Tugas Filsafat 1
Tugas Filsafat 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Konflik Di Lihat Dari Aspek Ontologi ?
2. Bagaimana Konflik Di Lihat Dari Aspek Epistimologi ?
3. Bagaimana Konflik Di Lihat Dari Aspek Aksiologi ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk Mengetahui Konflik Di Lihat Dari Aspek Ontologi
2. Untuk Mengetahui Konflik Di Lihat Dari Aspek Epistimologi
3. Untuk Mengetahui Konflik Di Lihat Dari Aspek Aksiologi
3
BAB II
PEMBAHASAN
Oleh karena itu, setiap ilmu termasuk sosiologi yang membahas tentang
konflik sosial memiliki masing-masing ontologi ( misalnya ontology dari konflik
social adalah masyarakat sebagai objek kajian yaitu ditinjau dari masalah social
yaitu konflik, wujud dari konflik itu sendiri adalah,sumber-sumber konflik, factor-
faktor penyebab konflik, dampak dari konflik, dan cara mnyelesaikankan
konflik.dll).
Ontology membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin
tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.
3
4
Objek dari konflik sosial adalah masyarakat yang bertikai atau berselih,
yaitu dengan membahas tentang konflik yang terjadi dalam kehidupan masyarakat
dengan berbagai sebab akibat dan dan dampak dari pada konflik itu sendiri
terhadap kehidupan masyarakat.
1. Pengertian Konflik
Konflik merupakan gejala sosial yang serba hadir dalam kehidupan sosial,
sehingga konflik bersifat inheren artinya konflik akan senantiasa ada dalam setiap
ruang dan waktu, dimana saja dan kapan saja.
konflik sosial adalah salah satu bentuk interaksi sosial antara satu pihak
dengan pihak lain didalam masyarakat yang ditandai dengan adanya sikap saling
mengancam, menekan, hingga saling menghancurkan. Konflik sosial
sesungguhnya merupakan suatu proses bertemunya dua pihak atau lebih yang
mempunnyai kepentingan yang relative sama terhadap hal yang sifatnya terbatas.
2. Bentuk-Bentuk Konflik
a. Berdasarkan sifatnya
1. Konflik Destruktif
2. Konflik Konstruktif
1. Konflik Vertikal .
2. Konflik Horizontal
3. Konflik Diagonal
1. Konflik atau pertentangan pribadi, yaitu konflik yang terjadi antara dua
individu atau lebih karena perbedaan pandangan dan sebagainya.
2. Konflik atau pertentangan rasial, yaitu konflik yang timbul akibat perbedaan-
perbedaan ras.
3. Konflik atau pertentangan antara kelas-kelas sosial, yaitu konflik yang terjadi
disebabkan adanya perbedaan kepentingan antar kelas sosial.
6
4. Konflik atau pertentangan politik, yaitu konflik yang terjadi akibat adanya
kepentingan atau tujuan politis seseorang atau kelompok.
5. Konflik atau pertentangan yang bersifat internasional, yaitu konflik yang terjadi
karena perbedaan kepentingan yang kemudian berpengaruh pada kedaulatan
negara.
1. Konflik antara atau yang terjadi dalam peranan sosial, atau biasa disebut
dengan konflik peran. Konflik peran adalah suatu keadaan di mana individu
menghadapi harapanharapan yang berlawanan dari bermacam-macam peranan
yang dimilikinya.
4. Konflik antara satuan nasional, seperti antar partai politik, antar negara, atau
organisasi internasional.
Tak perlu diragukan lagi, proses sosial yang namanya konflik itu adalah
suatu proses yang bersifat disosiatif. Namun demikian, sekalipun sering
berlangsung dengan keras dan tajam, proses-proses konflik itu sering pula
mempunyai akibat-akibat yang positif bagi masyarakat. Konflik-konflik yang
berlangsung dalam diskusi misalnya, jelas akan unggul, sedangkan pikiran-pikiran
yang kurang terkaji secara benar akan tersisih. Positif atau tidaknya akibat
konflik-konflik memang tergantung dari persoalan yang dipertentangkan, dan
tergantung pula dari struktur sosial yang menjadi ajang berlangsungnya konflik.
Oleh karena itu ada dua dampak dari adanya konflik terhadap masyarakat yaitu:
Secara sosiologi, proses sosial dapat berbentuk proses sosial yang bersifat
menggabungkan (associative processes) dan proses sosial yang menceraikan
(dissociative processes). Proses sosial yang bersifat asosiatif diarahkan pada
terwujudnya nilai-nilai seperti keadilan sosial, cinta kasih, kerukunan, solidaritas.
Sebaliknya proses sosial yang bersifat dissosiatif mengarah pada terciptanya nilai-
nilai negatif atau asosial, seperti kebencian, permusuhan, egoisme, kesombongan,
pertentangan, perpecahan dan sebagainya. Jadi proses sosial asosiatif dapat
dikatakanproses positif. Proses sosial yang dissosiatif disebut proses negatif.
Sehubungan dengan hal ini, maka proses sosial yang asosiatif dapat digunakan
sebagai usaha menyelesaikan konflik.
9
1. Konsiliasi (conciliation)
2. Mediasi (mediation)
Bentuk pengendalian ini dilakukan bila kedua belah pihak yang bersengketa
bersama-sama sepakat untuk memberikan nasihat-nasihatnya tentang bagaimana
mereka sebaiknya menyelesaikan pertentangan mereka.
3. Arbitrasi berasal dari kata latin arbitrium, artinya melalui pengadilan, dengan
seorang hakim (arbiter) sebagai pengambil keputusan.
4. Perwasitan
Di dalam hal ini kedua belah pihak yang bertentangan bersepakat untuk
memberikan keputusan-keputusan tertentu untuk menyelesaikan konflik yang
terjadi diantara mereka
10
Tindakan konflik ini ada yang diwujudkan dalam bentuk lisan atau isyarat.
Dalam tingkat antara pribadi dan kelompok bisa juga disampaikan secara lain,
yaitu saling menghindar atau saling diam.
Istilah “konflik” secara etimologis berasal dari bahasa Latin “con” yang
berarti bersama dan “fligere” yang berarti benturan atau tabrakan. Pada umumnya
istilah konflik sosial mengandung suatu rangkaian fenomena pertentangan dan
pertikaian antar pribadi melalui dari konflik kelas sampai pada pertentangan dan
peperangan internasional.
Dalam pengertian lain, konflik adalah merupakan suatu proses sosial yang
berlangsung dengan melibatkan orang-orang atau kelompokkelompok yang saling
menantang dengan ancaman kekerasan.
bentuk interaksi sosial antara satu pihak dengan pihak lain didalam masyarakat
yang ditandai dengan adanya sikap saling mengancam, menekan, hingga saling
menghancurkan.
2. Konflik Non - Realistis, konflik yang bukan berasal dari tujuan- tujuan
saingan yang antagonis, tetapi dari kebutuhan untuk meredakan
ketegangan, paling tidak dari salah satu pihak. Coser menjelaskan dalam
masyarakat yang buta huruf pembasan dendam biasanya melalui ilmu gaib
seperti teluh, santet dan lain- lain.
b. Konflik adalah sebuah fenomena sosial dan itu merupakan kenyataan bagi
setiap masyarakat. Dan merupakan gejala sosial yang akan hadir dalam
kehidupan sosial, sehingga konflik bersifat inheren yang artinya konflik
akan senantiasa ada dalam setiap ruang dan waktu, dimana saja dan kapan
saja. Kunci untuk memahami Marx adalah idenya tentang konflik sosial.
Konflik sosial adalah pertentangan antara segmen-segmen masyarakat
untuk merebut aset-aset bernilai. Bentuk dari konflik sosial itu bisa
bermacam-macam, yakni konflik antara individu, kelompok, atau bangsa.
Marx mengatakan bahwa potensi-potensi konflik terutama terjadi dalam
bidang pekonomian, dan ia pun memperlihatkan bahwa perjuangan atau
konflik juga terjadi dalam bidang distribusi prestise/status dan kekuasaan
politik.
15
a. Metode Induktif
b. Metode Deduktif
Deduksi adalah suatu metode yang menyimpan bahwa data--data empirik diolah
lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang harus ada dalam metode deduktif
ialah adanya perbandingan logis antara kesimpulan-kesimpulan itu sendiri. Ada
bentuk logis teori itu dengan tujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris
atau ilmiah, ada perbandingan dengan teori-teori lain dan ada pengujian teori
dengan jalan rnenerapkan secara empiris kesimpulan-kesimpulan yang bisa ditarik
dari teori tersebut.
c. Metode Positivisme
Metode ini dikeluarkan oleh August Comte. Metode ini berpangkal dari apa yang
diketahui yang faktual yang positif. Dia menyampingkan segala uraian persoalan
di luar yang ada sebagai fakta oleh karena itu, ia menolak metafisika yang
diketahui positif, adalah segala yang nampak dan segala efode ini dalam bidang
filsafat dan ilmu pengetahuan diatasi kepada bidang gejala-gejala saja.
16
d. Metode Kontemplatif
e. Metode Dialektis
Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jaujab untuk mencapai
kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Pidato
mengartikannya diskusi logika. Kini dialekta berarti tahap logika, yang
mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga analisis
sistematik tentang ide-ide untuk mencapai apa yang terkandung dalam dan metode
peraturan, juga analisis sistematika tentang ide mencapai apa yang terkandung
dalam pandangannya.
Empiris, yaitu didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya
tidak bersifat spekulasi (menduga-duga).
Komulatif, yaitu disusun atas dasar teori-teori yang sudah ada, kemudian
diperbaiki, diperluas sehingga memperkuat teori-teori yang lama.
Pengertian Aksiologi
Secara etimologi aksiologi berasal dari kata “axios” (Yunani) yang berarti
“nilai”, dan “logos” yang berarti teori. Jadi secara singkat aksiologi dapat
diartikan sebagai teori nilai. Menurut Suriasumantri (dalam ismaliani, 2008: 1),
aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan
yang diperoleh.
MANFAAT KONFLIK
1. Konflik dapat menjadikan kita sadar bahwa ada masalah yang perlu
dipecahkan dalam interpersonal dengan orang lain. Jika orang tua ingin
nonton sinetron sementara anak ingin nonton film kartun.
7. Konflik dapat menjadikan kita sadar tentang siapa atau macam apa diri
kita yang sebenarnya.
19
Keuntungan konflik
1. adanya konflik membuat kita sadar bahwa akan ada masalah yang harus kita
selesaikan.
2. membuat kita menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawap dalam mengatasi
konflik yang datang.
3. konflik dapat memotifasi kita untuk merubah menjadi yang lebih positif.
orang-orang yang ada dalam negara tersebut tidak puas dengan situasi yang ada
dalam negara tersebut, sehingga membuat mereka melakukan gerakan-gerakan
yang berdampak terjadinya kerusuhan menuntuk perubahan dalam negara
tersebut. Terkadang hal ini bisa berhasil tapi tidak menuntut kemungkinan juga
bisa gagal, coba kalian tengok kembali sejarah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Konflik merupakan masalah yang sering terjadi dan sulit dielakkan dalam
suatu organisasi, baik antar individu, individu dengan kelompok, maupun antar
kelompok. Bagaimanapun jenis konflik, baik yang mengganggu (disfungsional)
maupun yang bermanfaat (fungsional) harus dihilangkan, karena pada akhirnya
akan membawa kekacauan dan merintangi pencapaian tujuan organisasi.
Konflik juga merupakan salah satu alat atau sarana utnuk menyatuhkan
masyarakat baik suku, agama, ras, dan budaya.
21
22
tidak bebas nilai ia dilandasi oleh hokum normatif transendental. Nilai yang
menjadi dasar dalam penilaian baik buruknya segala sesuatu dapat dilihat dari
nilai etika (agama) dan estetika.
23
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Upe Ambo. 2012. Tradisi Aliran Dalam Sosiologi Dari Filsafat Positivitik
ke Post Positivistik. PT.Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Internet:
1. file:///C:/Users/ACER/Documents/MATERI%20KONFLIK.pdf
2. file:///C:/Users/ACER/Documents/MATERI%20KONFLIK.pdf
3. file:///C:/Users/ACER/Documents/EGDownloads/Bab%202(4).pdf
4. http://sosiologi2015.blogspot.com/2015/09/teori-konflik-lewis-coser.html
5. https://iinfouu.blogspot.com/2012/05/sosiologi-dikaji-melalui-aspek-
ontology_16.html?m=1