Anda di halaman 1dari 14

KESOPANAN TINDAK TUTUR MENYURUH DALAM

BAHASA INDONESIA

Ngusman Abdul Manaf


Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Padang
email: ngusman66@yahoo.com

Abstract
This study aims to describe verbal expressions by Indonesian speakers in the
speech act of commanding politely in Indonesian. The data sources were Indonesian
speech acts made by native speakers of Indonesian; they were collected through
observations and interviews. The data were qualitatively analyzed using pragmatic
theories. The results of the analysis show that there are two primary ways that native
speakers of Indonesian use to perform the speech act of commanding politely. First,
commands are performed by means of phatic expressions showing intimacy and
appreciation. Second, they are performed through phatic expressions showing a
minimization of force and burden.

Keywords: speech acts, phatic expression, language politeness

PENDAHULUAN dak tutur representatif adalah tindak


Muka atau citra diri pelaku tutur tutur yang mengikat penuturnya atas
rawan jatuh dalam proses komunikasi. kebenaran yang dituturkannya. Tindak
Pelaku tutur berusaha untuk menjaga tutur direktif adalah tindak tutur yang
muka masing-masing dalam komu- dilakukan agar petutur (orang yang
nikasi. Pelaku tutur mencakup penutur diajak betutur) melaksanakan apa yang
dan petutur. Penutur adalah orang yang dikatakan oleh penutur. Tindak tutur
bertutur dan petutur adalah orang yang ekspresif adalah tindak tutur yang di-
diajak bertutur. Salah satu yang me- lakukan dengan maksud untuk menilai
nyebabkan muka jatuh adalah tindak atau mengevaluasi hal yang disebutkan
tutur. Menurut Brown dan Levinson dalam tuturan. Tindak tutur komisif
(1983), tindak tutur direktif adalah tin- adalah tindak tutur yang mengikat pe-
dak tutur yang potensial menjatuhkan nuturnya untuk melaksanakan hal yang
muka. Oleh karena itu, tindak tutur disebutkan dalam tuturan. Tindak tutur
direktif perlu dilengkapi dengan peranti Deklarasi adalah tindak tutur yang di-
penyelamat muka yang berupa kesopa- lakukan dengan maksud menciptakan
panan (politeness) berbahasa. Artikel ini keadaan yang baru. Tindak tutur direk-
ditulis untuk menjelaskan cara-cara ver- tif mencakupi tindak tutur menyuruh,
bal yang dilakukan oleh penutur bahasa memohon, menyarankan, menghimbau,
Indonesia untuk membentuk tindak tu- dan menasihati. Jadi, tindak tutur me-
tur menyuruh dalam bahasa Indonesia nyuruh adalah satu di antara lima ben-
yang santun tuk tindak tutur direktif.
Searle (1976: 1—24) mengelom- Menurut Brown dan Levinson
pokkan tindak tutur menjadi lima jenis, (1987: 61—71), kesopanan berbahasa ber-
yaitu tindak tutur representatif, direktif, dasar pada konsep muka (face) menurut
ekspresif, komisif, dan deklarasi. Tin- Goffman. Muka mengacu kepada citra

212
213

diri. Muka atau citra diri seseorang da- atau keakraban seseorang kepada orang
pat jatuh. Oleh karena itu, muka perlu lain. Dua orang atau lebih yang mem-
dijaga atau dilindungi. Agar muka tidak punyai hubungn sosial yang dekat atau
jatuh, muka perlu dijaga baik oleh pemi- mempunyai jarak sosial yang minimal
lik muka itu sendiri maupun orang lain antara mereka dianggap mempunyai
yang sedang sedang berkomunikasi. solidaritas yaang tinggi (+S). Sebaliknya
Salah satu faktor yang berpotensi untuk orang yang sedikit mempunyai kedeka-
menjatuhkan muka pelaku tutur adalah tan sosial dinilai mempunyai solidaritas
tindak tutur. Agar tindak tutur tidak yang rendah (-S).
menjatuhkan muka pelaku tutur, tindak Brown dan Levinson menjelaskan
tutur perlu dilengkapi dengan peranti bahwa pertimbangan yang dijadikan
penyelamat muka yang berupa kesopa- dasar pemilihan strategi kesopanan
panan berbahasa. Muka dikelompok- adalah faktor-faktor (1) jarak sosial
kan menjadi dua, yaitu muka positif antara penutur dan petutur (sosial dis-
dan muka negatif. Muka positif berupa tance = D), (2) perbedaan kekuasaan
kehendak diri untuk dinilai baik atas se- antara penutur (speaker) dan petutur (ad-
mua yang ada pada dirinya atau semua dresee) (power = P), dan (3) status relatif
yang dimiliki. Muka negatif berupa jenis tindak tutur dalam kebudayaan
kehendak diri untuk dibiarkan bebas yang bersangkutan (the absolute ranking
melaksanakan apa yang dikehendaki. of imposisition in the particular culture = R).
Perilaku yang santun adalah perilaku Dalam kebudayaan tertentu ada bentuk
yang dapat memenuhi kehendak muka, tuturan tertentu yang dianggap santun
baik muka positif maupun muka negatif. dan ada pula bentuk tuturan tertentu
Karena muka yang perlu dilindungi ada yang dianggap tidak santun. Strategi
dua jenis, kesopapanan berbahasa pun kesopanan yang dipilih oleh penutur
ada dua jenis, yaitu kesopapanan positif didasarkan atas bobot keterancaman
dan kesopanan negatif. muka penutur dan petutur (weightiness
Teori kesopapanan Brown dan of the FTAx = Rx). Pertimbangan pemili-
Levinson (1987) tidak dapat dilepas- han strategi kesopapanan itu diformu-
kan dari teori semantik kekuasaan dan lasikan oleh Brown dan Levinson men-
semantik solidaritas (Brown dan Gil- jadi sebagai berikut: Wx = D (S, H) + P
man, 1968:254—260). Brown dan Gil- (H, S) + Rx.
man menjelaskan bahwa penggunaan Penutur bahasa Indonesia di Su-
bentuk bahasa di dalam tindak tutur matera Barat, memperhitungkan ting-
ditentukan oleh dua faktor semantik, kat keterancaman muka berdasarkan
yaitu semantik kekuasaan dan seman- dua hal, yaitu 1) perbedaan hubungan
tik solidaritas. Semantik kekuasaan kekuasaan (power) (±K) antara penutur
(K) mengacu kepada otoritas atau we- dan petutur dan 2) tingkat hubungan
wenang yang dimiliki seseorang atas keakraban atau solidaritas (solidarity)
orang lain. Tingkat kekuasaan berwujud (±S) antara penutur dan petutur. Fak-
superioritas dari segi umur, pangkat, tor kekuasaan berupa perbedaan umur,
kekuatan, kebangsawanan, dan lain- perbedaan jabatan, perbedaan pangkat,
lain. Perbedaan kekuasaan antara lain dan perbedaan peran. Faktor solidari-
dapat dapat dilihat pada contoh sebagai tas diniliai berdasarkan lamanya atau
beriku: orang tua berkuas atas anaknya, sebentarnya seseorang bergaul.
guru berkuasa atas muridnya, majikan Atas dasar bobot keterancaman
berkuasa atas buruhnya. Semantik soli- muka pelaku tutur, penutur memilih
daritas (S) mengacu kepada kedekatan satu strategi bertutur dari lima strategi

Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa Indonesia


214

bertutur utama. Lima strategi bertu- menyuruh yang dilakukan oleh penutur
tur itu adalah (1) bertutur secara terus bahasa Indonesia anggota etnis Minang-
terang atau tanpa basa-basi (bald on kabau.
record); (2) bertutur dengan menggu-
nakan basa-basi kesopanan posistif METODE
(positive politeness); (3) bertutur dengan Data yang digunakan dalam tu-
menggunakan basa-basi kesopapanan lisan ini adalah tindak tutur dalam ba-
negatif (negative politeness); (4) bertutur hasa Indonesia yang dilakukan oleh
secara samar-samar (off record). (5) tidak penutur bahasa Indonesia dalam komu-
menuturkan sesuatu (Don’t do the FTA) nikasi sehari-hari. Sumber data tulisan
atau diam. ini penutur adalah penutur asli bahasa
Istilah positif dan negatif dalam Indonesia dari berbagai suku di Indone-
bahasa Indonesia bermakna konotatif, sia yang kebetulan berdomisili di Kota
yaitu positif berkonotasi ‘baik’ dan nega- Padang Sumatera Barat. Penutur bahasa
tif berkonotasi ‘buruk’. Sesungguhnya, Indonesia yang menjadi sumber data
istilah positif dan negatif menurut teori penelitian mencakup penutur yang ber-
kesopanan berbahasa Brown dan Levin- jenis kelamin laki-laki dan perempuan,
sen tidak mengoposisikan baik dan bu- berpendidikan rendah, menengah, dan
ruk. Brown dan levinson sekadar men- tinggi, bekerja sebagai ibu rumah tang-
goposisikan karakteristik kehendak ga, tukang, pedagang, pegawai kantor,
muka. Atas dasar pertimbangan rasa guru, murid, mahasiswa, dan dosen.
bahasa Indonesia, dalam artikel ini, di- Data tulisan ini dikumpulkan dengan
gunakan istilah basa-basi penganjungan teknik pengamatan dan wawancara
yang maksudnya adalah sama dengan pada tahun 2009 sampai dengan 2010.
istilah strategi basa-basi kesopapanan posi- Data tulisan ini dianalisis de-
tif dan digunakan istilah basa-basi pem- ngan cara berikut ini. Data yang sudah
bebasan yang maksudnya adalah sama terkumpul diidentifikasi untuk menda-
dengan basa-basi kesopapanan nega- patkan tindak tutur direktif dan jenis
tif yang dimaksudkan oleh Brown dan strategi kesopanan berbahasa. Tindak
Levinson. Tiga istilah strategi yang lain tutur direktif itu diklasifikasikan ber-
digunakan sebagaimana istilah Brown dasarkan jenis strategi kesopapanan
dan Levinson (1987). Perilaku santun berbahasa yang digunakan untuk me-
berbahasa dapat dicapai dengan memi- realisaikan tindak tutur. Kalimat yang
lih strategi bertutur sesuai dengan ting- digunakan untuk mengungkapkan tin-
kat keterancaman muka pelaku tutur. dak tutur dihubung-hubungkan dengan
Ada sejumlah orang yang te- konteks situasi tutur untuk mengetahui
lah menulis berkaitan dengan masalah maksud penutur. Hubungan kalimat
yang ditulis dalam artikel ini, Leech yang digunakan untuk mengungkapkan
(1983), Brown dan Levinson (1987), tindak tutur dengan konteks situasi tu-
Blum-Kulka (1987), Gunarwan (1992), tur dan maksud penutur yang berulang
(1994), dan (2000), Ibrahim, 1996, Aziz ditafsirkan untuk merumuskan prinsip-
(2002), Mualimin (2003), Manaf (2005). prinsip kesopapanan berbahasa Indone-
Perbedaan tulisan ini dengan tulisan sia dalam tindak tutur menyuruh
sebelumnya yang telah disebutkan itu
adalah terletak pada fokus tulisan dan HASIL DAN PEMBAHASAN
penutur yang dibahas. Masalah yang Berdasarkan data yang dijadikan
dikaji dalam tulisan ini difokuskan pada bahan untuk penulisan artikel ini, ada
penyelamatan muka dalam tindak tutur dua cara utama yang dilakukan oleh pe-

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011


215

nutur bahasa Indonesia untuk bertindak dengan mengatakan, “selera kita sama”.
tutur menyuruh dalam bahasa Indone- Kemudian, A melanjutkan pembica-
sia secara sopan, yaitu (1) dengan basa- raannya dengan mengatakan, “Kita cari
basi pengkraban dan penganjungan dan tempat yang lebih nyaman untuk merokok,
(2) dengan basa-basi peminimalan pak- Pak !” Ungkapan selera kita sama menun-
saan dan beban. Setiap cara berbasa-basi jukkan bahwa antara penutur dan petu-
itu diuraikan satu per satu berikut ini. tur adalah dari kelompok yang sama. Di
samping itu, kata kita juga mengandung
Perilaku Sopan dalam Tindak Tutur Me- maksud bahwa penutur (yang berbi-
nyuruh dengan Basa-basi Pengakrab- cara) dan petutur (orang yang diajak bi-
an dan Penganjungan cara) tercakup di dalamnya. Dengan tin-
Cara berperilaku sopan dalam tin- dak tutur itu, petutur terkesan diakrabi,
dak tutur menyuruh dengan basa-basi diperlakukan sama dengan yang lain
pengakraban dan penganjungan adalah (tidak dikucilkan) dan diperlakukan
sama dengan kesopapanan positif yang dengan ramah sehingga tindak tutur itu
dimaksudkan oleh Brown dan levinson dirasakan santun.
(1987). Basa-basi pengakraban dan pe- Cara berperilaku sopan dalam
nganjungan direalisasikan dalam ben- tindak tutur menyuruh dengan cara ba-
tuk (1) menggunakan penanda identitas sa-basi mengakrabkan dan penganjun-
sebagai anggota kelompok yang sama, gan dalam bentuk penutur dan petutur
(2) melibatkan penutur dan petutur terlibat dalam kegiatan yang sama adalah
dalam kegiatan yang sama, (3) mencari seperti contoh (2).
kesepakatan, (4) saling membantu, dan
(5) sambil bergurau. Setiap cara basa- (2) (a) Kita geser almari ini ke samping!
basi pengakraban dan penganjungan itu (b) Ayo, bantu ibu memasukkan
diuraikan satu per satu berikut ini. buku ke dalam almari!
Sopan dalam tindak tutur menyu- (c) Mari kita angkat meja ini bersa-
ruh dengan cara menggunakan penanda ma-sama!
identitas dari kelompok yang sama ada-
lah seperti contoh (1). Tindak tutur (2a) dilakukan oleh
Ketua Jurusan bersama dengan dosen
(1) A: Selera kita sama, ya Pak. Sudah yang menata ruangan dosen. Tindak
makan, tetapi belum merokok, tutur (2b) dilakukan oleh seorang guru
terasa belum selesai. SD yang menyuruh muridnya untuk
B: Ya, Pak. memasukkan buku ke dalam almari.
A: Kita cari tempat yang lebih nya- Tindak tutur (2c) dilakukan oleh se-
man untuk merokok, Pak! orang murid kepada kawannya yang
sama-sama bergotong royong mem-
Tindak tutur (1) dilakukan oleh bersihkan ruangan. Penggunaan kata
dua orang guru laki-laki peserta pen- kita dalam tindak tutur (2a), ayo dalam
didikan dan latihan sertifikasi guru pada tuturan (2b), dan mari dalam tindak tu-
saat istirahat siang. Dua orang guru itu tur (2c) menunjukkan bahwa penutur
ada di sebuah ruangan tertutup yang di mengajak petutur untuk bersama-sama
dalamnya banyak guru perempuan. A melakukan kegiatan yang dinyatakan
menyuruh B untuk merokok di tempat oleh penutur. Kesediaan penutur untuk
lain dengan berbasa-basi menyatakan melakukan kegiatan secara bersama-
mempunyai kesenangan yang sama sama dengan petutur dapat dipahami
untuk meminimalkan jatuhnya muka sebagai usaha penutur membaur atau

Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa Indonesia


216

menyatu dalam satu kelompok dengan tidak bersedia. Tindak tutur yang mem-
petutur sehingga ada alasan bagi pe- beri kesempatan kepada petutur untuk
nutur untuk menyuruh petutur untuk menolak sebuah suruhan juga memper-
melakukan sesuatu. Di samping itu, ke- lunak daya ilokusi, yaitu meminimalkan
sediaan penutur menyatu di dalam satu paksaan sehingga tindak tutur itu dira-
kelompok dengan petutur juga dapat sakan santun.
dipahami penutur menerima dan meng- Cara berperilaku sopan dalam
hargai petutur yang menimbulkan efek tindak tutur menyuruh dengan basa-
pelunakan daya ilokusi sehingga tindak basi pengakraban dan penganjungan dalam
tutur itu dirasakan santun. bentuk basa-basi saling membantu adalah
Cara berperilaku sopan dalam seperti contoh (4).
tindak tutur menyuruh dengan basa-
basi pengakraban dan penganjungan dalam (4) (a) Dik, cuci piring ini! Biar Kakak
bentuk mencari kesepakan adalah seperti yang masak!
contoh (3). (b) Saya mengumpulkan data dan
Pak Usman mengolahnya!
(3) (a) Tolong antarkan saya, ya Kak?
(b) Kita setuju kemping dilaksana- Tindak tutur (4a) dilakukan oleh
kan pada bulan Oktober, kan? seorang mahasiswi yang lebih senior ke-
(c) Bagaimana kalau setiap hari Ju- pada kawannya yang lebih muda ketika
mat dari pukul 07.00 s.d. 13.00 sedang memasak. Mereka tinggal di
dikosongkan dari kegiatan perku- satu kamar di sebuah rumah kos. Untuk
liahan dan diisi dengan kegiatan makan sehari-hari, mereka beriur uang
olah raga, keagamaan, dan sila- untuk membeli bahan makanan dan
turahim. mereka memasakknya secara bersama-
sama. Tindak tutur (4b) diucapkan oleh
Tindak tutur (3a) dilakukan oleh seorang anggota tim dalam sebuah pe-
seorang mahasiswi yunior kepada ma- nelitian kepada kawannya yang juga
hasiswi senior yang tinggal di satu ru- merupakan anggota tim itu. Basa-basi
mah kos. Tindak tutur (3b) dilakukan saling membantu di dalam tindak tutur
oleh Ketua Badan Ekskutif Mahasiswa (4a) terlihat dari petutur (mitra tutur)
kepada peserta rapat dalam sebuah ra- disuruh mencuci piring dan penutur
pat. Tindak tutur (3c) diucapkan oleh memasak nasi. Basa-basa di dalam tin-
seorang dosen kepada ketua Jurusan dak tutur (4b) terlihat dari tindakan pe-
pada saat rapat jurusan. Penggunaan nutur mengumpulkan data dan petutur
kata ya dalam tuturan (2a), kan dalam disuruh mengolah data. Perilaku saling
tuturan (2b), dan bagaiman kalau dalam membantu antara penutur dan petutur
tutran (2c) menunjukkan usaha penutur menunjukkan keakraban dan rasa sa-
menghargai petutur dengan jalan penu- ling menghargai menimbulkan efek pe-
tur meminta persetujuan atau meminta lunakan daya ilokusi sehingga sehingga
pendapat yang terkait dengan petutur. tindak tutur itu terasa santun. Di sam-
Tindakan penutur meminta persetujuan ping itu, karena penutur juga memban-
dengan petutur menimbulkan efek pe- tu mengatasi kesulitan petutur, penutur
lunakan daya ilokusi sehingga memini- menyuruh petutur untuk melakukan
malkan paksaan. Di samping itu, peng- sesuatu adalah dapat diterima.
gunaan bentuk ya, kan, dan bagaimana Cara berprilaku sopan dalam tin-
kalau memberikan kesempatan petutur dak tutur menyuruh dengan basa-basi
untuk menolak suruhan jika petutur

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011


217

pengakraban diri dan penganjungan ada- kan untuk menyapa seseorang yang ka-
lah seperti contoh (5). rismatik, misalnya Bung Tomo (pejuang
kemerdekaan), Bung Karno (pejuang
(5) (a) Bung-bung, adik saya bagaimana? kemerdekaan dan tokoh revolusi). Di
Dia belum dikasih surat ketera- dalam tuturan (5a) kata bung digunakan
ngan. Jangan lain-lain saja yang untuk menyapa seorang pegawai tata
dikerjakan! Mentang-mentang usaha yang biasa-biasa saja. Di dalam
jadi pejabat. (Penutur tidak serius tuturan (5b), kata komandan digunakan
dan sambil memberikan sebatang untuk menyapa seorang pegawai kelu-
rokok kepada petutur. Petutur rahan yang biasa melayani pembuatan
tersenyum.) KTP. Bentuk gurauan dalam dua tindak
(b) Hei Komandan, seperti orang tutur itu juga ditandai dengan tindak
pening saja. Kerjakan ini cepat! nonverbal, yaitu memberikan rokok dan
(Penutur tidak serius. Penutur membantu menyulut rokok.
memberikan sebuah kartu keluar- Bergurau dapat dipahami seba-
ga kepada petutur untuk dibuat- gai usaha penutur mengurangi jarak
kan Kartu Tanda Penduduk sosial antara penutur dan petutur. Lebih
(KTP). Pada saat melaksanakan dari itu, penutur mau bergurau dengan
tindak tutur ini, penutur mem- petutur dapat dipahami sebagai pe-
berikan sebungkus rokok kepada nutur menerima petutur sebagai satu
petutur. Petutur tertawa pelan. kelompok, penutur tidak mengucilkan
Petutur membuka bungkus rokok petutur, penutur tidak menganggap
dan mengambil sebatang lalu petutur sebagai orang asing, dan bah-
diletakan di mulutnya. Penutur kan penutur dapat dinilai menghargai
menghidupkan korek api dan petutur atau menganjungkan petutur.
menolong membakar ujung rokok Perilaku positif kepada petutur seperti
yang siap untuk dihisap petutur.) itu menyenangkan hati petutur sehingga
tindak tutur itu dirasakan santun. Basa-
Tindak tutur (5a) diucapkan oleh basi dalam bentuk bergurau cenderung
seorang dosen kepada kawannya yang digunakan dalam konteks pelaku tutur
juga dosen yang umurnya sebaya, berusia sebaya, sudah akrab, dan dalam
hubungannya akrab, dan kawannya situasi nonformal.
itu menjabat sebagai pembantu dekan
di sebuah fakultas. Mereka bertemu di Perilaku Santun dalam Tindak Tutur
di sebuah ruangan santai. Tuturan (5b) Menyuruh dengan Basa-basi Pemini-
diucapkan oleh seorang warga sebuah malan Paksaan dan Beban
kelurahan kepada seorang pegawai ke- Basa-basi peminimalan paksaan
lurahan di sebuah kantor lurah. Mereka dan beban adalah usaha untuk mem-
sebaya dan akrab. Sikap tidak serius pe- bangun kesan bahwa penutur tidak me-
nutur kepada petutur di dalam tindak maksa atau membebani petutur atau pe-
tutur (5a) dan (5b) dan penggunaan sa- nutur tidak menghalang-halangi petu-
paan bung dan komandan adalah bentuk tur untuk melakukan apa yang di-
gurauan penutur kepada petutur. Pe- inginkannya. Basa-basi peminimalan
nutur menyapa petutur dengan sapaan paksaan dan beban ini adalah sama
bung dalam tindak tutur (5a) dan sapaan dengan kesopapanan negatif menurut
komandan dan dalam tuturan (5b) adalah Brown dan Levinson (1987). Sopan da-
tidak sesuai dengan keadaan yang sebe- lam tindak tutur menyuruh dengan cara
narnya. Kata sapaan bung lazim diguna- basa-basi peminimalan paksaan atau

Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa Indonesia


218

beban dilakukan dengan (1) menyuruh raan dilakukan lewat HP. Tindak tutur
secara tidak langsung, (2) mengguna- (6c) dilakukan oleh seorang mahasiswi
kan pagar, (3) menyuruh dengan syarat kepada kawannya yang lebih senior.
(4) meminimalkan permintaan kepada Hubungan penutur dan petutur adalah
petutur, (5) meminta maaf, dan (6) me- sudah akrab. Tindak tutur itu dilakukan
nyuruh dalam bentuk aturan umum. di rumah kos. Tindak tutur (6d) dilak-
Setiap cara basa-basi peminimalan pak- sanakan oleh seseorang kepada tetang-
saan dan beban diuraikan satu per satu ganya yang usianya lebih muda tetapi
berikut ini. sudah akrab.
Cara berperilaku sopan dalam Tindak tutur menyuruh (6a) dan
tindak tutur menyuruh dengan basa-ba- (6b) dilaksanakan dengan menggunakan
si peminimalan paksaan dan beban dalam pertanyaan yang menanyakan kemam-
bentuk menyuruh secara tidak langsung puan atau kesanggupan yang ditandai
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu dengan ungkapan apakah … dapat dalam
(1) pertanyaan, (2) saran, (3) pemberi- tindak tutur (6a) dan ungkapan bisakah…
tahuan. Setiap cara penyuruhan secara dalam tindak tutuur (6b). Tindak tutur
tidak langsung itu diuraikan satu per- menyuruh (6c) dan (6d) dilaksanakan
satu berikut ini. dengan menggunakan pertanyaan yang
Cara berperilaku sopan dalam menanyakan kemauan atau kesediaan
tindak tutur menyuruh dengan cara yang ditandai dengan ungkapan maukah
menyuruh secara tidak langsung berupa … dalam tindak tutur (6c) atau berse-
menyuruh dalam bentuk pertanyaan diakah … dalam tindak tutur (6c). Tin-
adalah seperti contoh (6). dak tutur (6a) merupakan alih-alih dari
suruhan langsung carikan buku Permain-
(6) (a) Apakah Bapak dapat mencarikan an pembelajaran bahasa, Pak. Tindak tutur
buku Permainan Pembelajaran (6b) merupakan alih-alih dari suruhan
Bahasa? langsung Buk Novia, kirimkan nomor HP
(b) Bisakah Buk Novia mengirimkan Pak Zulfadly kepada saya. Tindak tutur
nomor HP Pak zulfadly kepada (6c) merupakan alih-alih dari suruhan
saya? langsung Kak Ani, temani saya membeli
(c) Maukah Kak Ani menemani saya komputer. Tindak tutur (6d) merupakan
membeli komputer? alih-alih dari suruhan langsung pinjam-
(d) Apakah Erman bersedia memin- kan mobilmu untuk acara keluarga kami,
jamkan mobil untuk acara kelu- Erman.
arga kami? Penutur tidak menggunakan ben-
tuk suruhan langsung karena suruhan
Tindak tutur (6a) diucapkan oleh langsung terkesan memaksa. Kesan me-
seorang mahasiswa kepada petugas maksa itu mengakibatkan tindak tutur
perpustakaan. Petugas perpustakaan dirasakan tidak santun oleh petutur.
itu usianya lebih tua dan belum akrab. Sebaliknya, penutur memilih suruhan
Tindak tutur itu dilakukan diperpus- secara tidak langsung dalam bentuk
takaan tepatnya di bagian peminjaman bertanya yang berdampak pada pemi-
dan pengembalian buku. Tindak tutur nimalan paksaan, yaitu penutur seolah-
(6b) dilakukan oleh seorang dosen yang olah tidak menyuruh atau solah-olah
lebih muda kepada dosen yang lebih sekadar bertanya. Karena tindak tutur
tua. Hubungan kedua dosen itu akrab, itu dapat ditafsirkan sebagai bertanya,
tetapi saling menyegani. Pembica- berarti tidak ada orang yang menyuruh
dan tidak ada yang menyuruh. Oleh

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011


219

karena itu, petutur ada alasan untuk han secara tidak langsung dalam ben-
tidak melaksanakan suruhan itu dan tuk saran yang berdampak pada pemi-
penutur juga tidak merasa malu ketika nimalan paksaan, yaitu penutur seolah-
suruhannya tidak dilaksanakan oleh olah tidak menyuruh atau solah-olah
petutur. Penyampaian maksud penutur sekadar memberi saran. Karena tindak
kepada petutur secara tidak langsung tutur itu dapat ditafsirkan sebagai seka-
itu menimbulkan efek pelunakan daya dar saran, berarti tidak ada orang yang
ilokusi, yaitu petutur terkesan tidak di- menyuruh dan tidak ada yang menyu-
paksa sehingga tindak tutur itu dirasa- ruh. Oleh karena itu, petutur ada alasan
kan santun. untuk tidak melaksanakan suruhan itu
Cara berperilaku sopan dalam dan penutur juga tidak merasa malu
tindak tutur menyuruh dengan cara ketika suruhannya tidak dilaksanakan
menyuruh secara tidak langsung berupa oleh petutur. Penyampaian maksud
penyuruhan dalam bentuk saran adalah penutur kepada petutur dalam bentuk
seperti contoh (7). saran yang ditandai dengan ungkapan
hendaknya dan bahgaimana kalau atau se-
(7) (a) Warga RT 02 hendaknya menye- baiknya menimbulkan efek pelunakan
diakan waktu satu hari dalam daya ilokusi, yaitu petutur terkesan
dua bulan untuk gotong royong. tidak dipaksa sehingga tindak tutur itu
(b) Bagaimana kalau fondasi bangu- dirasakan santun.
nan mesjid ini dibuat lebih kuat? Cara berperilaku sopan dalam
tindak tutur menyuruh dengan cara me-
Tindak tutur (7a) dilakukan oleh nyuruh secara tidak langsung berupa pe-
seorang ketua RT kepada warganya nyuruhan dalam bentuk pemberitahuan
yang hadir pada rapat RT. Tuturan (7b) adalah seperti contoh (8).
dilakukan oleh salah seorang jemaah
mesjid kepada seluruh jemaah mesjid (8) (a) Tempat ini bebas asap rokok.
yang hadir dalam rapat pembangunan (b) Ruangan ini gelap.
kembali sebuah mesjid yang rusak berat (c) Jal, sekarang sudah tanggal 20.
karena gempa. Tindak tutur menyuruh
(7a) dan (7b) dilakukan dalam bentuk Tindak tutur (8a) dilakukan atas
permberian saran, yang ditandai dengan nama pimpinan kantor terhadap semua
penggunaan ungkapan … hendaknya … orang yang berkunjung di kantor itu.
dalam tindak tutur (7a) dan ungkapan Tindak tutur ini diungkapkan dalam
bagaimana kalau … dalam tindak tutur bentuk tulis yang dipasang di sebuah
(7b). Tindak tutur (7a) merupakan alih- dinding ruangan. Tindak tutur (8b) di-
alih dari suruhan langsung warga RT 02 lakukan oleh seorang dosen kepada
harus menyediakan waktu satu hari dalam mahasiswa yang mengikuti perkulihan.
dua bulan untuk gotong royong. Tindak Ruang perkuliahan itu gelap karena
tutur (7b) merupakan alih-alih dari su- mendung. Tindak tutur (8c) dilakukan
ruhan langsung fondasi mesjid buat lebih oleh seorang ibu kos kepada seorang
kuat. mahasiswa laki-laki yang kos di tempat
Penutur tidak menggunakan ben- ibu kos itu, tetapi sampai tanggal 20 bu-
tuk suruhan langsung karena suruhan lan yang sedang berjalan mahasiswa itu
langsung terkesan memaksa. Kesan me- belum membayar kos. Penutur dalam
maksa itu mengakibatkan tindak tutur tindak tutur (8a) bermaksud untuk me-
dirasakan tidak santun oleh petutur. nyuruh semua orang yang ada di kantor
Oleh karena itu, penutur memilih suru- itu untuk tidak merokok. Penutur dalam

Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa Indonesia


220

tindak tutur (8b) bermaksud untuk me- Cara berperilaku sopan dalam
nyuruh untuk tidak merokok di ruangan tindak tutur menyuruh dengan basa-
itu. Tindak tutur (8a) dapat merupakan basi peminimalan paksaan dan beban
alih-alih suruhan langsung, misalnya se- berupa penyuruhan dalam bentuk peng-
mua orang yang ada di kantor ini dilarang gunaan pagar adalah seperti contoh (9).
merokok di ruangan ini! Penutur dalam
tindak tutur (8b) bermaksud untuk me- (9) (a) Saya sebenarnya ingin Bapak
nyuruh petutur untuk menghidupkan memberikan upah saya lebih awal
lampu, tetapi dinyatakan dalam bentuk khusus bulan ini karena anak saya
pemberitahuan atau pernyataan ruang- baru masuk SMA.
an ini gelap. Tindak tutur (8b) dapat (b) Saya sesungguhnya berharap da-
merupakan alih-alih suruhan langsung, pat memfoto kopi hasil penelitian
misalnya karena ruangan ini gelap, hidup- Bapak tentang kesopapanan ber-
kanlah lampu. Penutur dalam tindak tu- bahasa Indonesia, tetapi saya ta-
tur (8c) bermaksud menyuruh petutur kut merepotkan Bapak.
untuk membayar uang kos, tetapi pe-
nyuruhan itu dilakukan dalam bentuk Tindak tutur (9a) dilakukan oleh
pernyataan atau pemberitahuan Jal, seorang tukang kepada seseorang yang
sekarang sudah tanggal 20. Tindak tutur memperkerjakannya. Tuturan (9b) di-
(8c) dapat merupakan alih-alih suruhan lakukan oleh salah seorang mahasiswa
langsung, misalnya Jal, bayarlah uang kos kepada dosennya. Tindak tutur me-
karena sekarang sudah tanggal 20. nyuruh (9a) dan (9b) dilakukan dalam
Penutur tidak menggunakan ben- bentuk penggunaan pagar, yang ditan-
tuk suruhan langsung karena suruhan dai dengan penggunaan ungkapan sebe-
langsung terkesan memaksa. Kesan narnya ingin dalam tindak tutur (9a) dan
memaksa itu mengakibatkan tindak tu- ungkapan sesungguhnya berharap dapat
tur dirasakan tidak santun oleh petu- dalam tindak tutur (9b).
tur. Oleh karena itu, penutur memilih Penutur dalam tindak tutur (9a)
suruhan secara tidak langsung dalam bermaksud untuk menyuruh orang
bentuk ungkapan pernyataan atau pem- yang memperkerjakannya agar mem-
beritahuan yang berdampak pada pemi- bayarkan upahnya pada awal bulan.
nimalan paksaan, yaitu penutur seolah- Penutur dalam tindak tutur (9b) ber-
olah tidak menyuruh atau solah-olah maksud untuk meminta dosennya agar
sekadar memberi tahu. Karena tindak meminjamkan hasil penelitiannya. Tin-
tutur itu dapat ditafsirkan sebagai pem- dak tutur (9a) merupakan alih-alih dari
beritahuan, berarti tidak ada orang yang suruhan langsung Pak bayarkanlah upah
menyuruh dan tidak ada yang menyu- saya pada awal bulan khusus bulan ini ka-
ruh. Oleh karena itu, petutur ada alasan rena anak saya baru masuk SMA. Pinjam-
untuk tidak melaksanakan suruhan itu kanlah hasil penelitian Bapak kepada
dan penutur juga tidak merasa malu saya! Tindak tutur (9b) merupakan alih-
ketika suruhannya tidak dilaksanakan alih dari suruhan langsung pinjamkanlah
oleh petutur. Penyampaian maksud pe- hasil penelitian Bapak kepada saya!
nutur kepada petutur secara tidak lang- Penutur tidak menggunakan
sung itu menimbulkan efek pelunakan bentuk suruhan tanpa basa-basi karena
daya ilokusi, yaitu petutur tidak terke- suruhan tanpa basa-basi terkesan me-
san dipaksa sehingga tindak tutur itu maksa. Kesan memaksa itu mengakibat-
dirasakan santun. kan tindak tutur dirasakan tidak santun
oleh petutur. Oleh karena itu, penutur

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011


221

memilih suruhan denngan basa-basi da- Bapak ada kesempatan dan mau dalam tin-
lam bentuk penggunaan pagar yang ber- dak tutur (10c).
dampak pada peminimalan paksaan, Dalam tindak tutur (10a), penu-
yaitu penutur seolah-olah tidak menyu- tur bermaksud menyuruh seorang pe-
ruh, sekadar menyampaikan keingi- ngurus mesjid ikut menengok calon sapi
nannya atau menyampaikan harapan. korban di daerah Pesisir Selatan. Penu-
Penyampaian maksud penutur kepada tur dalam tindak tutur (9b) bermaksud
petutur dengan basa-basi itu menimbul- untuk meminta seorang jemaah mesjid
kan efek pelunakan daya ilokusi, yaitu menjadi donatur Taman Pendidikan
petutur tidak terkesan dipaksa sehingga al Qur’an. Penutur dalam tindak (10c)
tindak tutur itu dirasakan santun. meminta salah seorang pejabat di Kan-
Cara berperilaku sopan dalam tor Dinas Kementererian Pendidikan
tindak tutur menyuruh dengan strategi Nasional Kota Padang untuk datang ke
basa-basi peminimalan paksaan dan be- Mmentawai menengok sekolah yang ru-
ban berupa permintaan bersyarat ada- sak karena tunami. Tindak tutur (10a)
lah seperti contoh (10). merupakan alih-alih dari suruhan lang-
sung pergilah menegok calon sapi korban di
(10) (a) Jika Bapak ada waktu, kita pergi Pesisir Selatan, Pak. Tindak tutur (10b)
ke Pesisir Selatan melihat sapi merupakan alih-alih dari suruhan lang-
korban, Pak! sung Jadilah donatur tetap Taman Pendidi-
(b) Kalau Ibu tidak keberatan, kan al Qur’an mesjid al Manar, Bu. Tindak
pengurus mesjid meminta Ibu tutur (10c) merupakan alih-alih suruhan
menjadi donatur tetap Taman langsung Pak datanglah ke Mentawai me-
Pendidikan al-Qur’an Mesjid al- nengok sekolah kami yang rusak karena tsu-
Manar! nami.
(c) Jika Bapak ada kesempatan dan Penutur tidak menggunakan ben-
mau, kami ingin Bapak berkun- tuk suruhan tanpa basa-basi karena su-
jung ke Mentawai untuk melihat ruhan tanpa basa-basi terkesan memak-
keadaan sekolah kami setelah sa. Kesan memaksa itu mengakibatkan
peristiwa Gempa dan tsunami. tindak tutur dirasakan tidak santun oleh
petutur. Sebaliknya, penutur memilih
Tindak tutur (10a) dilakukan oleh suruhan dengan basa-basi dalam ben-
seorang Panitia Hari Raya Qurban ke- tuk permintaan bersyarat, misalnya jika
pada salah seorang pengurus mesjid. Bapak ada waktu, kalau Ibu tidak keberatan,
Tindak tutur (10b) dilakukan oleh se- jika Bapak ada kesempatan dan mau ber-
orang pengurus Taman Pengajian al dampak pada peminimalan paksaan.
Qur’an kepada seorang jemaah mesjid. Permintaan bersyarat ini memberikan
Tindak tutur (10c) dilakukan oleh se- alternatif pilihan kepada petutur untuk
orang guru yang berasal dari Mentawai melaksanakan atau tidak melaksakan
kepada seorang pejabat di Dinas Ke- apa yang dinyatakan penutur. Petutur
menterian Pendidikan Nasional Kota tidak perlu melaksanakan apa yang di-
Padang. Tindak tutur menyuruh (10a), nyatakan oleh penutur jika syarat tidak
(10b), dan (10c) dilakukan dalam ben- terpenuhi atau keadaan tidak memung-
tuk permintaan bersyarat yang ditandai kinkan. Petutur melaksanakan apa yang
dengan penggunaan ungkapan jika Ba- dinyatakan penutur jika persyaratan
pak ada waktu dalam tindak tutur (10a), terpenuhi atau keadaan memungkin-
ungkapan kalau Ibu tidak keberatan dalam kan. Pemberian alternatif pilihan untuk
tindak tutur (10b), dan ungkapan jika melaksanakan atau tidak melaksanakan

Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa Indonesia


222

apa yang dinyatakan oleh penutur me- lah itu untuk mengetikkan daftar kredit
nimbulkan efek pelunakan daya ilokusi, poin untuk kenaikan pangkat. Tindak
yaitu petutur terkesan tidak dipaksa tutur (11a) merupakan alih-alih dari su-
sehingga tindak tutur itu dirasakan san- ruhan tanpa basa-basi kamu bergeser ke
tun. tepi. Tindak tutur (11b) merupakan alih-
Cara berperilaku sopan dalam alih dari suruhan tanpa basa-basi beri-
tindak tutur menyuruh dengan strategi lah izin kepada kami untuk menyampaikan
basa-basi meminimalkan pakasaan dan berita duka dan pengumpulan dana sosial.
beban berupa meminimalkan permin- Tindak tutur (11c) merupakan alih-alih
taan kepada petutur adalah seperti con- suruhan tanpa basa-basi ketikkan daftar
toh (11). kredit poin saya ini.
Penutur tidak menggunakan ben-
(11) (a) Geser sedikit, Dik! tuk suruhan tanpa basa-basi, karena
(b) Pak saya minta waktu sebentar suruhan tanpa basa-basi terkesan mem-
untuk menyampaikan berita bebani petutur. Kesan membebani itu
duka dan pengumpulan dana! mengakibatkan tindak tutur dirasakan
(c) Tolong ketikkan satu, Pak! kurang santun oleh petutur. Sebaliknya,
penutur memilih suruhan dengan basa-
Tindak tutur (11a) dilakukan oleh basi peminimalan permintaan kepada
seorang penumpang sebuah mobil ang- petutur, misalnya geser sedikit, minta wak-
kutan kota kepada salah seorang pe- tu sebentar, dan ketikkan satu berdampak
numpang penumpang itu. Tindak tutur pada peminimalan beban kepada petu-
(11b) dilakukan oleh seorang maha- tur. Peminimalan beban ini memberikan
siswa kepada dosennya di kelas untuk kesan penutur berusaha tidak merepot-
menyampaikan berita duka dan pegum- kan petutur. Usaha penutur untuk tidak
pulan dana sosial. Tindak tutur (11c) merepotkan petutur menimbulkan efek
dilakukan oleh seorang guru kepada pelunakan daya ilokusi sehingga tindak
seorang pegawai tata usaha di sebuah tutur itu dirasakan santun.
sekolah. Tindak tutur menyuruh (11a), Cara berperilaku sopan dalam
(11b), dan (11c) dilakukan dalam bentuk tindak tutur menyuruh dengan strategi
peminimalan permintaan kepada petu- basa-basi peminimalan paksaan dan be-
tur yang ditandai dengan penggunaan ban berupa menyuruh disertai dengan me-
ungkapan geser sedikit dalam tindak tu- minta maaf adalah seperti contoh (12).
tur (11a), ungkapan minta waktu sebentar
dalam tindak tutur (11b), dan ungkapan (12) (a) Maaf Pak, mohon mobilnya di
ketikkan satu dalam tindak tutur (11c). Parkir di tempat yang disedia-
Dalam tindak tutur (11a), penu- kan!
tur bermaksud menyuruh salah seorang (b) Maaf Buk, saya terlambat karena
sesama penumpang untuk bergeser ka- Ban sepeda motor saya bocor.
rena penutur itu juga akan ikut duduk. (c) Maaf, tolong TV-nya kecilkan,
Penutur dalam tindak tutur (11b) ber- Dik!
maksud untuk meminta kepada dosen (d) Permisi Pak, sepeda motornya
yang mengajar di kelas agar memberi dipindahkan. Saya mau meng-
izin kepada mahasiswa untuk penyam- gelar barang dagangan.
paian berita duka dan pengumpulan
dana sosial. Penutur dalam tindak tutur Tindak tutur (12a) dilakukan oleh
(11c) bermaksud meminta tolong kepa- seorang satpam kepada seorang tamu
da seorang pegawai tata usaha di seko- yang memarkir kendaraannya di lokasi

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011


223

sebuah kantor. Tindak tutur (12b) di- (13) (a) Jagalah kebersihan!
lakukan oleh seorang mahasiswa yang (b) Buanglah sampah di tempat
terlambat masuk kuliah kepada dosen- yang sudah disediakan!
nya. Tindak tutur (12c) dilakukan oleh (c) Kurangi kecepatan!
seorang mahasiswa senior kepada ma-
hasiswa yunior yang tinggal di satu ru- Tindak tutur (13a) dilakukan
mah kos. Tindak tutur (12d) dilakukan oleh atas nama dinas kebersihan kota.
oleh seorang pedagang kaki lima kepada Tindak tutur ini diungkapkan dalam
orang yang memarkir sepeda motornya bentuk tulisan yang ditempel di din-
di tempat penutur itu berdagang. Tin- ding bangunan pasar, kantor, tempat
dak tutur menyuruh (12a), (12b), (12c), ibadah, sekolah, taman kota, dan lain-
dan (12d) dilakukan dalam bentuk me- lain. Tindak tutur (13b) dilakukan oleh
minta maaf atau meminta izin yang atas nama dinas kebersihan kota juga.
ditandai dengan penggunaan ungkapan Tindak tutur ini juga diungkapkan da-
maaf dalam tindak tutur (12a), (12b), lam bentuk tulisan yang ditempel di
(12c), dan ungkapan permisi dalam tin- dinding kotak sampah yang terletak di
dak tutur (12d). taman kota, pasar, kantor, tempat iba-
Dalam tindak tutur (12a), penu- dah, sekolah, dan tepi jalan.Tindak tutur
tur bermaksud menyuruh seorang yang (13c) dilakukan atas nama Dinas per-
berkunjung di kantor untuk memarkir hubungan dan LLAJR. Tindak tutur ini
mobilnya di tempat yang sudah disedia- juga diungkapkan dalam bentuk tulisan
kan. Dalam tindak tutur (12b), penutur yang dipasang di papan nama di jalan
yaitu mahasiswa yang terlambat masuk yang menikung tajam, persimpangan
kuliah meminta izin untuk ikut kuliah. yang ramai, atau jalan yang licin. Tindak
Dalam tindak tutur (12c), penutur ber- tutur menyuruh (13a), (13b), dan (13c)
maksud meyuruh temanya yang lebih dilakukan dalam bentuk aturan umum
muda untuk memelankan TV. Dalam yang ditandai dengan penggunaan ung-
tindak tutur (12d), penutur bermaksud kapan yang tidak tertuju orang tertentu
menyuruh orang yang memarkir sepeda saja atau pihak tertentu saja, misalnya
motor di tempat penutur menggelar da- jagalah kebersihan dalam tindak tutur
gangannya untuk memindahkan sepeda (13a), Buanglah sampah di tempat yang su-
motornya. dah disediakan dalam tindak tutur (13b),
Penutur menggunakan basa-basi dan ungkapan kurangi kecepatan dalam
meminta maaf atau minta izin kepada tindak tutur (13c).
petutur, yaitu dengan ungkapan maaf Dalam tindak tutur (13a), penu-
atau permisi membentuk kesan penutur tur bermaksud menyuruh semua orang
mengaku sebagai pihak yang bersalah di lokasi untuk menjaga kebersihan.
karena mengganggu kebebasan atau ke- Dalam tindak tutur (13b), penutur me-
nyamanan petutur. Pengakuan bersalah nyuruh semua orang yang ada di lokasi
itu menimbulkan efek pelunakan daya itu untuk membuang sampah di tempat
ilokusi, yaitu penutur terkesan rendah sampah yang sudah disediakan. Dalam
hati sehingga tindak tutur itu dirasakan tindak tutur (13c), penutur menyuruh
santun. semua orang yang menggunakan jalan
Cara berperilaku sopan dalam di lokasi itu untuk mengurangi kecepa-
tindak tutur menyuruh dengan strategi tan.
basa-basi pembebasan berupa menyata- Penutur menggunakan basa-basi
kan aturan umum adalah seperti con- penggunaan aturan umum kepada petu-
toh (13). tur, yaitu dengan ungkapan yang tidak

Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa Indonesia


224

hanya tertuju kepada orang tertentu atau itu juga menyenangkan hati petutur se-
pihak tertentu membentuk kesan penu- hingga tindak tutur itu dirasakan san-
tur tidak pilih kasih. Perilaku tidak pilih tun.
kasih itu menimbulkan efek pelunakan
daya ilokusi karena daya itu menyebar UCAPAN TERIMA KASIH
ke semua orang atau ke semua pihak Artikel ini terwujud berkat ban-
dan mengenakkan hati petutur sehingga tuan dari berbagai pihak. Penulis me-
tindak tutur itu dirasakan santun. ngucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang bersedia menyumbangkan
SIMPULAN data untuk artikel ini. Secara khusus,
Kesopanan berbahasa merupa- penulis mengucapkan terima kasih ke-
kan peranti bahasa yang digunakan pada narasumber dan mahasiswa pe-
untuk meminimalkan jatuhnya muka serta perkuliahan Pragmatik yang mem-
(citra diri) pelaku tutur. Ada dua cara bantu pengumpulan data untuk artikel
utama yang dilakukan oleh penutur ba- ini. Penulis juga mengucapkan terima
hasa Indonesia untuk membentuk tin- kasih kepada Bapak/Ibu teman sejawat
dak tutur direktif yang santun, yaitu (1) yang telah memberikan kritik dan saran
menyuruh dengan basa-basi pengakra- untuk kesempurnaan tulisan ini. Penulis
ban dan penganjungan, (2) menyuruh juga mengucapkan terima kasih kepada
dengan basa-basi peminimalan paksaan Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indo-
dan beban. Cara basa-basi pengakraban nesia, Dekan FBS UNP, Rektor UNP dan
dan penganjungan mempunyai subcara, Ketua Lembaga Penelitian UNP yang te-
yaitu (a) basa-basi menggunakan pe- lah memberikan berbagai fasilitas untuk
nanda identitas sebagai anggota kelom- dapat diselesaikannya artikel ini.
pok yang sama, (b) melibatkan penutur
dan petutur dalam kegiatan yang sama, DAFTAR PUSTAKA
(c) mencari kesepakatan, (d) saling Austin, J. L. 1962. How to Do Things with
membantu, (e) bergurau. Cara menyu- Words. New York: Oxford Univer-
ruh dengan basa-basi peminimalan pak- sity Press.
saan dan beban mempunyai subcara (a) Azis, E. Aminudin. 2003. Realisasi Ke-
menyuruh secara tidak Langsung, (b) santunan Berbahasa Antargen-
menggunakan pagar, (c) menggunakan erasi dalam Masyarakat Indone-
syarat (d) meminimalkan permintaan sia. Di dalam Bambang Kaswanti
kepada petutur, (5) meminta maaf atau Purwo (ed.). PELLBA 16. Hala-
izin, dan (e) menyatakan sebagai aturan man 239-278. Jakarta: Pusat Ka-
umum. jian Bahasa dan Budaya Unika
Basa-basi pengakraban dan pe- Atma Jaya.
nganjungan berdampak pada pelunakan Brown, Roger dan Albert Gilman. The
daya ilokusi sehingga petutur merasa Pronouns of Power and Solida-
diterima dan dihargai oleh penutur. Pe- rity. Di dalam Joshua A. Fishman
rilaku penutur itu menyenangkan hati (Ed.). Reading in the Sociology of
petutur sehingga tindak tutur itu dira- Language. Hal. 252-275. Paris:
sakan santun. Basa-basi peminimalan Mouton.
paksaan dan beban berdampak pada Brown, Penelope dan Stephen C. Levin-
pelunakan daya ilokusi sehingga petu- son. 1987. Politeness: Some Univer-
tur merasa tidak dihalang-halangi atau sals in Language Usage. Cambridge:
tidak dihambat dalam melaksanakan University of Cambridge Press.
kehendaknya. Perilaku penutur seperti

LITERA, Volume 10, Nomor 2, Oktober 2011


225

Blum-Kulka, Shoshana. 1987. Indirect- longan Etnis Indonesia: ke Arah


ness and Politeness in Request: Kajian Etnopragmatik. Di dalam
Same or Different? Journal of Prag- Yassir Nasanius dan Bambang
matics II. 131-146. Kaswanti Purwo PELLBA 13. Ha-
Gunarwan, Asim. 1992. Persepsi Kesan- laman : 1-37. Jakarta: Lembaga
tunan Direktif di dalam Bahasa Bahasa dan Budaya Universitas
Indonesia di antara Beberapa Ke- Atma Jaya.
lompok Etnis di Jakarta. Di dalam Ibrahim, A. Syukur. 1996. “Bentuk Di-
Bambang Kaswanti Purwo (ed.). rektif Bahasa Indonesia”. Diser-
PELLBA 5: Bahasa Budaya. 179-215. tasi. Universitas Erlangga.
Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Leech, Geoffrey. 1983. Principles of Prag-
Atma Jaya. matics. London : Longman.
Gunarwan, Asim. 1994. Kesantunan Mualimin. 2003. Kesantunan Direktif
Negatif di Kalangan Dwibahasa- dalam Surat Bisnis: Kajian Peng-
wan Indonesia-Jawa di Jakarta: gunaan Ungkapan Permohonan
Kajian Sosiopragmatik. Di dalam Bahasa Inggris oleh Penutur Ba-
Bambang Kaswanti Purwo (ed.). hasa Indonesia. Di dalam Jurnal
PELLBA 7: Analisis Klausa, Prag- Bidang Kebahasaan, Kesusasteraan,
matik Wacana, dan Pengkoputeran dan Kebudayaan, 27. 1: 11-19.
Bahasa. Halaman 81-121. Jakarta: Searle, John R.1975. Indirect Speech
Lembaga Bahasa Atma Jaya. Act. Di dalam P. Cole dan J.
Gunarwan, Asim. 2000. Tindak Tutur Morgan(ed.). Syntax and Seman-
Melarang di Kalangan Dua Go- tics Vol. 3: 59-82.

Kesopanan Tindak Tutur Menyuruh dalam Bahasa Indonesia

Anda mungkin juga menyukai