Padalarang
PEMBUKAAN
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Maka dengan ini kami pihak perusahaan
mnyadari bahwa Peraturan Perusahaan merupakan sarana penting dalam usaha mewujudkan
Hubungan Industrial Pancasila berdasarkan falsafah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945 ke dalam kehidupan sehari-hari. Yang ditandai dengan adanya itikad baik. Sadar serta
saling menghargai akan tanggung jawab. Tugas dan kewajiban masing-masing pihak untuk
berusaha semaksimal mungkin demi tercapainya tujuan bersama.
Perusahaan dan Pekerja merupakan satu kesatuan yang utuh dan bertekad untuk
meningkatkan produktivitas dimana keduanya mempunyai kepentingan yang tidak dapat
dipisahkan yakni : Perluasan Usaha Perusahaan, dan meningkatkan sosial ekonomi para
pekerjanya. Dasar sikap positif dari kedua belah pihak ini, akan merupakan suatu pedoman
untuk merumuskan bersama, mengenai berbagai hal serta kewajiban masing-masing pihak dan
pengaturan tata tertib perusahaan.
Baik perusahaan maupun perkerja perlu menjalin kerjasama dalam menjalankan fungsi dan
tugass masing-masing secara harmonis kearas tercapainya :
- Ketenangan usaha
- Ketenangan dan kesenangan bekerja
- Kenaikan jumlah dan mutu produksi
- Dan peningkatan produktivitas
1
Bagi kepentingan Pekerja dan perusahaan khusunya maupun bagi kesejahteraan
masyarakat pada umumnya dalam rangka mensukseskan pembangunan nasional untuk
mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila.
Kewajiban moral bagi Pekerja dalam mendarmabaktikan tenaga dan pikirannya dilandasi
kesadaran bahwa Pekerja :
Perusahaan mempunai kewajiban moril untuk menciptakan iklim dan hubungan kerja
yang baik dengan semangat dan rasa silih asih, silih asuh antara sesame pekerja.
Berdasarkan azas dan prinsip-prinsip diatas untuk mewujudkan hubungan yang erat dan
harmnis antara perusahaan dan pekerjaannya maka perlu diatur antara hak dan kewajiban serta
segala sesuatunya yang berhubungan dengan hal itu dalam suatu peraturan yaitu Peraturan
Perusahaan yang berdasarkan falsafah Negara Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta
Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan.
Sehubungan dengan hal itu, maka dengan ini pihak perusahaan mewujudkan Peraturan
Perusahaaan dimana baik pihak perusahaan maupun Pekerja wajib mematuhi dan
melaksanakan Peraturan Perusahaan ini berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
2
BAB I
KETENTUAN UMUM
1. Pengusaha
Adalah Direksi/Pimpinan yang ditunjuk oleh pemegang saham untuk memimpin dan
mengelola perusahaan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
2. Perusahaan
Adalah Perseroan Terbatas Intermoda Kusuma yang berkedudukan di Jalan Industri III
No. 6 Komplek Industri Cimareme Padalarang.
3. Pekerja
Adalah orang/tenaga kerja yang mengadakan hubungan kerja dengan perusahaan dan
dengan menerima upah/gaji dari perusahaan adapun status Pekerja terdiri dari :
a. Pekerja harian tetap : merupakan Pekerja yang telah terikat dalam hubungan kerja
dngan mendapat upah.
b. Pekerja harian lepas : merupakan Pekerja yang bekerja pada perusahaan untuk
melakukan pekerjaan tertentu dan dapat berubah-ubah dalam hal waktu dan volume
pekerjaan dengan menerima upah didasarkan atas kehadiran Pekerja secara harian.
c. Pekerja bulanana : adalah Pekerja yang mendapatkan upah dengan perhitungan
bulanan.
d. Pekerja kontrak : merupakan Pekerja yang melakukan pekerjaan sesuai isi kontrak
dengan jangka waktu yang telah ditentukan pula dalam surat kontrak.
4. Gaji/upah
Adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari perusahaan kepada pekerjanya yang
telah/akan dilakukan yang berupa gaji pokok yang didasarkan pasa golongan serta
tunjangan-tunjangan.
5. Upah lembur
Adalah upah yang diberikan perusahaan kepada perkerja yang melakukan pekerjaan
diluar jam kerja waktu yang telah ditentukan.
6. Kerja shift
Adalah waktu kerja yang diatur sacara bergilir, baik pagi, siang maupun malam, sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan.
3
7. Hasil kerja
Adalah hari-hari kerja sesuai dengan jadwal hari kerja yang telah ditentukan oleh
perusahaan.
8. Istirahat kerja
Adalah waktu istirahat yang diberikan kepada Pekerja serelah melakukan pekerjaan
selama 4 jam secara terus menerus dan istirahat diberikan kepada Pekerja sekurang-
kurangnya selama 30 menit dan waktu istirahat tidak termasuk dalam jam kerja.
9. Hari istirahat mingguan
Adalah hari istirahat untuk tidak bekerja sekurang-kurangnya 1 hari setelah bekerja
paling lama 6 hari kerja berturut-turut sesuai dengan jadwal waktu kerja yang
ditetapkan perusahaan.
10. Hari libur resmi
Adalah hari-hari libur resmi yang ditetapkan Pemerintah Republik Indonesia Cq
Departemen agama RI.
11. Keluarga bekerja
Adalah keluarg Pekerja yang terdiri dari seorang istri/suami dan anak-anak dari
istri/suami yang sah, orang tua, mertua yang didaftar dan diakui oleh perusahaan. Yang
dimaksud dengan anak yang menjadi tanggungan harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
a. Sesuai dengan yag terdaftar dipeerusahaan (sesuai kartu keluarga)
b. Belum kawin/menikah
c. Berusia dibawah 21 tahun dan belum bekerja
d. Terbatas sampai anak ketiga
e. Tiap kelahiran harus didaftra diperusahaan
12. Premi produksi
Premi produksi diberikan Perusahaan kepada Pekerja berdasarkan Jabatan atau beban
pekerjaan. Premi hanya bersifat insentif bukan normative dan bertujuan untuk
memberikan penghargaan bagi Pekerja yang berprestasi, yang dinilai berdasarkan
absensi, kepatuhan terhadap Peraturan Perusahaan dan standar operasional serta indeks
prestasi masing-masing Pekerja. Selain itu, premi produksi diberikan untuk motivasi
Pekerja agar Pekerja lebih giat bekerja dan terarah dalam mencaai bahkan melebihi
target standar produksi yang ditetapkan.
4
BAB II
HUBUNGAN KERJA
Pasal 1
Penerimaan Seleksi Dan Penempatan
1. Penerimaan serta pengangkatan Pekerja baru semata-mata disesuaikan dengan
kepentingan perusahaan.
2. Perusahaan berhak menentukan macam dan jenis seleksi terhadap calon pekerja.
3. Penempatak Pekerja disesuaikan dengan kriteria dan persyaratan suatu pekerjaan.
4. Setiap pelamar yang dinyatakan lulus seleksi akan mendapatkan status sebagai
calon Pekerja dan kepadanya dikenakan masa percobaan untuk jangka waktu
maksimal 3 bulan.
5. Selama masa percobaan, hubungan kerja dapat diputuskan oleh masing-masing
pihak tanpa syarat.
6. Perusahaan berkewajiban untuk menghilangkan kecemburuan sosial.
Pasal 2
Mutasi
5
6. Mutasi antar Perusahaan, harus diajukan oleh Manager Factory berdasarkan
persetujuan Pimpinan Perusahaan. Dan bagi Pekerja yang dimutasi antar Perusahaan,
maka Pekerja secara mutlak tunduk dan patuh terhadap Peraturan Perusahaan yang
berlaku di perusahaan baru dimna Pekerja dimutasikan.
Pasal 3
Promosi
1. Berdasarkan penilaian prestasi kerja, masa kerja dan lainnya perusahaan melakukan
promosi jabatan golongan kepada Pekerja kejabatan/golongan yang lebih tinggi (sesuai
struktur Organisasi yang berlaku di Perusahaan).
2. Promosi diadakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku diperusahaan dan promosi
tidak bersifat mengikat dan dapat ditunda atau ditiadakan
3. Penilaian prestasi kerja dilakukan oleh atasannya secara vertical, sebagai bahan
pertimbangan dari kepala bagian yang bersangkutan yang didasarkan pada fakta-fakta
dilapangan.
4. Proses yang dimaksud dalam ayat 1 dan 2 minimal 2 minggu sebelumnya harus
disampaikan kepada Pekerja yang bersangkutan sambil menyerahkan/memberitahukan
nilai prestasi kerjanya.
Pasal 4
Demosi
6
Pasal 5
Pasal 6
Setiap Pekerja yang mengalami perubahan data dirinya dan keluarganya wajib melaporkan
kpihak perusahaan maximal 1 minggu setelahnya. Dan setiap tahun perusahaan akan
melakukan pendataan ulang.
Pasal 7
Sesuai dengan bagian-bagian yang ada diorganisasi perusahaan maka waktu kerja, jam kerja
serta waktu istirahat untuk bagian-bagian tertentu dapat berlainan dan diatur oleh perusahaan.
1. Waktu kerja
Adalah 7 jam 11 hari dan 40 jam 1 minggu untuk 6 hari kerja adalah minggu dan untuk
menentukan hari kerja terpendek adalah hari kerja menjelang libur mingguan.
2. Jam kerja
Perincian jam kerja normal yang berlaku adalah sebagai berikut :
Hari senin s/d jumat …………………………………………… 7 jam kerja/hari
Hari sabtu ……………………………………………………… 5 jam kerja/hari
7
Dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jam kerja untuk Pekerja Non Shift
Hari senin s/d jumat : 08.00 WIB – 16.00 WIB (dengan istirahat ½ jam)
Hari sabtu : 08.00 WIB – 12.00 WIB (dengan tanpa istirahat)
Waktu istirahat tidak termasuk dalam jam kerja
b. Jam kerja untuk Pekerja shift
Shift I (pagi) : 06.30 WIB – 14.30 WIB (dengan istirahat ½ jam)
Shift II (siang) : 14.30 WIB – 22.30 WIB (dengan istirahat ½ jam)
Shift III (malam) : 22.330 WIB – 06.30 WIB (dengan istirahat ½ jam)
Waktu istirahat tidak termasuk dalam jam kerja
c. Jam kerja Sat-Pam
Shift I (pagi) : 08.00 WIB – 16.30 WIB (dengan istirahat ½ jam)
Waktu istirahat tidak termasuk dalam jam kerja
3. Apabila dianggap perlu perusahaan dapat merubah perincian jam kerja pada ayat 2
sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
4. Pekerja yang bekerja melebihi jam kerja yang ditetapkan, untuk kelebihan jam kerja
akan diperhitungkan sebagai upah lembur.
Pasal 8
1. Pekerja berhak atas libur mingguan setelah melakukan 6 hari kerja yang lamanya satu
hari dengan tetap mendapatkan upah.
2. Apabila Pekerja tetap dipekerjakan ada hari libur mingguannya maka dianggap kerja
lembur.
3. Untuk Pekerja non-shift hari liburnya jatuh pada hari minggu
4. Untuk Pekerja shift hari liburnya ditentukan sesuai dengan ketentuan libur bergilir
5. Untuk keperluan cuti masal, perusahaan mempertimbangkan sesuai dengan
kepentingan bersama antara perusahaan dan Pekerja yang diperhitungkan dan cuti
tahunan.
8
Pasal 9
Sistem ABSENSI
Untuk menentukan pengawasan secara langsung terhadap kinerja sumber daya manusia itu
sendiri dibutuhkan adanya suatu system absensi yang baik sesuai dengan peraturan
ketenagakerjaan (kartu A/B) yaitu sebagai berikut :
K : masuk kerja
M : tidak masuk kerja tanpa izin dan tanpa alasan yang sah
9
BAB III
PENGUPAHAN
Pasal 10
Dasar Upah
Pasal 11
Peninjauan Upah/Gaji
1. Waktu kenaikan dan jumlah kenaikan dilakukan sesuai dengan ketentuan pemerintah
(minimal satu tahun sekali)
2. Penilaian prestasi kerja secara berkala dilakukan oleh perusahaan dengan melihat
situasi dan kondisi perusahaan
3. Untuk pemberian/penambahan premi berdasarkan keputusan perusahaan.
10
Pasal 12
Upah Lembur
Upah lembur adalah upah yang dibayarkan kepada Pekerja yang bekerja lebih dari 7 jam kerja
sehari dan atau 5 jam kerja untuk hari yang terpendek
Pasal 13
11
BAB IV
Pasal 14
1. Pada hari-hari raya resmi yang ditentukan oleh pemerintah dan Menteri Agama
Republik Indonesia pada Pekerja diberikan libur.
2. Kecuali bila perusahaan harus bekerja pada hari raya itu maka para Pekerja yang
bekerja dianggap sebagai kerja lembur
Pasl 15
Cuti/Istirahat Tahunan
1. Pekerja berhak mendapat istirahat tahunan tiap kali setelah ia mempunyai masa kerja
selama 12 bulan berturut-turut
2. Lamanya waktu istirhat adalah jumah hasil kerja dalam setahun dibaggi 23, dengan
ketentuan paling banyak 12 hari
3. Pemberian istirahat tahunan diatur dan ditentukan oleh perusahaan atau mengingat
kepentingan-kepentingan yang diajukan Pekerja yang bersangkutan
4. Cuti tahunan tidak dapat diambil pada hari yang terjepit oleh hari libur resmi atau hari
libur lainnya
5. Penjelasan pasal ini diatur dalam ketentuan tersendiri
Pasal 16
Cuti Haid
Apabila Pekerja memberitahukan secara resmi, maka ia dapat dibebaskan bekerja hari pertama
waktu haid dengan tetap mendapat upah.
12
Pasal 17
Cuti Melahirkan
1. Pekerja wanita diberikan istirahat selama 1.5 bulan sebekum saatnya melahirkan anak
dan 1.5 bulan setelah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan.
2. Pekerja wanita yang mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh isirahat 1.5
bulan apabila kehamilannya telah berusia 26 minggu dan atau sesuai dengan surat
keterangan medis/dokter kandungan atau bidan.
3. Bagi Pekerja wanita yang menggunakan cuti melahirkan atau cuti gugur kandungan
upahnya tetap dibayarkan
4. Pekerja wanita yang hendak cuti hamil atau melahirkan wajib menyamaikan
permohonan kepada pimpinan perusahaan sebulan sebelum cuti dimulai dan harus
disertai surat keterangan dokter atau bidan yang telah ditunjuk oleh dokter perusahaan
dan disertai photocopy surat nikah.
Pasal 18
1. Pekerja dapat diberi cuti diluar cuti tahunan dengan dibayar upah dalam hal :
a. Perkawinan pekerja 3 hari
b. Perkawinan anak Pekerja yang sah 2 hari
c. Istri Pekerja melahirkan 2 hari
d. Kematian istri/anak/suami 3 hari
e. Kematian orang tua/mertua pekerja 3 hari
f. Khitanan/pembaptisan anak pekerja 2 hari
2. Pekerja diwajibkan memberitahukan secara resmi dan disertai keterangan yang
menguatkan yang bisa diterima oleh perusahaan
3. Diluar cuti tersebut diatas, pengguna dapat mempertimbangkan untuk memberikan izin
kepada Pekerja yang meninggalkan Pekerja tanpa upah.
13
Pasal 19
14
BAB V
JAMSOSTEK
Pasal 20
1. Sesuai dengan undang-undang No. 3 tahun 1992 dan peraturan pemerintah NO.
14/1993 tentang program Jaminan Sosial Tenaga Kerja, maka perusahaan
mengikutsertakan Pekerja dalamm program sebagai berikut :
a. Jaminana kecelakaan kerja (JKK)
b. Jaminan kematian (JK)
c. Jaminan hari tua (JHT)
2. Iuran jaminan kecelakaan kerja (jkk) dan jaminan kematian (jk) ditanggung sepenuhnya
oleh perusahaan
3. Iuran jaminan hari tua (jht)bsebesar 5.7% berdasarkan UMK dibagi menjadi :
a. Atas beban perusahaan sebesar 3.7%
b. Atas bebam Pekerja sebesar 2.0%
Pasal 21
1. Bagi seluruh Pekerja yang berstatus Pekerja tetap, maka Pekerja dan keluarganya (bagi
yang telah beerkeluarga) dipertanggungkan kesehatannya melalui program jaminan
pemeliharaan kesehatan yang penyelenggaraannya dilakukan oleh pihakketiga yang
ditunjuk oleh perusahaan
2. Bagi Pekerja yang berstatus Pekerja kontrak maka yang dipertanggungkan
kesehatannya hanya berlaku bagi yang bersangkutan saja
15
BAB VI
KESEJAHTERAAN
Pasal 22
Meninggal Dunia
1. Bila Pekerja meninggal dunia kepada ahli warisnya diberikan sejumlah uang yang
besarnya ditentukan sesuai dengan ketentuan undang-undang ketenagakerjaan undang-
undang no. 13 tahun 2003
2. Pemberian uang yang dimaksud pasal 1, diberikan kepada ahli warisnya setelah berita
meninggal dunia diterima yang disertai surat rekomendasi kematian dari kecamatan
setempat/rumah sakit
Pasal 23
Pasal 24
1. Perusahaan memberikan fasilitas untuk kegiatan olahraga dan rekreasi kepada Pekerja
sesuai dengan batas kemampuan perusahaan yang kegiatannya diatur sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu produksi
2. Perusahaan memberikan dana rekreasi dan dana olahraga kepada Pekerja yang telah
mempunyai masa kerja diatas 1 tahun dan besarnya ditentukan berdasarkan
kebijaksanaan perusahaan
16
Pasal 25
Koperasi
Pasl 26
Perusahaan dapat memerintahkan kepada Pekerja untuk melakukan perjalanan dinas baik
dalam maupun keluar kota dan bagi Pekerja yang ditugaskan lebih dari 1X24 jam maka
diberikan uang perjalanan dinas yang terdiri dari :
Pasal 27
Perusahaaan memberikan pakaian kerja setiap bulan januari setiap tahunnya kepada semua
pekreja tetap, yang terdiri dari :
17
PASAL 28
Pasal 29
1. Bagi Pekerja yang disediakan bus antar jemputan, melalui pool yang telah ditentukan.
Adapun pelaksanaan serta ketentuannya diatur oleh perusahaan
2. Setiap Pekerja berhak mendapatkan makan 1 kali dalam setiap satu kesatuan kerja dan
perusahaan menyediakan kantin untuk makan dan istirahat
3. Pada waktu bulan puasa, kanti tutup untuk Pekerja shift pagi dan normal shift. Dan
sebagai gantinya pekrja diberikan uang makan seharga nilai makan tersebut
18
BAB VII
Pasal 30
BAB VII
Pasal 31
Adalah keinginan kedua belah pihak bahwa setiap keluhan/pengaduan Pekerja dapat
diselesaikan secara musyawarah yang berazaskan kepada keadilan dan daam jangka waktu
secepat mungkin. Sehubungan dengan itu, apabia Pekerja berpendapat bahwa telah terjadi
pelanggaran atas isis dan syarat-syarat yang tercantum dalam Peraturan Perusahaan ini,
persoalan tersebut akan diselesaikan menurut tata cara dibawah ini :
1. Keuh kesah disampaikann oleh Pekerja keada atasannya secara langsung untuk dibahas
dan diselesaikan dalam jangka waktu 3 hari sejak adanya pengaduan tersebut
19
2. Jika permasalahan tersebut diatas belum dapat diselesaikan, maka pimpinan
Departemen akan menyampaikan permasalahan tersebut secara tertuis kebagian
Personalia untuk dapat diselesaikan
3. Bagaian Personalia akan berusaha menyelesaikan masalah tersebut secepatnya dan
apabila bagian Perssonalia tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut, maka hal
tersebut akan disampaikan kepada pimpinan perusahaan.
BAB IX
Pasal 32
Kedisiplinanan
1. Memakai seragam kerja secara lengkap dan benar selama jam kerja dan berada dilokasi
perusahaan
2. Tidak mermbak pakaian/seragam kerja secara berebihan hingga menjadi ketat
3. Berambut rapid an tidak gondrong bagi Pekerja pria dan selalu menggunakan ciput
(penutup kepala) bagi Pekerja wanita
4. Berpenampilan baik dan rapi (cambang tidak melebihi dan menutupi daun telinga,
jenggot selalu dicukur rapid an bersih)
5. Tidak meninggalkan tempat kerja atau keluar lokasi gedung/linngkaran perusahaan
tanpa izin
6. Tidak merokok didalam ruangan kerja atau dalam ruangan yang dilrang untuk merokok
7. Tidak membawa korek api/alat yang dapat menimbulkan percikap api
8. Tidak meninggalkan tempat kerja sebelum bel berbunyi atau sebelum waktunya
9. Tidak melakukan tidur-tiduran atau tidur pada jam kerja, terutama tidur diatas roda kain
10. Tidak memakai earphone selama dilokasi pabrik demi keselamatan kerja
11. Tidak mengakses absen milik orang lain, baik pada jam masuk maupun pada jam
pulang atau pada waktu istirahat
20
12. Tidak duduk diatas roda kain, mesin atau alat-alat bantu produksi yang tidak sesuai
dengan standar pekerjaannya
13. Mentaati dan melaksanakan rambu-rambu/petunjuk dilingkungan perusahaan
14. Taat dan patuh pada perintah pimpinan yang berkaitan dengan kedinasn, baik lisan
maupun tertulis
15. Taat dan patuh terhadap standar operasional produksi/standar yang telah ditentukan
16. Bersedia menerima penempatan keja yang ditentukan perusahaan
17. Melaporkan bila adanya peralatan kerja, barang, mesin atau inventaris perusahaan yang
menjadi tanggung jawabnya dalam keadaan rusak atau hiang
18. Tidak menolak pemeriksaan (bodycheck) oleh petugas yang berwenang begitu pula
bagi petugas yang tidak melakukan pemeriksaan
19. Tidak bersifat pasif/diam, melaporkan bila melihat adanya sesuatu tindakan yang
mencurigakan baik berupa gejala yang menjurus kepada pertikaian, kerusakan atau
sabotase
20. Tidak mengetokan kartu absensi milik orang lain yang tidak hadir/tidak masuk kerja
Pelanggaran atas pasal 32 ayat 1 s/d 20 tersebut diatas akan dikenakan sanksi berupa surat
peringatan
Pasal 33
Ketertiban
21
6. Duduk dengan tertib dan membuang sampah pada tempatnya
7. Tidak menyalah gunakan waktu shalat/sembahyang
8. Menyimpan tas dan jaket pada tempat yang telah disediakan perusahaan
9. Tidak menggunakan barang milik perusahaan untuk kepentingan pribadi kecuali atas
izin perusahaan
10. Tidak menggangu jalannya hubungan kerja baik yag berkaitan dengan moral kerja
maupun semangat kerja Pekerja lainnya
11. Tidak melakukan aktivitas lain selain yang ada hubungannya dengan pekerjaan apabila
Pekerja telah memasuki ruang kerja (contohnya makan/merokok setelah mengisi absen)
Pelanggaran terhadap pasal 33 ayat 1 s/d 11 tersebut akan dikenakan sanksi pelanggaran
dengan diberikan surat peringatan
Pasal 34
Keselamatan
Pelanggaran terhadap pasal 34 ayat 1 s/d ayat 8 akan dikenakan sanksi pelanggaran
22
Pasal 35
Kebersihan
Pasal 36
Kesopanan
1. Saling menghormati sesama rekan kerja maupun pimpinan dan tamu-tamu yang
datang/berkunjung ke perusahaan
2. Memberikan kata sapa/salam pada setiap awal pertemuan baik terhadap sesame rekan
kerja maupun kepada pimpinan
3. Berpenampilan raid an bersih
4. Menghargai orang yang lebih tua usianya dan kaum wanita
5. Tidak memakai perhiasan yang berlebihan
6. Tidak menggunakan make up yang berlebihan
7. Memelihara sopan santun dalam sikap dan tutur kata
8. Bekerjasama dalam menciptakan suasana kerja yang baik dan harmonis
23
Pasal 37
1. Hamil diluar nikah atau diketahui melahirkan tidak sesuai usia kehamilan kecuali oleh
dokter/bidan dinyaakan melahirkan secara premature
2. Berbuat asusila yang mengakibatkan timbulnya resiko bagi perusahaan
Pelanggaran terhadap hal tersebut diatas dikenakan sanksi pemutusan hubungan kerja tanpa
syarat
BAB X
Pasal 38
1. Pekerja dapat diutuskan hubungan kerjanya dengan tanpa syarat apabila ternyata
Pekerja telah melakukan kesalahan sebagai berikut :
a. Penipuan, pencurian dan penggelapan barang atau uang milik perusahaan atau milik
teman sekerja atau milik teman pengusaha
b. Memberi keterangan palsu atau dipalsukan
c. Mabuk, minum-minuman keras yang memabukkan, madat, memakai obat bius, atau
menyalahgunakan obat-obattan terlarang atau obat-obattan perangsang lainnya
yang dilarang oleh undang-undang baik dilakukan ditempat kerja mauoun diluar
lingkungan kerja
d. Melakukan perbuatan asusila atau melakukan perjudian secara langsung maupun
tidak langsung ditempat kerja
e. Menyerang, mengintimidasi atau menipu pengusaha atau teman sekerja dan
memperdagangkan barang-barang baik didalam lingkungan perusahaan maupun
diluar lingkungan perusahaan
24
f. Menganiaya, berkelahi atau melakukann pengancaman baik secara fisik atau
mental, menghina secara kasar kepada pengusaha atau keluarga pengusaha atau
teman sekerja
g. Membujuk pengusaha atau teman sekerja dengan melakukan suatu perbuatan yang
bertentangan dengan hukum kesusilaan serta peraturan perundang-undangan yang
berlaku
h. Dengan ceroboh atau sengaja merusak, merugikan atau membiarkan dalam keadaan
bahaya barang milik perusahaan/pengusaha
i. Dengan ceroboh atau kesengajaan merusak atau membiarkan diri teman sekerja
dalam keadaan bahaya
j. Melakukan pemerasan terhadap perusahaan dan atau terhadap rekan sekerja
k. Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan atau mencemarkan nama baik
perusahaan/pengusaha yang seharusnya dirahasiakan kecuali untuk kepentingan
Negara
l. Pencemaran terhadap nama baik perusahaan
m. Melakukan perbuatan lainnya di lingkunan perusahaan tan menurut undang-undang
dapat mengakibatkan ancaman pidana penjara
n. Hal-hal ain yang telah diatur dalam perjanjian kerja atau Peraturan Perusahaan yang
berlaku
2. Apabila Pekerja tidak menerima pemutusan hubungan kerja sebagaimana diatur
didalam ayat 1 maka penyelesaian masalah akan dilimpahkan kepada kepolisian
setempat
Pasal 39
25
d. Masa kerja 9 tahun lebih s/d 12 tahun ………………………..… 75% X upah tetap
e. Masa kerja 12 tahun lebih s/d 15 tahun ………………..……..… 100% X upah tetap
f. Masa kerja 15 tahun lebih s/d 18 tahun ………………….…...… 150% X upah tetap
g. Masa kerja 18 tahun lebih s/d 21 tahun ……………………….. 200% X upah tetap
h. Masa kerja 24 tahun lebih s/d 24 tahun ……………………..… 250% X upah tetap
i. Masa kerja 24 tahun atau lebih ……………..…..…………..… 300% X upah tetap
Ketentuan uang pisah ini berlaku sampai ada Peraturan Pemerintah atau keputusan
menteri yang mengatur tentang hal tersebut atas atau yang sejenisnya
2. Bagi Pekerja yang mengundurkan diri wajib memenuhi syarat penngunduran dirinya
yaitu mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis selambat-lambatnya 1
bulan sebelum tanggal mulai pengunduran diri dan tetap melaksanakan kewajibannya
sampai tanggal mulai pengunduran diri
3. Bagi Pekerja yang melaksanakan poin 2 diatas, maka haknya ditangguhkan selama 6
bulan kedepan
4. Yang dimaksud dengan dikualifikasi mengundurkan diri adalah karyawan yang tidak
masuk kerja 5 hari berturut-turut atau enam hari tidak berturut-turut dalam sebulan
walaupun terhaan oleh hari libur atau hari raya resmi lainnya
Pasal 40
1. Pekerja yang karena suatu sebab pelanggaran yang dilakukan didalam hubungan kerja
yang mengakibatkan Pekerja ditahan oleh pihak berwajib, maka kepadanya diberikan
upahnya sebesar 50% dari upah pokok, dan paling lama 21 hari
2. Apabila Pekerja yang ditahan seperti pada ayat 1 pasal ini lebih dari 30 hari sejak
dittahan tanpa berita penyelesaian maka Pekerja tersebut dapat diputuskan hubungan
kerjanya
3. Apabila Pekerja yang ditahan oleh pihak yang berwajib karena dituduh melakukan
pelanggaran diluar hubungannya dengan kepentingan perusahaan, maka perusahaan
tidak mempunyai kewajiban untuk membayar upahnya namun perusahaan wajib
memberikan bantuan kepada keluarga Pekerja yang menjadi tanggungannya dengan
ketentuan :
26
a. Untuk 1 orang tanggungan 25% dari upah
b. Untuk 2 orang tanggungan 35% dari upah
c. Untuk 3 orang tanggungan 45% dari upah
4. Pekerja yang ditahan seperti yang dimaksud pada pasal ini, sekalipun ternyata tidak
bersalah, dikerjakan kembali atau tidak tergantung dari pertimbangan pimpinan
perusahaan
Pasal 41
Dalam hal tejadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) bukan karena kesalahan Pekerja maka
berlaku uang pesangon dan uang peghargaan masa kerja sebagai berikut :
1. Uang pesangon
a. Masa kerja kurang dari 1 tahun …………………………………..…… 1 bulan upah
b. Masa kerja 1 tahun atau lebih tetapi kurang dari 2 tahun ……………... 2 bulan upah
c. Masa kerja 2 tahun atau lebih tetapi kurang dari 3 tahun ………...…… 3 bulan upah
d. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 4 tahun ….………… 4 bulan upah
e. Masa kerja 4 tahun atau lebih tetapi kurang dari 5 tahun ….………… 5 bulan upah
f. Masa kerja 5 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun .…………… 6 bulan upah
g. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 7 tahun .…………… 7 bulan upah
h. Masa kerja 7 tahun atau lebih tetapi kurang dari 8 tahun .…………… 8 bulan upah
i. Masa kerja 8 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun .…………… 9 bulan upah
2. Uang penghargaan masa kerja
a. Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun ….…….….. 9 bulan upah
b. Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun ….…….….. 9 bulan upah
c. Masa kerja 9 tahun atau lebih tetapi kurang dari 12 tahun ……….….. 9 bulan upah
d. Masa kerja 12 tahun atau lebih tetapi kurang dari 15 tahun ………….. 9 bulan upah
e. Masa kerja 15 tahun atau lebih tetapi kurang dari 18 tahun ………….. 9 bulan upah
f. Masa kerja 18 tahun atau lebih tetapi kurang dari 21 tahun ………….. 9 bulan upah
g. Masa kerja 21 tahun atau lebih tetapi kurang dari 24 tahun …….…….. 9 bulan upah
h. Masa kerja 24 tahun atau lebih …………………………………….. 10 bulan upah
27
BAB XI
SANKSI
Pasal 42
1. Jika terjadi pelanggaran pada ketentuan tata tertib kerja Peraturan Perusahaan dan
perjanjan kerja serta absensi, maka perusahaan akan mengambil tindakan sesuai dengan
besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan
2. Sanksi-sanksi diatas tindakan pelanggaran yang dilakukan Pekerja maka Pekerja dapat
dikenakan sanksi berupa :
a. Surat peringatan :
peringatan pertama sampai ketiga kali yang masing-masing berlaku 4 bulan
b. Ganti rugi
Karyawan harus mengganti kerugian perusahaan karena kerusakan yang
diakibatkan adanya kecerobohan atau akibat tidak mentaatinya kewajiban-
kewajiban sebagai pekerja
c. Setiap pelanggaran yang dilakukan olhe Pekerja terhadap ketentuan yang tercantum
dalam Peraturan Perusahaan ini dan dianggap merugikan perusahaan aka akan
dikenakan surat peringatan. Bila telah mendapatkan peringatan sampai 3 kali, masih
melakukan pelanggaran maka Pekerja akan dikenakan sanksi Pemutusan Hubungan
Kerja
28
BAB XII
PENUTUP
29