Anda di halaman 1dari 4

Oksigen Terlaurt (DO)

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen = DO) dibutuhkan oleh semua jasad


hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian
menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen
juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses
aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses
difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam
perairan tersebut (Salmin, 2000).

Sumber oksigen terlarut di periaran sangat dipengaruhi oleh difusi oksigen


yang terdapat di atmosfer, arus, atau aliran air melalui hujan serta aktivitas
fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton. Nilai DO terbesar kolam inlet
yaitu 8,5 ppm pukul 12.00 WIB. Kandungan DO berhubungan dengan tingginya
suhu akibat banyaknya intensitas cahaya pada siang hari. Menurut Odum (1993)
kadar oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu. Penggunaan oksien terlarut oleh
biota air meningkat untuk metabolism jika suhu meningkat dan juga
sebaliknya.Pengurangan oksigen terlarut disebabkan oleh proses respirasi dan
penguraian bahan-bahan organik. Berkurangnya oksigen terlarut berkaitan dengan
banyaknya bahan-bahan organik dari limbah industri yang mengandung bahan-
bahan yang tereduksi dan lainnya (Welch 1952). Pada kolam outlet DO terbesar
yaitu 9,5 ppm pukul 15.00 WIB, ketika aktivitas fotosintesis masih berjalan dan
merupakan O2 yang terakumulasi dari hasil yang didapat pada pagi hari disaat
fotosintesis masih barlangsung.
Kadar oksigen terlarut danau inlet terendah yaitu 2,2 ppm dan outlet yaitu
3,3 ppm pukul 06.00 WIB. Sedangkan kadar DO tertinggi danau inlet dan outlet
berturut-turut yaitu 7,7 ppm pukul 12.00 WIB dan 11,5 ppm pukul 15.00 WIB.
Rendahnya kadar DO pada pagi hari dapat disebabkan karena proses respirasi
tumbhan yang menghasilkan CO2 saat malam hari dan membutuhkan oksigen.
Perbedaan nilai DO pada inlet dan outlet dapat disebabkan karena faktor vegetasi
disekitarnya yang akan mempengaruhi suhunya.

Karbon Dioksida

Karbon dioksida adalah senyawa kimia yang terbentuk dari 1 atom karbon
dan 2 atom oksigen (CO2), mudah larut dalam air dingin, tidak berbau dan tidak
berwarna. Karbon dioksida yang terdapat dalam perairan umum nya berasal dari
udara melalui proses difusi. terbawa oleh air hujan, hasil proses respirasi
mikroorganisme dan dari hasil penguraian zat-zat organik oleh mikroorganisme.
Dalam air senyawa karbon dioksida terdapat dalam bentuk ion dan bentuk
molekul. Dalam bentuk ion adalah ion bikarbonat (HCO3) dan karbonat (CO3)
sedangkan dalam bentuk molekul adalah molekul karbon dioksida bebas (CO2)
dan asam karbonat (H2CO3) (Harvey, 1974)

Karbondioksida berbanding terbalik dengan kandungan oksigen terlarut


perairan. Karbondioksida dihasilkan oleh pernapasan dalam air dan dapat
terbentuk dari hasil metabolisme. CO2 bebas terendah kolam inlet yaitu 26,2 ppm
pukul 18.00 WIB da kolam outlet yaitu 20 ppm pukul 15.00 WIB. Sedangkan
CO2 bebas tertinggi di kolam inlet yaitu 65,4 ppm pukul 15.00 WIB dan kolam
outlet yaitu 30,5 ppm pukul 12.00 WIB. Tngginya kadar CO2 bebas pada siang
hingga menjelang sore hari disebabkan karena meningkatnya aktivitas metabolism
organisme perairan yang menghasilkan CO2. Aktivitas metabolism menigkat
seiring dengan meningkatnya suhu pada siang hari. Sementara rendahnya CO2
bebas saat matahari mulai tenggelam disebabkan karena rendahnya suhu dan
aktivitas metabolism organism perairan menurun. Pada kolam inlet kadar CO2
bebas lebih tinggi dibandingkan outletnya disebabkan karena distribusi organism
perairan yang lebih banyak di inlet (Efendi, 2003)

Kandungan CO2 bebas tertinggi danau inlet yaitu 97,9 ppm pukul 06.00
WIB dan danau outlet 24 ppm pukul 06.00 WIB. Sedangkan kandungan CO2
bebas terendah danau inlet yaitu 1,125 ppm pukul 15.00 dan danau outlet yaitu 0
ppm pukul 12.00 WIB. Rendahnya kadar CO2 bebas pada siang hari dapat
disebabkan karena aktivitas fotosintesis yang menghasilkan oksigen sedang
berlangsung. Sedangkan tingginya kadar CO2 bebas pada pagi hari dapat
disebabkan karena proses respirasi tumbuhan yang terjadi sejak malam hari atau
saat tidak adanya cahaya matahari untuk berfotosintesis. Seperti pada kolam,
kadar CO2 bebas danau inlet lebih tinggi dibandingkan outletnya disebabkan
karena distribusi organism perairan yang lebih banyak di inlet.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya


danLingkungan Perairan. Kanisius. Yogyakarta.

Harvey, H.W. 1974. The chemistry and fertility of sea waters. Cambridge
University Press, New York : 112 pp.

Odum, E. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. UGM Press. Yogyakarta.

Salmin. 2000. Kadar Oksigen Terlarut di Perairan Sungai Dadap, Goba, Muara
Karang dan Teluk Banten. Dalam Foraminifera Sebagai Bioindikator
Pencemaran, Hasil Studi di Perairan Estuarin Sungai Dadap. P3O - LIPI
hal 42 – 46.

Anda mungkin juga menyukai