PENDAHULUAN
Page 1
tentang bagaimana dan apa yang harus diterapkan dalam proses belajar
mengajar.
Keterampilan dasar dalam mengajar siswa sangat diperlukan oleh
guru agar interaksi antara guru dan siswa bisa berjalan dengan baik dan
siswa tidak merasa tertekan saat belajar sehingga pelajaran dapat ditangkap
secara maksimal. Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya
ditentukan oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan proses
pembelajaran saja, melainkan juga ditentukan oleh Keterampilan membuka
dan menutup pembelajaran, keterampilan pengelolaan kela, ketrampilan dan
lain sebagainya .
Guru merupakan sosok yang digugu dan ditiru. Program kelas tidak
akan berarti bilamana tidak diwujudkan menjadi kegiatan. Untuk itu peranan
guru sangat menentukan karena kedudukannya sebagai pemimpin
pendidikan di antara siswa di dalam suatu kelas .
Semua usaha yang dilakukan guru di dalam pembelajaran mengacu
pada bagaimana memfasilitasi siswa mencapai kompetensi yang sudah
ditetapkan. Pencapaian kompetensi tidak mungkin terjadi tanpa melibatkan
secara langsung di dalam pembelajaran. Oleh sebab itu guru mestinya
merencsiswaan pembelajaran yang mendorong siswa untuk berpartisipasi
secara aktif di dalam proses pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menetapkan bahwa
rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan guru ?
2. Bagaimanakah tugas pokok yang seharusnya di miliki oleh seorang guru
?
3. Sebutkan beberapa komponen-komponen keterampilan yang di mili oleh
seorang guru !
C. Manfaat
Berdasarkan Rumusan Masalah tersebut, maka penulis menetapkan
bahwa manfaatnya sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan guru ?
Page 2
2. Untuk mengetahui tugas pokok yang seharusnya di miliki oleh seorang
guru ?
3. Untuk mengetahui komponen-komponen keterampilan yang di mili oleh
seorang guru !
BAB II
PEMBAHASAN
Page 3
dengan maksud agar siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok
materi.
Dari pendapat di atas, maka maksud dari menutup pelajaran adalah
kegiatan atau aktivitas guru dalam mengakhiri pembelajaran dengan maksud agar
siswa memperoleh gambaran yang utuh tentang pokok materi.
2. Tujuan membuka dan menutup pelajaran
a. tugas yang akan dikerjakan
b. Mengetahui batas tugas yang dikerjakan
c. Mempunyai gambaran jelas terhadap tugas
d. Mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman
e. Dapat menghubungkan konsep, fakta, ketrampilan, yang cukup dalam
setiap pristiwa.
f. Siswa mengetahui tingkat keberhasilan dalam pelajaran
g. Tumbuhnya perhatian motivasi siswa untuk menghadapi
Tujuan membuka pelajaran adalah untuk memusatkan perhatian siswa
kepada pelajaran yang akan dipelajarinya dan dengan begitu ia akan konsentrasi
selama proses pembelajaran berlangsung. Uzer Usman memaparkan tujuan
membuka pelajaran adalah sebagai berikut:
a. Menyiapkan mental siswa. Kegiatan membuka pelajaran bertujuan
untuk menyatukan jiwa dan raga siswa dalam satu tempat dan waktu
agar ia ikut merasa terlibat memasuki persoalan yang akan dibahas dan
memicu minat serta pemusatan perhatian siswa pada materi pelajaran
yang akan dibicarakan dalam kegiatan pembelajaran.
b. Menumbuhkan semangat, motivasi, dan perhatian siswa agar siswa
menyadari batas-batas tugasnya.
c. Agar siswa memahami hubungan antara materi yang telah dikuasainya
dengan materi yang akan dipelajarinya,
d. Agar siswa menyadari tingkat keberhasilan yang telah dicapainya.
Page 5
3. Komponen membuka dan menutup pelajaran
a. Komponen membuka pelajaran
1) Menarik perhatian siswa
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menarik perhatian
siswa,antara lain:
a) Gaya mengajar guru. Perhatian siswa dapat ditimbulakan dengan
menvariasikan gaya mengajar guru misalnya memilih posisi di kelas
dan memilih kegiatan yang berbeda dari biasanya dia kerjakan dalam
membuka pelajaran.
b) Penggunaan alat-alat bantu mengajar. Guru dapat menggunakan alat-
alat seperti gambar, model, skema dan sebagainya untuk menarik
perhatian siswa dan menimbulkan motivasi belajar siswa.
c) Pola interaksi yang bervariasi. Variasi yang dapat digunakan
diantaranya guru memberi perintah pada siswa, guru memberi
kesempatan pada siswa untuk bertanya pada guru atau siswa lainnya
yang menjawab pertanyaan tersebut.
Page 6
kesempatan kepada peserta didik untuk mengajukan berbagai
pertanyaan berkaitan dengan apa yang telah diceritakan atau
didemonstrasikan. Kegiatan semacam ini akan efektif untuk
membangkitkan motivasi belajar peserta didik.
c) Mengemukakan ide yang bertentangan
Ide yang bertentangan dapat dikemukakan guru sekolah dasar pada
semua tingkat kelas. Ide dan pertanyaan yang dikemukakan perlu
disesuaikan dengan tingkat kelasa.
d) Memperhatikan minat belajar peserta didik
Agar proses pembelajaran dapat membangkitkan motivasi belajar,
maka apa yang disajikan harus sesuai dengan minat peserta didik.
Karena setiap peserta didik memiliki perbedaan individual, sulit bagi
guru untuk memperhatikan minat peserta didiknya, karena setiap
peserta didik akan memilki minat yang berbeda dengan peserta didik
lainya.
Namun demikian ada minat-minat umum yang dapat
diperhatiakan guru sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya
(seperti usia, jenis kelamin, lingkungan, adat, budaya, status sosial
ekonomi masyarakat umumnya). Agar guru dapat mengajar dengan
memperhatikan minat belajar peserta didik, maka perlu memperhatikan
faktor-faktor tersebut.(iswahyudi.2012)
3) Memberi acuan
Abimanyu mengemukakan bahwa memberi acuan adalah “usaha
mengemukakan spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang
memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai
hal-hal yang akan dipelajri dan cara yang hendak ditempuh dalam
mempelajari materi pembelajaran,
Lebih lanjut dikemukakan bahwa untuk memberikan acuan dapat
dilakukan dengan cara yaitu:
a) Mengemukan tujuan dan batas-batas tugas.
Untuk memulai pelajaran guru hendaknya mengemukan tujuan
pelajaran dan batas-batas tugas yang harus dikerjakan peserta didik agar
Page 7
mereka memperoleh gambaran mengenai ruang lingkup materi yang
akan dipelajari dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
b) Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan
Pada awal pembelajaran atau pada saat-saat tertentu selama
pembelajaran, peserta didik akan terarah cara belajarnya atau dalam
mengerjakan tugas-tugas, jika guru senantiasa memberikan saran-saran
mengenai langkah-langkah kegiatan yang perlu dilakukan. Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan contoh terlabih dahulu atau dengan
melakukan suatu demonstrasi.
c) Meningkatkan masalah pokok yang akan dibahas
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan masalah
pokok yang akan dibahas. Misalnya guru meningkatkan peserta didik
untuk menemukan hal-hal yang positif dan sifat–sifat mengenai sesuatu
konsep, manusia, benda, gambar-gambar, dan sebagainya.
d) Mengajukan pertanyaan
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan sebelum menjelaskan materi
pembelajaran akan mengarahkan peserta didik terhadap pelajaran yang
akan dipelajari misalnya, sebelum dijelaskan bahwa hujan berasal dari
uap, guru dapat, mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk membantu
peserta didik memahami terjadinya penguapan.
4) Membuat kaitan
Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat
melakukannya dengan menghubungkan antara meteri yang akan
disampaikan dengan materi yang telah dikuasai peserta didik.Disamping
itu perlu dikaitkan dengan pengalaman, minat dan kebutuhan peserta didik.
Cara yang dapat dilakukan guru antara lain: Mengajukan pertanyaan
apersepsi, Mengulas sepintas garis besar isi pelajaran yang telah lalu,
Mengaitkan materi yang diajarkan dengan lingkungan peserta didik.
b. Komponen menutup pelajaran, antara lain:
a. Meninjau kembali (meriviu) adalah upaya untuk melaksanakan kilas
balik terhadap penguasaan siswa dari pokok materi yang telah
dipelajari.
Page 8
b. Menilai (mengevaluasi) Kegiatan menutup pembelajaran dapat
dilakukan dengan jalan memberikan penilaian atau evaluasi atas materi
yang telah disampaikan dengan tujuan untuk mengetahui sejauhmana
penguasaan materi yang telah dilakukan.
c. Menyimpulkan adalah Kesimpulan rumusan pokok-pokok pikiran atau
kristalisasi terhadap sesuatu yang dibahas. Dengan mengajukan
kesimpulan, maka guru melakukan kegiatan penutupan pembelajaran
karena dengan kesimpulan merupakan akhir dari suatu proses
penyelesaian masalah sebelum adanya masalah baru.
d. Tindak lanjut merupakan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik
setelah pembelajaran dilakukan. Kegiatan tindak lanjut perlu diberikan
oleh guru agar terjadi pemantapan pada diri peserta didik terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.(Anonim.2011)
Page 9
5. Prinsip-Prinsip dalam Membuka dan Menutup Pelajaran
a. Kebermaknaan
Setiap kegiatan membuka dan menutup pembelajaran dalam penerapannya
harus memenuhi unsur kebermaknaan. Artinya, setiap unsur yang
digunakan sesuai dengan upaya pencapaian tujuan, sifat materi,
memperhatikan karakteristik siswa maupun situasi dan kondisi pada saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
b. Berurutan dan berkesinambungan, Penerapan setiap unsur kegiatan
membuka dan menutup pelajaran harus direncanakan dengan matang.
Dengan perencanaan yang matang maka pelaksanaan membuka dan
menutup pelajaran tidak terkesan dibuat-buat tetapi penerapannya akan
berjalan logis dan sistematis sehingga akan mampu memperoleh hasil
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran.(Gurudaiman.2012)
B. PENGELOLAAN KELAS
1. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang
memungkinkan pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
Sedangkan pengertian pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan
pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
Page
10
c) Berdasarkan pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah
upaya untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang
bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah
munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.
Page
11
3. Komponen Katerampilan Mengelola Kelas
Keterampilan mengelola kelas dikelompokkan menjadi dua yaitu:
Page
12
membuat aturan-aturan tertentu antara siswa dan guru. Guru harus lebih
berhati-hati dalam menasehati siswa terhadap kelas maupun perorangan.
f. memberikan penguatan, segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan
baik itu penguatan positif maupun negatif dan teguran pada perilaku siswa
yang telah menyimpang.
Pada keterampilan represif, berkaitan dengan respon guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kodisi belajar yang
optimal. Strategi yang dapat dilakukan yaitu:
modifikasi tingkah laku, Guru harus menganalisis tingkah laku siswa yang
mengalami masalah atau kesulitan dan memodivikasi tingkah laku tersebut
dengan mengaplikasikan pemberian penguatan secara sistematis
pengelolaan kelompok, Guru dapat menggunakan alternatif lain dalam
mengatasi masalah pengelolaan kelas antara lain dengan menerapkan
pendekatan pemecahan masalah kelompok. Ada dua jenis keterampilan
yang diperlukan yaitu memperlancar tugas-tugas dan memelihara
kegiatan-kegiatan kelompok.
menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah
Kadang-kadang perilaku siswa yang mengganggu kegiatan di kelas akan
menyebabkan proses pembelajaran yang kurang optimal maka seorang
guru harus mampu meningkatkan kesadaran siswa akan tindakannya
dengan cara memindahkan benda-benda yang bersifat mengganggu,
menghilangkan ketegangan dengan humor, memindahkan penyebab
gangguan, pengekangan fisik, dan pengasingan
4. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas
Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu
diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim
kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar
yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta secara ajek
menunjukkan antusiasmenya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau
siswanya akan lebih mudah melaksanakan komponen-komponen
keterampilan pengelolaan kelas.
Page
13
b.Tantangan Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Selain itu perhatian dan minat siswa akan tetap terpelihara. Diusahakan, saat
guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang mudah dan semua siswa
bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya.
c. Bervariasi Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar
mengajar merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan
serta pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan
belajar dan tingkah laku positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka
kejenuhan akan berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan
keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan menunggu temannya.
d.Keluwesan Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan
munculnya ganggua-gangguan dari siswa. Untuk mencegah gangguan
tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah
strategi mengajarnya mengajarnya dengan memanipulasi berbagai
komponen keterampilan mengajar yang lain.
e.Penekanan pada Hal-Hal yang Positif
Cara guru memelihara suasana yang positif diantaranya adalah dengan
Memberi aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan
menghindari celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar, Menyadari
akan kemungkinan kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan
mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar siswa.
f. Penanaman disiplin diri Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan
tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan ini guru harus
selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini
akan lebih berhasil jika guru sendiri menjadi contoh atau teladan tentang
pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
5. Pendekatan-Pendekatan dalam Pengelolaan Kelas
Dalam mengelola kelas, kita telah dihadapkan pada siswa yang
bersifat individual atau kelompok, sehingga kita perlu berhati-hati dalam
menanganinya. Biasanya teknik yang digunakan antara lain: nasihat, teguran,
larangan, ancaman, teladan, hukuman dan sebagainya.
Page
14
Menurut James Cooper dkk. mengemukakan tiga pendekatan dalam
pengelolaan kelas yang didalamnya terdapat teknik-teknik yaitu:
a) Pendekatan Alodifikasi Perilaku Pendekatan ini bertolak dari psikalogi
behavioral dengan anggapan dasar bahwa tingkah manusia yang baik
maupun yang buruk dalam batas-batas tertentu merupakan hasil belajar.
Pendekatan ini memanfaatkan hasil penelitian tentang bagaimana tingkah
laku manusia terbentuk melalui hubungan manusia dengan lingkungan guna
merumuskan teknik-teknik yang dapat digunakan dalam membina siswa,
yaitu:
Penguatan negatif yaitu: pengurangan hingga penghilangan suatu
stimulus yang tidak menyenangkan untuk mendorong terulang kembali
suatu tingkah laku yang timbul sebagai akibat dari pengurangan dan
penghilangan tersebut.
Contoh: misalnya guru ingin agar siswa berani mengeluarkan pendapat,
guru selalu menunjuk langsung siswa yang tidak berani mengeluarkan
pendapat agar mengeluarkan pendapat (stimulus yang tidak
menyenangkan). Bila suatu saat siswa berani mengeluarkan pendapat
tanpa menunggu ditunjuk guru maka guru mulai mengurangi secara
berangsur-angsur cara menunjuk langsung (penguatan negatif).
Pengurangan itu semakin meningkat sejalan dengan semakin
seringnya,siswa mengeluarkan pendapat tanpa ditunjuk guru hingga
akhirnya ditiadakan bila siswa telah terbiasa mengeluarkan pendapat.
Hal-hal yang perlu dihindarkan dalam penggunaan penguatan negatif:
a) Hindarkan pemberian stimulus yang menyakitkan
b) Sasaranya jelas
c) Pemberian penguatan dengan segera
d) Penyajian stimulus yang bervariasi
e) Keantusiasan.
Penghapusan yaitu: usaha mengubah tingkah laku siswa dengan cara
menghentikan pemberian respons terhadap suatu tingkah laku siswa yang
semula dikuatkan dengan respons tersebut.Sebagai contoh, seorang siswa
yang selalu mengomentari penjelasan guru saat guru sedang
menerangkan, misalnya, mungkin karena setiap kali siswa mengomentari
Page
15
penjelasan guru, guru selalu memberikan respons yang memberikan
kesan pada siswa bahwa guru tidak berkeberatan dengan komentar
komentar seperti itu (padahal guru sebenarnya tidak mengharapkan
komentar seperti itu). Untuk mengurangi artau menghilangkan kebiasaan
seperti tersebut, salah satu teknik yang dapat digunakan adalah
penghapusan, yaitu dengan menghentikan pemberian respons yang
memberikan kesan pada siswa bahwa guru tidak berkebertaan terhadap
kebiasan siswa tersebut. Contoh lain yaitu pada siswa yang sering
menjawab maka guru berkata “Yang sudah menjawab tolong berikan
kesempatan pada yang lain ya…!” dan Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam penggunaan penghapusan, yaitu:
a) Untuk mengurangi kekecewaan siswa sebagai akibat ditiadakannya
pengukuh yang diharapkan, sebaiknya teknik ini dikombinasikan
dengan teknik lain, khususnya teknik penguatan positif, bila ternyata
ada hal-hal yang dilakukan oleh siswa.
b) Bila guru sulit menemukan penguatan yang membentuk tingkah laku
siswa, lalu setelah mencoba-coba beberapa pengukuh ternyata gagal,
sebaiknya digunakan teknik lain agar siswa tidak terlalu larut dalam
tingkah laku yang hendak dihapus tersebut.
c) Dibutuhkan waktu yang relatif lama dalam menghilangkan tingkah
laku siswa yang menyimpang bila menggunakan teknik penghapusan.
Sementara penghapusan berlangsung dan siswa melakukan tindakan
yang sangat mengganggu kelancaran proses pembelajaran, misal
menyebabkan siswa sekelas tertawa berkepanjangan, sebaiknya teknik
ini tidak dilanjutkan pemakaiannya dan diganti dengan teknik lain.
d) Bila suatu penguatan telah ditetapkan untuk tidak diberikan kepada
siswa, maka sedapat mungkin penguatan tersebut tidak
diberikan.Untuk itu perlu ada koordinasi antar staf pengajar agar tidak
terjadi ada guru tidak memberikan penguatan, dipihak lain ada guru
yang tetap memberikan.Bila hal demikian terjadi akan semakin sulit
menghapus tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut.
Hukuman, Penyajian stimulus yang tidak menyenangkan untuk
menghilangkan dengan segera tingkah laku siswa yang tidak
Page
16
dikehendaki. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan
hukuman:
1. Sedapat mungkin aturan hukuman diciptakan bersama antara guru
dengan siswa atau minimal disepakati oleh siswa dan lebih baik
dikatakan pada awal pertemuan. Dengan demikian siswa lebih
ikhlas bila dihukum.
2. Hukuman hendaknya diberikan segera setelah pelanggaran terjadi
sehingga siswa memiliki kesan yang kuat tentang kaitan antara
pelanggaran dan hukuman.
3. Sedapat mungkin hukuman dikombinasikan dengan teknik lain
terutama teknik penguatan positif, bila ada haI-hal positif pada diri
siswa.
4. Setelah menghukum siswa, guru hendaknya bersikap wajar seperti
semula agar hubungan yang mungkin terganggu sebagai akibat
pemberian hukuman dapat pulih kembali.
5. Bentuk-bentuk hukukman yang digunakan bervariasi agar siswa
tidak menjadi jenuh atau kebal dengan sesuatu bentuk hukuman.
b) Pendekatan Sosial Emosional Pendekatan ini bertolak dari psikologi klinis
dan konseling, dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran yang
efektif dan efisien mempersyaratkan hubungan sosial emosional yang baik
antara guru dengan siswa dan antarsiswa. Selanjutnya guru dipandang
memegang peranan penting dalam menciptakan hubungan baik tersebut.
Pengalaman dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan pada kita bahwa bila
hubungan kita dengan partner kerja baik, berbagai kegiatan kejasama dapat
berlangsung dengan lancar. Dan bila terjadi kesalahpahaman mudah dicari
jalan keluarnya. Demikian halnya dengan proses pembelajaran di sekolah,
bila hubungan antara guru dengan siswa baik, maka proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan lancar, kesalahpahaman yang timbul dapat diatasi
dengan mudah. Berikut ini adalah sikap-sikap yang diperlukan oleh guru
dalam mengatasi kenakalan siswa:
1) Sikap umum,Yaitu terbuka, menerima dan menghargai siswa sebagai
manusia, empati, membicarakan situasi pelanggaran dan bukan
Page
17
pelakunya, demokratis (melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan
yang menyangkut kepentingannya).
2) Sikap khusus. Rudolf Dreikurs dan Pearl Cassel mengelompokkan
tingkah laku siswa yang biasanya mengganggu proses pembelajaran
menjadi empat macam yaitu:
Siswa yang memiliki tingkah laku menarik perhatian akan selalu
berusaha memakai berbagai cara untuk menarik perhatian guru. la
mungkin tertawa lebih keras dibanding dengan teman-temannya,
sering menggoda teman disebelahnya, pura-pura sakit, pura-pura
tidak mengerti sehingga bertanya terus dan sebagainya. Hal yang
demikian sebaiknya dibiarkan saja.
Siswa yang memiliki tingkah laku menguasai akan selalu berusaha
mengalahkan orang lain. Bila tidak dapat secara wajar, ia akan
marah dan melakukan tindakan agresif, atau sebaliknya menarik diri
sama sekali dan tidak mau melaksanakan kewajibannya. Hal ini
dapat diatasi dengan memberikan tugas untuk memimpin yang
membutuhkan keberanian atau kekuatan fisik.
Siswa yang memiliki tingkah laku membalas dendam akan selalu
melakukan tindakan yang menyakiti orang lain baik secara fisik
maupun psikis. Hal ini sebaiknya diserahkan pada psikolog dan guru
hanya membantu pelaksanaanya di kelas.
Siswa yang memiliki tingkah laku merasa tidak mampu akan selalu
mengatakan bahwa ia tidak mampu mengerjakan tugas. Karena
biasanya ia yakin akan gagal atau merasa gagal sebelum mulai. Hal
ini jangan disalahkan langsung melainkan berikan dorongan dan
bimbingan.
c) Pendekatan Proses kelompok, Pendekatan ini bertolak dari psikologi dan
dinamika kelompok, dengan anggapan dasar bahwa proses pembelajaran
yang efektif dan efisien berlangsung dalam konteks kelompok, yaitu
kelompok kelas. Oleh karena itu, peranan guru dalam rangka pengelolaan
kelas adalah menciptakan kelompok kelas yang mempunyai ikatan yang
kuat serta dapat bekerja secara efektif dan efisien. Pada awal pelajaran, para
siswa biasanya masih merupakan kerumunan orang dengan tujuan, pikiran,
Page
18
perasaan yang sangat berbeda. Tugas guru adalah memadu kepentingan-
kepentingan perseorangan tersebut menjadi kepentingan kelompok,
kemudian membentuk kerumunan tersebut menjadi satu kelompok dengan
ikatan yang kuat dan mampu bekerja sama secara produktif. Untuk
mengikat kerumunan siswa menjadi satu kelompok yang mempunyai ikatan
yang kuat, ada sejumlah unsur yang diperlukan.
6. Peran Guru dalam Pengelolaan Kelas
Secara umum peran guru dalam mengelola kelas yaitu:
a. Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap
lingkungannya.
b. Membangun pemahaman siswa agar mengerti dan menyesuaikan tingkah
lakunya dengan tata tertib kelas.
c. Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta
tingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
Menurut Darmadi (2010:6-7) ada beberapa peran guru dalam
pengelolaan kelas yaitu:
a) memelihara lingkungan fisik kelas
b) mengarahkan atau membimbing proses intelektual dan sosial siswa
dalam kelas
c) mampu memimpin kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien.
Manajemen pembelajaran yang efektif dapat terwujud dengan
melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut.
Menetapkan aturan kelas (class routine) Kita mengetahui bahwa
kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak boleh menyalahkan
atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena kebiasaan baik
dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan
sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk
kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat
proses pembelajaran terutama pada awal pertemuan pembelajaran
sehingga terjadi kesepakatan antara siswa dan guru.
Memulai kegiatan tepat waktu (getting started) Dalam memulai suatu
materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi guru maupun
siswa (masalah keterlambatan telah diatur pada saat menetapkan aturan
Page
19
kelas) sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu yang
terbuang banyak.
Mengatur pelajaran (managing the lesson) Proses pembelajaran yang
efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar proses kegiatan berjalan
lancer dan tidak mengalami gangguan atau hambatan. Guru harus
mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan melakukan,
penggunaan peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok, tidak
terlalu banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh.
Mengelompokkan siswa (grouping the student) Pada saat meembahas
materi tertentu, diperlukan juga siswa harus berkelompok agar mereka
dapat bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-kadang diperlukan
adanya ketua kelompok sehingga ketua tersebut dapat memanage
dirinya sendiri dan teman-temannya.
Mengakhiri pelajaran (ending the lesson) Pada akhir pelajaran
diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama kegiatan
berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa
pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus
membuat klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap
adanya kegiatan lanjut yang lebih menarik pada pertemuan berikutnya.
7. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pengelolaan Kelas
Setiap keterampilan pasti ada kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan ini akan muncul jika seorang guru mampu membawa suasana dan
terampil dalam mengelola kelas. Namun kekuarangan atau kejelekan
pengelolaan kelas ini akan muncul atau guru merasa kewalahan bila belum
memahami langkah memahami keterampilan ini.
a. Kekurangan
Susah diterapkan
Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya
b. Kelebihan
Page
20
Sangat efektif dalam pembelajaran
Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan
Menjadi pembelajaran yang nyaman
Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang ada
Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya
Banyak aktivitas dan tugas yang bisa diberikan guru selama selang
waktu tersebut. Tentu saja beragam pula pertisipasi yang bisa diberikan oleh
siswa. Setiap sumbangan pikiran siswa layak diberikan penghargaan, semua
siswa berhak mendapatkan penguatan. Agar tidak membosankan dan selalu
hidup, guru harus pintar memvariasikan berbagai bentuk penguatan. Kadang
mengatakan bagus, pada kesempatan lain mengacungkan jempol, berikutnya
Page
23
tersenyum sambil menganggukan kepala, lalu mendekati siswa, begitu
seterusnya. Sehingga ucapan atau tanggapan yang sama tidak keluar berulang-
ulang dalam waktu terbatas.
Kelemahan
1. Topic yang dipilih hendaknya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai,
minat, dan kemampuan siswa
2. Masalah hendaknya mengandung jawaban yang kompleks, bukan jawaban
tunggal
3. Adanya informasi pendahuluan yang berhubungan dengan topic tersebut
agar para siswa memiliki latar belakang pebgetahuan yang sama
4. Guru harus benar-benar siap dengan sumber informasi sebagai motivator
sehingga mampu memberikan penjelasan dan mengerjakan pertanyaan-
pertanyaan yang dapat memotivasi siswa.
E. KETERAMPILAN BERTANYA
Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59),
menyatakan bahwa bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau
Page
26
menciptakan ilmu pada diri siswa. Keterampilan bertanya merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil
pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari keberhasilan dalam
pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan bertanya
guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan
sekaligus dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa
(Sofa, 2008).
Menggunakan contoh-contoh.
belum dipahami.
Kelebihan
Page
27
1. Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam
menemukan, mengorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
2. Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalam
membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan
atas informasi yang lengkap dan relevan.
3. Mendorong siswa untuk mengembangka ide-ide dan mengemukakan ide-
ide tersebut.
4. Dapat mengatasi malsalah pembalajaran yang diikuti oleh jumlah peserta
didik yang besar.
5. Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenalkan
materi.
Kelemahan
Variasi stimulus itu adalah suatu kegiatan guru dalam kontek proses
Page
28
1. Keterampilan variasi dalam mengajar erat kaitannya dengan
Page
29
BAB III
HASIL LAPORAN
Mapel :Sejarah
Maros-Moncongloe
Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang anda berikan komentar
3 Keterampilanmemberikan
75
penguatan
4 Keterampilan membimbing
70
diskusi kecil
5 Keterampilan bertanya 75
6 Keterampilan menjelaskan
85
pelajaran
Page
30
7 Keterampilan mengadakan
68
variasi
Keterangan :
kurang memuaskan, karena dalam proses pembelajaran ini guru tidak dapat
Rentang Nilai
1. 80-100 = A
2. 70-79 =B
3. 60-69 =C
4. 50-59 =D
5. 0-49 =E
Mapel : PPKn
Maros Moncongloe
Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang anda berikan komentar
Page
31
NO Aspek yang dinilai Baik Cukup Kurang Nilai
menutup pelajaran 90
3 Keterampilanmemberikan
70
penguatan
4 Keterampilan membimbing
75
diskusi kecil
5 Keterampilan bertanya 60
6 Keterampilan menjelaskan
90
pelajaran
7 Keterampilan mengadakan
95
variasi
Keterangan
Dari mata pelajaran PPKn, yang penulis dapat tangkap yaitu keterampilan
mapel tidak dapat mengelola kelasnya dengan baik, karna pada saat pelajaran
masih berlansung masih banyak siswa-siswi yang sibuk berlalu lalang dengan
efisien dan cara guru mapel bertanya kepada siswa tentang materi pertanyaan
tidak kreatif.
Page
32
Rentang Nilai
1. 80-100 = A
2. 70-79 =B
3. 60-69 =C
4. 50-59 =D
5. 0-49 =E
Maros-Moncongloe
Berikanlah tanda centang (√) pada kolom yang anda berikan komentar
menutup pelajaran 95
3 Keterampilanmemberikan
80
penguatan
4 Keterampilan membimbing
75
diskusi kecil
5 Keterampilan bertanya 69
Page
33
6 Keterampilan menjelaskan
90
pelajaran
7 Keterampilan mengadakan
69
variasi
Keterangan :
bertanya dan mengelola kelas , lain halnya pada mapel akidah akhlak disini
penulis beranggapan bahwa pada mapel akidah ini cara guru mengajar yang
tidak memberikan membuka dan menutup pembelajran dengan baik. Pada saat
mengajar dia lansung saja masuk pada intinya setelah megucapkan salam tanpa
berkata-berkata lagi lansung inti pembelajran yang dibahas dan pada saat akhir
Rentang Nilai
1. 80-100 = A
2. 70-79 =B
3. 60-69 =C
4. 50-59 =D
5. 0-49 =E
Page
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Page
35
tersebut dapat menunjang semangat siswa dan keseriusan siswa untuk
belajar.
B. Saran
tentu jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan , oleh karena itu
selanjutnya
Page
36
DAFTAR PUSTAKA
Page
37