Anda di halaman 1dari 6

PRAKTIKUM

ANTIDIABETES

A. Tujuan

1. Mahasiswa mampu memahami dan membandingkan efek farmakologi


antidiabetes
2. Mahasiswa mampu mempraktekkan uji antidiabetes pada hewan uji

B. Dasar Teori

Glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan


penyediaan energi bagi sel. Hal ini disebabkan karena semua karbohidrat baik
monosakarida, disakarida, maupun polisakarida yang dikonsumsi akan diubah
menjadi glukosa di dalam hati. Selanjutnya glukosa akan berperan sebagai
salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam sel (Irawan,
2007).

Organ utama penyimpan glukosa adalah hati dan otot, dan glukosa
disimpan dalam bentuk glikogen. Glukosa tidak hanya tersimpan dalam bentuk
glikogen di dalam otot maupun hati, namun juga dapat tersimpan di dalam
plasma darah dalam bentuk glukosa darah (Irawan, 2007). Metabolisme
glukosa diatur atau dikendalikan oleh insulin. Ketika kadar glukosa di dalam
darah naik, maka laju sekresi hormon insulin meningkat.

Diabetes melitis yang juga disebut dengan kencing manis adalah


penyakit yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah yang
disebabkan adanya gangguan sistem metabolisme di dalam tubuh (Brook &
Marshall, 1996). Kelainan patofisiologi karena diabetes yang dapat dikaitkan
dengan efek utama akibat berkurangnya insulin, yaitu:

1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibatkan


naiknya konsentrasi glukosa dara
2. Meningkatnya mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
abnormal disertai dengan deposisi lemak pada pembuluh darah yang
mengakibatkan timbulnya aterosklerosis

3. Pemecahan protein di dalam jaringan

Selain itu ciri patofisiologik yang lain seperti adanya glukosa pada urin
penderita, munculnya efek dehidrasi dari naiknya kadar glukosa darah, serta
timbulnya asidosis pada penderita (Guyton, 2006)
Diabetes mellitus (DM) didefenisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh gangguan
atau defenisi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Diabetes adalah
suatu penyakit dimana metabolisme glukosa tidak normal, suatu resiko
komplikasi spesifik perkembangan mikrovaskular dan ditandai dengan adanya
peningkatan komplikasi perkembangan makrovaskuler. Secara umum, ketiga
elemen diatas telah digunakan untuk mencoba menemukan diagnosis atau
penyembuhan diabetes. Pada beberapa populasi tetapi bukan semuanya, defenisi
diabetes oleh distribusi glukosa adalah pendistribusian glukosa ke seluruh
jaringan dimana berbeda distribusi glukosa pada setiap individual dengan atau
tanpa diabetes. Selain itu distribusi glukosa juga dapat menjadi parameter untuk
penyakit diabetes atau dengan kata lain, nilai defenisi diagnosis untuk diabetes
didasarkan pada nilai distribusi glukosa pada tingkat populasi bukan sering atau
tidaknya berolahraga. Besarnya komplikasi mikrovaskuler pada retina dan ginjal
spesifik menuju ke diabetes. Selain itu terjadinya komplikasi makrovaskuler dapat
menyebabkan kematian pada penderita diabetes. Hal ini ditunjukkan bahwa nilai
glukosa yang tidak normal seharusnya ditemukan sebagai peningkatan cepat dari
nilai glukosa, yang mana diapresiasikan dengan peningkatan resiko penyakit CVD
(kardiovaskuler).
Seperti suara mesin, badan memerlukan bahan untuk mmbentuk sel baru
dan mengganti sel yang rusak. Di samping itu badan juga memerlukan energi
supaya sel badan dapat berfungsi dengan baik. Energi pada mesin berasal dari
bahan bakar yaitu bensin. Pada manusia bahan bakar itu berasal dari bahan
makanan yang kita makan sehari-hari, yang terdiri dari karbohidrat (gula dan
tepung-tepungan), protein (asam amino) dan lemak (asam lemak). Pengolahan
bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus.
Di dalam saluran pencernaan itu makanan dipecah menjadi bahan dasar makanan.
Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi
asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserap oleh usus kemudian masuk ke
dalam pembuluh darah dan diedarkan ke seluruh tubuh untuk dipergunakan oleh
organ-organ di dalam tubuh sebagai bahan bakar. Agar dapat berfungsi sebagai
bahan bakar, makanan itu harus masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di
dalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang
rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut
metabolisme. Dalam proses metabolisme itu insulin meme peran yang sangat
penting yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel untuk selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang
dikeluarkan oleh sel beta di pankreas .
C. Alat dan Bahan
Alat
1. Jarum canul
2. Bak mencit
3. Glucometer
4. Gunting bedah
Bahan
1. Mencit jantan umur 60-90 hari berat 25-40 gram
2. Glutosa 10%
3. Metformin 500mg
4. Alcohol 70%
5. Betadin
D. Cara kerja
1. Mencit diukur kadar glukosa darahnya, sebelum dilakukan proses perlakuan
dengan menggunakan glukosa 10%. Hasil glukosa darah sebagai kadar
glukosa dari awal ( T0 )
2. Mencit pra perlakuan dipelihara dengan diberi minum dengan larutan
glukosa 10% secara ad libitum selama 3 hari.
3. Setelah 3 hari, mencit diukur kadar glukosa darahnya (T1)
4. Mencit dikembalikan kekandang dan tetap diubah minum dengan larutan
glukosa 10% secara ad libitum.
5. Kemudian diberi metformin peroral : mencit 1 ekor hitam : 65 mg/kg (0,2)
Mencit 2 : 130 mg/kg (0,4)
6. Setelah diberi metformin 15 menit kemudian diukur kadar glukosa
darahnya dengan cara digunting ekornya. Darah yang mengalir diletakkan
pada alat ukur glucometer.
7. Setelah itu ekor mencit diberi betadin.

E. Perhitungan Dosis
a. Deskripsi Hewan Uji
Mencit : Jantan
Galur : Swiss
Umur : 4 bulan
Berat : ± 20 gram
b. Dosis Hewan Uji
Metformin
Konversi dosis
Dosis manusia = 500 mg / 70 kg bb
Dosis mencit ( 20 g ) = 500 mg x 0,0026 mg = 1,3 mg
Dosis mencit ( kg/bb ) = 1,3 mg x 1000/20 = 65 mg/kg bb
Pemakaian pada mencit » 1,3/65 x 10 ml = 0,2 ml
F. Hasil
Tabel kadar gula darah hewan uji (mg/dl)
Perlakuan Hewan Uji Kadar Glukosa
G T0 G T3 G T6
Mencit 1 (0,2) 180 190 192
Mencit 2 (0,4) 90 94 88

G. Pembahasan

gula darah adalah istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah.
Konsentrasi gula darah, atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh.
Glukosa yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel tubuh.
Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang
hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya
berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang paling menonjol yang disebabkan oleh
gagalnya pengaturan gula darah.
Meskipun disebut "gula darah", selain glukosa, kita juga menemukan jenis-jenis
gula lainnya, seperti fruktosa dan galaktosa. Namun, hanya tingkatan glukosa yang diatur
melalui insulin dan leptin.
Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan
keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas.
Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan
energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever
(hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut
glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level
gula darah.
Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau
karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang
terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati
mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang
mengurangi level gula darah.
Diabetes mellitus tipe 1 disebabkan oleh tidak cukup atau tidak dihasilkannya
insulin, sementara tipe 2 disebabkan oleh respon yang tidak memadai terhadap insulin
yang dilepaskan ("resistensi insulin"). Kedua jenis diabetes ini mengakibatkan terlalu
banyaknya glukosa yang terdapat di dalam darah.
Menurut ADA (American Diabetes Association), Metformin adalah obat diabetes
oral awal paling efektif untuk diabetes Tipe 2 yang mempunyai berat netral..
Berat netral berarti Anda tidak terkait dengan penambahan berat badan atau
kehilangan bobot badan.
Metformin adalah obat yang membantu tubuh penderita diabates tipe 2 untuk bisa
menggunakan insulin dengan benar.
Metformin tidak menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah), serta tidak
menyebabkan penambahan berat badan, justru metformin bisa membantu menurunkan
berat badan jika Anda memilki obesitas.
Cara kerja metformin bagi tubuh penderita diabetes adalah membantu
menurunkan gula darah dengan membantu tubuh untuk bisa memanfaatkan insulin dan
mengurangi resistensi insulin, tubuh Anda lebih peka terhadap insulin.
Banyak orang dengan diabetes tipe 2 membuat sel lemak berlebih yang mencegah
insulin masuk ke sel otot, akhirnya menyebabkan sel menjadi resisten terhadap insulin.
Ketika sel menjadi resisten terhadap insulin, insulin tidak dapat mengarahkan
gula dari aliran darah ke sel yang akan digunakan untuk energi, dan sebaliknya, gula tetap
berada di dalam darah.
Akibatnya, hati membuat lebih banyak gula karena mengira tubuh
membutuhkannya untuk bahan bakar. Di sisi lain, pankreas merespons dengan membuat
lebih banyak insulin sehingga Anda menderita hiperinsulinemia (produksi insulin
berlebihan).
Obat metformin membantu mengembalikan keadaan normal dengan
meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi produksi gula yang dibuat oleh hati.

H. Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini mencit dibuat sudah mempunyai gula darah yang tinggi,
kemudian diberikan metformin, mencit 1 diberi dosis 0,2 dan mencit 2 diberi dosis
0,4 kemudian dibiarkan 10 menit lalu diukur gula darahnya. Pada mencit 1 gula
darah belum bisa turun seknifikan jadi bisa disimpulkan bahwa bila dosis yang
diberikan masih rendah belum bisa menurunkan gula darah.

DAFTAR PUSTAKA

Brook C.G.D, and Nicholas J. Marshall. 1996. Essential Endocrinology. London:


Blackwell Science Ltd.
Guyton, A.C and Hall John, E. 2006. Textbook of Medical Physiology.
Philadelphia: Elsevier Saunders Inc.

Irawan Anwari, M. 2007. Glukosa dan Metabolisme Energi. Polton Sport &
Performance Lab.

Anda mungkin juga menyukai