Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menganalisis laporan keuangan berarti menggali lebih banyak informasi
yang dikandung suatu laporan keuangan. Sebagaimana diketahui laporan adalah media
informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Jika informasi ini disajikan dengan
benar, informasi tersebut sangat berguna bagi siapa saja untuk mengambil keputusan tentang
perusahaan yang dilaporkan tersebut. Untuk menganalisis laporan keuangan maka diperlukan
penguasaan terhadap:
1. Cara menyusun laporan keuangan itu (proses akuntansi)
2. Konsep, sifat, karakteristik laporan keuangan atau akuntansi itu
3. Teknik analisisnya
4. Segmen, dan sifat bisnis itu sendiri, serta situasi lingkungan ekonomi baik internasional
maupun nasional.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa itu analisis laporan keuangan?
2. Apa yang menjadi objek analisis laporan keuangan?
3. Apa yang menjadi tujuan analisis laporan keuangan?
4. Bagaimana metode analisis laporan keuangan?
5. Adakah keterbatasan dalam analisis laporan keuangan?
6. Adakah kelemahan dari analisis laporan keuangan?
C. Tujuan
Tujuan kami memaparkan makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa itu analisis laporan keuangan.
2. Mengetahui objek analisis laporan keuangan.
3. Mengetahui tujuan dari analisis laporan keuangan.
4. Mengetahui metode analisi laporan keuangan.
5. Mengetahui keterbatasan dalam analisis laporan keuangan.
6. Mengetahui kelemahan dari analisis laporan keuangan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan terdiri dari dua kata yaitu analisis dan laporan keuangan. Untuk
menjelaskan pengertian kata ini, kita dapat menjelaskannya dari arti masing-masing kata. Kata
analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.
Sedangkan laporan keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (Dana). Kalau dua
pengertian ini digabungkan, analisis laporan keuangan berarti:

“Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan
melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan
yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan
keputusan yang tepat”.

Menurut Bernstein (1983:3):


“Analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan teknik analitis atas laporan
keuangan dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu
yang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan”.

Di sini kegiatan analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengonversikan data yang
berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih
mendalam, dan lebih tajam, dengan teknik tertentu. Analisis laporan keuangan ini
memaksimalkan informasi yang masih relative sedikit menjadi informasi yang lebih luas dan
akurat. Hasil analisis laporan keuangan akan dapat membongkar berbagai inkosistensi dari
suatu laporan. Sebelum melakukan analisis laporn keuangan, diperlukan langkah-langkah atau
prosedur tertentu. Langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah
untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan
sebagai berikut :
 Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin untuk
satu periode maupun beberapa periode.
 Melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus tertentu, secara cermat dan
teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-benar cepat. Rumus-rumus yang digunakan
merupakan rumus-rumus yang sudah biasa atau dengan standar yang digunakan.
 Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
secara cermat.
 Memberikan interprestasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat.
 Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan.
 Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.

Adapun jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1) Analisis perbandingan antara laporan keuangan , merupakan analisis ini dilakukan dengan
membandingkan laopran keuangan lebih dari satu periode. Artinya minimal dua periode atau
lebih. Dari analisis ini akan dapat diketahui perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi
dapat berupa kenaikan atau penurunan dari maisng-masing komponen analisis. Dari perubahan
ini terlihat masing-masing kemajuan atau kegagalan dalam mencapai target yang telah
ditetapkan sebelumnya.
2) Analisis tren, merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam
persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah
perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun atau tetap serta berapa besar perubahan
tersebut yang dihitung dalam persentase.
3) Analisis persentase per komponen, merupakan analisi yang dilkakukan untuk
membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di
neraca maupun laporan laba rugi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui :
 Persentase investasi terhadap masing-masing aktiva atau terhadap total aktiva.
 Struktur permodalan.
 Komposisi biaya terhadap penjualan
4) Analisis sumber dan penggunaan dana, merupakan analisis yang dilakukan untuk
mengetahui sumber-sumber dana perusahan dan penggunaan dana dalam suatu periode.
Analisis ini juga unutk mengetahui jumlah modal kerja dan sebab-sebab berubahnya modal
kerja perusahaan dalm suatu periode.
5) Analisis somber dan penggunaan kas, merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui
sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode. Kemudian
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas dalam periode tertentu.
6) Analisis rasio, merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang
ada dalam satu laooran keuangan atau pos-pos antara laporan keuangan neraca dan laporan
laba rugi.
7) Analisis laba kotor, merupakan analisis yang dugunakan untuk mengetahui jumlah lab kotor
dari period eke satu periode. Kemudian untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor
tersebut antara periode.
8) Analisis titik pulang pokok disebut juga analisis titik impas atau break even point. Tujuan
dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi bberapa penjualan atau produk
dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Keguanaan analisi ini adalah untuk
menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.

B. Objek Analisis Laporan Keuangan


1. Analisis Laba/Rugi
Analisi laba/rugi merupakan media untuk mengetahui keberhasilan operasional perusahaan,
keadaan usaha nasabah, kemampuannya memperoleh laba, efektivitas operasinya. Disini yang
menjadi sorotan adalah:
a. Tren penjualan
b. Harga pokok produksi
c. Biaya overhead
d. Margin yang diperoleh
Poin-poin ini dapat dibandingkan dengan rata-rata prestasi perusahaan sejenis atau perusahaan
tertentu yang dianggap sebagai saingan atau yang berprestasi baik. Namun yang perlu diingat
adalah faktor musiman, kemungkinan adanya transaksi istimewa, transaksi perushaan induk,
keadaan moneter, dan kebijakan operasional lainnyayang menyangkut biaya dan penjualan.
Kemudian dapat juga disorot mutu laba, margin laba, mana yang paling banyak, apa
penyebabnya, dan unsur-unsurnya bila perlu kalau memungkinkan melihat hubungan antara
volume dan biaya, dengan menganalisi biaya tetap dan biaya variabel sebagaimana
dipergunakan dalam analisis break even.
2. Analisi Neraca
Analisis neraca merupakan refleksi hasil yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu
dan modal yang digunakan untuk melaksanakan dan mencapainya. Disini disorot mutu dan
kecukupan aktiva, dan modal serta hubungan antara ketiganya, apakah ada “overstated” antara
satu dengan yang lainnya. Disana utang yang terlalu besar, atau aset atau modal yang mubazir.
Disini juga dapat dilihat fleksibelitas dana menurt kombinasi antara hutang jangka pendek dan
jangka panjang atau antara hutang kepada pihak luar dan perusahaan seinduk atau perioritas
yang harus didahulukan. Apaka ada ketimpangan antara pembiayaan jangka pendek untuk
jangka panjang atau sebaliknya.
Dalam kerangka analisis neraca ini dapat juga dirinci dalam analisi modal kerja. Disini dilihat
sifat dan jangka waktu siklus usaha perusahaan, kecenderungan rasio lancar dan rasio cepat,
perputaran persedian barang, periode barag dilempar, sifat-sifat persedian, periode penagihan
piutang, kelayakan pemnyisihan piutang ragu, kualitas, dan kecukupan modal kerja misalnya
dalam hal terjadinya krisi modal kerja. Semuanya bisa dianalisis dengan melakukan
perbandingan dengan periode sebelumnya atau dengan perusahaan sejenis.
3. Analisis arus kas
Analisi arus kas dapat menunjukkan pergerakan arus kas dari mana sumber itu diperoleh
dan kemana dialirkan. Biasanya dalam laporan arus kas sumber dan penggunaan kas diperoleh
dari tiga sumber: operasional, pembiayaan, dan investasi. Dari struktur arus dana ini kita lihat
kemampuan dana operasional yang dipakai, dan disedot untuk modal kerja. Arus kas dapat juga
memprediksi arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Sementara kaitan antara ketiga
laporan ini akan dapt melahirkan informasi yang banyak misalnyadengan mengaitkan
Laba/Rugi dengan Neraca akan diketahui efektivitas sumber kekayaan yang digunakan untuk
menghasilkan laba, sumber mana yang efektif dan memberikan sumbangan terhadap
perusahaan.

C. Tujuan Analisis laporan keuangan


Analisis laporan keuangan yang dimaksud untuk menmbah informasi yang ada dalam suatu
laporan keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat dikemukakan
sebagai berikut.
a. Memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dalam laporan
keuangan biasa.
b. Menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan
atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
c. Mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
d. Membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan
keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan
informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
e. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori
yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
f. Memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
g. Menentukan peringkat(rating) perusahaan.
h. Membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau
dengan standar industry normal atau standar ideal.
i. Memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil
usaha, struktur keuangan, dan sebagainya.
j. Memprediksi potensi yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.
Salah satu tugas penting akhir tahun adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan.
Analisis ini di dasarkan pada laporan keuangan yang sudah di susun. Tujuan laporan keuangan
menurut Bernstein (1983) adalah:
a. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan kondisi perusahaan dari
laporan keuangan tanpa pergi langsung ke lapangan.
b. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan dan hasil usahanya.

c. Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
d. Diagnosis
Analisis berlangsung untuk melihat kemungkinan adanya masalah-masalah yang terjadi baik
dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation
Analisis digunakan untuk menilai prestasi manajemen dalam mengelola perusahaan.
Disamping tujuan tersebut, analisis laporan keuangan juga digunakan untuk menilai kewajaran
laporan keuangan yang disajikan. Dengan melakukan analisis laporan keuangan, maka
informasi yang dibaca dari laporan keuangan akan menjadi lebih luas dan lebih dalam.
Hubungan satu pos dengan pos lain akan dapat menjadi indicator tentang posisi dan prestasi
keuangan perusahaan serta menunjukkan bukti kebenaran penyusunan laporan keuangan.
Keadaan ini dapat digambarkan sebagi berikut:
D. Metode Analisis
Ada dua cara utama untuk menganalisis laporan keuangan:
 Analisis horizontal yang menyediakan perbandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun
dalam periode yang berbeda.
 Analisis vertikal yang merupakan cara standar untuk membandingkan perusahaan yang
berbeda.

1. Analisis horizontal
Studi mengenai perubahan persentase dalam lopran komparatif disebut sebagai analisis
horizontal. Perhitungan perubahan persentase dalam lopran komparatif memerlukan dua
langkah:
a. Menghitung jumlah dolar perubahan dari periode sebelumnya ke periodes selamjutnya
b. Membagi jumlah dolar perubahan dengan jumlah pada periode sebelumnya atau disebut
periode dasar.
Contoh :
Google melaporkan pendapatan, bukan penjualan, karena google menjual jasa dan bukan
produk. Kita dapat menganggap pendapatan dan penjualan bersih sebagai hal yang sama.
Analisis horizontal yang diilustrasikan untuk google Inc. Adalah sebgai berikut (jumlah dalam
utaan dola):

Meningkat (menurun)

2004 2003 Jumlah Persentase

Pendapatan (sama dengan penjualan $3.189 $1.465 $1.723 117,5%


bersih)

Penjualan meningkat drastis sebesar 117,5% selama tahun 2004, yang dihitung sebagai berikut
:
 Menghitung perubahan jumlah dolar penjualan dari tahun 2003 hingga 2004:
2004 2003 meningkat
$3.189 - $1.466 = $1.723
 Membagi julah dolar perubahan dengan jumlah periode dasar. Perhitungan perubahan
persentase ini adalah untuk periode berjalan :

Perubahan persentase =

= = 1,175 = 117,5 %
2. Analisis vertikal
Analisis vertikal atas laporan keuangan menunjukkan hubungan setiap pos dengan jumlah
dasarnya, yaitu 100%. Setiap pos lainnya pada laporan itu kemudian dilaporkan sebagai
persentase dari jumlah dasar tersebut. Untuk laporan laba rugi, penjualan besih merupakan
jumlah dasarnya. Anggaplah bahwa daalm kondisi normal laba kotor perusahaan adalah 50%
daru pendapatan. Penurunan sebesar 40% ini dapat menyebabkan perusahaan menderita
kerugian. Contoh:
Tabel dibawa memperlihatkan analisi vertikal atas laporan laba rugi google Inc. Dalam kasus
ini

% analisis vertikal =
GOOGLE INC.
Laporan laba rugi ( diadaptasi)
31 desember 2004
Keterangan Jumlah($) Total persentaase (%)

Pendapatan 3.189 100

Biaya pendapatan 1.458 45,7


Laba kotor 1.731 54,3

Beban operasi :

Beban penjualan dan pemasaran 246 7,7

Bedan umum dan administrasi 140 4,4

Beban penelitian dan pengembangan 225 7,1

Beban lainnya 470 14,7

Laba sebelum paka penghasilan 650 20,4

Beban pajak penghasilan 251 7,9

Laba bersih 399 12,5

Bagi google, presentase analisis vertical adalah 45,7 % ($1.458/$3.189=0,457). Pada baris
dibawah, laba bersih google adalah 12,5% dari pendapatan. Angka tersebut sangatlah baik.
Peraga 17-5 menunjukkan analisis vertical atas neraca google. Jumlah dasarnya (100%)
merupakan total asset.
Analisis vertical atas neraca google mengungkapkan beberapa hal menarik.
 Asset lancer mencapai 81,3% dari total asset. Bagi sebagian besar perusahaan persentase ini
mendekati 30% .
 Property, pabrik, dan peralatan hanya 11,4% dari total asset. Persentase ini rendah jika di lihat
dari sifat bisnis yang digeluti google. Operasi berdasarkan web yang di jalankan google tidak
memerlukan bangunan dan peralatan yang besar.
 Total kewajiban hanya 11,6% dari total asset, dan ekuitas pemegang saham mencapai 88,4%
dari total asset. Sebagian besar dari ekuitas google berupa modal disetor tambahan dan laba
ditahan-tanda dari perusahaan yang sehat.
E. Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan
1. Laporan keuangan dapat bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah
lewat. Karenanya, laporan keuangan tidak dapat dianggap sebgai laporan mengenai keadaan
saat ini, karenanya akuntansi tidak hanya satu-satunya sumber informasi dalam proses
pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laporan keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau nilai pertukaran pada saat
terjadinya transaksi, bukan harga saat ini.
3. Laporan keuanganbersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pihak
tertentu. Informasi disajikan untuk dapat digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu
memperhatikan semua pihak pemakai yang sebenarnya mempunyai perbedaan kepentingan.
4. Proses penyusuna laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai
pertimbangan dalam memilih alternatif dari berbagai pilihan yang ada yang sama-sama
dibenarkan tetapi menimbulkan perbedaan angka laba maupun aset.
5. Akuntansi tidak mencakup informasi yang tidak material. Demikian pula, penerapan prinsip
akuntansi terhadap suatu fakta atau pos tertentu mungkin tidak dilaksakan jika hal ini tidak
menimbulkan pengaruh yang material terhadap kekayaan laporan keuangan. Batasa terhadap
istilah dan jumlahnya agak kabur.
6. Laporan keuangan bersifat konsevatif dalam menghadapi ketidakpatian; bila terdapat beberapa
kemungkinan kesimpulan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka lazimnya
dipilih alternatif yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang paling kecil. Dalam
kedaan lain disebutkan jika ada indikasi rugi maka harus dicatat tetapi jika ada indikasi laba
tidak boleh dicatat. Sehingga ada holding gain yang tidak diungkapkan.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis, dan pemakai laporan
diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
8. Akuntansi didominasi informasi kuantitatif. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang
tidak dapat dikuntifikasikan umumnya diabaikan. Namun bisa saja informasi kuantitatif dapat
gambaran atau indikasi informasi kulitatif.
9. Perubahan dalam tenaag beli uang jelas ada akan tetapi hal ini tidak tergambar dalam laporan
keuangan.
F. Kelemahan Analisis Laporan Keuangan
1. Analisis laporan keuangan didasarkan pada laporan keuangan, oleh karenanya kelemahan
laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Untuk menilai suatu laporan
keuangan tidak cukup hanya dari angka-angka laporan keuangan. Kita juga harus melihat aspek
lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya
perusahaan, dan budaya masyarakat.
3. Objek analisis adalah data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa
berbeda dengan kondisi masa depan.
4. Jika kita melakukan perbandingan dengan perusahaan lain maka perlu diingat beberapa
perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka misalnya:
a. Prinsip akutansi
b. Size perusahaan
c. Jenis industry
d. Periode laporan
e. Laporan individual atau laporan konsolidasi
f. Jenis perusahaan aspek profit motive atau non profit motive
5. Laporan keuangan hasil konsolidasi atau hasil konversi mata uang asing perlu mendapat
perhatian tersendiri karena perbedaan bisa saja timbul Karena masalah kurs konversi atau
metode konsolidasi.
6. Kelemahan analisis rasio
Tekhnik analisis rasio merupakan sebagian dari konsep analisis laporan keuangan. Tekhnik
analisis rasio memiliki kelemahan sebagai beriut:
a. Rasio itu diambil dari data akutansi yang juga memiliki sifat-sifat tersendiri yang harus
diketahui,dan memerlukan tafsiran tersendiri. Dan bukan tidak mungkin data akutansi itu
sendiri mengandung data manipulasi atau kesalahan-kesalahan lainnya. Perbedaan-perbedaan
yang sama-sama boleh dalam akutansi misalnya perbedaan metode penyusutan akan
memberikan data keuangan yang berbeda, penilaian persediaan, periode akuntansi dan lain-
lain.
Kalau kita ingin menganalisis dua perusahaan yang berbeda dan ingin membandingkannya
maka kita harus melakukan :
 Analisis tentang prinsip akutansi yang dianut
 Penyesuaian (rekosiliasi) atas hal-hal yang berbeda
b. Dalam menilai suatu rasio baik atau buruk analisis harus hati-hati. Turn over yang tinggi belum
tentu baik. Mungkin perusahaan melakukan obral besar-besaran dan cenderung mau bangkrut
atau mungkin jenis perusahaan nya berbeda. Rasio turn over untuk supermarket berbeda sekali
dengan perusahaan dealer mobil mewah misalnya.
c. Membandingkan dengan “industrial ratio” (yang belum ada di Indonesia) harus hati-hati.
Karena hanya trick yang digunakan manajemen yang diperbaiki rasio.
d. Harus juga disadari bahwa laporan keuangan yang dianalisis tidak menggambarkan perubahan
nilai uang dan tenaga belinya.
e. Hati-hati terhadap kemungkinan bahwa adanya window dressing, income smoothing, atau
laporan konsolidasi.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis laporan keuangan merupakan proses dalan meneliti atau menangani laporan
keuangan yang meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan keuangan (yang dapat disajikan
dalam berbagai cara, seperti laporan arus kas atau laporan arus dana) catatan dan laporan
lainnya.
Laporan keuangan dapat diartikan hasil akhir dari proses akuntasi selama tahun buku yang
bersangkutan yang ditujukan kepada pihak yang bersangkutan. Laporan keuangan dibuat
dengan maksud sebagai alat komunikasidan memberi gambaran mengenai posisi dan kondisi
keuangan serta kinerja perusahaan pada tahun yang bersangkutan.
Tujuan dari laporan keuangan itu sendiri yaitu menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
Analisis laporan keuangan dibutuhkan untuk memastikan segala hal yang bersangkutan
dengan posisi keuangan suatu perusahaan tetap stabil. Dan apabila terjadi suatu
kesalahan/kekeliruan akan diketahui dengan pasti.

DAFTAR PUSTAKA

Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara


Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana
Horngern, Charles T. 2007. Akuntansi. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai