Wa0121
Wa0121
Judul
Logo
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Objek riset dalam Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat ini adalah UKBM
yang ada di Kelurahan Mojosongo. Merujuk dari hal ini, kelompok penyusun dalam
melakukan Praktek Wawancara Pemberdayaan masyarakat berfokus pada
pemberdayaan sumber daya manusia. Penyusun berfokus pada usulan pemberian
kegiatan untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan keterampilan
masyarakat dalam segala bidang yang berpotensi meningkatkan derajat kesehatan,
terutama dalam bidang pemanfaatan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum dalam kegiatan ini adalah sebagai upaya pendampingan masyarakat
dalam mengembangkan dirinya sendiri dalam berbagai bidang, terutama upaya
meningkatkan derajat kesehatan.
2. Tujuan Khusus
1. Bagi Masyarakat
2. Bagi Mahasiswa
D. Metode
Dalam Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat ini memakai metode Riset Aksi
dengan pendekatan partisifatif dimana masyarakat bukan sebgai objek pemberdayaan
saja tapi juga menjadi subjek pemberdaya.
Karena yang digunakan adalah pendekatan Partisipatif maka dari mulai assessment
masalah, penggalian potensi, pemetaan, hingga rencana usulan kegiatan / pelaksanaan
program dilakukan bersama masyarakat.
Hari/ Tgl :
Tempat :
Narasumber :
BAB II
PROFIL RW
berbatasan dengan:
Sebelah utara : Rw 39
Sebelah selatan : Rw 37
Jumlah penduduk RW ......... sampai saat ini kurang lebih adalah 320 KK, terdiri dari Rt 1 :
94 KK, Rt 2 : 89 KK, Rt 3 : 50 KK Rt 4 : 88 KK.
D. Kondisi Sosial
Di Rw 30 mempunyai kegiatan yang banyak seperti pengajian setiap hari jumat, koperasi
simpan pinjam, dasulin, tabulin,post lansia sebula sekali, posyandu balita sebulan sekali dan
ibu hamil, ibu nifas, dan karang taruna. Setiap minggu pagi diadakan senam
Untuk ber kegiatan, warga sangat antusias sekali namun jika disuruh berpendapat dan
pendataan warga kurang mampu. Karena rata-rata pendidikan warga SD dan SMP
E. Agama
Warga Rw 30 90% beragama Islam, dan setiap minggu warga juga rutin mengadakan
kegiatan kerohanian antara bapak-bapak dan ibu-ibu.
F. Kondisi Lingkungan dan Sanitasi
Di Rw 30 masih banyak selokan yang banyak sampah, di jalan juga terdapat banyak kotoran
sapi dan sampah plastik. Di rumah warga juga banyak tumpukan sampah yang akan dijual
ke pengepul. Warga rt.30 mempunyai septiktank komunal akhir dari rumah-rumah namun
untuk warga yang wilayahnya di dataran rendah(dekat TPA) tidak bisa menyalurkan sisa
pembuangannya karena menggunakan sistem gaya grafitasi. Di septiktang itu berisi sisa
pembuangan dan limbah rumah tangga. Serta rutin diadakan kas untuk kepentingan
menjenguk orang sakit, tabungan untuk ibu bersalin, dan kegiatan sosial lainnya. Warga
mengadakan Ronda di setiap Minggunya dan kerja bakti di setiap bulannya.
Di Rw 30 kondisi sosialnya masih sangat baik, mereka memiliki jiwa kepedulian yang tinggi.
Seperti, jika ada warga yang sakit banyak warga yang menjenguk dan membawakan buah
tangan dari hasil iuran warga. Namun masih ada sebagian warga yang mempunyai
keyakinan, jika ada orang yang sakit (terluka) mereka tidak mau mengonsumsi makanan
tinggi protein, seperti telur dan daging. Dan ada pula warga yang mempunyai keyakinan
bahwa pemakaian KB dan Imunisasi itu dilarang Agama.
Aset komunitas merupakan potensi atau modal disuatu daerah yang kemudian dijadikan
modal utama dalam pengembangan masyarakat didaerah tersebut. Aset komunitas di RW
........... ini di klasifikasikan berdasarkan:
Di Rw 30 rumah warga sudah banyak yang menggunakan tembok, jalanan sudah di cor, dan
kondisi selokan sudah di semen. Untuk sarana air bersih warga menggunakan sumur gali
dari dana pemerintah, dan warga sudah memiliki jamban/saptitank pribadi. Banyak warga
yang memiliki peternak sapi yang setiap pagi digembala ke Tempat Pembuangan Akhir.
Modal fisik terdiri dari dua kelompok utama yaitu bangunan dan infrastruktur. Untuk modal
fisik berupa bangunan di kampung ............. yaitu rumah warga dan warung. Sedangkan
modal fisik berupa infrastruktur adalah jalan, tempat ibadah, sarana air bersih, peternakan.
Modal capital merupakan dukungan keuangan yang dimilki suatu amsyarakat yang dapat
digunakan dalam membangun masyarakait tersebut. Untuk kampung ............... adalah, kas
DKM, kas warga dan uang kematian yang dikelola karang taruna. Kas Dana Sehat?
Tabulin? Dasolin? Jimpitan?
3. Enviromental Capital (Modal Lingkungan)
Modal lingkungan merupakan potensi yang belum diolah secar maksimal dan mempunyai
nilai ekonomi dalam upaya pelestarian alam dan kenyamanan hidup.modal lingkungan terdiri
dari bumi, tumbuhan, binatang dan lain-lain.
Rw 30 memiliki Sumber Daya yang dimiliki seperti, ibu-ibu PKK,karang taruna, kader TBC,
Jiwa, Jumantik (Juru Pemantau Jentik ), lansia, PSN ( Pemberatasan Sarang Nyamuk ),
asap rokok, balita, ibu hamil, kusta, STBM ( Strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )
Modal manusia adalah adalah sumber daya manusia yang ada dilingkungan tersebut. Untuk
kampung ..............., asset manusia yang dimilki adalah, Karang Taruna, IRMA, DKM,
Pengrajin Sangkar Burung, Ibu PKK, TKM, dan SAT Generasi Qur’ani Kreatif.
Modal sosial yang dimiliki warga Rw 30 adalah mereka mimiliki panutan tokoh masyarakat,
dan apapun yang dikatakan tokoh masyarakat itu warga langsung melaksanakan dengan
baik,
Modal ini mewakili sumber daya sosial (seperti jaringan sosial, kepercayaan masyarakat,
ikatan sosial, dan sebagainya) yang bermanfaat untuk membantu masyarakat memunuhi
kebutuhan hidupnya.
Modal Sosial yang dimilki masyarakat kampung ............. adalah, kekeluargaan yang erat,
budaya gotong royong dan budaya musyawarah.
Modal spiritual adalah upaya pemberian bantuan empathy dan perhatian, kasih saying dan
kebijaksanaan praktis (dorongan utama kegiatan pelayanan). Masyarakat RW mempunayi
modal spiritual berupa agama, saling tolong menolong, budaya gotong royong dan lain-lain.
BAB III
k. Prioritas Masalah
Ada beberapa rumah warga yang berdekatan dengan Tempat pembuangan akhir
Banyak sapi yang berkeliaran, lalu membuang kotoran sembarangan di jalan
Dari hasil identifikasi permasalahan tersebut diatas, dilanjutkan kegiatan memilih prioritas
masalah menggunakan teknik kriteria matrik (criteria matrix tecnique). Kriteria yang
digunakan dalam menentukan prioritas masalah banyak macamnya, seperti :
1. Pentingnya masalah
Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya.
Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya, diantaranya :
2. Kelayakan teknologi : T
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang
dimaksudkan di sini adalah menunjuk pada penguasaan ilmu dan teknologi yang
sesuai.
Pemberian nilai antara nilai 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk
setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.
Secara sederhana pemilihan prioritas masalah dengan teknik criteria matriks, seperti
dalam Tabel di bawah ini :
No DAFTAR I T R JUM
MASALAH P S RI DU SB PB PC IxTxR
1 A 4 3 4 2 5 3 1 1 5 7200
2 B 3 5 4 5 2 4 2 1 1.920
3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 2.880
Pada contoh di atas, prioritas masalah adalah C, karena nilai yang dimilikinya adalah paling
tinggi.
l. Identifikasi Penyebab Masalah
Prioritas masalah yang telah diperoleh melalui matrikulasi masalah perlu disusun
alternatif pemecahan masalahnya dengan terlebih dahulu menggali penyebab dari
masalah tersebut. Dalam upaya menentukan berbagai penyebab masalah, dilakukan
upaya brainstorming dan menggunakan alat bantu diagram hubungan sebab akibat
(cause effect diagram) atau populer dengan sebutan diagram tulang ikan (fish bone
diagram) atau pohon masalah (problem tree).
Ambil 1 masalah :
Buat pohon masalah
Prioritas masalah telah ditetapkan dan penyebab masalah telah diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah penetapan cara pemecahan masalah. Untuk itu ada beberapa
kegiatan pokok yang harus dilakukan yaitu:
Karena kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas, untuk mengatasinya akan
dipilih satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Untuk dapat
melakukan hal ini akan digunakan teknik kriteria matriks. Kriteria yang dimaksud
adalah:
Nilai 1 merupakan kegiatan paling tidak efektif, sampai dengan nilai 5 yaitu
paling efektif. Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi,
meliputi :
Makin besar masalah dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.
Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan
jalan keluar. Makin besar biaya yang dikeluarkan, makin tidak efektif jalan keluar
tersebut.
a. Mengidentifikasi tempat-
tempat potensial berkembang
biaknya nyamuk
b. Mengenal perilaku
masyarakat yang berisiko
pada berkembang biaknya
nyamuk
c. Menjadi motivator /
penggerak bagi
masyarakatnya
Tabel 26. Prioritas Jalan Keluar Tingginya HI (pemukiman, sekolah dan TTU)
No Daftar alternatif jalan keluar Efektivita Efisiensi Jumlah
s
MxIxV
M I V
C
a. Mengidentifikasi tempat-tempat
potensial berkembang biaknya nyamuk
d. Menjadi role model masyarakat: dibekali pengetahuan dan ketrampilan tentang cara-
cara pengendalian vektor
Alternatif ini memiliki nilai Magnitude, Importance dan Vulnerability yang tinggi, karena
kegiatan ini lebih melembaga dalam merubah perilaku masyarakat sehingga tindakan
pencegahan DBD dapat berkelanjutan dan menjadi budaya. Hal ini disebabkan karena
dalam merubah perilaku dan diharapkan menjadi perilaku yang berkelanjutan, diawali
dengan merubah mind set masyarakat.
Untuk kefektifan pemberantasan DBD, setelah prioritas pertama ini dilakukan (Capacity
Building bagi kader posyandu dan desa siaga) dilanjutkan dengan kegiatan Advokasi
dengan kelurahan dan desa siaga dalam peningkatan kewaspadaan lingkungan dengan
cara:
PERENCANAAN KEGIATAN
1. Latar Belakang
2 Tujuan
1. .......................
2. .......................
3 Metode
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Participatory Action Reseach, diamana
dari mulai usulan, persiapan sampai pelaksanan melibatkan masyarakat.
4. Sasaran
Sasran kegiatan ini adalah masyarakatkampung Cioneng Babakan terutama ibu-ibu dan
Karang Taruna.
5. Rincian Program
a. pelatihan kader
b. Sosialisasi
c. Kegiatan
d. Monitoring
BAB V
SIMPULAN
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN :
FOTO KEGIATAN
PRESENTASI :
12 / 13 OKTOBER 2018
Setiap bulan
4 RW 31 Bu Pamuji (ibu ketua PKK RW RW 31 : 082137520975
31/istri ketua RW 31)