DISUSUN OLEH :
A. PENGERTIAN
Dengue Haemoragic Fever (DHF) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh
virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyph (Sri Rezeki H.
Hadinegoro, Soegeng, dkk, 2004).
Dengue Haemorhagic Fever adalah penyakit yang menyerang anak dan orang
dewasa yang disebabkan oleh virus dengan manifestasi berupa demam akut,
perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod
Born Virus) yang akut ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegepty atau oleh Aedes
Albopictus (Titik Lestari, 2016)
Dengue Hemoragic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
dengue yang ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
Virus ini akan mengganggu kinerja darah kapiler dan sistem pembekuan darah,
sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan. Penyakit ini banyak ditemukan di
daerah tropis, seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika, termasuk diseluruh
pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 m
diatas permukaan air laut. Demam berdarah dengue tidak menular melalui kontak
manusia dengan manusia. Virus dengue sebagai penyebab demam berdarah hanya
dapat ditularkan melalui nyamuk (Prasetyono 2012).
B. ETIOLOGI
Penyebab Virus Dengue berdasarkan Usia :
Demam berdarah dengue (DBD) / DHF adalah penyakit demam yang berlangsung
akut menyerang baik dewasa maupun anak-anak tetapi lebih banyak menimbulkan
korban pada anak-anak berusia > 15 tahun (Thomas Surusa, Ali Imran Umar, 2004).
Nyamuk aedes aegyph maupun aedes aibopictus merupakan vektor penular virus
dengue dari penelitian kepada orang lain dengan melalui gigitannya. Nyamuk betina
lebih menyukai menghisap darah korbannya pada siang hari terutama pada waktu
pagi hari dan senja hari (Alan R. Tumbelaka, 2004).
C. PATOFISIOLOGI
Fenomena patofisiologi yang utama pada penderita DHF adalah meningkatnya
permeabilitas dinding kapiler yang mengakibatkan terjadinya perembesan plasma
keruang ekstra seluler.
Hal pertama yang terjadi setelah virus masuk kedalam tubuh penderita adalah
vitemia yang mengakibatkan penderita mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri
otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
hyperemi tenggorokan, pembesaran kelenjar getah bening, pembesaran hati
(hepatomegli) dan pembesaran limpa.
Peningkatan permeabilitas dinding kapiler mengakibatkan berkurangnya volume
plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi dan hipoprotenia serta efusi pleum dan
renjatan (syok).
Gangguan hemostatis pada DHF menyangkut 3 faktor yaitu : perubahan vaskuler,
trombositopenia dan gangguan koagulasi. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit
> 20%) menunjukkan atau menggambarkan adanya kebocoran (perembesan) plasma
sehingga nilai hematokrit menjadi penting untuk patokan pemberian cairan
intravena.
D. PATHWAYS
Virus Dengue
Viremia
Manifestasi
Permebilitas kapiler
- Anoreksia
- Muntah meningkat
perdarahan
Kehilangan Plasma
Ketidakefektifan
Syok perfusi jaringan
perifer
Kematian
E. TANDA DAN GEJALA
Kriteria klinis DBD / DHF menurut WHO (1997)
1. Demam mendadak tinggi selama 2-7 hari, kemudian turun secara lisis demam
disertai gejala tidak spesifik, seperti anoreksia, malaise, nyeri pada punggung,
tulang, persendian dan kepala.
3. Hepatomegali
4. Syok : nadi kecil dan cepat dengan tekanan nadi < 20 mmHghipotensi disertai
gelisah dan akral dingin.
Selain demam dan perdarahan yang merupakan ciri khas DHF, gambaran lain
yang tidak khas dan biasa dijumpai pada penderita DHF adalah :
a. Keluhan pada saluran pernapasan seperti batuk, pilek, sakit waktu menelan.
b. Keluhan pada saluran pernapasan : mual, muntah, tidak nafsu makan (anoreksia),
diare, konslipasi.
c. Keluhan sistem yang lain : nyeri atau sakit kepala, nyeri pada otot, tulang dan
sendi, (break bone fever), nyeri otot abdomen, nyeri uluhati, pegal-pegal pada
seluruh tubuh, kemerahan pada kulit, kemerahan (flushing) pada muka,
pembengkakan sekitar mata, lakrinasi dan fotopobia, otot-otot sekitar mata sakit
bila disentuh dan pergerakan bola mata terasa pegal.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
G. PENATALAKSANAAN
H. KOMPLIKASI
1. Ensefalopatif
2. Perdarahan intraktranial
3. Hernia batang otak
4. Sepsis
5. Pneumonia
6. Hidrasi berlebihan
7. Syok
8. Perdarahan otak
(Monica Ester, 1999).
I. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien yang meliputi :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Kebangsaan / suku
Berat badan, tinggi badan
Tingkat pendidikan
Pekerjaan
Status perkawinan
Anggota keluarga
Agama
Kondisi medis, prosedur pembedahan
Masalah emosional
Di rawat RS sebelumnya
Pengobatan sebelumnya
Alergi
Review sistem tubuh
b. Identitas penanggung jawab yang meliputi :
Nama
Umur
Jenis kelamin
Pendidikan
Agama
Pekerjaan
Alamat
Hubungan dengan pasien
c. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : keluhan yang paling pasien rasakan yang membuat pasien
masuk RS.
Keluhan tambahan : keluhan lain yang pasien rasakan.
Riwayat kesehatan sekarang : berisikan informasi rinci kesehatan sekarang.
Riwayat kesehatan dahulu : penyakit yang pernah diderita pasien sebelumnya.
Riwayat kesehatan keluarga : riwayat yang berisikan informasi keluarga
pasien yang pernah menderita penyakit yang sama atau yang lainnya.
d. Pola fungsional Gordon
Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Pola eliminasi
Pola nutrisi
Pola aktivitas dan latihan
Pola persepsi dan kognitif
Pola konsepsi diri dan persepsi diri
Pola istirahat dan tidur
Pola peran dan hubungan
Pola reproduksi seksual
Pola koping
Pola keyakinan dan nilai
e. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
Pemeriksaan head to toe
f. Pemeriksaan penunjang
g. Terapi
h. Analisa data
2. Diagnosa keperawatan
a. Hipertermi hubungan dengan proses penyakit.
b. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, anoreksia dan sakit menelan.
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan perpindahan cairan intravaskuler ke
ekstravaskuler
d. Intervensi
NO. Dx NOC NIC
2. Ketidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi (1100)
seimba keperawatan selama 3x24 jam 1. Tentukan status gizi pasien
ngan diharapkan klien dapat terpenuhi dan kemampuan (pasien)
nutrisi kebutuhan nutrisinya dengan untuk memenuhi kebutuhan
kurang kriteria hasil. gizi.
dari Status nutrisi (1004) 2. Identifikasi adanya alergi
kebutuh Indikator Awal Akhir atau intoleransi makanan
an 1. Asupan 2 4 yang dimiliki pasien.
tubuh gizi 3. Beri obat-obatan sebelum
b.d 2. Asupan 2 4 makan (misalnya,penghilang
mual makanan rasa sakit,antimietik),jika
muntah 3. Asupan 2 4 diperlukan.
anoreks cairan 4. Anjurkan pasien untuk
ia duduk pada posisi tegak
dikursi,jika memungkinkan.
Skala : 5. Pastikan diet mencakup
1. Sangat menyimpang dari makanan tinggi kandungan
rentang normal serat untuk mencegah
2. Banyak menyimpang dari konstipasi.
rentang normal
3. Cukup menyimpang dari
rentang normal
4. Sedikit menyimpang dari
rentang normal
5. Tidak menyimpang dari
rentang normal
Skala :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Srdikit terganggu
5. Tidak terganggu
Skala :
1. Sangat terganggu
2. Banyak terganggu
3. Cukup terganggu
4. Srdikit terganggu
5. Tidak terganggu
7. Evaluasi
1. S (subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung
2. O (objektif) : Data objektif Data yang dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik
3. A (assesment) : Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul
kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis atau
masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.
4. P (plan) : Perencanaan Merupakan rencana dari tindakan yang akan
diberikan termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium, serta
konseling untuk tindak lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Tumbelaka Alan R, 2004. Diagnosis Demam Dengue /Demam Berdarah Dengue. Jakarta :
FKUI.
Mansjoer Arif, Triyanti Kaspuji, Savitri Rokimi, Wardhani Wahyu Ika, Setiawulan
Wiwiek, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid I. Jakarta : Media
Aesculapius.
Effendi, Christantie. (1995). Ensiklopedia Demam Berdarah. Edisi Revisi. Jakarta : Insan
Utama.
Wartona Tarwoto, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika
Ester Monica, 1999. Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan Pengendalian Demam Berdarah
Dengue. Jakarta, EGC.