PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar filsafat negara Republik Indonesia memiliki susunan lima sila yang
merupakan suatu persatuan dan kesatuan serta mempunyai sifat dasar kesatuan yang mutlak, yang
berupa sifat kodrat monodualis yaitu sebagai makhluk individu sekaligus juga sebagai makhluk
sosial, serta kedudukannya sebagai makhluk pribadi yang berdiri sendiri dan sekaligus juga
sebagai makhluk Tuhan. Konsekuensi pancasila dijadikan dasar negara Indonesia adalah segala
aspek dalam penyelenggaraan negara diliputi oleh nilai-nilai pancasila yang merupakan kodrat
manusia yang monodualis tersebut.
Kajian epistemologi filsafat pancasila dimaksudkan sebagai upaya untuk mencari hakikat
pancasila sebagai suatu sistem pengetahuan. Hal ini dimungkinkan adanya karena epistemologi
merupakan bidang filsafat yang membahas hakikat ilmu pengetahuan (ilmu tentang ilmu). Kajian
epistemologi pancasila ini tidak bisa dipisahkan dengan dasar antologinya. Oleh karena itu, dasar
epistemologis pancasila sangat berkaitan dengan konsep dasarnya tentang hakikat manusia.
Kajian Aksiologi filsafat pancasila pada hakikatnya membahas tentang nilai praksis atau
manfaat suatu pengetahuan mengenai pancasila. Hal ini disebabkan karena sila-sila pancasila
sebagai suatu sistem filsafat memiliki satu kesatuan dasar aksiologi, nilai-nilai dasar yang
terkandung di dalam pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Aksiologi
pancasila ini mengandung arti bahwa kita membahas tentang filsafat nilai pancasila. Secara
aksiologi, bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Sebagai pendukung nilai,
bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima pancasila sebagai sesuatu yang
bernilai. Pengakuan, penerimaan dan penghargaan pancasila sebagai sesuatu yang bernilai itu akan
tampak menggejala dalam dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia mengandung makna
bahwa setiap aspek kehidupan kebangsaan, kenegaraan dan kemasyarakatan harus didasarkan pada
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, pesatuan, kerakyatan dan yang terakhir keadilan. Pemikiran
filsafat kenegaraan ini bertolak dari pandangan bahwa negara merupakan suatu persekutuan hidup
manusia atau organisasi kemasyarakatan, di mana merupakan masyarakat hukum.
B. Karakteristik Pancasila
Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karakteristik sistem filsafat tersendiri yang berbeda
dengan filsafat lainnya, yaitu :
1. Karakteristik filsafat pancasila yang pertama yaitu sila-sila dalam pancasila merupakan satu
kesatuan sistem yang bulat dan utuh (sebagai suatu totalitas). Dalam hal ini, apabila tidak
bulat dan utuh atau satu sila dengan sila lainnya terpisah-pisah, maka itu bukan merupakan
pancasila.
2. Karakteristik filsafat pancasila yang kedua ialah dalam susunan pancasila dengan suatu
sistem yang bulat dan utuh sebagai berikut.
Sila 1 mendasari, meliputi dan menjiwai sila 2, 3, 4 dan 5.
Sila 2 didasari, diliputi, dijiwai sila 1 dan mendasari serta menjiwai sila 3, 4 dan 5.
Sila 3 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, dan mendasari serta menjiwai sila 4 dan 5.
Sila 4 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3, serta mendasari dan menjiwai sila 5.
Sila 5 didasari, diliputi, dijiwai sila 1, 2, 3 dan 4.
3. Karakteristik filsafat pancasila yang berikutnya, pancasila sebagai suatu substansi artinya
unsur asli atau permanen atau primer pancasila sebagai suatu yang mandiri, dimana unsur-
unsurnya berasal dari dirinya sendiri.
4. Karakteriktik filsafat pancasila yang terakhir yaitu pancasila sebagai suatu realita artinya ada
dalam diri manusia Indonesia dan masyarakatnya sebagai suatu kenyataan hidup bangsa,
yang tumbuh, hidup dan berkembang di dalam kehidupan sehari-hari.
5.
C. Prinsip Prinsip Filsafat Pancasila
Jika ditinjau dari kausa Aristoteles, Prinsip-prinsip pancasila dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Kausa Material yaitu sebab yang berhubungan dengan materi atau bahan. Dalam hal ini
Pancasila digali dari nilai-nilai sosial budaya yang ada dalam bangsa Indonesia sendiri.
2. Kausa Formalis ialah sebab yang berhubungan dengan bentuknya. Pancasila di dalam
pembukaan UUD 1945 memenuhi syarat formal (kebenaran formal).
3. Kausa Efisiensi yaitu kegiatan BPUPKI dan PPKI dalam menyusun dan merumuskan
pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka.
4. Kausa Finalis Ialah berhubungan dengan tujuannya, dimana tujuan yang diusulkannya
pancasila menjadi dasar negara Indonesia merdeka.
Sekian pembahasan pengertian filsafat pancasila, karakteristik filsafat pancasila dan prinsip-
prinsip filsafat pancasila, semoga tulisan saya mengenai pengertian filsafat pancasila, karakteristik
filsafat pancasila dan prinsip-prinsip filsafat pancasila dapat bermanfaat.
BAB III
IDENTITAS NASIONAL
Dalam bidang Politik & Konstitusional. Menurut UUD 1945, demokrasi berarti menegakkan kembali
asas-asas negara hukum dimana kepastian hukum dirasakan oleh segenap warga negara. Hak-hak asasi
manusia baik dalam aspek kolektif maupun dalam aspek perorangan dijamin, dan penyalahgunaan
kekuasaan dapat dihindarkan secara intitusional.
Dalam bidang Ekonomi. Demikrasi berarti Kehidupan yang layak bagi semua warga negara. Mencakup
:
- Pengawasan oleh rakyat terhadap penggunaan kekayaan dan keuangan negara
- Koperasi
- Pengakuan atas hak milik perorangan dan kepastian hukum dalam penggunaannya
- Peranan pemerintahan yang bersifat pembinaan, penunjuk jalan serta pelindung.
2. Pembagian kekuasaan
Pembagian kekuasaan menurut demokrasi :
1. Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada Presiden (pasal 4 ayat (1) UUD 1945)
2. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Preisiden, DPR, dan DPD pasal 5 ayat (1), pasal 19 dan
pasal 22 C UUD 1945.
3. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada MA pasal 24 ayat (1) UUD 1945.
4. Kekuasaan Inspektif atau pengawasan didelegasikan kepada BPK dan DPR. Dalam UUD 1945 pasal
20 ayat (1) “… DPR juga memiliki fungsi pengawasan terhadap presiden selaku penguasa eksekutif”.
5. Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaanKonsultatif, didelegasikan kepada DPA,
pasal 16 UUD 1945. Artinya DPA dihapuskan karena berdasarkan kenyataan pelaksanaan kekuasaan
Negara fungsinya tidak jelas.
3. Pembatasan Kekuasaan
Pembatasan kekuasaan menurt konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui mekanisme 5 tahunan kekeuasaan:
(a) Pasal 1 ayat (2) “kedaulatan ditangan rakyat…”
Pemilu untuk membentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.
(b) MPR memilki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik Presiden dan Wapres,serta
melakukan impeachment terhadap presiden jika melanggar konstitusi.
(c) Pasal 20 A ayat (1),”DPR memiliki fungsi pengawasan.” Yang berarti mengawasi pemerintahan
selama jangka waktu 5 tahun.
(d) Rakyat kembali mengadakan Pemilu setelah membentuk MPR dan DPR (rangkaian kegiatan 5
tahunan sebagai periodesasi kekuasaan.
BAB V
NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian negara
Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan. Teori Negara menurut
Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi yang kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes
(1588-1679), John Locke (1632-1704) dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan Negara sebagai
suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara bersama. Menurut mereka, manusia
sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak
kemerdekaan.
Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain antara lain :
1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai alat agency atau wewenang
/ authority yang mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan besama atas nama masyarakat.
2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat yang diintegrasikan karena
mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih agung dari pada individu atau sekelompok.
3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban suatu masyarakat dalam
suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah maksud
tersebut diberi kekuasaan memaksa.
4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang rakyatnya diperintah (governed)
oleh sejumlah pejabat dan berhasil menuntut dr warga Negaranya ketaatan pada perundang-undangannya
melalui penguasaan (control) monopolitis dari kekuasaan yang sah.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para sarjana tentang negara,
maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur
Negara meliputi :
1. Wilayah
2. Rakyat
3. Pemerintahan
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya kesatuan nasib, yaitubersama-
sama dalam suatu penderitaan dibawah penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan.
Selain itu yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang membentuk bangsa itu
sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang
dimilikinya.
Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang terkandung dalam Pembukaan UUD
1945 Alinea I,II,III & IV.
B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara efektif dan teratur terhadap
suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau
persetujuan (consensus) diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan dengan
negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya dipahami berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang sangat menentukan tegaknya
konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu Negara.
Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan didasarkan atas aturan hukum
dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara dan prosedur-prosedur
yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-hubungan antar organ Negara itu satu sama lain, serta (c)
hubungan antar organ-organ Negara itu dengan warga Negara .
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip pengaturan dan pembatasan
kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya prinsip konstitusionalisme modern adalah
menyangkut prinsip pembatasan kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsiplimited
government. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan satu sama lain, yaitu:
Pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga
pemerintahan yang satu dengan lainnya.
C. konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun 1999, dimana
amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945.
Kemudian amandemen kedua dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001
dan disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan hukum dasar tidak tertulis.
Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah
berubah. Undang-Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan menentukan pokok-
pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-Undang Dasar 1945 bersifat
singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37 pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan
peralihan dan aturan tambahan.
Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Rumusannya jelas
2. Bersifat singkat dan supel
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus dilaksanakan
secara konstitusional
4. Peraturan hukum positif yang tinggi
Convensi adalah hukum dasar yang tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis.
Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
(1) Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara.
(2) Tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan berjalan sejajar.
(3) Diterima oleh semua rakyat.
(4) Bersifat sebagai pelengkap, sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar yang tidak terdapat
dalam Undang-Undang Dasar.
Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis, tidak secara
otomatis setingkat dengan UUD, melainkan sebagai suatu ketetapan MPR.
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD, karena pengertian UUD
hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak
tercakup dalam UUD.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)
2. Sistem konstitusional
3. Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi disamping MPR dan DPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak bertanggung jawab kepada DPR
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas
Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum, Negara hukum yang
berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas kekuasaan. Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan
jikalau alat-alat perlengkapanya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang ditentukan lebih
dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk mengadakan aturan-aturan itu.
Ciri-ciri suatu Negara Hukum adalah :
a. Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi yang mengandung persamaan dalam bidang politik,
hukum, sosial, ekonomi dan kebudayaan.
b. Peradilan yang bebas dari suatu pengaruh kekuasaan atau kekuatan lain dan tidak memihak.
c. Jaminan kepastian hukum, yaitu jaminan bahwa ketentuan hukumnya dapat dipahami dapat
dilaksanakan dan aman dalam melaksanakannya.
Dalam era reformasi dewasa ini bangsa Indonesia benar-benar ingin mengembalikan peranan hukum,
aparat penegak hukum beserta seluruh sistem peraturan perundang-undangan akan dikembalikan pada
dasar-dasar Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 hasil amandemen 2002 yang
mengemban amanat demokrasi dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
BAB VI
RULE OF LAW DAN HAK ASASI MANUSIA
A. Pengertian Rule of Law dan Negara Hukum
Baik rechtsstaat maupun rule of Menurut Friedman, antara pengertian negara hukum
atau rechtstaat dan rule of the law sebenarnya saling mengisi. Oleh karena itu berdasarkan bentuknya
sebenarnya rule of the law adalah kekuasaan publik yang diatur secara legal.
Prinsip negara hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-prinsip demokrasi atau
kedaulatan rakyat. Hukum tidak boleh dibuat, ditetapkan, ditafsirkan dan ditegakkan dengan tangan besi
berdasarkan kekuasaan belaka. Prinsip Negara hukum tidak boleh ditegakkan dengan mengabaikan prinsip-
prinsip demokrasi yang diatur dalam UUD. Karena itu perlu ditegaskan pula bahwa kedaulatan berada
ditangan rakyat yang dilakukan menurut UUD atau constitutional democracy yang diimbangi dengan
penegasan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis.
Menurut Albert Venn Dicey, istilah the rule of law diartikan sederhana sebagai suatu keteraturan hukum.
law, pada prinsipnya memiliki kesamaan yang fundamental serta saling mengisi. Dalam prinsip Negara
ini unsur penting pengakuan adanya pembatasan kekuasaan yang dilakukan secara konstitusional. Oleh
karena itu, terlepas dari adanya pemikiran dan praktek konsep Negara hukum yang berbeda, konsep Negara
hukum dan rule of law adalah suatu realitas dari cita-cita sebuah Negara bangsa, termasuk Negara
Indonesia.
B. Hak Asasi Manusia
Awal perkembangan hak asasi manusia dimulai tatkala ditandatangani Magna Charta (1215), oleh raja
John Lackland. Kemudian juga penandatanganan petition of right pada tahun 1628 oleh raja Charles I.
Dalam hubungan ini raja berhadapan dengan utusan rakyat. Dalam hubungan inilah maka perkembangan
hak asasi manusia itu sangat erat hubungannya dengan perkembangan demokrasi. Puncak perkembangan
perjuangan hak-hak asasi manusia yaitu ketika ’human right’ untuk pertama kalinya dirumuskan secara
resmi dalam ‘declaration of independence’ Amerika Serikat pada tahun 1776.
Doktrin tentang hak-hak asasi manusia sekarang ini sudah diterima secara universal sebagai ‘a moral,
political, legal framework and as a guideline’ dalam membangun dunia yang lebih damai dan bebas dari
ketakutan dan penindasan serta penaklukan yang tidak adil.
C. Penjabaran Hak-Hak Asasi Manusia dalam UUD 1945
Dalam rentangan berdirinya bangsa dan Negara Indonesia, secara resmi deklarasi pembukaan dan pasal-
pasal UUD 1945 telah lebih dahulu merumuskan hak-hak asasi manusia dari pada Deklarasi Universal Hak-
Hak Asasi Manusia PBB. Fakta sejarah menunjukkan bahwa pembukaan UUD 1945 beserta pasal-pasalnya
disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, sedangkan Deklarasi Hak-Hak Asasi Manusia PBB pada tahun
1948.
Dalam UUD 1945 hasil amandemen 2002, telah memberikan jaminan secara ekplisit tentang hak-hak
asasi manusia yang tertuang dalam BAB XA, pasal 28A sampai pasal 28J.
D. Hak dan Kewajiban warga Negara
Warganegara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam hubungannya
dengan Negara. Dalam hubungan antara warganegara dan Negara, warganegara mempunyai kewajiban-
kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya.
Asas-asas kewarganegaraan adalah :
1. Asas ius-sanguinis dan asas ius-soli
2. Bipatride dan apatride
Pasal-pasal UUD 1945 yang menetapkan hak dan kewajiban warganegara mencakup pasal-pasal
27,28,29,30,33 dan 34.
Pembelaan Negara atau bela Negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara. Kesadaran perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air
dan untuk ikut serta dalam pembelaan Negara.
Ada beberapa dasar yang dapat digunkan sebagai motivasi setiap warga untuk ikut serta membela Negara
Indonesia :
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulnya bencana perang
BAB VII
GEOPOLITIK INDONESIA
A. Pengertian
Geopolitik di artikan sebagai sistem politik atau peraturan-peraturandalam wujud kebijaksanaan dan
strategi nasional yang di dorong aspirasi nasional geografik suatu Negara, yang apabila dilaksanakan dan
berhasil akan berdampak langsung atau tidak langsung kepada sistem politik suatu negara. Sebaliknya
politik nrgara itu secara langsungGeopolitik bertumpu pada geografi sosial, mengenai situasi, kondisi dan
segala sesuatu yang di anggap relevan dengan karakteristik geografi suatu Negara.
Manusia melaksanakan tugas dan kegiatan bergerak dalam dua bidang, yaitu universal filosofis dan social
politis. Bidang universal filosofis bersifat transenden dan idealistik, misalnya dalam bentuk aspirasi bangsa,
pedoman hidup dan pandangan hidup bangsa. Sedangkan bidang social politis bersifat imanen dan realistic
yang bersifat lebih nyata dan dapat di rasakan, misalnya aturan hokum atau perundangan yang berlaku
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebagai produk politik.
Indonesia adalah Negara kepulauan dan masyarakat yang beraneka ragam, oleh karena itu Indonesia
memiliki kekuatan dan kelemahan . Kekuatannya yaitu terletak pada posisi dan keadaan geografi yang
strategis dan kaya sumber daya alam. Sedangkan kelemahannya terletak pada wujud kepulauan dan
keanekargaman masyarakat yang harus di satukan dalam satu bangsa.
Salah satu pedoman bangsa Indonesia agar tidak terombang ambing dalam memperjuangkan kepentingan
nasional adalah wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara.
A. Pengertian Wawasan Nusantara
Istilah wawasan berasal dari kata”wawas” yang berarti pandangan, tinjauan, atau penglihatan inderawi.
Akar kata ini membentuk kata “mawas” yang berarti memandang atau melihat. Sedangkan wawasan berarti
cara pandang, cara tinjau, atau cara melihat. Sedangkan ‘nusa’ berarti pulau, dan ‘antara’ berarti diapit di
antara dua hal.
Secara umum wawasan nasional berarti cara pandang suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya yang di
jabarkan dari dasar falsafah dan sejarah bangsa itu sesuai dengan posisi dan kondisi geografi negaranya
untuk mencapai tujuan nasional. Sedangkan wawasan nusantara mempunyai arti cara pandang bangsa
Indonesia.
Asas-asas pokok yang termuat di dalam deklarasi tentang landasan kontinen adalah sebagai berikut:
1) Segala sumber kekayaan alam yang terdapat dalam landasan kontinen Indonesia adalah milik ekslusif
Negara RI.
2) Pemerintah Indonesia bersedia menyelesaikan soal garis batas landasan kontinen dengan Negara
tetangga melalui perundingan.
3) Jika tidak ada garis batas, maka landas kontinen suatu garis yang di tarik di tengah-tengah antara
pulau terluar Indonesia dengan wilayah terluar Negara tetangga.
4) Claim tersebut tidak mempengaruhi sifat serta status dari perairan diatas landas kontinen Indonesia
maupun udara diatasnya.
Alasan-alasan yang mendorong pemerintah mengumumkan ZEE adalah:
1) Persediaan ikan yang semakin terbatas.
2) Kebutuhan untuk pembangunan nasional Indonesia.
3) ZEE mempunyai kekuatan hukum internasional.
1) Satu kesatuan wilayah Nusantara yang mencakup daratan, perairan dan dirgantara secara
terpadu.
2) Satu kesatuan politik, dalam arti satu UUD dan politik pelaksanaannya serta satu ideology dan
identitas nasional.
3) Satu kesatuan social budaya, dalam arti satu perwujudan masyarakat Indonesia atas dasar
Bhinneka Tunggal Ika, satu tertib social dan satu tertib hukum.
1. Tata Laku Wawasan Nusantara Mencakup Dua Segi, Batiniah dan Lahiriah
a. Tata laku batiniah berlandaskan falsafah bangsa yang membentuk sikap mental bangsa yang
memilki kekuatan batin.
b. Tata laku lahiriah merupakan kekuatan yang utuh, dalam arti kemanunggalan kata dan karya,
keterpaduan pembicaraan dan perbuatan.