Nim : 15613189
Kelas : C
KASUS
Ny. SB 38 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan merasa ketakutan karena setiap
akan menstruasi rasanya ingin bunuh diri. Ny. SB juga mengatakan kurang lebih 7-10 hari
menjelang menstruasi tidak bisa konsentrasi pada pekerjaannya,depresi, kelelahan, cemas,
sakit kepala. Untuk mengatasi sakit kepala Ny. SB menggunakan ibuprofen 400 mg. Ny. SB
merasa PMS makin berat dengan bertambah umur dan setelah melahirkan anak ke 2.
Diagnosa : menstruasi disphoric disorder
Planning
1. Terapi Farmakologi
- Diberikan Fluoxetin 20mg satu kali sehari untuk mengatasi gejala
depresi, kelelahan, dan cemas.
- Diberikan Ibuprofen 400 mg tiap 4-6 jam sekali untuk mengatasi
sakit kepala.
2. Terapi Non Farmakologi
- Edukasi pasien
- Terapi akupuntur.
- Relaksasi dengan aromatherapy.
- Diet rendah garam dan Pembatas kafein
- Berolahraga dan meditasi serta Istirahat dengan maksimal dan
Modifikasi gaya hidup
- Jaga asupan makanan dan Keseimbangan nutrisi dan suplemen
nutrisi
- Manajemen stres dan emosi
Referensi : https://journal.sociolla.com/lifestyle/premenstrual-
dysphoric-disorder/
Monitoring
- Efektivitas : Dilihat apakah gejala mestrual dysphoric disorder dapat
teratasi dengan baik.
- ESO : Efek samping dari fluoxetin yaitu mual namun masih bisa
ditolerans sedangkan Ibuprofen yaitu sakit perut, maag, diare, ruam kulit.
- Toksisitas : Tidak perlu dimonitoring karena bukan merupakan obat
index terapi sempit.
- Kepatuhan : Rutin minum obat sesuai dengan resep yang diberikan dokter
untuk mengurangi gejala menstruasi.
- Interaksi obat : Tidak ada.
Konseling
- Istirahat yang cukup dan olahraga yang teratur
- Pemijatan dan kompres dengan air hangat di sekitar area perut
Tujuan terapi
- Menghilangkan gejala
- Meredakan rasa nyeri
- Meningkatkan kualitas hidup pasien