Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Manusia diciptakan Allah SWT begitu mulia, karena selain bentuk
yang sempurna manusia juga dibekali piranti-piranti berupa akal, fitrah,
qolbu, dan nafsu sehingga ia mampu mentransformasikan segala anugerah
itu untuk dapat mengaktualisasikan diri dalam mencapai kesempurnaan
sebagai khalifah di muka bumi. Untuk dapat mencapai itu semua manusia
butuh proses atau kegiatan yang ilmiah yaitu pendidikan. Pendidikan
merupakan bentuk usaha sadar dan terencana yang berfungsi untuk
mengembangkan potensi yang ada pada manusia agar bisa digunakan untuk
kesempurnaan hidupnya dimasa depan nanti.
Setiap kegiatan yang akan dilakukan apa lagi untuk mencapai sesuatu
dari yang dilakukan tersebut memerlukan suatu perencanaan atau
pengorganisasian yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur.
Demikian juga dalam suatu pendidikan baik jenis dan jenjangnya pasti
memerlukan suatu program yang terencana dan sistematis sehingga dapat
menghantarkan pada tujuan yang diinginkan.
Seiring berjalannya waktu, dan dari masa ke masa generasi akan terus
berganti. Begitu banyak pelatihan-pelatihan yang dilakukan untuk
memperbaiki kwalitas pengajaran dalam sebuah proses pembelajaran. Hal
tersebut dilakukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas serta
profesional seorang pengajar dalam proses pembelajaran. Oleh karenanya,
para calon tersebut yang dikumpulkan dalam pendidikan tinggi dengan
konsentrasi ilmu pendidikan harapannya bisa menjadi lebih professional dan
mampu mengembangkan pembelajaran yang efektif sdan efisien serta
menyenangkan dan bisa diterima oleh peserta didik atau bagi siswa.
Diantaranya dengan memanfaatkan fasilitas perkuliahan mata kuliah
pengajaran mikro. Oleh karena itu mata kuliah mikro teaching merupakan
faktor yang sangat penting dalam proses pendidikan pada lembaga
pendidikan tinggi. Dengan demikian akan menjadi jelas dan terencana

Page 1
tentang bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh
guru agar interaksi antara guru dan siswa bisa berjalan dengan baik dan
siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga pelajaran dapat ditangkap
secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya
ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan proses
pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh Keterampilan membuka
dan menutup pembelajaran, keterampilan pengelolaan kela, ketrampilan dan
lain sebagainya .
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak
akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan
guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin
pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas .
Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu
pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan
secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya
merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi
secara aktif di dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menetapkan bahwa
rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan guru ?
2. Bagaimanakah tugas pokok yang seharusnya di miliki oleh seorang guru
?
3. Sebutkan beberapa komponen-komponen keterampilan yang di mili oleh
seorang guru !
C. Manfaat
Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut, maka penulis menetapkan
bahwa manfaatnya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan guru ?

Page 2
2. Untuk mengetahui tugas pokok yang seharusnya di miliki oleh seorang
guru ?
3. Untuk mengetahui komponen-komponen keterampilan yang di mili oleh
seorang guru !

BAB II
PEMBAHASAN

A. KETERAMPILAN MEMBUKA DAN MENUTUP PELAJARAN


1. Pengertian membuka dan menutup pelajaran
Secara umum membuka pelajaran dapat dikatakan sebagai keterampilan
yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai kegiatan pembelajaran.
Dari pengertian diatas dapat dapat dipahami bahwa kegiatan membuka
pelajaran merupakan kegiatan menyiapkan siswa untuk memasuki inti
kegiatan.keterampilan dasar mengajar pada dasar nya adalah bentuk-bentuk
prilaku (kemampuan)yang bersifat khusus dan bersifat mendasar yang harus
dimiliki oleh seorang guru sebagai modal dasar untuk melaksanakan tugas-tugas
pembelajaran secara profesional.
Menurut Soli Abimanyu, membuka pelajaran berarti “kegiatan yang
dilakukan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan untuk menimbulkan
perhatian siswa agar terpusat pada pelajaran”. Menurut Ahmad Sabri Membuka
pelajaran atau set induction adalah “usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar
mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga
usah tersebut memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar dan pada
akhirnya akan memudahkan untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Dengan demikian, maksud dari membuka pelajaran adalah aktivitas yang
dilakukan guru untuk menciptakan kondisi siap mental, menumbuhkan perhatian
serta meningkatkan motivasi siswa agar terpusat kepada kegiatan belajar yang
akan dilakukan.(Iswayyudi.2012)
Sedangkan Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru
untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran. Menutup pelajaran juga dapat
diartikan aktivitas menjelang akhir pelajaran atau ahir setiap penggal kegiatan

Page 3
dengan maksud agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok
materi.
Dari pendapat di atas, maka maksud dari menutup pelajaran adalah
kegiatan atau aktivitas guru dalam mengakhiri pembelajaran dengan maksud agar
siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.
2. Tujuan membuka dan menutup pelajaran
a. tugas yang akan dikerjakan
b. Mengetahui batas tugas yang dikerjakan
c. Mempunyai gambaran jelas terhadap tugas
d. Mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman
e. Dapat menghubungkan konsep, fakta, ketrampilan, yang cukup dalam
setiap pristiwa.
f. Siswa mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran
g. Tumbuhnya perhatian motivasi siswa untuk menghadapi
Tujuan membuka pelajaran adalah untuk memusatkan perhatian siswa
kepada pelajaran yang akan dipelajarinya dan dengan begitu ia akan konsentrasi
selama proses pembelajaran berlangsung. Uzer Usman memaparkan tujuan
membuka pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan mental siswa. Kegiatan membuka pelajaran bertujuan
untuk menyatukan jiwa dan raga siswa dalam satu tempat dan waktu
agar ia ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan
memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran
yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menumbuhkan semangat, motivasi, dan perhatian siswa agar siswa
menyadari batas-batas tugasnya.
c. Agar siswa memahami hubungan antara materi yang telah dikuasainya
dengan materi yang akan dipelajarinya,
d. Agar siswa menyadari tingkat keberhasilan yang telah dicapainya.

Sementara itu Wina Sanjaya menyebutkan tujuan khusus membuka


pelajaran adalah sebagai berikut:
Pertama, menarik perhatian siswa, yang bisa dilakukan melalui:
meyakinkan siswa bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan
Page 4
berguna untuk dirinya, melakukan hal-hal yang dinggap aneh bagi siswa, dan
melakukan interaksi yang menyenangkan.
Kedua, menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan
dengan: membangun suasana yang akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya
menyapa atau berkomunikasi secara kekeluargaan, menimbulkan rasa ingin tahu,
misalnya mengajak membahas peristiwa atau topik yang sedang hangat
dibicarakan oleh masyarakat, mengemukakan ide yang bertentangan, misalnya
mengemukakan pendapat yang berbeda dengan pendapat masyarakat umum,
mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan
kebutuhan siswa, mengambil topik yang menarik dan guru meyakinkan siswa
bahwa topik tersebut berguna bagi dirinya.
Ketiga, memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang
akan dilakukan yang dapat dilakukan dengan cara: mengemukakan tujuan yang
akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan
pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran
sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan, menjelaskan target atau
kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung, membuat
kaitan atau hubungan antara pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki
siswa dengan materi atau pengalaman pelajaran yang akan diberikan kepada
siswa.
Keempat, membuka pelajaran juga dapat digunakan untuk
mengetahui entering behavior atau tingkat kesiapan dan penguasaan siswa
terhadap materi yang akan diajarkan.
Tujuan menutup pelajaran, antara lain:
a. Untuk meberikan pemahaman siswa terhadap materi pokok yang telah
dilakukan.
b. Memantapkan pemahaman siswa terhadap materi pokok atau kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
c. Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil pembelajaran yang telah
diperoleh siswa sekaligus berfungsi sebagai umpan balik bagi guru.
d. Untuk memberikan tindak lanjut yang diperlukan sesuai dengan proses
dan hasil pembelajaran.(Santridarus.2008)

Page 5
3. Komponen membuka dan menutup pelajaran
a. Komponen membuka pelajaran
1) Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian
siswa,antara lain:
a) Gaya mengajar guru. Perhatian siswa dapat ditimbulakan dengan
menvariasikan gaya mengajar guru misalnya memilih posisi di kelas
dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya dia kerjakan dalam
membuka pelajaran.
b) Penggunaan alat-alat bantu mengajar. Guru dapat menggunakan alat-
alat seperti gambar, model, skema dan sebagainya untuk menarik
perhatian siswa dan menimbulkan motivasi belajar siswa.
c) Pola interaksi yang bervariasi. Variasi yang dapat digunakan
diantaranya guru memberi perintah pada siswa, guru memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya pada guru atau siswa lainnya
yang menjawab pertanyaan tersebut.

2) Menumbuhkan motivasi siswa


Motivasi adalah suatu kekuatan atau energi yang mendorong
seseorang untuk melakukan aktivitas. Motivasi sangat penting untuk
dimiliki, dipelihara dan ditingkatkan pada setiap siswa.
Alternatif yang dapat digunakan oleh guru untuk menumbuhkan
motivasi siswa dalam pembelajaran antara lain:
a) Kehangatan dan semangat
Guru hendaknya memiliki sikap yang ramah, penuh semangat dan
hamgat dalam berinterksi dengan peserta didik. Sikap demikian akan
membangkitkan motivasi belajar, rasa senang dan semangat peserta
didik dalam mengikuti pembelajaran dan mengerjakan tugas-tugas
yang diberikan kepadanya.
b) Membangkitkan rasa ingin tahu
Untuk membangkitkan rasa ingin tahu dalam diri peserta didik, guru
dapat melakukan berbagai kegiatan, antara lain bercerita, yang
menimbulkan rasa penasaran dan pertanyaan kemudian memberikan

Page 6
kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan berbagai
pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah diceritakan atau
didemonstrasikan. Kegiatan semacam ini akan efektif untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide yang bertentangan dapat dikemukakan guru sekolah dasar pada
semua tingkat kelas. Ide dan pertanyaan yang dikemukakan perlu
disesuaikan dengan tingkat kelasa.
d) Memperhatikan minat belajar peserta didik
Agar proses pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar,
maka apa yang disajikan harus sesuai dengan minat peserta didik.
Karena setiap peserta didik memiliki perbedaan individual, sulit bagi
guru untuk memperhatikan minat peserta didiknya, karena setiap
peserta didik akan memilki minat yang berbeda dengan peserta didik
lainya.
Namun demikian ada minat-minat umum yang dapat
diperhatiakan guru sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
(seperti usia, jenis kelamin, lingkungan, adat, budaya, status sosial
ekonomi masyarakat umumnya). Agar guru dapat mengajar dengan
memperhatikan minat belajar peserta didik, maka perlu memperhatikan
faktor-faktor tersebut.(iswahyudi.2012)
3) Memberi acuan
Abimanyu mengemukakan bahwa memberi acuan adalah “usaha
mengemukakan spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang
memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai
hal-hal yang akan dipelajri dan cara yang hendak ditempuh dalam
mempelajari materi pembelajaran,
Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memberikan acuan dapat
dilakukan dengan cara yaitu:
a) Mengemukan tujuan dan batas-batas tugas.
Untuk memulai pelajaran guru hendaknya mengemukan tujuan
pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan peserta didik agar

Page 7
mereka memperoleh gambaran mengenai ruang lingkup materi yang
akan dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
b) Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
Pada awal pembelajaran atau pada saat-saat tertentu selama
pembelajaran, peserta didik akan terarah cara belajarnya atau dalam
mengerjakan tugas-tugas, jika guru senantiasa memberikan saran-saran
mengenai langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan contoh terlabih dahulu atau dengan
melakukan suatu demonstrasi.
c) Meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan masalah
pokok yang akan dibahas. Misalnya guru meningkatkan peserta didik
untuk menemukan hal-hal yang positif dan sifat–sifat mengenai sesuatu
konsep, manusia, benda, gambar-gambar, dan sebagainya.
d) Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sebelum menjelaskan materi
pembelajaran akan mengarahkan peserta didik terhadap pelajaran yang
akan dipelajari misalnya, sebelum dijelaskan bahwa hujan berasal dari
uap, guru dapat, mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu
peserta didik memahami terjadinya penguapan.

4) Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat
melakukannya dengan menghubungkan antara meteri yang akan
disampaikan dengan materi yang telah dikuasai peserta didik.Disamping
itu perlu dikaitkan dengan pengalaman, minat dan kebutuhan peserta didik.
Cara yang dapat dilakukan guru antara lain: Mengajukan pertanyaan
apersepsi, Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah lalu,
Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan peserta didik.
b. Komponen menutup pelajaran, antara lain:
a. Meninjau kembali (meriviu) adalah upaya untuk melaksanakan kilas
balik terhadap penguasaan siswa dari pokok materi yang telah
dipelajari.
Page 8
b. Menilai (mengevaluasi) Kegiatan menutup pembelajaran dapat
dilakukan dengan jalan memberikan penilaian atau evaluasi atas materi
yang telah disampaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana
penguasaan materi yang telah dilakukan.
c. Menyimpulkan adalah Kesimpulan rumusan pokok-pokok pikiran atau
kristalisasi terhadap sesuatu yang dibahas. Dengan mengajukan
kesimpulan, maka guru melakukan kegiatan penutupan pembelajaran
karena dengan kesimpulan merupakan akhir dari suatu proses
penyelesaian masalah sebelum adanya masalah baru.
d. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik
setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan
oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.(Anonim.2011)

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Guru dalam Membuka


dan Menutup Pelajaran
a. Kondisi siswa, Siswa merupakan komponen pokok pembelajaran selain
guru. Keberadaan siswa akan juga menentukan kemampuan guru di dalam
melaksanakan keterampilan mengajar. Siswa yang antusias di dalam kelas
akan mempermudah guru dalam melaksanakan keterampilan membuka
dan menutup pembelajaran.
b. Latar belakang guru, Guru dengan latar belakang pendidikan akan dengan
mudah menerapkan keterampilan mengajar yang ada. Sebaliknya guru
yang tidak berpengalaman akan sangat susah melaksanakan keterampilan
dalam mengajar.
c. Tujuan Pembelajaran, Kunci pokok dari sebuah pembelajaran merupakan
adanya tujuan yang ingin dicapai. Oleh karena itu, kemampuan guru di
dalam kelas ditentukan juga oleh tujuan pembelajaran yang akan dicapai di
dalamnya.
d. Kondisi kelas, Kondisi kelas meliputi semua hal selain guru dan siswa
yang di dalam kelas termasuk ketersediaan bahan ajar, fasilitas, sarana,
dan media pembelajaran.(Rurink.2008)

Page 9
5. Prinsip-Prinsip dalam Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Kebermaknaan
Setiap kegiatan membuka dan menutup pembelajaran dalam penerapannya
harus memenuhi unsur kebermaknaan. Artinya, setiap unsur yang
digunakan sesuai dengan upaya pencapaian tujuan, sifat materi,
memperhatikan karakteristik siswa maupun situasi dan kondisi pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
b. Berurutan dan berkesinambungan, Penerapan setiap unsur kegiatan
membuka dan menutup pelajaran harus direncanakan dengan matang.
Dengan perencanaan yang matang maka pelaksanaan membuka dan
menutup pelajaran tidak terkesan dibuat-buat tetapi penerapannya akan
berjalan logis dan sistematis sehingga akan mampu memperoleh hasil
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.(Gurudaiman.2012)

B. PENGELOLAAN KELAS
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang
memungkinkan pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
Sedangkan pengertian pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan
pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

a) Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas


adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan
menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin secara
ketat. Otoritas guru tidak sepenuhnya, guru memang mempunyai hak
kekuasaan, namun ada pemegang kekuasaan di atas guru misalnya kepala
sekolah, dan lain-lain.
b) Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan kelas
adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan kepada
siswa dalam melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan apa yang mereka
inginkan. Fungsi guru adalah menciptakan kondisi siswa agar merasa aman
untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.

Page
10
c) Berdasarkan pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah
upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang
bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah
munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.

Tidak ada pendekatan-pendekatan yang paling baik, tetapi


pendekatan-pendekatan ini akan menjadi pendekatan paling baik pada saat
situasi yang tepat.

2. Tujuan Pengelolaan Kelas


Menurut Ahmad (1995:2), tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar


maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan
sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah


2006:170) pada hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan
pengelolaan kelas adalah:

a) Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam


lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
b) Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.
c) Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.

Sedangkan Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat bahwa


tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan
tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.

Page
11
3. Komponen Katerampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu:

 Preventif, keterampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan


pemeliharaan kondisi belajar yang optimal.
 Represif, keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal.

Pada keterampilan preventif, berkaitan dengan kemampuan guru


didalam mengambil inisiatif dan mengendalikan pelajaran serta kegiatan-
kegiatan yang berhubungan dengan hal tersebut yaitu:

a. menunjukkan sikap tanggap, Keterampilan ini menggambarkan tingkah laku


guru yang telah memperhatikan siswanya sehingga siswa merasa bahwa
guru hadir bersama mereka. Cara yang dilakukan dalam menunjukkan sikap
tanggap ini dengan cara memandang secara seksama, gerak mendekati,
memberikan pernyataan, memberikan reaksi terhadap gangguan atau
ketakacuhan siswa.
b. membagi perhatian, Pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru mampu
membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam
waktu yang sama. Cara yang digunakan dalam membagi perhatian yaitu
melalui visual dan verbal.
c. memusatkan perhatian kelompok, Seorang guru harus mampu memusatkan
kelompok terhadap tugas-tugas yang diberikan sehingga siswa tetap terlibat
dalam kegiatan belajar. Cara yang dilakukan yaitu dengan menyiagakan
siswa atau memusatkan pada suatu topic dan menuntut tanggung jawab
siswa untuk memperagakan alat atau melaporkan hasil diskusi.
d. memberikan petunjuk yang jelas, Petunjuk yang jelas sangat diperlukan oleh
siswa sehingga siswa tidak mengalami kebingungan dalam mengerjakan
tugas atau perintah.
e. Menegur, Siswa yang telah mengganggu proses pembelajaran dapat diberi
teguran. Teguran harus tegas dan jelas namun menghindari perkataan kasar
atau menghina. Namun teguran ini dapat disepakati bentuknya saat

Page
12
membuat aturan-aturan tertentu antara siswa dan guru. Guru harus lebih
berhati-hati dalam menasehati siswa terhadap kelas maupun perorangan.
f. memberikan penguatan, segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan
baik itu penguatan positif maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa
yang telah menyimpang.
Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kodisi belajar yang
optimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:
 modifikasi tingkah laku, Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang
mengalami masalah atau kesulitan dan memodivikasi tingkah laku tersebut
dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis
 pengelolaan kelompok, Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam
mengatasi masalah pengelolaan kelas antara lain dengan menerapkan
pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua jenis keterampilan
yang diperlukan yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara
kegiatan-kegiatan kelompok.
 menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Kadang-kadang perilaku siswa yang mengganggu kegiatan di kelas akan
menyebabkan proses pembelajaran yang kurang optimal maka seorang
guru harus mampu meningkatkan kesadaran siswa akan tindakannya
dengan cara memindahkan benda-benda yang bersifat mengganggu,
menghilangkan ketegangan dengan humor, memindahkan penyebab
gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu
diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim
kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar
yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta secara ajek
menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau
siswanya akan lebih mudah melaksanakan komponen-komponen
keterampilan pengelolaan kelas.
Page
13
b.Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Selain itu perhatian dan minat siswa akan tetap terpelihara. Diusahakan, saat
guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang mudah dan semua siswa
bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya.
c. Bervariasi Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar
mengajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan
serta pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan
belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka
kejenuhan akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan
keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan menunggu temannya.
d.Keluwesan Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan
munculnya ganggua-gangguan dari siswa. Untuk mencegah gangguan
tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah
strategi mengajarnya mengajarnya dengan memanipulasi berbagai
komponen keterampilan mengajar yang lain.
e.Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Cara guru memelihara suasana yang positif diantaranya adalah dengan
Memberi aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan
menghindari celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar, Menyadari
akan kemungkinan kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan
mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar siswa.
f. Penanaman disiplin diri Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan
tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan ini guru harus
selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini
akan lebih berhasil jika guru sendiri menjadi contoh atau teladan tentang
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
5. Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Dalam mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa yang
bersifat individual atau kelompok, sehingga kita perlu berhati-hati dalam
menanganinya. Biasanya teknik yang digunakan antara lain: nasihat, teguran,
larangan, ancaman, teladan, hukuman dan sebagainya.
Page
14
Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam
pengelolaan kelas yang didalamnya terdapat teknik-teknik yaitu:
a) Pendekatan Alodifikasi Perilaku Pendekatan ini bertolak dari psikalogi
behavioral dengan anggapan dasar bahwa tingkah manusia yang baik
maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu merupakan hasil belajar.
Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah
laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungan guna
merumuskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina siswa,
yaitu:
 Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu
stimulus yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulang kembali
suatu tingkah laku yang timbul sebagai akibat dari pengurangan dan
penghilangan tersebut.
Contoh: misalnya guru ingin agar siswa berani mengeluarkan pendapat,
guru selalu menunjuk langsung siswa yang tidak berani mengeluarkan
pendapat agar mengeluarkan pendapat (stimulus yang tidak
menyenangkan). Bila suatu saat siswa berani mengeluarkan pendapat
tanpa menunggu ditunjuk guru maka guru mulai mengurangi secara
berangsur-angsur cara menunjuk langsung (penguatan negatif).
Pengurangan itu semakin meningkat sejalan dengan semakin
seringnya,siswa mengeluarkan pendapat tanpa ditunjuk guru hingga
akhirnya ditiadakan bila siswa telah terbiasa mengeluarkan pendapat.
Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam penggunaan penguatan negatif:
a) Hindarkan pemberian stimulus yang menyakitkan
b) Sasaranya jelas
c) Pemberian penguatan dengan segera
d) Penyajian stimulus yang bervariasi
e) Keantusiasan.
 Penghapusan yaitu: usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara
menghentikan pemberian respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang
semula dikuatkan dengan respons tersebut.Sebagai contoh, seorang siswa
yang selalu mengomentari penjelasan guru saat guru sedang
menerangkan, misalnya, mungkin karena setiap kali siswa mengomentari
Page
15
penjelasan guru, guru selalu memberikan respons yang memberikan
kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan komentar
komentar seperti itu (padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan
komentar seperti itu). Untuk mengurangi artau menghilangkan kebiasaan
seperti tersebut, salah satu teknik yang dapat digunakan adalah
penghapusan, yaitu dengan menghentikan pemberian respons yang
memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkebertaan terhadap
kebiasan siswa tersebut. Contoh lain yaitu pada siswa yang sering
menjawab maka guru berkata “Yang sudah menjawab tolong berikan
kesempatan pada yang lain ya…!” dan Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan penghapusan, yaitu:
a) Untuk mengurangi kekecewaan siswa sebagai akibat ditiadakannya
pengukuh yang diharapkan, sebaiknya teknik ini dikombinasikan
dengan teknik lain, khususnya teknik penguatan positif, bila ternyata
ada hal-hal yang dilakukan oleh siswa.
b) Bila guru sulit menemukan penguatan yang membentuk tingkah laku
siswa, lalu setelah mencoba-coba beberapa pengukuh ternyata gagal,
sebaiknya digunakan teknik lain agar siswa tidak terlalu larut dalam
tingkah laku yang hendak dihapus tersebut.
c) Dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam menghilangkan tingkah
laku siswa yang menyimpang bila menggunakan teknik penghapusan.
Sementara penghapusan berlangsung dan siswa melakukan tindakan
yang sangat mengganggu kelancaran proses pembelajaran, misal
menyebabkan siswa sekelas tertawa berkepanjangan, sebaiknya teknik
ini tidak dilanjutkan pemakaiannya dan diganti dengan teknik lain.
d) Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada
siswa, maka sedapat mungkin penguatan tersebut tidak
diberikan.Untuk itu perlu ada koordinasi antar staf pengajar agar tidak
terjadi ada guru tidak memberikan penguatan, dipihak lain ada guru
yang tetap memberikan.Bila hal demikian terjadi akan semakin sulit
menghapus tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut.
 Hukuman, Penyajian stimulus yang tidak menyenangkan untuk
menghilangkan dengan segera tingkah laku siswa yang tidak
Page
16
dikehendaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
hukuman:
1. Sedapat mungkin aturan hukuman diciptakan bersama antara guru
dengan siswa atau minimal disepakati oleh siswa dan lebih baik
dikatakan pada awal pertemuan. Dengan demikian siswa lebih
ikhlas bila dihukum.
2. Hukuman hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi
sehingga siswa memiliki kesan yang kuat tentang kaitan antara
pelanggaran dan hukuman.
3. Sedapat mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain
terutama teknik penguatan positif, bila ada haI-hal positif pada diri
siswa.
4. Setelah menghukum siswa, guru hendaknya bersikap wajar seperti
semula agar hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat
pemberian hukuman dapat pulih kembali.
5. Bentuk-bentuk hukukman yang digunakan bervariasi agar siswa
tidak menjadi jenuh atau kebal dengan sesuatu bentuk hukuman.
b) Pendekatan Sosial Emosional Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis
dan konseling, dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran yang
efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik
antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Selanjutnya guru dipandang
memegang peranan penting dalam menciptakan hubungan baik tersebut.
Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita bahwa bila
hubungan kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan kejasama dapat
berlangsung dengan lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman mudah dicari
jalan keluarnya. Demikian halnya dengan proses pembelajaran di sekolah,
bila hubungan antara guru dengan siswa baik, maka proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan lancar, kesalahpahaman yang timbul dapat diatasi
dengan mudah. Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru
dalam mengatasi kenakalan siswa:
1) Sikap umum,Yaitu terbuka, menerima dan menghargai siswa sebagai
manusia, empati, membicarakan situasi pelanggaran dan bukan

Page
17
pelakunya, demokratis (melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut kepentingannya).
2) Sikap khusus. Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan
tingkah laku siswa yang biasanya mengganggu proses pembelajaran
menjadi empat macam yaitu:
 Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu
berusaha memakai berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la
mungkin tertawa lebih keras dibanding dengan teman-temannya,
sering menggoda teman disebelahnya, pura-pura sakit, pura-pura
tidak mengerti sehingga bertanya terus dan sebagainya. Hal yang
demikian sebaiknya dibiarkan saja.
 Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha
mengalahkan orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan
marah dan melakukan tindakan agresif, atau sebaliknya menarik diri
sama sekali dan tidak mau melaksanakan kewajibannya. Hal ini
dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk memimpin yang
membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.
 Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu
melakukan tindakan yang menyakiti orang lain baik secara fisik
maupun psikis. Hal ini sebaiknya diserahkan pada psikolog dan guru
hanya membantu pelaksanaanya di kelas.
 Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu
mengatakan bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena
biasanya ia yakin akan gagal atau merasa gagal sebelum mulai. Hal
ini jangan disalahkan langsung melainkan berikan dorongan dan
bimbingan.
c) Pendekatan Proses kelompok, Pendekatan ini bertolak dari psikologi dan
dinamika kelompok, dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran
yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok, yaitu
kelompok kelas. Oleh karena itu, peranan guru dalam rangka pengelolaan
kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan yang
kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran, para
siswa biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran,
Page
18
perasaan yang sangat berbeda. Tugas guru adalah memadu kepentingan-
kepentingan perseorangan tersebut menjadi kepentingan kelompok,
kemudian membentuk kerumunan tersebut menjadi satu kelompok dengan
ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara produktif. Untuk
mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai ikatan
yang kuat, ada sejumlah unsur yang diperlukan.
6. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Secara umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu:
a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.
b. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah
lakunya dengan tata tertib kelas.
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta
tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam
pengelolaan kelas yaitu:
a) memelihara lingkungan fisik kelas
b) mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa
dalam kelas
c) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien.
Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan
melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.
 Menetapkan aturan kelas (class routine) Kita mengetahui bahwa
kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh menyalahkan
atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik
dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan
sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk
kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat
proses pembelajaran terutama pada awal pertemuan pembelajaran
sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.
 Memulai kegiatan tepat waktu (getting started) Dalam memulai suatu
materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru maupun
siswa (masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan
Page
19
kelas) sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang
terbuang banyak.
 Mengatur pelajaran (managing the lesson) Proses pembelajaran yang
efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses kegiatan berjalan
lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus
mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan,
penggunaan peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak
terlalu banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh.
 Mengelompokkan siswa (grouping the student) Pada saat meembahas
materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok agar mereka
dapat bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan
adanya ketua kelompok sehingga ketua tersebut dapat memanage
dirinya sendiri dan teman-temannya.
 Mengakhiri pelajaran (ending the lesson) Pada akhir pelajaran
diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan
berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa
pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus
membuat klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap
adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan berikutnya.
7. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan ini akan muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan
terampil dalam mengelola kelas. Namun kekuarangan atau kejelekan
pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa kewalahan bila belum
memahami langkah memahami keterampilan ini.
a. Kekurangan

 Susah diterapkan
 Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
 Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
 Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya

b. Kelebihan

Page
20
 Sangat efektif dalam pembelajaran
 Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan
 Menjadi pembelajaran yang nyaman
 Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada
 Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya

C. KETERAMPILAN MEMBERI PENGUATAN


1. Pengertian penguatan
Penguatan adalah respon terhadap suatu perilaku yang dapat
meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Dalam rangka
pengelolaan kelas, dikenal penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
positif adalah penguatan yang bertujuan untuk mempertahankan dan
memelihara perilaku positif, sedangkan penguatan negatif merupakan
penguatan perilaku dengan cara menghentikan atau menghapus rangsangan
yang tidak menyenangkan. Misalnya dalam penguatan negatif, guru
memberikan sindiran kepada siswa yang tidak memperhatikan saat guru
tersebut menerangkan suatu materi pelajaran. Manfaat penguatan bagi siswa,
antara lain : Meningkatnya perhatian dalam belajar, Membangkitkan dan
memelihara perilaku, Menumbuhkan rasa percaya diri dan Memelihara suasana
belajar yang kondusif.
Keterampilan memberikan penguatan merupakan keterampilan yang
harus dikuasai oleh guru karena penguatan yang diberikan kepada siswa akan
membangkitkan semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran. Semangat
siswa yang tinggi akan meningkatkan daya tangkap ilmu sehingga nantinya
tujuan yang ingin dicapai oleh guru dapat diraih dengan baik. Penguatan harus
dilakukan secara merata kepada siswa yang baik ataupun kurang baik
perilakunya. Guru tidak boleh membeda-bedakan dalam memberikan
penguatan.
2. Kompoen-komponen penguatan
 Penguatan Verbal Salah satu bentuk penguatan yang bisa diberikan oleh
guru untuk memotivasi siswa agar berpartisipasi dalam pembelajaran adalah
lewat ucapan. Segala ungkapan kata-kata yang dilontarkan guru untuk
menanggapi balik aktivitas siswa termasuk ke dalam penguatan verbal.
Page
21
 Penguatan Non Verbal Memberikan tanggapan balik yang bertujuan agar
siswa terdorong untuk lebih berprestasi, tidak terbatas dalam bentuk ucapan
saja. Banyak bentuk pemberian penguatan yang dapat dipilih oleh guru,
sehingga tidak membosankan bagi siswa. Bentuk-bentuk perbuatan tersebut
dapat dibedakan dalam kategori berikut : Mimik dan gerak badan,
Mendekati, Sentuhan, Kegiatan yang menyenangkan hati siswa Simbol atau
benda dan Penguatan tak penuh
3. PRINSIP PENGGUNAAN PENGUATAN
Supaya penguatan yang diberikan oleh guru tepat sasaran.
Pemberian penguatan di dalam pembelajaran harus memperhatikan
beberapa prinsip pemberian penguatan, sebagai berikut:
 Hangat dan Antusias
Guru adalah pemberi semangat bagi siswanya. Semangat tentu saja
tidak mampu diberikan oleh orang yang kurang atau tidak bersemangat.
Aktivitas yang bertujuan memberikan semangat tersebut juga tidak akan
sampai pada sasaran, apabila pemberiannya dilakukan tanpa dukungan
kehangatan. Kehangatan yang ditampilkan oleh guru secara psikologis
berdampak positif terhadap siswa. Kehangatan tersebut dapat mencairkan
suasana kaku, diam, ramai, dan tegang menjadi kondusif.
Sikap antusias dalam batas kewajaran atau tidak berlebihan punya
makna sendiri di hati siswa. Melihat gurunya antusias, siswa yang
tadinya malas, mengantuk, capek, atau melakukan aktivitas lain menjadi
tertarik ikut di dalam pembelajaran. Jadi apabila sebelumnya hanya
sebagian siswa yang aktif di dalam pembelajaran, sikap antusias yang
ditampilkan guru dapat menarik yang belum aktif menjadi aktif.
 Kebermaknaan
Penguatan yang diberikan oleh guru sangat berarti atau bermakna
bagi siswa. Mereka merasa lebih percaya diri, merasa dihargai, merasa
diperhatikan, merasa berhasil dalam belajar, merasa terpuji dan
tersanjung. Perasaan ini berdampak terhadap mental mereka. Siswa jadi
lebih berani mengemukakan pendapatnya, meningkat rasa ingin tahunya,
dan lebih percaya diri. Dengan demikian diharapkan partisipasinya
menjadi lebih baik pada kesempatan berikutnya. Bila guru melakukan
Page
22
penguatan secara tepat dan terus menerus, rasa ingin tahu siswa
terpenuhi, akibatnya mereka merasakan bahwa belajar fisika membuat
mereka jadi tahu banyak hal. Apa yang mereka ketahui tersebut
membantu mereka menjawab pertanyaan tentang suatu kejadian, yang
mungkin sebelumnya membuat mereka penasaran atau bingung.
 Menghindari respon negatif
Kadangkala siswa kurang baik dalam mengungkapkan buah
pikirannya di dalam kelas atau bahkan bisa jadi pendapat tersebut keliru.
Seorang guru profesional berusaha membesarkan hati siswa dengan
tanggapan yang positif. Tidak langsung menyalahkan atau menghakimi
siswa di hadapan teman-temannya.
 Pemberian penguatan dengan segera
Penguatan seharusnya diberikan dengan segera setelah muncul
tingkah laku atau respon dari siswa. Penguatan yang ditunda
pemberiannya, cenderung menyebabkan menjadi kurang efektif. Agar
dampak positif yang diharapkan tidak menurun bahkan hilang, penguatan
haruslah diberikan segera setelah siswa menunjukkan respon yang
diharapkan. Dengan kata lain, tidak ada waktu tunggu antara respon yang
ditunjukkan dengan penguatan yang diberikan.

 Variasi bentuk penguatan

Proses pembelajaran yang bersifat tatap muka berlangsung 1 atau


2 jam pelajaran, sekitar 40 atau 45 sampai 80 atau 90 menit. Waktu yang
cukup lama untuk menjaga interaksi positif berlangsung secara terus
menerus, atau untuk mempertahankan semangat belajar.

Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang
waktu tersebut. Tentu saja beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh
siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua
siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak membosankan dan selalu
hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang
mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya
Page
23
tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu mendekati siswa, begitu
seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak keluar berulang-
ulang dalam waktu terbatas.

4. Cara Penggunaan pemberi penguatan dalam pembelajaran


 Penguatan kepada pribadi tertentu,Penguatan harus jelas kepada siapa
ditujukan. Karena apabila tidak, akan kurang efektif. Oleh karena itu,
sebelum memberikan penguatan, guru terlebih dahulu menyebut nama
siswa yang bersangkutan sambil menatap kepadanya.
 Penguatan kepada kelompok, Penguatan dapat pula diberikan kepada
sekelompok siswa, misalnya “Bapak sangat senang kalian menyelesaikan
tugas ini dengan baik”. Dapat juga memberikan sebuah penghargaan lain.
5. Kelebihan dan kekurangan dalam pemberian penguatan dalam
pembelajaran
 Kelebihan
Pemberian penguatan dalam proses pembelajaran mempunyai
beberapa kelebihan atau manfaat apabila dapat dilakukan dengan tepat,
antara lain.

1. Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.


2. Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3. Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4. Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5. Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
Kelebihan-kelebihan dalam memberikan penguatan bergantung pada
guru yang memberikan penguatan. Apabila guru tersebut sesuai dalam
memberikan penguatan, maka proses pembelajaran akan tercapai secara
maksimal.

 Kelemahan

Walaupun pemberian penguatan sifatnya sederhana dalam pelaksanaannya,


namun dapat pula pemberian penguatan yang diberikan kepada siswa justru
Page
24
membuat siswa enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak
sesuai dengan tindakan yang dilakukan siswa tersebut.

Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya,


pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat mengakibatkan
siswa menjadi bersifat materialistis

D. KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KECIL


1. Pengertian diskusi kelompok
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79) “diskusi kelompok adalah
suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi
informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Pendapat yang lain dikemukakan oleh Usman (2005:94) “diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman dan
informasi, pengambilan kesimpulan/pemecahan masalah.
Dari kedua pendapat dapat disimpulka bahwa diskusi kelompok kecil
adalah suatu proses yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam
interaksi tatap muka secara informal untuk berbagi informasi dan pengalaman
serta mengambil kesimpula / pemecahan masalah.
2. Tujuan membimbing diskusi kelompok kecil menurut Mulyasa dalam
Suwarna (2006:80)”keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
bertujua sebagai berikut:
Siswa dapat saling member informasi atau pengalaman dalam menjelajahi
gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir
dan komunikasi.
Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
3. Komponen keterampilan membimbing diskusi
Usman (2005:94-95) mengemukakan ada beberapa komponen
keterampilan membimbing diskusi yaitu sebagai berikut:
1) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topic diskusi
Page
25
2) Memperluas masalah atau urunan pendapat
3) Menganalisis pandangan siswa
4) Meningkatkan urunan siswa
5) Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) Menutup Diskusi
4. Prinsip penggunaan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Hasibuan dalam Suwarna (2006:81-82) mengemukakan ada dua
prinsipyang digunakan dalam membimbing diskusi kelompok kecil yaitu
sebagai berikut:
> Diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim terbuka”
Hal ini ditandai dengan adanya keantusiasan berpartisipasi,
kehangatan hubungan antar pribadi, kesediaan menerima dan mengenal lebih
jauh topic diskusi dan kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dengan
demikian semua anggota kelompok mempunyai keinginan untuk dikenal dan
dihargai dapat merasa merasa aman dan bebas mengemukakan pendapat.
> Perlu perencanaan dan persiapan yang matang
Perencanaan dan persiapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Topic yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
minat, dan kemampuan siswa
2. Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban
tunggal
3. Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut
agar para siswa memiliki latar belakang pebgetahuan yang sama
4. Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator
sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.

E. KETERAMPILAN BERTANYA

1. Pengertian Keterampilan Bertanya

Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59),
menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau

Page
26
menciptakan ilmu pada diri siswa. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam
pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya
guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan
sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa
(Sofa, 2008).

2. Komponan yang termasuk dalam keterampilan dasar bertanya yaitu :


 Penangkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
 Pemberian acuan
 Pemusatan ke arah jawaban yang diminta
 Pemindahan giliran menjawab
 Penyebaran pertanyaan
 Pemberian waktu berpikir
 Pemberian tuntunan

F. KETERAMPILAN MEMBERI PENJASAN


1. Pengertian
Keterampilan memberi penjelasan adalah penyajian informasi secara
lisan dikelola secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan satu
dengan yang lainnya.
2. komponen
Komponen yang perlu diperhatikan dalam penjelasan adalah :

 Merencanakan pesan yang disampaikan.

 Menggunakan contoh-contoh.

 Memberikan penjelasan yang paling penting.

 Mengajukan pertanyaan kepada peserta didik tentang materi yang

belum dipahami.

3. Kelebihan dan kelemahan penerapan keterampilan menjelaskan:

Kelebihan

Page
27
1. Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam
menemukan, mengorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
2. Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalam
membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan
atas informasi yang lengkap dan relevan.
3. Mendorong siswa untuk mengembangka ide-ide dan mengemukakan ide-
ide tersebut.
4. Dapat mengatasi malsalah pembalajaran yang diikuti oleh jumlah peserta
didik yang besar.
5. Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan
materi.

6. Dapat meningkatkan analisa guru terhadap teori yang sedang disampaikan


dan guru menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang
lebih mendalam.

Kelemahan

1. Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi


karakteristik auditif (mendengar) dan akhirnya menjadi siswa yang pasif.
2. Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka pembelajaran akan
terkesan membosankan.
3. Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi
menjadi terlalu sedikit bahkan habis untuk menjelaskan.

G. Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi stimulus itu adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses

interaksi pembelajaran yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan peserta

didik, sehingga dalam proses situasi pembelajaran senangtiasa menunjukkan

ketekunan dan penuh partisipasi.


Beberapa variasi guru dalam proses pembelajaran yang perlu

diketahui adalah sebagai berikut :

Page
28
1. Keterampilan variasi dalam mengajar erat kaitannya dengan

profesional lainnya, antara lain penguasaan berbagai macam metode

dan keterampilan mengajukan pertanyaan.

2. Keterampilan variasi sebelum direncanakan dan disusun dalam SP.

3. Keterampilan variasi sangat dianjurkan akan tetapi harus wajar dan

luwes sesuia dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Page
29
BAB III

HASIL LAPORAN

FORMAT PENILAIAN PEMBELAJARAN MICROTEACHING

A. PENILAIAN MAPEL SEJARAH

Nama Guru :Endah Kusuma Wardani, S.pd

Mapel :Sejarah

Sekolah :SMA-MA Pesantren Moderen Immim Putra Kampus II

Maros-Moncongloe

Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang anda berikan komentar

terhadap cara mengajar guru.

NO Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang Nilai

1 Keterampilan Membuka dan


 95
menutup pelajaran

2 Keterampilan Mengelola kelas  78

3 Keterampilanmemberikan
 75
penguatan

4 Keterampilan membimbing
 70
diskusi kecil

5 Keterampilan bertanya  75

6 Keterampilan menjelaskan
 85
pelajaran

Page
30
7 Keterampilan mengadakan
 68
variasi

Keterangan :

Dari mata pelajaran sejarah penulis dapat mengatakan jika

keterampilan membimbing diskusi kecil dan keterampilan mengadakan variasi

kurang memuaskan, karena dalam proses pembelajaran ini guru tidak dapat

mengarahkan dan menyajikan pelajarang dengan baik, dan tidak mengadakan

variasi baik dari pembuka, pertengahan, maupun terakhir pembelajaran.

sehingga biasa keadaan kelas tidak kondusif

Rentang Nilai

1. 80-100 = A

2. 70-79 =B

3. 60-69 =C

4. 50-59 =D

5. 0-49 =E

B. PENILAIAN MAPEL PPKn

Nama Guru : Nasran. S.Pd

Mapel : PPKn

Sekolah :SMA-MA Pesantren Moderen Immim Putra Kampus II

Maros Moncongloe

Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang anda berikan komentar

terhadap cara mengajar guru.

Page
31
NO Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang Nilai

1 Keterampilan Membuka dan

menutup pelajaran  90

2 Keterampilan Mengelola kelas  69

3 Keterampilanmemberikan
 70
penguatan

4 Keterampilan membimbing
 75
diskusi kecil

5 Keterampilan bertanya  60

6 Keterampilan menjelaskan
 90
pelajaran

7 Keterampilan mengadakan
 95
variasi

Keterangan

Dari mata pelajaran PPKn, yang penulis dapat tangkap yaitu keterampilan

mengelola kelas dan keterampilan bertanya kurang memuaskan, disini guru

mapel tidak dapat mengelola kelasnya dengan baik, karna pada saat pelajaran

masih berlansung masih banyak siswa-siswi yang sibuk berlalu lalang dengan

urusanya masing-masing sehingga proses pembelajaran tidak efektif dan

efisien dan cara guru mapel bertanya kepada siswa tentang materi pertanyaan

tidak kreatif.

Page
32
Rentang Nilai

1. 80-100 = A

2. 70-79 =B

3. 60-69 =C

4. 50-59 =D

5. 0-49 =E

C. Nama Guru :Drs.H.Hmair Hamid Aly,M.Si

Mapel : AQIDAH AKHLAK

Sekolah : SMA-MA PesantrenModerenImmim Putra Kampus II

Maros-Moncongloe

Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang anda berikan komentar

terhadap cara mengajar guru.

NO Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang Nilai

1 Keterampilan Membuka dan

menutup pelajaran  95

2 Keterampilan Mengelola kelas  75

3 Keterampilanmemberikan
 80
penguatan

4 Keterampilan membimbing
 75
diskusi kecil

5 Keterampilan bertanya  69

Page
33
6 Keterampilan menjelaskan
 90
pelajaran

7 Keterampilan mengadakan
 69
variasi

Keterangan :

Pada mapel Sejarah yang penulis paparkan diatas yang kurang

memuaskan itu keterampilan membimbing diskusi kecil dan mengadakan

variasi sedangkan pada mapel yang kurang memuaskan yaitu keterampilan

bertanya dan mengelola kelas , lain halnya pada mapel akidah akhlak disini

penulis beranggapan bahwa pada mapel akidah ini cara guru mengajar yang

kurang memuaskan yaitu keterampilann memberikan penguatan karan guru

tidak memberikan membuka dan menutup pembelajran dengan baik. Pada saat

mengajar dia lansung saja masuk pada intinya setelah megucapkan salam tanpa

berkata-berkata lagi lansung inti pembelajran yang dibahas dan pada saat akhir

pembelajran guru tidak memberikan penguatan pembelajaran pada siswa , guru

hanya lansung menutup pembelajaran,

Rentang Nilai

1. 80-100 = A

2. 70-79 =B

3. 60-69 =C

4. 50-59 =D

5. 0-49 =E

Page
34
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Guru dapat dikatakan sebagai suatu profesi, memiliki sepuluh

persyaratan, antara lain, pertama memiliki pengetahuan dan keahlian dalam

bidang studinya melalui pendidikan yang lama, kedua mempunyai

pengalaman yang banyak, ketiga profesi dihargai dan diakui keberadaannya

oleh kelompok profesi lainnya, kelima berdedikasi tinggi dalam

melaksanakan tugasnya, keenam selalu berusaha mengembangkan ilmu,

ketujuh loyalitas terhadap teman se-profesi, kedelapan memilki kode etik,

dan yang terakhir memilki organisasi profesi guru.

Tugas pokok guru disekolah adalah mengajar, oleh karena itu

kompetensi profesional sangat mendukung kemampuan guru dalam

mengajar. Mengajar selalu berlangsung dalam suatu poses pembelajaran

yang yang memerlukan “seni” dalam penanganannya, disamping memiliki

keterampilan mengajar (teaching skill), keterampilan latihan secara spesifik

dalam bentuk microteaching juga di perlukan. Komponen-komponennya

yaitu Seperti keterampilan guru dalam membuka dan menutup

pembelajaran, keterampilan guru dalam mengelola kelas, keterampilan guru

memberikan penguatan, keterampilan guru membimbing diskusi kecil,

keterampilan guru bertanya, keterampilan guru menjelaskan pembelajaran

dan keterampilan guru mengadakan variasi. Ke 7 komponen itu sangatlah

diperlukan dan perlu diketahui oleh banyak guru karna keterampilan

Page
35
tersebut dapat menunjang semangat siswa dan keseriusan siswa untuk

belajar.

B. Saran

Penjelasan mengenai 7 keterampilan mengajar guru dalam laporan ini

tentu jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan , oleh karena itu

penulis mengharapkan kritikan dan saran demi perbaikan laporan

selanjutnya

Page
36
DAFTAR PUSTAKA

Maarif, Samsul. 2010. 8 Keterampilan Mengelola Kelas, (Online),


(http://pintamins.blogspot.com/2010/06/keterampilan-mengelola-kelas.html),
diakses 06 juli 2018.
Tamwifi, Irfan. 2011. Ketrampilan Mengelola Kelas, (Online),
(http://www.unjabisnis.net/2010/11/8-keterampilan-mengelola-kelas.html),
diakses 06 juli 2018.
Wartono.2003.Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan
Malang

Beni, A. 17 November 2008. Materi Keterampilan Menjelaskan (Online),


(http://beni64.wordpress.com, diakses 08 juli 2018).
Scribd. Keterampilan Menjelaskan (Online) ,
(http://www.scribd.com/doc/37521735, diakses 08 juli 2018)
Uno.Hamzah.2007.Model Pembelajaan Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Keratif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.

Page
37

Anda mungkin juga menyukai