Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat

Judul

Logo

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat adalah.................

Mahasiswa sebagai agen of change berfungsi sebagai pengamat masyarakat yang


nantinya memberi masukan-masukan kepada pemerintah untuk membuat kebijakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan untuk masyarakat memberikan bahan ajar
dan saran yang dapat diberikan oleh mahasiswa.

Objek riset dalam Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat ini adalah UKBM
yang ada di Kelurahan Mojosongo. Merujuk dari hal ini, kelompok penyusun dalam
melakukan Praktek Wawancara Pemberdayaan masyarakat berfokus pada
pemberdayaan sumber daya manusia. Penyusun berfokus pada usulan pemberian
kegiatan untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan keterampilan
masyarakat dalam segala bidang yang berpotensi meningkatkan derajat kesehatan,
terutama dalam bidang pemanfaatan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan
masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Tujuan Umum dalam kegiatan ini adalah sebagai upaya pendampingan masyarakat
dalam mengembangkan dirinya sendiri dalam berbagai bidang, terutama upaya
meningkatkan derajat kesehatan.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat ini adalah


sebagai berikut:

1. Menggali informasi tentang keberadaan UKBM di wilayah tersebut


2. Menggali permasalahan pemberdayaan di masyarakat
3. Mendampingi masyarakat untuk cermat menggali potensi yang ada di daerahnya.
4. Mendampingi masyarakat agar bisa menjadikan potensi sebagai modal utama
meningkatkan kesejahteraan dirinya.
5. Memberi usulan pelatihan dasar/ ketrampilan/kegiatan kepada masyarakat untuk
memanfaatkan potensi yang ada untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
ada.
C. Manfaat

Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat ini mempunyai manfaat sebagai


berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat dapat memahami potensi yang ada dilingkungannya dan mendapat


pengetahuan dasar dalam pengelolaan potensi yang ada sehingga masyarakat
memahami bagaimana cara meningkatkan kualitas kesehatannya.

2. Bagi Mahasiswa

Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat ini menghasilkan manfaat bagi


mahasiswa sebgai berikut:

1. Mahasiswa dapat menemukan objek pembelajaran yang nyata dan lebih


kompleks.
2. Mahasiswa dapat memberikan saran pemecahan permasalahan dimasyarakat.
3. Mahasiwa mendapat banyak ilmu yang didapatkan dari masyarakat yang nantinya
dapat dijadikan bahan rujukan dalam memahami teori pemberdayaan masyarakat.

D. Metode

Dalam Praktek Pengamatan Pemberdayaan Masyarakat ini memakai metode Riset Aksi
dengan pendekatan partisifatif dimana masyarakat bukan sebgai objek pemberdayaan
saja tapi juga menjadi subjek pemberdaya.

Karena yang digunakan adalah pendekatan Partisipatif maka dari mulai assessment
masalah, penggalian potensi, pemetaan, hingga rencana usulan kegiatan / pelaksanaan
program dilakukan bersama masyarakat.

E. Tempat dan Waktu Praktik Lapangan Terpadu

Hari/ Tgl :

Tempat :

Narasumber :
BAB II

PROFIL RW

A. Gambaran Umum Geografis

Rw 30 secara administratif membawahi Rt 1, 2, 3, dan 4 Kel Mojosongo Kec Jebres Kota


Surakarta

berbatasan dengan:

Sebelah barat : Rw 34 dan 11

Sebelah Timur : Karanganyar, Gondangrejo

Sebelah utara : Rw 39

Sebelah selatan : Rw 37

B. Gambaran Umum Demografis

Jumlah penduduk RW ......... sampai saat ini kurang lebih adalah 320 KK, terdiri dari Rt 1 :
94 KK, Rt 2 : 89 KK, Rt 3 : 50 KK Rt 4 : 88 KK.

C. Kondisi Ekonomi dan Mata Pencaharian

Masyarakat di Rw 30 mayoritas bermata pencaharian 90% adalah pemulung, mereka setiap


harinya mencari sampah di Tempat Pembuangan Akhir, kemudian mereka mengumpulkan
dan memilah sampah plastik lalu di jual ke pengepul. Di Rw 30 pernah berkembang
pembuatan karya seni seperti bunga, pot dari barang bekas/koran bekas. Namun, itu tidak
bertahan lama karena mereka menanggap bahwa proses pembuatan itu terlalu lama dan
tidak bisa menghasilkan uang secara cepat.

D. Kondisi Sosial

Di Rw 30 mempunyai kegiatan yang banyak seperti pengajian setiap hari jumat, koperasi
simpan pinjam, dasulin, tabulin,post lansia sebula sekali, posyandu balita sebulan sekali dan
ibu hamil, ibu nifas, dan karang taruna. Setiap minggu pagi diadakan senam

Rw. 30 banyak mengkuti perlombaan seperti merangkai TOGA, memasak yang


mendapatkan Juara 3 Tingkat Kelurahan, lomba administrasi, mocopat lansia, lomba
paduan suara. Dan lomba Yel-yel di Balai Kota yang mendapatkan Juara 2.

Untuk ber kegiatan, warga sangat antusias sekali namun jika disuruh berpendapat dan
pendataan warga kurang mampu. Karena rata-rata pendidikan warga SD dan SMP
E. Agama

Warga Rw 30 90% beragama Islam, dan setiap minggu warga juga rutin mengadakan
kegiatan kerohanian antara bapak-bapak dan ibu-ibu.
F. Kondisi Lingkungan dan Sanitasi

Di Rw 30 masih banyak selokan yang banyak sampah, di jalan juga terdapat banyak kotoran
sapi dan sampah plastik. Di rumah warga juga banyak tumpukan sampah yang akan dijual
ke pengepul. Warga rt.30 mempunyai septiktank komunal akhir dari rumah-rumah namun
untuk warga yang wilayahnya di dataran rendah(dekat TPA) tidak bisa menyalurkan sisa
pembuangannya karena menggunakan sistem gaya grafitasi. Di septiktang itu berisi sisa
pembuangan dan limbah rumah tangga. Serta rutin diadakan kas untuk kepentingan
menjenguk orang sakit, tabungan untuk ibu bersalin, dan kegiatan sosial lainnya. Warga
mengadakan Ronda di setiap Minggunya dan kerja bakti di setiap bulannya.

G. Kondisi Adat, Budaya, Mitos

Di Rw 30 kondisi sosialnya masih sangat baik, mereka memiliki jiwa kepedulian yang tinggi.
Seperti, jika ada warga yang sakit banyak warga yang menjenguk dan membawakan buah
tangan dari hasil iuran warga. Namun masih ada sebagian warga yang mempunyai
keyakinan, jika ada orang yang sakit (terluka) mereka tidak mau mengonsumsi makanan
tinggi protein, seperti telur dan daging. Dan ada pula warga yang mempunyai keyakinan
bahwa pemakaian KB dan Imunisasi itu dilarang Agama.

H. Aset Komunitas (Potensi)

Aset komunitas merupakan potensi atau modal disuatu daerah yang kemudian dijadikan
modal utama dalam pengembangan masyarakat didaerah tersebut. Aset komunitas di RW
........... ini di klasifikasikan berdasarkan:

1. Physical capital (Modal Fisik)

Di Rw 30 rumah warga sudah banyak yang menggunakan tembok, jalanan sudah di cor, dan
kondisi selokan sudah di semen. Untuk sarana air bersih warga menggunakan sumur gali
dari dana pemerintah, dan warga sudah memiliki jamban/saptitank pribadi. Banyak warga
yang memiliki peternak sapi yang setiap pagi digembala ke Tempat Pembuangan Akhir.

Modal fisik terdiri dari dua kelompok utama yaitu bangunan dan infrastruktur. Untuk modal
fisik berupa bangunan di kampung ............. yaitu rumah warga dan warung. Sedangkan
modal fisik berupa infrastruktur adalah jalan, tempat ibadah, sarana air bersih, peternakan.

2. Fianncial Cafital (Modal Kapital)

Rw 30 memiliki kelolaan uang yang dapat digunakan dalam pembangunan masyarakat


tersebut seperti, kas untuk menjenguk orang sakit, jimpitan, tabulin, dan dasolin.

Modal capital merupakan dukungan keuangan yang dimilki suatu amsyarakat yang dapat
digunakan dalam membangun masyarakait tersebut. Untuk kampung ............... adalah, kas
DKM, kas warga dan uang kematian yang dikelola karang taruna. Kas Dana Sehat?
Tabulin? Dasolin? Jimpitan?
3. Enviromental Capital (Modal Lingkungan)

Di Rw 30 mempunyai modal lingkungan berupa pengelolaan sampah yang seharusnya


dapat dikembangkan menjadi suatu karya, dan peternak sapi milik warga masing-masing
yang mempunyai sapi.

Modal lingkungan merupakan potensi yang belum diolah secar maksimal dan mempunyai
nilai ekonomi dalam upaya pelestarian alam dan kenyamanan hidup.modal lingkungan terdiri
dari bumi, tumbuhan, binatang dan lain-lain.

Kampung .............. mempunyai modal lingkungan berupa, peternakan sapi potong,


perkebunan, buah Jeruk Bali.
4. Human Capital (Modal Manusia)

Rw 30 memiliki Sumber Daya yang dimiliki seperti, ibu-ibu PKK,karang taruna, kader TBC,
Jiwa, Jumantik (Juru Pemantau Jentik ), lansia, PSN ( Pemberatasan Sarang Nyamuk ),
asap rokok, balita, ibu hamil, kusta, STBM ( Strategi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat )

Modal manusia adalah adalah sumber daya manusia yang ada dilingkungan tersebut. Untuk
kampung ..............., asset manusia yang dimilki adalah, Karang Taruna, IRMA, DKM,
Pengrajin Sangkar Burung, Ibu PKK, TKM, dan SAT Generasi Qur’ani Kreatif.

5. Social Capital (Modal Sosial)

Modal sosial yang dimiliki warga Rw 30 adalah mereka mimiliki panutan tokoh masyarakat,
dan apapun yang dikatakan tokoh masyarakat itu warga langsung melaksanakan dengan
baik,

Modal ini mewakili sumber daya sosial (seperti jaringan sosial, kepercayaan masyarakat,
ikatan sosial, dan sebagainya) yang bermanfaat untuk membantu masyarakat memunuhi
kebutuhan hidupnya.

Modal Sosial yang dimilki masyarakat kampung ............. adalah, kekeluargaan yang erat,
budaya gotong royong dan budaya musyawarah.

6. Spritual Capital (Modal Spritual)

Modal spiritual adalah upaya pemberian bantuan empathy dan perhatian, kasih saying dan
kebijaksanaan praktis (dorongan utama kegiatan pelayanan). Masyarakat RW mempunayi
modal spiritual berupa agama, saling tolong menolong, budaya gotong royong dan lain-lain.
BAB III

KONDISI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Deskripsi UKBM yang ada


Pada RW 30 mempunyai peraturan kesehatan di wilayahnya seperti pada saat
perkumpulan tidak boleh merokok, tuan rumah tidak di perbolehkan menyiapkan asbak.
Jika ada warga yang ingin merokok maka di luar ruangan.
PHBS dilaporkan ke puskesmas setiap 1 tahun sekali
Untuk RW 30 tidak mempunyai ambulans siaga tapi jika ada warga yang sakit, warga
yang mempunyai mobil mau membantu mengantarkan ke pelayanan kesehatan
- Sebutkan jenisnya di wilayah tsb (posyandu balita, pos lansia, KP ibu,
sedekah sampah, dasolin, tabulin, TOGA, kebun sayur)
- Jenis
- Peraturan kesehatan yang ada di wilayah tsb (misal kebijakan ttg PHBS,
rokok, sampah, ambulans siaga dll)
B. Keunggulan
Prestasi yang pernah diraih
C. Program Kerja
Sedekah desa di mojosongo (karnaval, bazar, tumpengan)
HUT RI (pentas seni, tirakatan, lomba-lomba di setiap RT)
Peringatan hari ibu (jalan sehat)
Rencana kegiatan yang belum terlaksana: refreshing ibu-ibu PKK
Tahun ini dan tahun depan
D. Permasalahan yang ada dan Analisa Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Ada beberapa rumah warga yang berdekatan dengan TPA
b. Banyak selokan yang terdapat sampah di dalamnya
c. Banyak sapi yang berkeliaran, lalu membuang kotoran sembarangan di jalan
d. Ada salah satu warga yang mempunyai riwayat TBC
e. Terdapat polusi udara yang disebabkan oleh kebakaran sampah di TPA
f. Saat hujan bau sampah yang ada di TPA sangat menyengat dan jalan becek
bercampur kotoran sapi
g. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PHBS
h. Kurangnya pelatihan kader-kader di wilayah tersebut
i. Ketidakmauan masyarakat mendaur ulang sampah menjadi karya yang
bermanfaat
j. Masih ada masyarakat yang mempunyai keyakinan yang bertentangan dengan
kesehatan

Berisi daftar masalah menurut masyarakat dan hasil transectwalk (SDM,


sarpras, kurang dukungan tokoh masyarakat, kurang dukungan masyarakat,
kondisi sanitasi-lingkungan, perilaku masya, sos ek dll dll)

k. Prioritas Masalah
Ada beberapa rumah warga yang berdekatan dengan Tempat pembuangan akhir
Banyak sapi yang berkeliaran, lalu membuang kotoran sembarangan di jalan

MENETAPKAN PRIORITAS MASALAH

Dari hasil identifikasi permasalahan tersebut diatas, dilanjutkan kegiatan memilih prioritas
masalah menggunakan teknik kriteria matrik (criteria matrix tecnique). Kriteria yang
digunakan dalam menentukan prioritas masalah banyak macamnya, seperti :

 Besarnya kesenjangan terhadap target yang sudah ditentukan


 Besarnya dampak di masyarakat.
 Besarnya resiko kesakitan dan kematian
 Besarnya tingkat keberhasilan penanggulangan.
 Besarnya dana yang dibutuhkan untuk perbaikan.
 Besarnya komitmen pemerintah .
 Berdasarkan issue aktual di masyarakat.
 Mengikuti program kesehatan tingkat kota.
 Mengikuti kebijakan program kesehatan nasional.
 Berdasarkan komitmen global.
Dan dalam hal ini, akan digunakan 3 macam kriteria yaitu:

1. Pentingnya masalah
Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaiannya.
Ukuran pentingnya masalah banyak macamnya, diantaranya :

a. Besarnya masalah (prevalence) : P


b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity) : S
c. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase) : RI
d. Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi (degree of unmeet need) :
DU
e. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social benefit) : SB
f. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public concern) : PB
g. Suasana politik (political climate) : PC

2. Kelayakan teknologi : T
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah
(technical feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut. Kelayakan teknologi yang
dimaksudkan di sini adalah menunjuk pada penguasaan ilmu dan teknologi yang
sesuai.

3. Sumber daya yang tersedia : R


Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah (resources
availability) makin diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang dimaksudkan
di sini adalah menunjuk pada tenaga (man), dana (money) dan sarana (material).

Pemberian nilai antara nilai 1 (tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting) untuk
setiap kriteria yang sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar.
Secara sederhana pemilihan prioritas masalah dengan teknik criteria matriks, seperti
dalam Tabel di bawah ini :

Tabel 21. Teknik Kriteria Matriks pemilihan Prioritas Masalah

No DAFTAR I T R JUM

MASALAH P S RI DU SB PB PC IxTxR

1 A 4 3 4 2 5 3 1 1 5 7200
2 B 3 5 4 5 2 4 2 1 1.920

3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 2.880

Pada contoh di atas, prioritas masalah adalah C, karena nilai yang dimilikinya adalah paling
tinggi.
l. Identifikasi Penyebab Masalah
Prioritas masalah yang telah diperoleh melalui matrikulasi masalah perlu disusun
alternatif pemecahan masalahnya dengan terlebih dahulu menggali penyebab dari
masalah tersebut. Dalam upaya menentukan berbagai penyebab masalah, dilakukan
upaya brainstorming dan menggunakan alat bantu diagram hubungan sebab akibat
(cause effect diagram) atau populer dengan sebutan diagram tulang ikan (fish bone
diagram) atau pohon masalah (problem tree).

Ambil 1 masalah :
Buat pohon masalah

m. Penetapan Cara Pemecahan Masalah

Prioritas masalah telah ditetapkan dan penyebab masalah telah diidentifikasi, langkah
selanjutnya adalah penetapan cara pemecahan masalah. Untuk itu ada beberapa
kegiatan pokok yang harus dilakukan yaitu:

1. Menyusun alternatif jalan keluar

2. Memilih prioritas jalan keluar

Karena kemampuan yang dimiliki oleh Puskesmas terbatas, untuk mengatasinya akan
dipilih satu dari alternatif jalan keluar yang paling menjanjikan. Untuk dapat
melakukan hal ini akan digunakan teknik kriteria matriks. Kriteria yang dimaksud
adalah:

a. Efektivitas jalan keluar

Nilai 1 merupakan kegiatan paling tidak efektif, sampai dengan nilai 5 yaitu
paling efektif. Prioritas jalan keluar adalah yang nilai efektivitasnya paling tinggi,
meliputi :

1) Besarnya masalah yang dapat diselesaikan (magnitude)

Makin besar masalah dapat diatasi, makin tinggi prioritas jalan keluar tersebut.

2) Pentingnya jalan keluar (importancy)

Pentingnya jalan keluar yang dimaksud disini dikaitkan dengan kelanggengan


selesainya masalah. Makin langgeng selesainya masalah, makin penting jalan
keluar tersebut.
3) Sensitivitas jalan keluar (vunerability)

Sensitivitas disini dikaitkan dengan kecepatan jalan keluar mengatasi masalah.


Makin cepat masalah selesai, makin sensitif jalan keluar tersebut.

4) Efisiensi jalan keluar

Nilai efisiensi dikaitkan dengan biaya (cost) yang diperlukan untuk melaksanakan
jalan keluar. Makin besar biaya yang dikeluarkan, makin tidak efektif jalan keluar
tersebut.

Sehingga nilai P (prioritas) = M x I x V

CONTOH ALUR PIKIR:

ALTERNATIF JALAN KELUAR HI YANG TINGGI (PEMUKIMAN, SEKOLAH dan TTU)


Tabel 1. Alternatif jalan keluar HI yang tinggi (pemukiman, sekolah dan TTU)

MASALAH PENYEBAB ALTERNATIF

HI masih Kondisi lingkungan yang Advokasi dengan kelurahan


tinggi mendukung berkembang biaknya dan desa siaga dalam
nyamuk: peningkatan kewaspadaan
lingkungan dengan cara:
i. Banyak tandon air/kontainer air
ii. Rumah kosong a. Kerja bakti rutin
iii. Selokan/sungai tidak mengalir b. Program kali bersih
c. Pelaksanaan PSN serentak
Perilaku dan kesadaran Pemberdayaan masyarakat,
masyarakat akan PSN masih melalui Capacity Building
rendah kader posyandu dan desa
siaga untuk mampu menjadi
agent of change dengan
beberapa materi mengenai:

a. Mengidentifikasi tempat-
tempat potensial berkembang
biaknya nyamuk

b. Mengenal perilaku
masyarakat yang berisiko
pada berkembang biaknya
nyamuk

c. Menjadi motivator /
penggerak bagi
masyarakatnya

d. Menjadi role model


masyarakat: dibekali
pengetahuan

dan ketrampilan tentang


cara-cara pengendalian
vektor

Alternatif pemecahan masalah di atas, apabila dilaksanakan diharapkan dapat


menyelesaikan permasalahan tingginya HI. Namun, dikarenakan adanya berbagai
keterbatasan, untuk melaksanakan alternatif pemecahan masalah tersebut secara
bersamaan akan sangat sulit. Untuk itu perlu dipilih prioritas pemecahan masalah dengan
teknik kriteria matriks:

Tabel 26. Prioritas Jalan Keluar Tingginya HI (pemukiman, sekolah dan TTU)
No Daftar alternatif jalan keluar Efektivita Efisiensi Jumlah
s
MxIxV
M I V
C

1 Advokasi dengan kelurahan, desa 4 3 3 2 18


siaga dan sekolah dalam peningkatan
kewaspadaan lingkungan dengan cara:

a. Kerja bakti rutin


b. Program kali bersih
c. Pelaksanaan PSN serentak
(Mengintensifkan kampanye 3M Plus)

2 Pemberdayaan masyarakat, melalui 4 4 4 3 21,34


Capacity Building kader posyandu,
desa siaga, dokter kecil dan guru UKS
untuk mampu menjadi agent of change
dengan beberapa materi mengenai:

a. Mengidentifikasi tempat-tempat
potensial berkembang biaknya nyamuk

b. Mengenal perilaku masyarakat yang


berisiko pada berkembang biaknya
nyamuk

c. Menjadi motivator / penggerak bagi


masyarakatnya

d. Menjadi role model masyarakat:


dibekali pengetahuan

dan ketrampilan tentang cara-cara


pengendalian vektor
Dari tabel diatas, didapatkan prioritas utama yaitu :

Pemberdayaan masyarakat, melalui Capacity Building kader posyandu, dokter kecil,


guru UKS dan desa siaga untuk mampu menjadi agent of change dengan beberapa materi
mengenai:

a. Mengidentifikasi tempat-tempat potensial berkembang biaknya nyamuk

b. Mengenal perilaku masyarakat yang berisiko pada berkembang biaknya nyamuk

c. Menjadi motivator / penggerak bagi masyarakatnya

d. Menjadi role model masyarakat: dibekali pengetahuan dan ketrampilan tentang cara-
cara pengendalian vektor

Alternatif ini memiliki nilai Magnitude, Importance dan Vulnerability yang tinggi, karena
kegiatan ini lebih melembaga dalam merubah perilaku masyarakat sehingga tindakan
pencegahan DBD dapat berkelanjutan dan menjadi budaya. Hal ini disebabkan karena
dalam merubah perilaku dan diharapkan menjadi perilaku yang berkelanjutan, diawali
dengan merubah mind set masyarakat.

Untuk kefektifan pemberantasan DBD, setelah prioritas pertama ini dilakukan (Capacity
Building bagi kader posyandu dan desa siaga) dilanjutkan dengan kegiatan Advokasi
dengan kelurahan dan desa siaga dalam peningkatan kewaspadaan lingkungan dengan
cara:

a. Kerja bakti rutin


b. Program kali bersih
c. Pelaksanaan PSN serentak baik di pemukiman, sekolah maupun TTU
(Mengintensifkan kampanye 3M Plus)
BAB IV

PERENCANAAN KEGIATAN

PROGRAM PELATIHAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

A. Nama Kegiatan : Peningkatan kapasitas SDM berupa................


B. Pembuatan Sistem ..............................................
C. ...............................................

1. Latar Belakang

Kenapa kegiatan ini ditawarkan.....................................

2 Tujuan

Tujuan dari program ini adalah:

1. .......................
2. .......................

3 Metode

Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah Participatory Action Reseach, diamana
dari mulai usulan, persiapan sampai pelaksanan melibatkan masyarakat.

4. Sasaran

Sasran kegiatan ini adalah masyarakatkampung Cioneng Babakan terutama ibu-ibu dan
Karang Taruna.

5. Rincian Program

a. pelatihan kader

b. Sosialisasi

c. Kegiatan

d. Monitoring

6. Rincian Anggaran yang dibutuhkan

BAB V

SIMPULAN

A. Kesimpulan

B. Saran

LAMPIRAN :
FOTO KEGIATAN

PRESENTASI :
12 / 13 OKTOBER 2018

Kontak Person dan alamat

No Sasaran PIC Ket

1 GSI Pak Winarto (ketua) RW 16 : 08179493997


Bu Yuni (sekretaris) RW 29 : 081548302279
2 Kelurahan Siaga : Pak Dodi (ketua) RW 26 : 082134510177
baby cafe Bu Nina (wakil) RW 18 : 085399073343

Setiap hari : jam


06.00 – 07.00
3 Sedekah Sampah Bu Dina (pengurus aktif) RW 15 : 081329090487

Setiap bulan
4 RW 31 Bu Pamuji (ibu ketua PKK RW RW 31 : 082137520975
31/istri ketua RW 31)

Posyandu 31 a dan Bu Mamik (kader kesehatan RW RW 31 : 082135634428


b : senin, 5 nop jam 31)
10

5 RW 29 Bu Yuni (Ketua posyandu RW 29 : 081548302279


/kader)
Rw 29: 081393666896
Posy balita : sabtu, Bu Nunuk (ibu ketua PKK RW
10 nop 2018 jam 29/istri ketua RW 29)
09.00
6 RW 37 Bapak Suradi (ketua RW 37) RW 37 : 081225942190

Posyandu : Bu Dastri (kader posyandu) RW 37 : 081250012708


Sabtu, 3 nop 2018
7 RW 19 Bapak Kirno
Bapak Ismail
Posyandu : sabtu, Bu Kirno RW 19 : 082242658318
20 nop
8 RW 34 : Bu Tuparni RW 34 : 085728612632

Posy Jumat, 2 nop


9 RW 30 Pak Heri (ketua RW)
Bu Tutik (ketua PKK RW 30 +
Posy Kamis, 8 nop ketua posyandu balita) RW 30 : 081578343323

Anda mungkin juga menyukai