Anda di halaman 1dari 3

STREPTOCOCCUS AGALACTIAE

a) Nama Penyakit dan Agen Penyakit

Bakteri Streptococcus agalactiae merupakan salah satu bakteri penyebab


penyakit streptococcosis pada ikan. Diagnosa agen penyebab penyakit tersebut
dilakukan dengan teknik Polymerase Chain Reaction dengan menggunakan pasangan
primer spesifi k Sdi252 dan Sdi61. Umumnya, identifikasi pathogen (bakteri) dengan
teknik PCR dilakukan dengan menggunakan koloni bakteri sebagai bahan ekstraksi.
Namun pada penelitian ini dilakukan isolasi DNA langsung dari jaringan ikan yang
menunjukkan gejala terinfeksi bakteri. Jaringan yang dapat dijadikan sampel yaitu otak,
hati, limfa, dan ginjal.

b) Sebaran Geografis dan Inang Target


Streptococcus iniae dan S. agalactiae sudah dilaporkan di beberapa daerah di Indonesia
seperti Bali, Jambi dan Papua (Anonim, 2013).

Species ikan yang terinfeksi meliputi: ikan ekor kuning, tilapia, sidat, rainbow trout, channel
catfish, golden shiner, lele-lelean (Arius felis), silver trout dan mullet. Efek yang ditimbulkan
adalah ikan menjadi sulit bernapas dan hilang kemampuan dalam menentukan arah dan gerak
(inkoordinasi). Mata menjadi buram, nekrosis dan dapat menyebabkan kondisi kebutaan.
Kerusakan organ-organ internal akan mengakibatkan kematian.

Adanya bakteri Streptococcus agalactiae pada lingkungan dapat


menimbulkan wabah penyakit. Stres merupakan faktor yang paling berperan
dalam munculnya wabah penyakit pada budidaya ikan. Suhu air merupakan
salah satu faktor pemicu munculnya streptococcosis. Selain itu padat tebar yang
tinggi, penanganan ikan yang buruk dan kualitas air juaga berpengaruh terhadap
munculnya penyakit ini. Streptococcosis menyerang ikan pada berbagai ukuran
dan umur. Oleh karena itu pencegahan harus dilakukan disemua tahapan
produksi.

c) Epizoologi

d) Gejala Penyakit

 Gejala klinis :

Gejala klinis ikan yang terinfeksi antara lain nafsu makan menurun,
pertumbuhan terhambat, bergerak tidak beraturan, berenang ke permukaan
dan tidak beraturan, lesu, warna gelap di bawah rahang, perut gembung, luka
berkembang menjadi borok, tubuh menghitam, sisik mudah lepas, luka,
pendarahan pada pada operkulum (tutup insang) dan anus, mata keruh dan
menonjol keluar (Kusuda et al., 1992 dan Eldar et al., 1994). Namun gejala
yang paling signifikan dari penyakit ini pada ikan adalah septikemia dan
meningoencephalitis (Eldar et al., 1995). Organ dalam yang sering terserang
adalah limfa, hati dan otak, kemudian menyebar ke ginjal, usus dan jantung
(Austin & Austin, 1999). Limfa tampak membesar dan rusak, hati terlihat
pucat dan nekrosis di beberapa tempat. Usus mengandung cairan dan
sebagian hemoragi. Sering dijumpai meningitis akut, dengan permukaan otak
terlihat kekuningan dan mengandung banyak bakteri (Kitao, 1993; Austin &
Austin, 1999).

Histopatologi ginjal ikan nila yang diinjeksi ECP Streptococcus


agalactiae A. ginjal ikan normal 1 bar =100 µm, B ginjal mengalami nekrosa
dan hiperplasi, cg. kongesti. I bar = 100 µm. C. degenerasi yang diikuti dengan
pendarahan (tanda panah) 1bar = 200 µm, D. h. Hipertropi, cg. Kongesti

e) Prosedur Diagnosa

Sumber : google.com

Penularan dalam Ekosistem


Penularan streptococcus dapat terjadi karena :
 Sanitasi kolam yang kurang baik atau adanya pencemaran yang terjadi di laut
bebas
 Sumber pakan yang tidak sehat atau ikan memakan pakan yang tercemar oleh
bakteri streptococcus
 Ketidakseimbangan lingkungan yang dapat menyebabkan penurunannya
kekebalan tubuh ikan

Kontrol Penyakit
 Desinfeksi sarana budaya sebelum dan selama proses pemeliharaan ikan
 Pencegahan secara dini melalui vaksinasi (N14G) atau antibiotik. Yang harus
diperhatikan ketika melakukan vaksin yatu : ikan telah berumur lebih dari 2
minggu, ikan sehat dan hindari pemberian vaksin pada ikan yang sakit, suhu air
yang relatif hangat 25 oC dan stabil.
 Pemberian unsur immunostimulan seperti penambahan vitamin c pada pakan
secara rutin selama pemeliharaan
 Memperbaiki kualitas air secara keseluruhan, terutama mengurangi kadar
bahan organik terlarut dan atau meningkatkan frekuensi penggantian air baru
 Pencegahan stres pada ikan
 Pengaturan kepadatan kolam
 Pengelolaan kesehatan ikan secara terpadu ikan, lingkungan dan patogen

Streptococcosis akibat infeksi Streptococcus agalactiae merupakan penyakit


pada ikan nila yang biasa dihadapi oleh pembudidaya dan dapat menyebabkan
kematian yang tinggi. Serangan bakteri S. agalactiae ini telah menyebabkan
kematian hingga 60% pada budidaya ikan nila di Sumatera Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk mempelajari proses patogenitas bakteri S. agalactiae tipe 1 dan
tipe 2 yang diinfeksikan pada ikan nila Oreochromis niloticus sehingga dapat
bermanfaat dalam upaya pengendalian penyakit bakterial pada budidaya ikan
nila. Penelitian ini meliputi pengujian kerentanan ikan nila terhadap infeksi bakteri
S. agalactiae, distribusi bakteri S. agalactiae di dalam tubuh ikan nila, dan
perubahan makroskopis dan mikroskopis akibat infeksi bakteri S. agalactiae
pada ikan nila. Parameter yang diamati adalah LD50, distribusi bakteri S.
agalactiae di dalam tubuh ikan nila, gejala klinis, mortalitas, dan perubahan
makroskopis dan mikroskopis akibat infeksi S. agalactiae pada ikan nila. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai LD50 yang didapatkan dari penginfeksian
bakteri S. agalactiae tipe β-hemolitik adalah 106 CFU/ml, sedangkan pada tipe
nonhemolitik sebesar 105 CFU/ml. Proses infeksi S. agalactiae di dalam tubuh
ikan nila ditunjukkan dengan distribusi bakteri yang ditemukan di dalam hati,
otak, ginjal, dan darah pada hari ke- 3 sampai hari ke-15. Gejala klinis dari
serangan bakteri S. agalactiae baik tipe β-hemolitik maupun non-hemolitik tidak
berbeda, hanya saja kecepatan timbulnya gejala klinis pada ikan nila berbeda.
Bakteri S. agalactiae tipe non-hemolitik pada hari ke-3 banyak menimbulkan
gejala klinis dibandingkan dengan tipe β-hemolitik yang muncul banyak pada hari
ke-5. Bakteri S. agalactiae tipe non-hemolitik lebih virulen dibandingkan dengan
tipe β-hemolitik dilihat dari tingkat kematian yang menginfeksi ikan nila. S.
agalactiae baik tipe β-hemolitik maupun non-hemolitik juga menyebabkan
perubahan makroskopis dan mikroskopis pada organ hati, otak dan ginjal. Kata
kunci : ikan nila, Streptococcus agalactiae, LD50 (Lethal Doses), distribusi
bakteri, histopatologi
URI

Anda mungkin juga menyukai