita ambil harus memiliki syarat bahwa
sebagian anggorta populasi yang ada, sehingga apabila kesimpulan yang kita
ambil berdasarkan sampel sudah sesuai dengan populasi.

Istilah pengambilan sampel merujuk pada strategi yang memungkinkan


kita untuk mengmbil sebagian atau subbagian dari suatu kelompok yang lebih
besar dan menggunakannya sebagai dasar untuk membuat kesimpulan tentang
kelompok tersebut. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian bahwa tujuan
penelitian adalah ingin menggeneralisasikan tentng populasi yang didasarkan
pada pengamatan atau observasi terhadap sampel. Strategi pengambilan sampel
bukan hanya membuat kemungkinan pengambilan data dari sejumlah kelompok
yang lebih kecil,melainkan juga strategi yang memungkinkan kita memahai scara
mandala kelompok yang lebih kecil tersebut melalui pertanyaan yang mendalam.
Randomisasi atau disebut juga randmassigment (Tuckman,1988) adalah
suatu prosedur untuk mengendalikan variable seleksi tanpa terleih dahulu
mengidentifikasi. Tujuannya untk menghindari adanya pengetahuan adanya bias
seeksi secara sistematis. Pengambilan atau penentuan sampel dapat kita lakukan
melalui : (1) sampel acak atau rando; (2) sampel subjektif atau bias (3) sampel
kelompok atau rumpun (4) sampel kuota (5) sampel sistematik dan (6) sampel
strata atau berjenjang.
1. Sampel Random atau acak
Diantar Teknik-teknik pengambilan sampel yang paling baik dan
representative adalah Teknik sampel acak. Kebaikan Teknik ini bukan saja pada
teori yang mendasarinya melainkan juga bukti empiris yang dihasilkan. Dalam
Teknik ini setiap individu memiliki peluang atau kesempatan yang saa untuk
dijadikan subyek penelitian (Fraenkel, 2012). Alat untuk menentukan sampel
secara acak ini bisa menggunakan kalkulator yang ada program untuk bilangn
rambangnya. Apabila populasi terbatas peluang rambang bisa diberikan secara
individual, sebaliknya jika populasi sangat besar (banyak) dan berkelompok
peluang rambang pertama-tama dilakukan dengan cara mengambil sejumlah
kelompok yang ada, kemudian pengambilan sampel acak dilakukan pada
kelompok tersebut. Dengan demikian, akan membantu pekerjaan peneliti
memahai karakteristik setiap subjek penelitian dari masing-masing kelompok
yang ditetapkan menjadi sampel.
2. Sampel subjektif
Pengambilan sapel subjektif atau bias ini merupakan cara yang terjelek
dalammemilih sampel. Dengan cara ini, kita mengambil begitu saja sampel yang
ada dengan menggunakan kelopok yang ada tanpa mempertimbangkan pemilihan
random secara hat-hati dan cermat.
3. Sampel Kelompok atau Rumpun
Teknik kelompokatau rumpun (cluster) digunakan apabila populasi atau
sampel yang tersedia adalah berupa unit-unit rumpun dalam populasi. Teknik ini
bisa dipakai oleh para peneliti, karena tidak mungkin bila digunakan teknik acak
atau rambang. Penelitian eksperimental (experimental research) tentang pengaruh
metode mengajar biasanya menggunakan kelas atau kelompok, dan tidak mungkin
mengambil secara acak setiap individual anak dari setiap kelas. Sampel sering
diambil dari kelompok-kelompok yang telah ditentukan atau tersedia.kelompok
sampel penelitian kita ambil secara berjenjang atau bertingkat (stratum). Teknik
ini disebut sampel bertingkat atau berstrata (stratified random sampling). Apabila
dari kelompok-kelompok itu diambil sampel yang sebandingdengan besarnya
kelompok yang ada dan pengambilannya secara acak, maka teknik ini disebut
teknik acak professional (proportional random sampling).
Sampel purposive (purposive sampling) diambil oleh peneliti, apabila
peneliti memiliki alasan-alasan khusus tertentu berkenaan dengan sampel yang
akan diambil.sampel yang digunakan dalam penelitian cukup dari suatu unit saja,
karena sifat yang ada pada unit tersebut sama dengan sifat keseluruhan sampel
dalam populasi yang tersebar. Syarat pengambilan sampel ini bahwa sampelyang
diambil memiliki ciri-ciri atau sifat yang merupakan sifat pokok populasi. Jadi,
tidak bisa dengan sembarang begitu saja mengambilnya.
4. Sampel Kuota
Sampel kuota dipilih apanila peneliti menentukan jumlah yang diinginkan
terhadap suatu subjek, tanpa melihat asal mula sampel itu. Sampel kuota masih
lebih baik dan memiliki syarat-syarat dijadikan sebagai cara untuk menentukan
sampel daripada sampel yang tidak di acak. Jika pengambilan sampel kuota ini
dilakukan dengan baik dan tepat, sampel kuota ini dapat memberikan arah
kesimpulan penelitian yang lebih kuat. Apabila menggunakan cara ini, kita
sebagai peneliti perlu mengidentifikasi lebih dahulu karakteristik yang penting
bahwa kita telah mengetahui target populasi sesuai karakteristik tersebut. Kita
tidak perlu memilih sampel secara random karena kita telah mengetahui
karakteristik yang berkenan dengan populasi yang menjadi target kita.
Syarat yang harus kita perhatikan apabila sampel kuota diambil bahwa kita
mengetahui ciri-ciri khusus dari setiap sampel yang ada pada setiap wilayah yang
akan dijadikan reperesentasi penelitian. Berdasarkan informasi yang ada pada
setiap sampel, kita selanjutnya menentukan kuota sebelum kita melakukan
penelitian atau sigi, menentukan beberapa jumlah sampel laki-laki dan perempuan
, menentukan beberapa kelompok usia tertentu, menentukan latar belakang
pendidikan dan seterusnya. Apabila strategi sampel ini kita digunakan dalam
memilih sampel penelitian, maka segala keterbatasan yang dimiliki oleh sampel
menjadi keterbatasan penelitian kita.
5. Sampel Sistematis
Sampel sistematis adalah suatu strategi sampel yang hanya
mempertimbangkan dua factor untuk menentukan keanggotaan sampel, yaitu
kesempatan dan system. System secara sederhana adalah suatu cara untuk
mengambil atau menentukan pemilihan atau acak atau random. Misalnya, sebagai
pengganti menggunakan table nomor random untuk memilih 100 responden atau
individu dari sebanyak 100 nama, kita secara acak satu nomor antara nomor 1
sampai 10, mulai dari rumus yang sesuai dengan angka, dan selanjutnya memilih
nama kesepuluh dan kelipatannya pada daftar tersebut.
Sampel yang diambil pada dasarnya sama dengan sampel random, cara ini
ada biasa sistematis kalau ada nama-nama yang tidak munculpada daftar. Contoh
sebanyak 25 dan kelas kita atur duduknya peserta didik secara berselang-seling.
Apabila kita mengambil sampel setiap siswa pada hitungan kedua, maka
kemungkinan kita hanya mendapatkan siswa laki-laki saja atau perempuan saja.
Ini merupakan suatu sampel yang tidak menggambarkan ciri-ciri khas kelas, atau
yang disebut sebagai an atypical sample.
6. Sampel Berstrata atau Berjenjang
Sampel stata (stratified sampling) adalah suatu strategi sampel, dalam hal
ini anggota-anggota sampel dipilih sedemikian rupa untuk menjamin jumlah
respon atau subjek yang sesuai, kemudian kita melakukan pemilihan atau memilih
sekelompok subjek dari jumlah yang telah kita tentukan. Agar sampel yang dipilih
secara berjenjang ini efektif, responden atau subjek dalam setiap strata atau
jenjang perlu dipilih secara ajak atau random. Pemilihan sampel secara berjenjang
ini berguna hanya apabila kita merancang untuk memilih kelompok subjek atau
respon berikutnya (subdivisi)secara cermat dengan berbagai perbandingan atau
pertimbangan dan keputusan.
Apabila kita memiliki jumlah populasi yang populasi yang terlalu besar
yang dapat ditetapkan sebagai subjek atau responden dan kemudian kita
menentukan lagi subjek atau responden sebagai subjek atau responden sebagai
subjek penelitian. Misalnya, kita memiliki responden sebanyak 100.000 subjek
atau responden yang bervariasi.
Pertama, kita memiliki sebanyak 10.000 responden secar acak. Di antara
10.000 kita identifikasi cirri-ciri, misalnya, berdasarkan jenis kelamin, jenjang
pendidikan, status sosial ekonomi, dan sebagainya. Kedua, kita memilih sebanyak
sampel yang kita perlukan secara acak, misalnya sebanyak 1000 subjek atau
responden.
Di antara teknik-teknik pengambilan sampel, hal yang paling utama ialah
tujuan pengambilan sampel. Tujuan pengambilan sampel tidak lain adalah
mendapatkansampel yang paling mencerminkan populasinya atau representative.
Ada empat parameter yang dipakai untuk menentukan resresentatif sampel, yaitu :
(1) variabilitas populasi, (2) besar sampel, (3) teknik penentuan sampel, dan (4)
kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi.

D. MENENTUKAN UKURAN SAMPEL


Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah
anggota populasi itu sendiri. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi
maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil
jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam
penelitian? jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang
dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung
pada dana, waktu dan tenaga yang tersedia.
Masalah yang sering kita hadapi, apabila penelitian kita lakukan dengan
cara sampel, yaitu berapa besar atau banyak sampel yang kita ambil agar
representative ? Kita sering menentukan besarnya sampel karena alasan waktu,
tenaga, dan biaya. Adapun kita perlu memilih sampel yang memiliki kualifikasi
representasi. Penentuan berapa besarnya sampel yang kita pilih tidaklah arif jika
didasarkan pada pengalaman penelitian, atau penelitian sejenisnya, dan akan lebih
bijak jika penentuan besarnya sampel didasarkan pada pertimbangan yang lebih
logis dan sistematis.
Isu utama memilih besarnya suatu sampel yang memadai dari mana
sampel yang diambil adalah tingkat representasi agar menjamin representasi
populasi. Representasi populasi merupakan parameter penting agar dicapai apa
yang oleh Tuckman (1988) disebut sebagai, on acceptable level of probability.
Tingkat kemungkinan atau probabilitas ini disebut juga tingkat atau derajad
kepercayaan (level of confidence). Tingkat kepercayaan ini biasanya ditetapkan
sebesar 95% atau tingkat 0.05. Kadang kala tingkat kepercayaan yang ditetapkan
lebih ketat, yaitu sebesar 99% atau tingkat 0.01. Besarnya tingkat kepecayaan ini
akan menentukan tingkat kecermatan dalam kesimpulan penelitian.

Untuk menentukan berapa besarnya sampel, formula atau rumus berikut


ini dapat dipakai untuk untuk menetukan besarnya sampel yang memadai untuk
memenuhi representasi populasi.

N = (z/e)2 (p) (1-p)

Variable N adalah besarnya sampel, z adalah skor standar yang


berdasarkan tingkat keyakinan tertentu, e adalah proporsi kesalahan pengambilan
sampel dalam situasi tertentu, dan p adalah proporsi estimasi atau peristiwa kasus
dalam populasi. Tingkat keyakinan berkaitan dengan probabilitas
bahwaproporsisampel yang
akanmencerminkanproporsipopulasipadahasiltertentudengantingkatakurasitertentu
. Tingkat keyakinan 95% atau 0,05 nilai z sebesar 1,96,
sedangkantingkatkeyakinan 99% atau 0,01 nilai z sebesar 2,58. Tingkat
keyakinaninidapatkitaperiksadalambuku-bukustatistis yang memuatnilaikritis t.

Misalnya, kitainginmenentukanbesarnyasampelpenelitian yang


akandilakukan. Kita belumtahuberapapopulasi yang ada,
sehinggakitatidakmengetahuikemungkinanproporsisampelpenelitian yang
mencerminkanproporsipopulasi.
Untukituakanlebihamanapabilakitamenentukanproporsi (p) samadengan 0,5
(Tuckman, 1988). Jikakitaingintingkatkeyakinansebesar 95% atau z = 1,96
dengantingkatkesalahan yang dapatditoleransitidaklebihbesarlebihkurangdari
0.10, makakitadapatmenghitungsampel yang diperlukansebagaiberikut.

N = (1,96/0,10)2(0,5)(0,5)

N= (19,6)2(0,25

N = 96

Berdasarkanhasilperhitungan di atas,
besarsampeldalampenelitiankitaadalahsebanyak 96.
Namundalamkenyataannyapenelitimenggunakanukuran-
ukurantertentumisalnyamengambilsampelsebesar 10%, 15%, 20% danseterusnya
yang disertaialasan-alasan yang rasional.

E. PENGUMPULAN DATA
Dalam sebuah penelitian, peneliti harus memahami kriteria data yang baik
dan mampu menentukan teknik yang tepat dalam mengumpulkan data. Jika tidak
maka data yang dikumpulkan tidak akan diperoleh secara sempurna. Adapun,
syarat-syarat data yang baik adalah:
a. Data harus akurat. Yang dimaksudkan dengan akurat adalah data harus
sesuai dengan indicator yang diuraikan dalam jabatan variable penelitian.
Jangan sampai data yang diambil tidak sesua dengan indicator yang telah
ditetapkan
b. Data harus eleven. Yang dimasudkan dengan relevan adalah data yang
akan dikumpulkan relevan dengan tujuan penelitian agar kesimpulan
penelitian yang akan diambil mempunyai tingkat ketepatan tinggi
c. Data haus up to date. Yang dimaksudkan up to date adalah jangan sampai
data penelitian yang dikumpulkan sudah kadaluarsa atau sudah tidak
relevan dengan kondisi kekinian.

Selanjutnya, beriut adalah penjelasan jenis-jenis data dalam penelitian


yang dilihat dari berbagai aspek:

1. Pembagian data menurut cara memperolehnya


a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti
langsung dari sumber pertama
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bukan pengolahnya
2. Pembagian data menurut sumbernya
a. Data internal
Data internal adalah data yang berasal dari dalam instansi
mengenai kegiatan lembaga dan untuk kepentingan instansi sendiri
b. Data eksterna
Data eksternal adalah data yang berasal dari luar instansi
3. Pembagia data menurut waktu pengumpulannya
a. Data time series
Data time series adalah data yang dikumpulkan dari waktu ke
waktu pada satu obyek dengan tujuan menggambarkan
perkembangan
b. Data cross section
data cross section adalah data yang dikumpulkan pada suatu waktu
tertentu pada beberapa obyek dengan tujuan menggambarkan
keadaan
4. Pembagian data menurut sifatnya
a. Data kualitatif
Adalah data yang berupa pendapat atau judgement sehingga tidak
berupa angka, tetapi berupa kata atau kalimat
Contoh:
 Pelayan rumah sakit Enggal Waras sangat baik
 Tingkat kesejahteraan masyarakat Banyumas tinggi
b. Data kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan
Contoh:
 Tingkat kepuasan pasien di rumah sakit Enggal Waras
mencapai 92%
 Tingkat pendapatan masyarakat Banyumas mencapai Rp.
800.000,00/ bulan

Beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penelitian Bisnis untuk


mengumpulkan data penelitian:

1. Teknik tes
Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data yang digunakan
untuk mengevaluasi, yaitu membedakan antara kondisi awa dengan
kondisi sesudahnya
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengambilan data ketika peneliti
langsung berdialog dengan responden untuk menggali informasi
responden.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek atau obyek
dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi biasa berupa
subyek maupun obyek penelitian.
b. Sampel adalah bagian dari jumlahnya dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga
dan waktu maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi.
c. Ada dua teknik penarikan sampel dari populasi yaitu:
1) Probability sampling
Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan
sampel) yang memberikan peluang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
2) Nonprobability sampling
Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
tidak memberi peluang/ kesempatan bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk dipilih menjadi sampel.
d. Untuk menentukan berapa besarnya sampel, formula atau rumus berikut
ini dapat dipakai untuk untuk menetukan besarnya sampel yang memadai
untuk memenuhi representasi populasi.
N = (z/e)2 (p) (1-p)
e. Dalam sebuah penelitian, peneliti harus memahami kriteria data yang baik
dan mampu menentukan teknik yang tepat dalam mengumpulkan data.
Jika tidak maka data yang dikumpulkan tidak akan diperoleh secara
sempurna. Adapun, syarat-syarat data yang baik adalah:
1) Data harus akurat.
2) Data harus eleven.
3) Data harus up to date

2. Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di
atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di
pertanggung jawabkan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai