Anda di halaman 1dari 2

(2) Barang Publik

Barang publik (public goods) dalam banyak hal sangat dibutuhkan oleh masyarakat, namun tidak
seorangpun yang bersedia menghasilkannya. Suatu jenis barang dinamakan barang publik murni bila
mengandung dua karakter utama, yaitu penggunaannya tidak menimbulkan persaingan (non-rivalry)
serta tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non-excludability).

(3) Ketidaklengkapan Pasar (Incomplete market)

Pasar dikatakan lengkap apabila menghasilkan semua barang dan jasa, dengan biaya produksi yang
lebih kecil daripada harga yang sanggup dibayar oleh masyarakat. Pasar yang tidak lengkap
dinyatakan dalam kondisi ada beberapa jenis jasa yang tidak dapat diusahakan pihak swasta dalam
jumlah yang cukup, meskipun biaya penyediaannya lebih kecil daripada kemauan membayar
masyarakat.

(4) Kegagalan Informasi

Masyarakat sangat membutuhkan informasi yang tidak dapat disediakan oleh pihak swasta, misalnya
info prakiraaan cuaca. Para petani dan nelayan sangat membutuhkan itu namun jarang pihak swasta
yang menyediakannya karena alasan komersial.

(5) Eksternalitas

Masalah lain yang menyebabkan kegagalan pasar ialah timbulnya dampak baik positif maupun
negatif yang disebut dengan eksternalitas. Hal ini timbul akibat tindakan konsumsi (atau produksi)
dari satu pihak yang berpengaruh terhadap pihak yang lain tanpa adanya kompensasi pembayaran.
Jadi, dalam hal ini ada dua syarat terjadinya eksternalitas, yaitu:

1. Adanya dampak tertentu dari suatu tindakan


2. Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima pihak-pihak yang bersangkutan

Menilik keterkaitan antara penyebab dan penerima eksternalitas, dapat dibedakan adanya empat
kemungkinan sebagai berikut:

a. Eksternalitas konsumen-konsumen, yaitu tindakan seorang konsumen yang menimbulkan


eksternalitas terhadap konsumen lain
b. Eksternalitas konsumen-produsen, yaitu tindakan seorang konsumen yang menimbulkan
eksternalitas, baik positif maupun negatif, terhadap produsen. Misalnya olahraga yang
dilakukan seorang buruh yang menyebabkan badan mereka menjadi sehat, sehingga
produktivitas meningkat dan menguntungkan produsen. Di pihak lain, produsen tidak perlu
memberikan kampensasi terhadap buruh karena ia berolahraga.
c. Eksternalitas produsen –konsumen, yaitu tindakan produsen yang menyebabkan eksternalitas
terhadap konsumen
d. Eksternalitas produsen-produsen, misalnya dalam kasus sebuah pabrik yang menimbulkan
polusi sungai, yang mengakibatkan biaya produksi perusahaan lain yang sama-sama
menggunakan air.
Teori Penyediaan Barang Publik

Salah satu kewajiban pemerintah ialah menyediakan barang dan jasa yang tidak dapat dihasilkan
oleh pihak swasta. Masalah selanjutnya adalah seberapa besar pemerintah harus menyediakan
barang publik, karena keterbatasan kemampuan anggaran pemerintah. Penyediaan barang publik
dalam jumlah besar menjadikan pemborosan sumber-sumber ekonomi
A.C. Pigou berpendapat bahwa penyediaan barang publik akan memberi manfaat (utility) bagi
masyarakat, sebaliknya pajak yang dikenakan akan menimbulkan ketidakpuasan masyarakat
(disutility). Semakin banyak barang dan jasa publik disediakan pemerintah, maka tambahan manfaat
yang dirasakan oleh masyarakat akan semakin menurun. Hal ini analog dengan fenomena low od
diminishing marginal utility returns.
kesulitan dari analisis ini ialah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan merupakan suatu yang tidak
dapat diukur secara kuantitatif, karena analisisnya didasarkan pada rasa ketidakpuasan marginal
mayarakat dlam membayar pajak, dan rasa kepuasan marginal terhadap barang publik.

Teori yang dikemukakan oleh Bowen mengenai penyediaan barang publik, didasarkan pada teori
harga seperti dalam penentuan harga pada barang swasta.
Lindahl mengemukakan analisinya yang mirip dengan bowen, dengan perbedaan pada bentuk harga
yang digunakan. Bowen menggunakan harga absolut sedangkan Lindahl mengggunakan harga
relatif, yaitu presentase dari pembiayaan pemerintah total.
Samuelson mengemukakan teori dengan menggunakan pendekatan keseimbangan umum (general
equilibrium). Ia menyimpulkan bahwa adanya barang publik menghambat masyaraka untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat yang optimal (Pareto optimality)
Namun teori ini juga memiliki kelemahan misalnya pada anggapan bahwa konsumen dapat
mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik, yang men jadi dasar pengenaaan biaya
untuk menhasilkan barang publik. Kelemahan berikutnya ialah barang publik yang dibahas memiliki
sifat kebersamaan, yang dapat digunakan konsumen dalam jumlah yang sama.
Semua teori ekonomi mengenai penyediaan barang publik secara konseptual sangat baik. Sayangnya
semua itu kurang bermanfaat untuk diterapkan dalam praktek. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
cara mengenai penentuan jumlah barang publik perlu “meminjam” teori yang dikembangkan dalam
ilmu politik, yaitu pemungutan suara (voting).
pemunguntan suara dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi cara terbaik adalah dengan
aklamasi, dimana suatu program pemerintah akan dilaksanakan hanya apabila semua orang
menyatakan setuju. Hasil yang diperoleh dengan aklamasi akan sama dengan mekanisme pasar,
sehingga bisa dicapai hasil yang baik.
Ada juga pemungutan suara dengan sistem mayoritas sederhana (simple majority). Dalam memilih
dua atau lebih program pemerintah dapat terjadi kegagalan dalam mencapai kesepakatan karena
adanya Arrow’s Paradox. Untuk menghindarinya, maka dapat ditempuh dengan pliral voting, point
voting, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai