Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah saya ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah nya laporan praktikum mata kuliah Manajemen Ternak Unggas ini dapat di tulis dan
di selesaikan dengan tepat waktu. Adapun Penulisan laporan ini berdasarkan hasil praktikum
yang telah dilakukan di CZAL jurusan peternakan Universitas Bengkulu.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
jalannya praktikum ini :
1. Kepada Bapak Dr. Ir Basyarudin Zain, MP dan Bapak Prof. Dr. Agr. Ir Johan
Setianto selaku dosen.
2. Kepada Bapak Ir Warnoto, MP yang telah memberikan kami kesempatan untuk
melakukan praktikum diusaha peternakan ayam petelur milik Pak Warnoto.
3. Kepada Kak Agung Dwi Mulyono , Kak Syukri Halim, Mbak Afni Nur Rohmah ,
Mbak Arintya Suci, Mbak Nurul Khotimah , selaku Co Ass. Praktikum bahan
pakan dan formulasi ransum.
4. Seluruh rekan yang mengikuti praktikum Unggas, atas semangatnya menjalani
Praktikum ini.
Saya menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih banyak
kekurangannya, dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya perlu kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan agar lebih baik lagi ke depannya.

Bengkulu, 17 Mei 2018

Najla Afifah
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sub sektor peternakan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
sektor pertanian-peternakan yang diutamakan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi.
Salah satu komoditas ternak yang cukup potensial dalam mencapai tujuan tersebut adalah
sector perunggasan dalam hal ini adalah ayam petelur.

Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil
telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari ayam hutan dan itik liar yang ditangkap
dan dipelihara serta dapat bertelur cukup banyak. Pengembangan usaha ternak unggas jenis
ras layer (ayam petelur) di Indonesia masih memiliki prospek yang bagus, terlebih lagi
konsumsi protein hewani masih kecil. Ini dikaitkan dengan perkembangan jumlah penduduk
yang selalu meningkat dari tahun ke tahun terus diimbangi dengan kesadaran akan arti
penting peningkatan gizi dalam kehidupan. Hal ini berimplikasi pada pola konsumsi makanan
yang juga akan terus meningkat. Disamping tujuan utama penggunaan makanan sebagai
pemberi zat gizi bagi tubuh yang berguna untuk mempertahankan hidup.

Pemeliharaan ayam petelur membutuhkan penanganan khusus dan sangat penting


untuk diperhatian. Karena dengan pemeliharaan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan
ayam yang baik, kondisi ayam yang sehat, tingkat mortalitas yang rendah dan pada akhirnya
akan menghasilkan ayam petelur dengan produksi telur yang tinggi. Bagaimana cara
mengoptimalkan produksi ayam petelur? Pertanyaan ini sering kita jumpai dilapangan. Pelaku
bisnis peternakan ayam petelur sering dihadapkan pada situasi dimana ayam petelurnya tidak
mampu berproduksi secara optimal. Kunci utama untuk mencapai produksi yang optimal
yaitu manajemen yang baik pada fase Starter, layer dan grower serta didukung dengan
baiknya sistem recording di Farm. Maka dilakukanlah praktikum Manajemen pemeliharaan
ayam petelur merupakan kegiatan untuk mengetahui pemeliharaan ayam petelur mulai dari
penyampuran pakan, pemberian pakan, pengobatan dan penyeleksian telur sehingga dapat
mengetahui manajemen pemeliharaan ayam tersebut baik atau tidak.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Manajemen Ternak Unggas adalah agar praktikan terampil
dalam menerapkan manajemen dan mempelajari tata laksana pemeliharaan ayam petelur.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Di Indonesia sendiri perkembangan ayam petelur ini mengalami tantangan dan


melangkah dengan hati-hati walaupun demikian, pekembangan selama ini tetap
mengembirakan. Awal kehadiran telur ayam ras kurang di minati konsumen, tapi kini telur
ayam ras hadir dalam kehidupan sehari –hari (Rasyaf 1993).

perkembangan ternak unggas berkembang sangat pesat di bandingkan dengan


ternak yang lainnya dan salah satunya adalah ayam petelur. Produksi utamanya adalah
telur. Telur merupakan hasil ternak unggas yang mempunyai nilai gizi yang tinggi, lengkap
dan mudah di cerna. Telur merupakan sumber protein hewani di samping daging, ikan dan
susu (Sudaryani dan Santoso, 1996).

Ayam ras petelur merupakan hasil persilangan berbagai perkawinan silang dan
seleksi yang sangat rumit dan diikuti dengan upaya perbaikan manajemen pemeliharaan
secara terus menerus. Akibatnya ayam ras petelur bisa di sebut hewan ternak yang cengeng
kesalahan dari segi pemeliharaan akan mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit (Abidin,
2004).

Tipe ayam petelur ada dua, yaitu tipe ringan dan tipe sedang. Ayam tipe ringan
khusus di kembangkan untuk bertelur saja. Ciri ayam tersebut badan ramping, kecil, mata
bersinar, dan bercengger merah darah. Ayam tipe ini di pelihara untuk di ambil telurnya
sehingga bentuk ayam ini relatif kecil apabila di bandingkan dengan ayam tipe medium.
Ayam tipe medium di kembangkan untuk produksi telur dan di ambil dagingnya sehingga
ayam ini memiliki bobot badan lebih berat dari pada ayam tipe ringan (Rasyaf, 1994).

Ayam petelur memiliki sifat nervous (mudah terkejut ), bentuk tubuh ramping,
cuping telinga berwarna putih, produksi telur tinggi (200 butir / ekor / tahun ), efisien
dalam pengunaan ransum untuk membentuk telur, tidak memiliki sifat mengengram
(Sudarmono, 2003).

Kandungan energi pakan ayam perlu memperhatikan kandungan nutrien, meskipun


energi terpenuhi tetapi apabila kebutuhan nutrien lainnya belum terpenuhi sesuai
kebutuhan ternak maka efisiensi penggunaan pakan rendah. Untuk membuat formulasi
ransum harus memperhatikan kandungan energi dan lain – lainya (Suprijatno dan
Atmomarsono, 2005).
Pengaruh konsumsi pakan terhadap kandungan protein ransum ayam petelur sangat
penting. Selain tipe ayam, suhu lingkungan juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi
ransum. Suhu lingkungan yang tinggi akan menyebabkan ayam banyak minum dan
menguranggi konsumsi pakan. Akibat dari hal tersebut protein yang masuk ke dalam tubuh
ayam hanya sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut maka ransum ayam petelur di indonesia
harus mengandung protein yang tinggi (Rasyaf, 1994).

Secara makro kandang befungsi sebagai tempat tinggal ternak agar terhindar dari
pengaruh cuaca buruk (hujan, panas dan angin), hewan buas dan pencurian. Secara mikro
kandang berfungsi sebagai tempat untuk menyediakan lingkungan yang nyaman agar
terhindar dari stress sehingga kesehatan ternak dapat terjaga dan produksi dapat maksimal
(Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).

Prinsip dasar pembuatan kandang ayam petelur harus di perhatikan untuk


menghadapi beberapa perubahan lingkungan di lapangan. Beberapa prinsip dasar tersebut
antara lain sirkulasi udara di peternakan, kandang cukup sinar matahari pagi dan jangan
sampai terkena sinar matahari sepanjang masa, permukaan lahan peternakan, sebaiknya
kandang di bangun dengan sistim terbuka agar hembusan angin dapat memberikan
kesegaran di dalam kandang (Rasyaf, 1994).

Bentuk atap mempengaruhi sirkulasi udara dari luar kandang ke dalam kandang,
dan sebaliknya. Oleh karena itu atap harus sesuai dengan penggunaan kandang dan fase
pemeliharaan ayam. Kandang yang mempunyai tipe atap A, ruangan kandang dalam lebih
panas dari pada kandang tipe monitor. Kandang tipe A cocok untuk pemeliharaan ayam
fase starter yang butuh keadaan lebih hangat (Sudarmono, 2003).

Penyakit yang sering menyerang ayam secara umum dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam yaitu di sebabkan karena stres (cekaman), defisiensi zat makanan, parasit
penyakit karena protozoa, penyakit karena bakteri, penyakit karena virus dan penyakit
karena cendawan (Suprijatno dan Atmomarsono, 2005).

Penyebab penyakit biasanya berkaitan dengan stres (cekaman). Stres di sebabkan


karena beberapa vaktor dari lingkungan dan dari manajemen pemeliharaan yang kurang
baik. Diantara faktor penyebab stres yaitu kedinginan, ventilasi yang buruk, populasi yang
tinggi, tidak cukup pakan dan minum dan pengobatan yang berlebihan. Apabila foktor
tersebut bisa di minimalisir maka kemungkinan stres sangat kecil (Akoso, 1993).
Penyakit infeksius ada yang kontagius maupun non kontagius. Penyakit kontagius
adalah penyakit yang langsung di transmisi dari individu atau flock kepada individu atau
flock lain. Penyakit infeksius adalah penyakit yang di sebabkan oleh organisme hidup.
Sebagian besar penyakit infeksi unggas adalah kontagius, seperti penyakit karena virus,
bakteri, riketsia dan fungi. Sementara beberapa penyakit infeksi tidak kontagius seperti
aspergilosis (Sujiono hadi dan Setiawan, 2002).

Anak ayam yang dipelihara secara alami akan mendapat perlindungan dari
induknya dari kondisi lingkungan yang buruk (panas, dingin, dan angin) serta serangan dari
hewan predator (Rasyaf, 2009).

Selain itu, induk ayam juga membimbing cara makan, minum, dan mencari makan.
Namun ayam yang dipelihara secara komersial dalam kandang tidak memiliki induk sehingga
perlu induk pengganti atau biasa disebut brooding. Fase brooding merupakan bagian dari fase
starter. Persiapan brooding terdiri dari persiapan chick guard, litter, pemanas, tirai, tempat
pakan, tempat minum, dan lampu. Seribu ekor ayam diperlukan suhu pemanas ideal yaitu 32-
35 oC (Johari,2005).

Fase starter pada ayam petelur adalah saat ayam berumur 0-5 minggu, biasanya saat
fase starter menggunakan kandang tipe postal (Rahardjo, 2016). Fase starter atau tahap awal
pemeliharaan DOC biasanya disebut tahap pemanasan (brooding period). Brooding period
umumnya dilakukan hingga ayam berumur 6 minggu. Faktor penting yang harus dilakukan
dalam masa pemeliharaan ini adalah mempersiapkan kandang pemanasan, mengontrol kondisi
kandang, pemberian pakan dan minum, serta melakukan proses seleksi pada akhir masa
brooding period (Riawan, 2016).

Fase grower merupakan ayam yang sudah memasuki umur 5-10 minggu. Tipe

kandang yang digunakan dapat berupa kandang litter, namun disarankan menggunakan

kandang tipe baterai yang terbuat dari bahan kawat atau bambu agar pertumbuhan ayam

lebih seragam (Rahardjo, 2016). Pemeliharaan ayam dara atau grower dimulai sejak ayam

berumur 6 minggu (lepas dari masa brooding) hingga berumur 18 minggu. Seekor ayam

yang telah melewati fase grower biasa disebut pullet. Hal yang harus diperhatikan pada

fase ini adalah persiapan kandang yang baik, mengatur pakan dan minum, mengontrol

teknis pemeliharaan, hingga melakukan program vaksinasi dan pencegahan penyakit

(Riawan, 2016).
Fase layer atau masa produksi (umur di atas 16 minggu) umumnya menggunakan

kandang baterai. Kandang baterao merupakan kandang yang di mana satu kandang berisi

satu ayam, bentuknya berjajar-jajar dan dipisahkan dari ayam lainnya (Rahardjo, 2016).

Berdasarkan umur, ayam yang sudah berumur 18 minggu sudah masuk ke dalam periode

bertelur. Pullet yang dipelihara sendiri dapat langsung dimasukkan ke kandang baterai atau

kandang produksi, namun jika membeli pullet diperlukan beberapa penanganan awal agar

ayam tidak stres. Pullet yang dibeli harus ditempatkan di lokasi teduh, setelah itu

pindahkan ke kandang baterai dan sebaiknya jangan ditimbang dahulu agar tidak stres. Beri

air minum secukupnya dengan campuran gula merah dan vitamin C serta beri pakan starter

dan grit selama 10-14 hari (Riawan, 2016).

Fase layer atau masa produksi (umur di atas 16 minggu) umumnya menggunakan

kandang baterai. Kandang baterai merupakan kandang yang dimana satu kandang berisi

satu ayam, bentuknya berjajar-jajar dan dipisahkan dari ayam lainnya (Rahardjo, 2016).
BAB III MATERI DAN METODA
3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Manajemen Ternak Unggas ini dilaksanakan Pada hari sabtu tanggal 05
Mei 2018 pada pagi hari jam 09.00 WIB. bertempat di CZAL Peternakan Universitas
Bengkulu.

3.2 Materi

Alat dan bahan yang di gunakan saat pemeliharaan ayam petelur adalah Kandang, Lap
pel, Ember, Tirai, Penyemprot desinfektan dan penyemprot formalin, Koran, Sekam, Brooder,
Pemanas, Seperangkat alat untuk Memvaksin, Penyemprot desinfektan, kompresor, tali raffia,
timbangan, sekat (chick guard). Pakan starter, Pakan grower, Pakan finisher, Vaksin ND, Air
minum.

3.3 Metode

Persiapan kandang meliputi pembersihan lantai dan dinding dengan pengapuran yang
bertujuan untuk membunuh bakteri pada kandang sehingga tidak menyebabkan penyakit pada
ayam. Tiga hari sebelum chick in yaitu menyemprotkan kandang dengan desinfektan untuk
membunuh kuman dan bakteri. Menyiapkan lampu dan brooder yang bertujuan untuk
membuat kondisi ayam nyaman sesuai dengan tubuh induknya. Pemasangan litter dengan
Menaburkan serbuk gergaji ketebalannya ±5 cm untuk menjaga temperatur kandang.
Kedatangan DOC. yang harus dilakukan adalah mengecek strain, menghitung jumlah
DOC, mengambil 10 ekor DOC secara acak sebagai sampel, kemudian menimbang bobot
sampel. Membagi DOC dalam flock-flock dan memberikan air gula dengan dosis 5%.
Pemberian air gula bertujuan untuk mengembalikan energi yang hilang selama perjalanan dan
menghindari dehidrasi pada DOC.
Manajemen pemeliharaan. memberi pakan yang telah dihaluskan sesuai kebutuhan,
memberikan air minum secara adlibitum. Dan mengatur suhu kandang supaya kandang
nyaman untuk kehidupan ayam yang di pelihara.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Lokasi dan Kandang

Letak geografis Perusahaan Peternakan Pak Warnoto terletak di Comersil Zone


Animalia Laboratorium (CZAL) Jurusan peternakan Fakultas Pertanian Universitas
Bengkulu. Letak Perusahaan Peternakan Pak Warnoto sangat strategis untuk peternakan ayam
petelur, dengan suhu antara 280 C – 300 C dan ketinggian 400 m – 600 m di atas permukaan
laut yang merupakan daerah dataran rendah. Lokasi tersebut jauh dengan pemukiman warga.
Kandang menggunan atap seng, lantai tanah,dinding kayu dengan ukuran lebar 20 cm,panjang
30 cm,dan tinggi yang tidak sama,kemiringan kandangdari depan 3cm. Menggunakan
kandang baterai.

4.2 Pemeliharaan

4.2.1 Masa Brooding

Pada peternakan pak warnoto manajemen yang dilakukan nya pada masa brooding
adalah Kedatangan DOC. yang harus dilakukan adalah mengecek strain, menghitung jumlah
DOC, mengambil 10 ekor DOC secara acak sebagai sampel, kemudian menimbang bobot
sampel. Membagi DOC dalam flock-flock dan memberikan air gula dengan dosis 5%.
Pemberian air gula bertujuan untuk mengembalikan energi yang hilang selama perjalanan dan
menghindari dehidrasi pada DOC sedangkan menurut (Ginsono, 1986) Pemeliharaan saat
DOC tiba merupakan awal dari pemeliharaan selanjutnya. DOC yang baru datang biasanya
mengalami stress dan kemunduran kondisi. Oleh karena itu, pemberian air minum dilakukan
setelah DOC beristirahat kira-kira 2-3 jam. Air minum yang diberikan pertama kali biasanya
diberi tambahan gula jawa sebagai suplay energi. Pemberian air harus ad libitum dan
ditempatkan secara merata disekitar sumber pemanas. Kandang DOC harus diberi pemanas
karena pada umumnya sistem kekebalan tubuh DOC belum stabil dalam fungsinya. Pada
keesokan harinya, air minum di tambah suplemen (vitamin).

Menurut (Malik,2000) Tujuan dari periode brooding menyediakan kondisi yang nyaman dan
sehat bagi anak ayam sehinngga pertumbuhannya optimal.

1. Menyalakan pemanas dan mengatur temperatur di dalam kandang,jika DOC aktif dan
menyebar berarti tempertur kandang sudah ideal.
2. Pemberian pakan dan minum diberikan sesering mungkin,air minum tersedia secara
ad-libitum,pakan yang diberikan harus bersih dan segar.
3. Pengontrolan keadaan sekam,sekam harus dikontrol setiap hari dan dijaga agar sekam
selalu dalam keadaan kering.
4. Pelebaran chick-guard,pelebaran kandang dilakukan sesuai dengan pertumbuhan ayam
dan harus diimbangi dengan penambahan tempat pakan dan minum. Tujuan
pengaturan kepadatan ayam yaitu, Untuk memberikan kondisi pada ayam agar ayam
tetap merasa nyaman dan dapat leluasa makan dan minum.
5. Melakukan seleksi dan culling jika ditemukan ayam yang sakit.
6. Mengatur ventilasi kandang. Tujuannya:membrikan ketersediaan O2 didalam
kandang,mempertahankan mutu udara yang baik bagi brooder,dan mengatur suhu
secara efektif.
 Umur 0-1 minggu aym harus dijaga secara ketat, pada masa ini ayam mudah stress
 Suhu udara dalam kandang harus dalam keadaan stabil, mmberi pemanas,air minum
dan pakan yang cukup
 Pakan yang diberi bisa dalam olahan atau sudah jadi yangharusdiprhatikan kandungan
protein dan energi yang terkandung. Pada masaini pakan yang dikandang pada bahan
pakan ternak 20% dan energi 2800 Kkal.
 Ayam yang umur 4 hari divaksinmenggunakn vaksin tetes mata. Dan setelah umur 2
minggu divaksin kembali
 Dalam melakukan vaksin, vaksin harus benar-benar masuk sehingga ayam tidak
mudah terserang penyakit

4.2.2 Periode starter

Starter adalah anak ayam atau DOC umur 0 – 8 minggu atau pemeliharaan pada saat
setelah menetas sampai bulunya tumbuh sempurna (brooding) .Pada umur 0 – 4 minggu
merupakan fase dimana terjadi pembelahan dan pertumbuhan sel yang tinggi. Sehingga pada
fase ini merupakan kunci awal untuk mencapai keberhasilan pencapaian bobot badan.
Sedangkan menurut ( Rasyaf,2001). Pada fase ini kesempatan kita untuk mengejar target
bobot badan sehingga pakan yang diberikan harus mempunyai nilai nutrisi yang baik buat
pertumbuhan otot. Secara umum keberhasilan pada fase ini dipengaruhi oleh kualitas DOC,
pakan serta lingkungan, yang dimaksud disini yaitu bahwa untuk mencapai pertumbuhan yang
standar maka harus didukung dengan kualitas DOC yang baik, kondisi lingkungan yang
kondusif serta kualitas pakan yang baik.

Menggunakanpakan jadi sampai umur bulan 1 bulan Memberikan vaksin pada umur 4
hari NDHB, vaksin tets mata, vaksin yang sudah tertelan olehayam akan berwarna
bir,padaumur21 hari diberikan vaksin ND melalui air minum .latosa dan ediot,untuk ayam
yang berumur 41 hari memakai vaksin toriza

Pada fase ini harus diperhatikan juga mengenai manajemen pemberian pakannya,
program vaksinasi serta perlakuan pemberian feed additives untuk mendukung immunity
ayam seperti penambahan vitamin C ataupun larutan elektrolit. Untuk mengkondisikan DOC
supaya cepat beradaptasi dengan lingkungan maka dapat dilakukan dengan cara langsung
memberikan pakan pada DOC yang baru ditebar. Keuntungan dengan cara ini DOC akan
sesegera mungkin mengoptimalkan fungsi-fungsi organ pencernaan sehingga kandungan
kuning telur sebagai cadangan makanan akan segera terserap habis, karena jika kuning telur
tidak segera terserap habis maka akan mengganggu pertumbuhan DOC itu sendiri. Selain itu
juga harus dilakukan potong paruh pada umur 8 – 10 hari, hal ini agar memudahkan DOC
mengkonsumsi pakannya.

Disaat fase starter 0-4 minggu didalam kandang postal maka pemberian pakan bisa
diberikan secara adlibitum (habis langsung diisi) bisa lebih dari 8 kali perhari.( Abidin,Z.2003
). Pemberian pakan dengan jalan ini selain untuk mengejar target bobot badan juga akan
membuat ukuran tembolok akan lebih besar sehingga akan mendorong pencapaian feed intake
pada waktu memasuki fase produksi. Pada fase ini harus diperhatikan jumlah feeder dan
tempat air di dalam kandang brooder.

Ayam petelur yang akan dipelihara haruslah memenuhi syarat sebagai berikut,antara
lain:

a. Ayam petelur harus sehat dan tidak cacat fisiknya

b. Pertumbuhan dan perkembangan normal.

c. Ayam petelur berasal dari bibit yang diketahui keunggulannya.

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit / DOC (Day OldChicken) ayam
umur sehari :

a) Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat.

b) Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya

c) Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya.

d) Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik.


e) Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram.

f) Tidak ada letakan tinja diduburnya.

4.2.3 periode grower

Pemeliharaan fase grower, fase produksi dan program peremajaan dengan melalui
force molting. Fase developer merupakan fase pertumbuhan yang sudah menurun, sedangkan
konsumsi ransum terus bertambah. Sehingga jika ransum yang diberikan adlibitum maka akan
terjadi kegemukan dan pada saat akan berproduksi telur pertama yang dihasilkan kecil-kecil
sehingga penggunaan energi tidak efisien. Sedangkan menurut (Riawan, 2016).Fase grower
merupakan ayam yang sudah memasuki umur 5-10 minggu. Tipe kandang yang digunakan
dapat berupa kandang litter, namun disarankan menggunakan kandang tipe baterai yang
terbuat dari bahan kawat atau bambu agar pertumbuhan ayam lebih seragam (Rahardjo,
2016). Pemeliharaan ayam dara atau grower dimulai sejak ayam berumur 6 minggu (lepas
dari masa brooding) hingga berumur 18 minggu. Seekor ayam yang telah melewati fase
grower biasa disebut pullet. Hal yang harus diperhatikan pada fase ini adalah persiapan
kandang yang baik, mengatur pakan dan minum, mengontrol teknis pemeliharaan, hingga
melakukan program vaksinasi dan pencegahan penyakit
Ayam dipelihara dalam kandang yang sama, sejak ayamdipelihara umur satu hari sampai
akhir bertelur.
Kepadatan kandang dapat mempengaruhi pertumbuhan yang baik. Bila kandang terlalu padat,
umumnya menyebabkan pertumbuhan yang lambat, kanibalisme, efisiensi penggunaan
ransum rendah. Luas tempat pakan, tempat air minum, luas lantai perelor dipengaruhi oleh
tipe lantai kandang, besar badan ayam, temperatur lingkungan, ventilasi kandang dan
perlengkapan kandang.

ransum grower digunakan protein ransum 15 % dan energi 2900 kkal/kg. Bahan-bahan
pakan untuk menyusun ransum ayam fase grower sama seperti fase produksi untuk anak
ayam. Perbedaannya pada penyusunan ransumnya karena kebutuhannya tidak sama.
Menyusun ransum yang perlu dipertimbangkan yaitu bahan pakan yang digunakan harus
berkualitas baik.
Restricted Feeding (Pembatasan Pemberian Ransum)
Ayam tipe medium mempunyai sifat sebagai petelur juga sebagai pedaging yang baik.
Penimbunan lemak ini umumnya lebih banyak terjadi pada masa developer yaitu pada saat
pertumbuhan sudah menurun dan pertama-tama akan ditimbun di alat-alat reproduksi.
Pengaruh yang kurang menguntungkan karena :
 Total produksi telur per tahun menurun, pada saat fase produksi
 Angka kematian lebih tinggi
 Penggunaan energi tidak efisien pada saat memasuki tahap produksi
 Cepat mencapai dewasa kelamin (masak dini).
Untuk mengatasi kegemukan dilakukan pembatasan jumlah ransum yang diberikan
pada saat menjelang bertelur, dengan tehnik pelaksanaan :
 Mengurangi kadar protein/ asam amino
 Mengurangi jumlah energi yang diberikan
 Membatasi waktu pemberian ransum
 Membatasi jumlah air yang diberikan

4.2.4 periode Layer

Hasil pengamatan yang yang kami dapatkan sarp peternak ayam petelur adalah

 Ayam umur 4 bulan,ayam divaksin kembali menggunakan vaksin flu burung agar
tidak mudah terkena flu burung.sistm vaksin bisa dilakukan di paha dan didada
 Pada ayam penyakit yang sering menyerang yaitu kumboro, IBD, penyakit ini
menyerupai penyakit AIDS yang menyerang bagian kekebalan tubuh
 Pada masa iniayam sudah mulai memproduksi telur karena organ reproduksinya sudah
mulai aktif memproduksi
 Umur 4 ½ - 5 bulan ayam sudah mulai bertelur
 Puncak reproduksinya umur 8-12 bulan sekitar 85%
 Dan produksinya 40% sudah mulai diafkir
 Biasanya 2 tahun sudah afkir tergantung produksinya
 Setelah afkir kemudian ayam dijual ke pedagang dengan harga Rp 50.000 per ekor

Dalam fase ini ayam mulai dimsukan ke kandang battray karena ayam sudah mulai
bertelur. Pemberian pakan dan minum di laksanakan 2 kali sehari untuk memenuhi
kebutuhan protein 16 – 18 % / ekor / hari.

Ayam petelur mulai berproduksi umur 18 minggu. Produksi telur dimulai dengan
produksi rendah kemudian meningkat dan puncaknya pada umur 24-26 minggu. Setelah
mengalami puncak produksi, maka produksi akan turun perlahan-lahan. Ayam bisa
berproduksi sampai tingkat menguntungkan sampai umur 20 bulan. Jadi mulai awal produksi
pada umur 5 bulan dan berakhir pada umur 20 bulan berarti ayam hanya berproduksi efektif
selama 15 bulan. Pemeliharaan masa produksi diawali pada saat ayam telah mencapai umur
18 minggu. Pada saat itu ayam sudah mencapai fase kedewasaan. Kedewasaan ayam ini
ditandai dengan suatu perubahan fisik dan perilaku yang sangat mencolok. Perubahan fisik
yang nyata, terutama terjadi pada penampilan jengger dan pial yang nampak lebih besar, tebal
dan berwarna merah, serta tubuh yang semakin berisi diselimuti bulu yang lengkap berwarna
mengkilap. Adapun perubahan perilaku yang nyata ialah ayam mulai suka berkotek dan
apabila didekati tidak menghindar, akan tetapi justru mendekat kepada peternak, mereka
semakin jinak.

Perubahan fisik dan perilaku semacam itu merupakan akibat atau pengaruh dari
perkembangan organ reproduksi yang semakin masak. Pada saat itu ayam mulai berproduksi.
Awal produksi sebanyak 5% ini dicapai pada saat ayam umur 20-21 minggu, dan selanjutnya
akan mengalami peningkatan terus sampai puncak produksi dalam kurun waktu kurang lebih
2 bulan. Kemudian, sedikit demi sedikit produksi mulai menurun. Namun, produksi ini akan
berlangsung lebih dari 52 minggu. Selama masa produksi, tuntutan hidup ayam berupa nutrisi,
khususnya protein meningkat lebih tinggi daripada masa remaja. Tuntutan hidup ini
digunakan untuk memenuhi kebutuhan perawatan tubuh dan berproduksi. Jika tuntutan hidup
ini tidak terpenuhi, maka ayam jenis unggul tidak akan dapat menampilkan keunggulanya.
Oleh karena itu, selama masa produksi yang berlangsung minimal 52 minggu ini, peternak
harus dapat memanfaatkan peluang tersebut, menyesuaikan dengan tuntutan hidup mereka,
antara lain dengan memberikan ransum layer dengan kandungan nutrisi yang baik.
Sedangkan menurut (Riawan, 2016) Fase layer atau masa produksi (umur di atas 16 minggu)
umumnya menggunakan kandang baterai. Kandang baterao merupakan kandang yang di mana
satu kandang berisi satu ayam, bentuknya berjajar-jajar dan dipisahkan dari ayam lainnya
(Rahardjo, 2016). Berdasarkan umur, ayam yang sudah berumur 18 minggu sudah masuk ke
dalam periode bertelur. Pullet yang dipelihara sendiri dapat langsung dimasukkan ke kandang
baterai atau kandang produksi, namun jika membeli pullet diperlukan beberapa penanganan
awal agar ayam tidak stres. Pullet yang dibeli harus ditempatkan di lokasi teduh, setelah itu
pindahkan ke kandang baterai dan sebaiknya jangan ditimbang dahulu agar tidak stres. Beri
air minum secukupnya dengan campuran gula merah dan vitamin C serta beri pakan starter
dan grit selama 10-14 hari

4.3 manajemen penyakit

4.4 hasil penjualan

Aspek pasar dan pemasaran merupakan pokok kajian utama dalam kelayakan
bisnis, karena tidak akan mungkin suatu bisnis didirikan dan dioperasikan jika tidak ada
pasar yang siap menerima produk dari perusahaan. Kajian yang dilakukan dalam aspek pasar dan
pemasaran bertujuan untuk menguji serta menilai sejauh mana pemasaran dari produk yang
dihasilkan perusahaan dapat mendukung pengembangan usaha atau bisnis yang direncanakan.
Kajian aspek pasar berkaitan dengan ada tidaknya potensi pasar atau suatu produk yang akan
diluncurkan di masa yang akan dating serta berapa market share yang dapat diserap oleh bisnis
tersebut dari keseluruhan pasar potensial.

Perusahaan Peternakan Pak Warnoto yang telah dikunjungi pada kegiatan praktikum memiliki
segmentasi pasar yang dipengaruhi berdasarkan geografik, demografik dan perilaku.

1. Segmentasi berdasarkan geografik


Segmentasi berdasarkan geografik dilakukan dengan memilih wilayah pemasaran masih dalam satu
kota atau daerah, dimana Perusahaan Peternakan Pak Warnoto memasok produk telur di warung-
warung disekitar wilayah perusahaan. Hal ini dirasa sudah cukup untuk memasok seluruh telur yang
telah dihasilkan.

2. Segmentasi berdasarkan demografik

Telur merupakan bahan pangan yang memiliki kandungan gizi protein didalamnya, selain itu
juga memiliki harga yang bisa dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Telur juga cukup
banyak diminati dan disukai masyarakat baik kalangan anak-anak ataupun dewasa. Pemilihan
tempat untuk memasok di warung-warung sekitar perusahaan akan membuat masyarakat
atau konsumen mudah untuk memperoleh telur.

3. Segmentasi berdasarkan perilaku

Telur merupakan bahan pangan yang bisa diolah menjadi makanan apa saja, hal tersebut
sudah menjadi pengetahuan bagi konsumen. Dengan demikian, konsumen akan membeli
telur sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

Dalam melakukan pemasaran telur Perusahaan Peternakan Pak Warnoto sudah memiliki
pelanggan khusus yang membeli telur di perusahaannya. Tidak hanya konsumen yang membeli
secara langsung untuk langsung dikonsumsi, namun ada juga pelanggan yang menjualnya kembali.
Apabila akan ada pelanggan yang membutuhkan telur dalam jumlah yang banyak, maka konsumen
tersebut harus menunggu terlebih dahulu karena stok yang dimiliki Perusahaan Peternakan Pak
Warnoto terbatas. Selain itu juga konsumen membeli dengan jumlah yang banyak maka perusahaan
akan mengantarkan telur tersebut tanpa adanya ongkos kirim, hal ini bertujuan untuk memberikan
kesan serta pelayanan yang baik bagi konsumen agar konsumen memperoleh kepuasan. Dengan kata
lain perusahaan ini juga menerima konsumen yang akan membeli telur secara langsung di
perusahaan.

Dalam analisa pasar tentu ada saat-saat dimana telur sedang mengalami permintaan yang tinggi
ataupun rendah. Pada kondisi dimana kebutuhan permintaan akan telur tinggi, maka
Perusahaan Peternakan Pak Warnoto akan memasok ayam di kandang lebih banyak. Ini bertujuan
untuk memenuhi permintaan yang ada, namun apabila telur yang dihasilkan belum mencukupi
permintaan dari konsumen maka Perusahaan Peternakan Pak Warnoto akan membeli telur dari
peternak ayam petelur yang lebih besar dalam jumlah yang besar. Hal tersebut dilakukan oleh
perusahaan karena ingin tetap menjaga kepercayaan pelanggan dan bisa memenuhi permintaan
dari pelanggan. Tentunya perusahaan juga memperoleh keuntungan dari pembelian kepada
peternak ayam petelur yang lain.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang dilakukan dapat disimpukan bahwa, Produk utama


daripeternakanayampetelur milik pak warnotoadalah ayam telur yang berkualitas , yang mana
di menagemen dengan baik oleh pekerja itu sendiri. Ayam petelur yang dipelihara maksimal
umur satu tahun dengan biaya produksi yang cukup tinggi. Sekala peternakan Pak Warnoto
adalah skala rumah tangga.

5.2 Saran

Pelaksanaan praktikum sebaiknya dilakukan lebih dari sehari agar informasi yang
diperoleh lebih banyak dan beragam sehingga dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan
.Pengamatan seharusnya dilakukan dengan seksama agar tidak ada satupun informasi yang
terlewatkan . Peran aktif mahasiswa harus ditingkatkan lagi agar dapat memahami dan
mengaplikasikannya.

Anda mungkin juga menyukai