Anda di halaman 1dari 15

Andalas Dental Journal P a g e | 14

ARTIKEL PENELITIAN

PENGARUH ORAL HYGIENE PADA WANITA PASKAMENOPAUSE


DENGAN KEJADIAN GINGIVITIS PADA KELOMPOK WANITA
TANI (KWT) DI KECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN
PADANG PARIAMAN

(EFFECT OF ORAL HYGIENE OF POSTMENOPAUSAL WOMEN WITH THE


INCIDENCE OF GINGIVITIS IN KELOMPOK WANITA TANI IN KECAMATAN
LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN)

Hidayati1, Rima Semiarty2, Winerli Septevani3


Abstrak
Menopause adalah berhentinya siklus menstruasi untuk selamanya bagi wanita dan berarti akhir dari
masa reproduktif. Seorang wanita dikatakan sudah memasuki paskamenopause apabila tidak menstruasi
selama 12 bulan berturut-turut atau lebih. Saat menopause terjadi penurunan produksi hormon estrogen dan
progesteron. Penurunan level estrogen dan progesteron tersebut juga diiringi dengan perubahan klinis di
rongga mulut yaitu beresiko mengalami gingivitis dan juga mempengaruhi oral hygiene. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan oral hygiene wanita paskamenopause dengan kejadian gingivitis
pada Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Desain
penelitian ini adalah Cross Sectional Study. Penelitian ini dilakukan pada 53 perempuan paskamenopause
pada Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman pada bulan
Desember 2012. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan pemeriksaan indeks OHIS dan indeks
Gingiva, dilanjutkan analisa data dengan chi-square. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar
(43,4%) perempuan paskamenopauase pada Kelompok Wanita Tani memiliki oral hygiene sedang dan
sebanyak (45,3%) mengalami gingivitis sedang. Gingivitis ditandai dengan gusi yang pucat atau merah
sebanyak (75,5%) dan gusi yang berdarah pada saat menyikat gigi sebanyak (56,6%). Seluruh perempuan
paskamenopause pada Kelompok Wanita Tani di Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman
mengalami gingivitis meskipun memiliki oral hygiene baik.
Kata kunci : paskamenopause, estrogen, progesteron, gingivitis, oral hygiene

Abstract
Menopause is the end of menstruation cycle and reproduction period for women. A woman is entering
postmenopausal if she doesn’t get menstruation for 12 months or more. As menopause, estrogen and
progesteron hormone decreased. Decrease of progesteron and estrogen level followed by clinical change in
oral cavity which gets risk gingivitis and influence oral hygiene. This study aims to know the relation
between oral hygiene of postmenopausal women and the incidence of gingivitis in Kelompok Wanita Tani
(KWT) in Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. The design of this study is the Cross
Sectional Study. This study was conducted to 53 postmenopausal women in Kelompok Wanita Tani in
Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman in Desember 2012. The data was collected through
questionnaires and examinations of OHIS index and gingival index by chi-square analysis. The results
showed that the majority (43,4%) postmenopausal women in Kelompok Wanita Tani had a moderate oral
hygiene and also (45,3%) had a moderate of gingivitis. The gum looks pale or red about (75,5%) and easy to
bleed about (56,6%). All of postmenopausal women in Kelompok Wanita Tani in Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman got gingivitis althought they had good oral hygiene.
Key words : postmenopausal, estrogen, progesteron, gingivitis, oral hygiene

1
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas
2
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas

14
Andalas Dental Journal P a g e | 15

PENDAHULUAN disebabkan oleh semakin meningkatnya

Menopause merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat yang tentunya

kehidupan seorang wanita yang ditandai juga meningkatkan angka harapan hidup

dengan berakhirnya menstruasi sebagai (life expectancy). Untuk perempuan

salah satu bentuk penuaan. Pada saat berarti makin banyak yang melalui masa

menopause kapasitas reproduksi seorang paskareproduksi atau menopause.

wanita akan terhenti, yang ditandai Dimana secara demografi terjadi

dengan berakhirnya aktivitas ovarium. peningkatan kelompok lansia yang

Biasanya menopause terjadi pada wanita memerlukan penanganan secara khusus

di usia menjelang atau memasuki dekade dalam masalah kesehatan masyarakat.2

kelima. McKinley, dkk mendefinisikan Terjadinya menopause pada wanita

menopause sebagai berhentinya diikuti dengan perubahan kadar hormon

menstruasi secara spontan selama 12 reproduksi yaitu hormon estrogen dan

bulan berturut-turut pada usia 45-55 progesteron. Estrogen merupakan hormon

tahun (rata-rata 50-52 tahun). Morabia, steroid yang dihasilkan oleh ovarium.

dkk mendefinisikan menopause sebagai Estrogen disekresi dalam jumlah besar

menstruasi terakhir yang secara langsung oleh ovarium sebagai respons terhadap

didahului oleh berhentinya secara hormon kelenjar hipofisis anterior, yaitu

permanen fungsi dari folikular ovarium. follicle stimulating hormone (FSH) dan

Sedangkan paskamenopause biasanya luteinizing hormone (LH) serta dalam

dihitung 12 bulan setelah menopause.1 jumlah kecil oleh hormon korteks

Organisasi kesehatan dunia (WHO) adrenal. Kadar estrogen pada wanita

memperkirakan jumlah perempuan premenopause berkisar 40-400 pg/ml dan

paskamenopause di dunia akan terus menurun sampai pada masa

meningkat dari sekitar 476 juta jiwa pada paskamenopause dapat menjadi hanya

tahun 1990 menjadi 1,2 miliar jiwa pada 10-20 pg/ml.1

tahun 2020. Berdasarkan sensus Pada saat menopause, seorang wanita

penduduk tahun 2010 dilaporkan bahwa harus menyesuaikan kembali

wanita usia >50 tahun di Indonesia kehidupannya dari kehidupan yang secara

sebanyak 19.497.226 dan di Sumatera fisiologis diransang oleh produksi

Barat 445.865 (Badan Pusat Statistik). estrogen dan progesteron menjadi kosong

Banyaknya laki-laki dan perempuan yang tanpa hormon-hormon tersebut.

memasuki kehidupan lansia salah satunya Menurunnya kadar estrogen darah pada
Andalas Dental Journal P a g e | 16

wanita menopause menyebabkan juga mengeluhkan adanya rasa kering


terjadinya perubahan fisiologis pada pada mulut, sensasi terbakar pada kavitas
fungsi tubuh, berupa “rasa panas” (hot oral, sensasi rasa yang abnormal, serta
flushes) dengan kemerahan kulit yang kesulitan dalam penggunaan GTSL (Gigi
ekstrim, gelisah, letih, ansietas/cemas, Tiruan Sebagian Lepasan). Menopausal
sensasi psikis dispnea/sesak nafas, gingivostomatitis menyebabkan gingiva
keadaan psikotik yang bermacam-macam, mengalami inflamasi, kekeringan serta
disertai penurunan kekuatan dan iritasi mukosa mulut.5,6
kalsifikasi tulang diseluruh tubuh.3 Estrogen dapat menstimulasi
Menurunnya kadar estrogen pada proliferasi fibroblast gingiva dan maturasi
wanita menopause pada rongga mulutnya jaringan ikat serta mempengaruhi
secara fisiologis juga mengalami pergantian kolagen. Estrogen berfungsi
perubahan-perubahan yang menimbulkan meningkatkan proliferasi selular,
rasa tidak nyaman seperti rasa sakit, rasa differensiasi, dan mempengaruhi
panas atau rasa terbakar (hot flushes), keratinisasi. Menurut Otomo-Corgel,
hipofungsi kelenjar saliva dan atrofi pada gingiva fluktuasi hormon seksual
mukosa mulut. Akibatnya secara klinis selama menopause merupakan salah satu
pada wanita menopause sering faktor dalam perubahan inflamasi yang
mengalami mulut kering karena volume menyebabkan hipertrofi atau atrofi
7,8
saliva berkurang (dry mouth), gingiva.
meningkatnya karies gigi, pengecapan Perempuan menopause dan
berkurang, osteoporosis tulang rahang, paskamenopause juga berisiko
periodontitis, dan gingivitis.4 mengalami kebersihan mulut yang buruk.
Perempuan yang sedang berada pada Rerata kecepatan sekresi saliva pada
fase menopause maupun kelompok postmenopause (0,32
paskamenopause beresiko mengalami ml/menit) lebih rendah dari kelompok
menopausal gingivostomatitis (senile premenopause (0,39 ml/menit). Dengan
atrophic gingivitis). Menopausal demikian apabila kebersihan mulut tidak
gingivostomatitis ditandai dengan terjaga dan diperberat oleh aliran saliva
perubahan gingiva menjadi kering, yang rendah maka akan mempercepat
warnanya bervariasi dari pucat atau pembentukan plak. Bila plak tidak
merah, dan mudah berdarah. Pasien dibersihkan, lama-kelamaan plak akan
dengan menopausal gingivostomatitis
Andalas Dental Journal P a g e | 17

terkalsifikasi (mengeras) dan menjadi satu kelompok ibu-ibu yang terorganisir,


kalkulus.4.8 terstruktur, dengan usia rata-rata diatas 50
Berdasarkan data yang didapatkan dari tahun, dan rutin mengadakan pertemuan
Badan Pusat Statistik Kabupaten Padang setiap bulannya dimana berdasarkan data
Pariaman jumlah penduduk perempuan yang didapatkan dari Dinas Pertanian,
tahun 2010 yaitu 200.099 dengan jumlah Peternakan, dan Kehutanan Kabupaten
perempuan terbanyak terdapat di Padang Pariaman, Kelompok Wanita
Kecamatan Batang Anai sebanyak 22.042 Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung
dilanjutkan Kecamatan Lubuk Alung termasuk kelompok yang aktif dalam
dengan jumlah 21.416. Sedangkan kegiatan pertemuan dan usaha tani di
perempuan usia diatas 50 tahun di Padang Pariaman serta aktif dalam PKK
Kabupaten Padang Pariaman sebanyak Nagari dan PKK Kecamatan.
44.758, dan di Kecamatan Lubuk Alung Setelah dilakukan survei awal kepada
sendiri jumlah perempuan usia diatas 50 20 ibu-ibu paskamenopause yang
tahun sebanyak 3.809 orang (Badan Pusat tergabung ke dalam Kelompok Wanita
Statistik 2012). Berdasarkan data Dinas Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung
Kesehatan Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Padang Pariaman, dan 20
daerah yang memiliki kejadian gingivitis orang ibu-ibu tersebut dilakukan
& jaringan periodontal dengan angka pemeriksaan OHIS terdapat 11 orang
yang paling tinggi dari tahun 2010 diantaranya memiliki OHIS yang buruk
sampai 2012 yaitu daerah pada wilayah dan sedang. Kemudian juga dilakukan
kerja Puskesmas Lubuk Alung dan pemeriksaan gingival index dengan
meningkat setiap tahunnya. Pada tahun menggunakan probe, terdapat 19 orang
2010 kejadian gingivitis & jaringan mengalami gingivitis. Berarti pada
periodontal di Kecamatan Lubuk Alung penderita gingivitis ada 8 orang dengan
sebanyak 345 kasus, pada tahun 2011 OHIS baik tetapi juga mengalami
sebanyak 496 kasus, dan pada tahun 2012 gingivitis.
kejadian gingivitis & jaringan periodontal Berdasarkan alasan-alasan tersebut di
dari bulan Januari sampai September atas peneliti ingin meneliti suatu
sebanyak 430 kasus. permasalahan yaitu hubungan oral
Dalam Penelitian ini Kelompok hygiene wanita paskamenopause dengan
Wanita Tani (KWT) dipilih sebagai kejadian gingivitis pada Kelompok
sampel penelitian karena termasuk salah
Andalas Dental Journal P a g e | 18

Wanita Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Peternakan, dan Kehutanan


Alung Kabupaten Padang Pariaman. Kabupaten Padang Pariaman.
d. Data ibu-ibu paskamenopause pada
MATERI DAN METODE
Kelompok Wanita Tani (KWT) di
Kajian dalam penelitian ini mencakup Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten

hubungan oral hygiene wanita Padang Pariaman.


paskamenopause dengan kejadian gingivitis. Analisa Data
Kajian ini menggunakan rancangan penelitian
1. Analisa Univariat
analitik dengan metode cross sectional.
Analisa univariat dilakukan untuk
Pengambilan sampel dilakukan dengan
metode total sampling. melihat distribusi frekuensi dari variabel
independen (oral hygiene) dan variabel
Data Primer
dependen (gingivitis) yang disajikan
Data primer diperoleh dari hasil dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
pemeriksaan langsung OHI-S dan
2. Analisa Bivariat
gingival index pada sampel pada
Analisis bivariat adalah untuk
Kelompok Wanita Tani (KWT) di
melihat hubungan dari dua variabel dapat
Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten
dilakukan dengan program SPSS melalui
Padang Pariaman.
komputer dengan menggunakan uji Chi-
Data Sekunder
square. Uji ini dilakukan karena variabel
Data sekunder diperoleh dari : dependen dan variabel independen

a. Data angka gingivitis dan penyakit keduanya merupakan variabel kategori.

jaringan periodontal tertinggi Nilai yang digunakan untuk melihat ada

didapatkan dari laporan tahun 2010- tidaknya hubungan dua variabel adalah

2012 Dinas Kesehatan Kabupaten nilai p dengan derajat kepercayaan 95%,

Padang Pariaman. bila p<0,05 berarti hubungan bermakna.

b. Data jumlah penduduk didapatkan


dari Badan Pusat Statistik Kabupaten
Padang Pariaman.
c. Data Kelompok Wanita Tani
diperoleh dari Dinas Pertanian,
Andalas Dental Journal P a g e | 19

HASIL PENELITIAN Terakhir Menstruasi Responden

Karakteristik Responden Pada penelitian ini, karakteristik


Usia Responden responden berdasarkan terakhir
Pada penelitian ini, karakteristik menstruasi dapat dilihat pada tabel 2
responden berdasarkan usia dapat dilihat Tabel 2 Distribusi responden
pada tabel 1 berdasarkan terakhir menstruasi
Tabel 1 Distribusi responden
berdasarkan usia

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui


terakhir menstruasi pada responden
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
terbanyak yaitu 2 tahun yang lalu
wanita paskamenopause yang menjadi
sebanyak 13 orang (24,5%).
responden terbanyak yaitu pada usia 55
Hasil Analisa Univariat
tahun sebanyak 7 orang (13,2%). Usia
responden terendah yaitu 50 tahun Oral Hygiene
sebanyak 3 orang (5,7%) dan usia Pada Penelitian ini distribusi frekuensi
responden tertinggi yaitu 70 tahun responden berdasarkan status oral
sebanyak 1 orang (1,9%). hygiene dapat dilihat pada tabel 3

Tabel 3 Distribusi Responden


Menurut Status Oral Hygiene
Andalas Dental Journal P a g e | 20

Gingivitis

Pada penelitian ini distribusi frekuensi


responden berdasarkan kejadian
gingivitis dapat dilihat pada tabel 3.

Berdasarkan tabel 3 dapat disimpulkan Tabel 5 Distribusi Responden

bahwa sebagian besar wanita Menurut Kejadian Gingivitis


paskamenopause pada Kelompok Wanita
Tani di Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman memiliki
oral hygiene sedang yaitu sebanyak 23
orang (43,4 %).

Frekuensi Menyikat Gigi Berdasarkan tabel 5 dapat disimpulkan

Pada penelitian ini distribusi frekuensi bahwa sebagian besar wanita


paskamenopause pada kelompok wanita
responden berdasarkan
tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung
frekuensimenyikat gigi dapat dilihat pada
Kabupaten Padang Pariaman mengalami
tabel 4
gingivitis sedang yaitu sebanyak 24 orang
Tabel 4 Distribusi Responden V
(45,3%).
Menurut Frekuensi Menyikat Gigi
Gusi Pucat Atau Merah

Pada penelitian ini distribusi frekuensi


responden berdasarkan keadaan gusi
pucat atau merah dapat dilihat pada tabel
6
Berdasarkan tabel 4 dapat disimpulkan
Tabel 6 Distribusi Responden
bahwa sebagian besar wanita
Menurut Keadaan Gusi Pucat Atau
paskamenopause pada Kelompok Wanita
Merah
Tani di Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman memiliki
kebiasaan menyikat gigi tertinggi yaitu
2x sehari sebanyak 42 orang (79,2%).
Andalas Dental Journal P a g e | 21

Berdasarkan tabel 6 dapat disimpulkan kering dan bengkak dapat dilihat pada
bahwa sebagian besar wanita tabel 8.
paskamenopause pada kelompok wanita Tabel 8 Distribusi Responden
tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung
Berdasarkan Keadaaan Gusi Kering Dan
Kabupaten Padang Pariaman memiliki
Bengkak
keadaan gusi yang pucat atau merah yaitu
sebanyak 40 orang (75,5%).

Gusi Mudah Berdarah Pada Saat


Menyikat Gigi
Berdasarkan tabel 8 dapat disimpulkan
Pada penelitian ini distribusi frekuensi
bahwa sebagian besar wanita
responden berdasarkan keadaan gusi yang
paskamenopause pada kelompok wanita
mudah berdarah pada saat menyikat gigi
tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung
dapat dilihat pada tabel 7
Kabupaten Padang Pariaman tidak
Tabel 7 Distribusi Responden memiliki gusi kering dan bengkak yaitu
Berdasarkan Keadaan Gusi Yang Mudah sebanyak 40 orang (75,5%).
Berdarah Pada Saat Menyikat Gigi
Hasil Analisa Bivariat

Pada penelitian ini, untuk melihat


hubungan dari masing-masing variabel,
baik variabel independen dan variabel
dependen maka dilakukan uji chi-square.
Berdasarkan tabel 7 dapat disimpulkan
Hubungan oral hygiene wanita
bahwa sebagian besar wanita
paskamenopause dengan kejadian
paskamenopause pada kelompok wanita
gingivitis
tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman memiliki Tabel 9 Hubungan oral hygiene

gusi yang berdarah pada saat menyikat wanita paskamenopause dengan

gigi yaitu sebanyak 30 orang (56,6%). kejadian gingivitis

Gusi Kering Dan Bengkak

Pada penelitian ini distribusi frekuensi


responden berdasarkan keadaan gusi
Andalas Dental Journal P a g e | 22

hygiene baik, dan juga pada wanita


paskamenopause yang mengalami
gingivitis berat tidak ditemukan oral
hygiene sedang dan baik. Jadi tidak dapat
dilakukan uji statistik terhadap oral
hygiene wanita paskamenopause dengan
kejadian gingivitis pada Kelompok
Wanita Tani di Kecamatan Lubuk Alung
Kabupaten Padang Pariaman. Tetapi
Dari tabel 9 diketahui hasil analisa dapat disimpulkan bahwa semakin buruk
hubungan oral hygiene perempuan oral hygiene maka semakin berat
paskamenopause dengan kejadian gingivitis yang terjadi. Selain itu
gingivitis, didapatkan bahwa kejadian berdasarkan tabel yang ada seluruh
gingivitis terbanyak yaitu gingivitis sampel penelitian mengalami gingivitis
sedang sebanyak 45,3% (24 orang), meskipun memiliki oral hygiene baik,
dimana dari 24 orang tersebut 17 orang yang artinya pada wanita
memiliki oral hygiene sedang, dan 7 paskamenopause gingivitis sudah terjadi
orang memiliki oral hygiene buruk. pada keadaan oral hygiene baik.
Sedangkan status oral hygiene terbanyak
PEMBAHASAN
pada perempuan paskamenopause yaitu
Oral Hygiene Perempuan
sebanyak 43,4% (23 orang) memiliki oral
Paskamenopause
hygiene sedang, dimana 17 orang
mengalami gingivitis sedang, dan 6 orang Berdasarkan penelitian yang telah
mengalami gingivitis ringan. dilakukan menunjukkan bahwa sebagian
Dari hasil penelitian ditemukan besar perempuan paskamenopause pada
adanya 4 cell yang mempunyai nilai nol, Kelompok Wanita Tani di Kecamatan
adanya cell yang bernilai nol dikarenakan Lubuk Alung Kabupaten Padang
dari hasil penelitian pada wanita Pariaman memiliki oral hygiene sedang
paskamenopause yang mengalami yaitu sebanyak 23 orang (43,4%).
gingivitis ringan tidak ditemukan oral Dilanjutkan dengan oral hygiene baik
hygiene buruk, pada wanita sebanyak 16 orang (30,2%) dan oral
paskamenopause yang mengalami hygiene buruk sebanyak 14 orang
gingivitis sedang tidak ditemukan oral (26,4%).
Andalas Dental Journal P a g e | 23

Hasil tersebut sesuai dengan teori yang perempuan premenopause mempunyai


menyatakan bahwa pada perempuan laju aliran saliva yang lebih tinggi
paskamenopause akumulasi kalkulus gigi dibandingkan paskamenopause.
yang terjadi disebabkan oleh perubahan Selanjutnya dapat dilakukan penelitian
hormonal yang menyebabkan penurunan lebih lanjut mengenai tingkat kebersihan
ketahanan rongga mulut dalam gigi dan mulut pada perempuan
merespons terjadinya plak dan kalkulus premenopause dan paskamenopause.
gigi. Akumulasi kalkulus gigi juga dapat Padahal aliran dan komposisi saliva
dipengaruhi oleh laju aliran saliva, diet berperan penting dalam mengontrol
(asupan makanan) dan perubahan pembentukan plak, kalkulus, stain, karies
8
kemampuan fisiologi. gigi, dan penyakit periodonsium. Jika
Penurunan hormon reproduksi juga terjadi penurunan kuantitas dan kualitas
menyebabkan terjadinya xerostomia pada saliva maka mekanisme pembersihan
perempuan paskamenopause. Xerostomia alami pada permukaan dalam mulut
atau mulut kering ini biasanya terjadi menjadi tidak efektif, sehingga debris dan
pada 20-90% wanita menopauase. Pada stain akan semakin mudah terbentuk,
wanita menopause, komposisi dan meningkatnya akumulasi plak gigi, dan
penurunan aliran saliva sangat tergantung pada akhirnya akan memperbanyak
8,10
pada hormon estrogen. Estrogen kalkulus yang terjadi.
merupakan suatu hormon steroid yang Selain itu diet (asupan makanan) juga
mempunyai reseptor di kelenjar saliva dapat mempengaruhi kalkulus yang
dan mukosa mulut.1,4,9 terjadi. Menurut Putri, dkk tindakan
Streckfus, dkk menunjukkan bahwa pertama yang dapat dilakukan untuk
perempuan premenopause mempunyai mencegah atau setidaknya mengontrol
aliran saliva yang lebih tinggi pembentukan plak adalah dengan
dibandingkan perempuan membatasi makanan yang banyak
paskamenopause. Mereka mengandung karbohidrat terutama
membandingkan laju aliran saliva pada sukrosa, makanan lunak dan makanan
tiga kelompok perempuan. Masing- yang mudah menempel pada permukaan
masing kelompok dibagi berdasarkan gigi juga sebaiknya dihindari. Pada
usia, yaitu 39 tahun (premenopause), 48 perempuan paskamenopause dengan usia
tahun (perimenopause), dan 55 tahun diatas 50 tahun biasanya juga mengalami
(paskamenopause), terbukti bahwa penurunan nafsu makan karena
Andalas Dental Journal P a g e | 24

perubahan indera pengecapan, kehilangan (50-70 tahun) mereka tetap beresiko


banyak gigi, dan keterbatasan fisik yang memiliki oral hygiene yang buruk
ada. Sehingga berpengaruh pada asupan maupun sedang. Sesuai dengan pendapat
nutrisi dan pemilihan jenis diet yang Brunson bahwa insiden kalkulus
dikonsumsi. Tekstur diet yang lunak mencapai kenaikan terbesar pada usia 30
mempermudah akumulasi plak dan tahunan dan akan semakin meningkat
pembentukan kalkulus.8,11 seiring dengan bertambahnya usia hingga
Dari hasil penelitian juga diketahui didapatkan data bahwa 9 dari 10 individu
kebiasaan menyikat gigi tertinggi pada diatas 50 tahun memiliki kalkulus pada
perempuan paskamenopause yaitu 2x giginya.8,11
sehari sebanyak 42 orang (79,2%) dimana Gingivitis Perempuan Paskamenopause
kurang sesuai dengan keadaan oral
Berdasarkan penelitian yang telah
hygiene yang terbanyak pada perempuan
dilakukan didapatkan hasil bahwa
paskamenopause yaitu sedang. Menurut
sebagian besar perempuan
Putri, dkk (2010), pembersihan harian
paskamenopause pada Kelompok Wanita
plak dengan menggunakan benang gigi
Tani (KWT) di Kecamatan Lubuk Alung
(flossing), menyikat gigi, dan
Kabupaten Padang Pariaman mengalami
penggunaan obat kumur adalah usaha
gingivitis sedang yaitu sebanyak 24 orang
terbaik untuk mencegah karies dan
(45,3%). Dilanjutkan gingivitis ringan
penyakit periodontal. Tetapi teori lain
yaitu 22 orang (41,5%) dan gingivitis
menyatakan bahwa pada orang tua usia
berat sebanyak 7 orang (13,2%).
lanjut (50-65 tahun) biasanya juga
Pada perempuan paskamenopause
mengalami kesulitan pada prosedur
perubahan pada gingiva terkait penurunan
pembersihan mulut yang disebabkan
level estrogen dan progesteron adalah
kondisi fisik dan fisiologis yang sudah
menurunnya keratinisasi, epitel yang
mengalami kemunduran serta
atropi, respon berlebihan terhadap plak
keterbatasan mobilitas. Hal tersebut
bakterial, penurunan cairan gingiva di
menunjukkan bahwa meskipun
sulkus gingiva, ataupun timbulnya
sering/teratur perempuan
menopausal gingivostomatitis yang
paskamenopause tersebut menyikat gigi,
ditandai dengan gingiva menjadi kering,
namun karena kemampuan yang telah
murah berdarah, dan warnanya bervariasi
menurun dimana usia perempuan
dari pucat atau merah.1
paskamenopause yang menjadi sampel
Andalas Dental Journal P a g e | 25

Hal tersebut sesuai dengan hasil jaringan ikat serta mempengaruhi


penelitian dimana sebagian besar pergantian kolagen. Defisiensi estrogen
perempuan paskamenopause juga akan menyebabkan berkurangnya
memiliki tanda-tanda klinis terjadinya pembentukan kolagen pada jaringan ikat
gingivitis yaitu memiliki gusi pucat atau yang berakibat terhadap penurunan
merah sebanyak 40 orang (75,5%), mikrovaskular gingiva. Estrogen juga
mudah berdarah pada saat menyikat gigi berfungsi meningkatkan proliferasi,
sebanyak 30 orang (56,6%), dan 13 orang differensiasi, dan mempengaruhi
(24,5%) mengeluhkan gusi kering dan keratinisasi dari epitellium gingiva.1,12,13
bengkak. Teori lain menyatakan bahwa pada
Menurut Mascarenhas, dkk reseptor perempuan paskamenopause penurunan
estrogen dan progesteron yang ada pada hormon estrogen juga menyebabkan
gingiva manusia dipercaya terjadinya hipofungsi saliva yang
bertanggungjawab terhadap jaringan menyebabkan penurunan faktor-faktor
gingiva. Estrogen dan progesteron dalam imunologis di dalamnya, seperti salivary
jaringan ikat mempengaruhi proliferasi imunoglobulin A (sIgA). Padahal sIgA
fibroblast dan pematangan kolagen. terlibat langsung pada perlindungan
Progesteron mengubah tingkat dan pola mukosa mulut dan mukosa gingiva
produksi kolagen dalam gingiva yang terhadap infeksi. Sehingga penurunan
mempengaruhi perbaikan dan sekresi saliva juga dapat meningkatkan
pemeliharaan. Selain itu, progesteron kemungkinan terjadinya infeksi mulut
juga berfungsi untuk meningkatkan dan infeksi gingiva. Antibodi
permeabilitas darah dalam jaringan imunoglobulin A yang dihasilkan oleh
target. Progesteron dapat mempengaruhi saliva ini berfungsi untuk
pembuluh darah lokal dibandingkan menggumpalkan bakteri di mulut.
dengan estrogen serta mempengaruhi laju Dimana penggumpalan ini dapat
aliran vaskular, peningkatan mencegah perlekatan bakteri pada gigi
permeabilitas vaskular, dan proliferasi. dan struktur oral lainnya sehingga bakteri
Hormon progesteron juga dapat akan lebih mudah dibersihkan dari
meningkatkan metabolisme folat yang mulut.1,11
diperlukan untuk pertahanan jaringan. Penelitian klinis yang dilakukan pada
Sedangkan estrogen dapat menstimulasi wanita paskamenopause ditemukan
proliferasi fibroblast gingiva dan maturasi adanya peningkatan prevalensi penyakit
Andalas Dental Journal P a g e | 26

periodontal dengan level estrogen yang Hal ini sesuai dengan yang disebutkan
lebih rendah meskipun kebersihan rongga oleh Arina bahwa keberadaan reseptor
mulutnya tidak berubah.6 estrogen pada jaringan dirongga mulut
menunjukkan bahwa jaringan rongga
Hubungan Oral Hygiene Perempuan
mulut juga menjadi organ target estrogen.
Paskamenopause Dengan Kejadian
Pada jaringan periodontal, berkurangnya
Gingivitis
kadar estrogen pada masa menopause
Berdasarkan penelitian yang telah
dihubungkan dengan peningkatan
dilakukan didapatkan bahwa kejadian
keparahan penyakit periodontal.
gingivitis terbanyak yaitu gingivitis
Keparahan penyakit periodontal itu
sedang sebanyak 24 orang (45,3%),
sendiri juga dipengaruhi oleh status
dimana dari 24 orang tersebut 17 orang
kebersihan mulut yang berarti semakin
memiliki oral hygiene sedang, dan 7
banyak kalkulus semakin parah penyakit
orang memiliki oral hygiene buruk.
periodontalnya. Hal ini juga disebabkan
Sedangkan status oral hygiene terbanyak
karena kalkulus selalu dilapisi oleh plak
pada perempuan paskamenopause yaitu
yang tidak mengalami mineralisasi yang
sebanyak 23 orang (43,4%) memiliki oral
merupakan etiologi utama penyakit
hygiene sedang, dimana 17 orang 14
periodontal.
mengalami gingivitis sedang, dan 6 orang
Jadi dapat disimpulkan bahwa
mengalami gingivitis ringan.
perempuan paskamenopause sangat
Perubahan gingiva yang berhubungan rentan untuk mengalami gingivitis.
dengan menopause biasanya Dimana perubahan hormonal yang terjadi
menggambarkan respons yang berlebihan selama menopause dapat menyebabkan
terhadap dental biofilm. Gejala dari terjadinya gingivitis yang diperberat oleh
gingivitis akibat pengaruh hormon oral hygiene perempuan paskamenopause
termasuk akumulasi plak dan kalkulus itu sendiri. Semakin buruk oral hygiene
pada gigi, adanya inflamasi pada gingiva, maka semakin berat gingivitis yang
gingiva yang memerah, dan adanya terjadi, dimana gingivitis pada saat
perdarahan pada gingiva. Perubahan ini paskamenopause sudah mulai terjadi pada
bervariasi tergantung respon masing- keadaan oral hygiene baik.
masing individual terhadap berbagai
iritan di rongga mulutnya tersebut.8,9
Andalas Dental Journal P a g e | 27

KESIMPULAN paskamenopause. Selain itu, kontrol


periodik seperti scalling bagi
1. Seluruh perempuan paskamenopause
perempuan paskamenopause
di Kecamatan Lubuk Alung
hendaknya dijadikan salah satu
Kabupaten Padang Pariaman
program pemeliharaan kesehatan gigi
mengalami gingivitis meskipun
dan mulut guna mencegah dan
memiliki oral hygiene baik.
mengurangi keparahan penyakit
2. Sebagian besar perempuan
periodontal pada perempuan
paskamenopause pada Kelompok
paskamenopause tersebut.
Wanita Tani di Kecamatan Lubuk
3. Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Alung Kabupaten Padang Pariaman
Dinas kesehatan dan Puskesmas dapat
memiliki oral hygiene sedang.
melakukan promosi kesehatan maupun
3. Sebagian besar perempuan
penyuluhan-penyuluhan disertai
paskamenopause pada Kelompok
dengan lebih menggiatkan UKGMD
Wanita Tani di Kecamatan Lubuk
kepada masyarakat terutama
Alung Kabupaten Padang Pariaman
perempuan yang akan memasuki
mengalami gingivitis sedang.
menopause maupun perempuan

SARAN paskamenopause terkait dengan


perubahan-perubahan yang terjadi di
1. Bagi Responden Penelitian rongga mulut pada saat
Perempuan paskamenopause paskamenopause.
diharapkan lebih meningkatkan dan 4. Bagi Fakultas Kedokteran Gigi
memelihara kebersihan gigi dan Dapat digunakan sebagai tambahan
mulutnya diiringi dengan pemeriksaan informasi di institusi pendidikan dan
secara berkala ke dokter gigi. sebagai masukan dalam perkuliahan
2. Bagi Masyarakat terkait dalam bidang kesehatan.
Baik perempuan paskamenopause 5. Bagi Peneliti selanjutnya
maupun perempuan yang akan Hasil penelitian ini dapat digunakan
memasuki menopause untuk lebih sebagai referensi untuk penelitian
memelihara kebersihan dan kesehatan selanjutnya di masa yang akan datang.
gigi dan mulutnya terkait dengan Selain itu, dapat dilakukan penelitian
perubahan-perubahan yang terjadi di lebih lanjut mengenai tingkat
rongga mulut pada saat kebersihan gigi dan mulut pada
Andalas Dental Journal P a g e | 28

perempuan premenopause dan Of Dentistry, University Of Helsinki,


Department Of Oral And Maxillofacial
paskamenopause. Diseases, And Department Of Obstetrict and
Gynecology, Helsinki University Central
Hospital, Finland.
KEPUSTAKAAN www.ncbi.nlm.niv.gov/pubmed/19324502
(diakses tanggal 17 Oktober 2012).
1. Priananto Febrina R; S Permana Gus; 11. Putri Megananda Hiranya; Herjulianti Eliza;
Setyawati Titiek; Baziad Ali. 2003. Ketidak-
Nurjannah Neneng. 2010. Ilmu Pencegahan
nyamanan Di Rongga Mulut Pada Wanita
Penyakit Jaringan Keras Dan Jaringan
Menopause Dan Faktor-Faktor Intraoral
Pendukung Gigi. Bandung : EGC.
Yang Berperan. Jurnal Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia. 2003:10 (Edisi 12. Amalina Rizki. 2010. Perbedaan Jumlah
Khusus) : 983-988. Actinobacillus Actinomycetemcomitans
Pada Periodontitis Agresif Berdasarkan
2. Martaadisoebrata Djamhoer. 2005. Bunga Jenis Kelamin. Dosen Fakultas Kedokteran
Rampai Obstetri Dan Ginekologi Sosial. Gigi UNISSULA. http://www.unissula.ac.id
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono (diakses pada tanggal 15 Januari 2013).
Prawirohardjo.
13. Ngo Olivia Trivina, Nawawi Soetomo,
3. Guyton; Arthur; John. 2008. Buku Ajar Herawati Dahlia. 2008. Pengaruh Siklus
Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Menstruasi Terhadap Angka Leukosit
Medical Publisher. Cairan Sulkus Gingiva. Maj Ked Gi; Juni
4. Joenoes Hedijanti; Fatma Dewi; Gultom 2008; 15(1) ; 7-12
Ferry; Djamal Niniarty. 2007. Aktivitas 14. Arina Yuliana Mahdiyah Da’at. 2008.
Enzim Peroksidase Saliva Pada Wanita Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Sebelum Dan Sesudah Menopause. Dentika Keparahan Penyakit Periodontal Wanita
Dental Journal, Vol 12, No. 1, 2007: 10-13. Menopause. Dentika Dental Journal, Vol 13,
5. Andriani Twelvia Caroline. 2008. Status No. 1, 20008:93-97.
Keradangan Gingiva Pada Perempuan
Paskamenopause. [Skripsi]. Jakarta :
Universitas Indonesia.
6. Farronoto Giampietro; Maspero Cinzia;
Folegatti Chiara; Giannini Lucias. 2012.
Menopause : Changes In The Mouth Cavity
And Preventive Strategies. Journal Women’s
Health Care.
http://dx.doi.org/10.4172/jwhc.1000102
(diakses tanggal 9 Oktober 2012)
7. Forabosco; Crisculo; Coukos; Ucceli;
Weinstein; Spinato; Botticelli; Volpe;
Modema; Caliagri. Efficacy Of Hormone
Replacement Therapy In Postmenopausal
Women With Oral Discomfort. Oral Surg
Oral Med Oral Pathol May 1992, Vol 73, No
5. www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1325633.
(diakses tanggal 9 Oktober 2012)
8. Utami Made Widya. 2008. Tingkat
Akumulasi Plak Gigi Pada Perempuan
Paskamenopause. [Skripsi]. Jakarta :
Universitas Indonesia.
9. Wilkins. 2010. Clinical Pactice Of The
Dental Hygienist Elventh Edition. Wolters
Kluwer Health.
10. Tarkkila Laura. 2011. Oral Health And
Menopause. Academic Dissertation. Institute

Anda mungkin juga menyukai