Anda di halaman 1dari 10

PENGANTAR INFRASTRUKTUR & LINGKUNGAN

“Sistem Pengangkutan Sampah di TPA Puwatu, Kota Kendari”

Oleh :
Kelompok 1

Andi Tria

PRODI REKAYASA INFRASTRUKTUR DAN LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Sampah merupakan permasalahan yang terjadi hampir diseluruh
daerah di wilayah indonesia. Sebagian besar orang beranggapan bahwa
sampah merupakan benda sisa atau yang sudah rusak atau yang dianggap
sudah tidak terpakai. Karena itu, sampah perlu dibuang ke suatu tempat
karena bisa mengganggu, apakah karena baunya, atau bisa menjadi sarang
penyakit, atau mengganggu estetika permukiman. Selama ini sebagian besar
pasar tradisional dalam mengelola sampah masih bertumpu pada pendekatan
akhir (end of pipe), yaitu sampah dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke
tempat pemrosesan akhir sampah ( TPA ). Hal ini berpotensi besar melepas
gas metan ( CH4 ) yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan
memberikan kontribusi terhadap pemanasan global. Selain itu juga
diperlukan biaya yang tidak sedikit untuk mengangkut sampah tersebut ke
TPA. Supaya persoalan yang sama tidak terulang lagi, yang krusial adalah
mengubah manajemen persampahan. Budaya pengurusan sampah mesti
diubah, bukan dibuang tetapi dikelola.
Pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi penduduk Indonesia sangatlah
pesat. Pertumbuhan penduduk tersebut akan selalu berhubungan dengan
perubahan jumlah sampah. Sampah tersebut bila tidak ditangani secara tepat
akan menimbulkan permasalahan yang cukup serius pada lingkungan. Salah
satu tempat pengolahan sampah adalah di TPA. Tempat Pemrosesan Akhir
(TPA) merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam
pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber, pengumpulan,
pemindahan/pengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA merupakan
tempat dimana sampah diisolasi secara aman agar tidak menimbulkan
gangguan terhadap lingkungan sekitarnya. Karenanya diperlukan penyediaan
fasilitas dan perlakuan yang benar agar keamanan tersebut dapat dicapai
dengan baik. Di lokasi pemrosesan akhir tidak hanya ada proses penimbunan
sampah, tetapi juga wajib terdapat 4 (empat) aktivitas utama penanganan
sampah di lokasi TPA, yaitu (Litbang PU, 2009): Pemilahan sampah, Daur
ulang sampah non-hayati (an-organik), Pengomposan sampah hayati
(organik), Pengurugan/penimbunan sampah residu dari proses di atas di
lokasi pengurangan atau penimbunan (landfill).
Di Kendari TPA berada di Kecamatan Puuwatu dengan nama TPA
Puuwatu. TPA Puuwatu saat ini menggunakan sistem open dumping untuk
pengolahan sampah. Sistem open dumping ini sangat tidak dianjurkan karena
dapat menghabiskan lahan, dan jika timbunan sampah sudah melebihi
kapasitas daya tampung (over load), dikhawatirkan dapat menyebabkan
longsor. Oleh karena itu perlu diprediksikan jumlah sampah yang akan
ditampung TPA pada tahun tertentu.
Pemerintah Kota Kendari sudah mencanangkan salah satu dari
program lingkungan yang diakomodasikan oleh Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan (BAPEDAL) yaitu program Adipura yang dimulai pada tahun
2009 dan sejak saat itu kegiatan-kegiatan kebersihan lingkungan mulai
digalakkan di kelurahan-kelurahan, kecamatan, kantor pemerintahan maupun
swasta, di sekolah- sekolah, lingkungan pasar, saluran drainase, di sungai,
dan di laut. Masalah yang dihadapi manusia ini mulai dari semakin
menipisnya sumber daya alam hingga masalah-masalah lingkungan.
Pengolahan sampah padat menjadi gas metan dan pupuk kompos merupakan
salah satu kegiatan dari program Corporate Social Responsibility (CSR) yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Kendari di TPA Puuwatu melalui Dinas
kebersihan, Pertamanan, dan Pemakaman serta Badan Lingkungan Hidup
Kota Kendari. Tempat pembuangan Akhir Sampah (TPAS) sampah kota
kendari terletak di Kecamatan Puuwatu dengan luas ± 12,4269 ha, lokasi
yang sudah terpakai seluas ± 5 ha.
Berdasarkan uraian diatas maka kami melakukan kunjungan lapangan
ke TPA untuk mengetahui system pengangkutan sampah di TPAS Puuwatu
secara umum.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
antara lain sebagai berikut :
a) Apa sajakah jenis-jenis sampah?
b) Bagaimana Sistem Pengsngkutan Sampah di Kendari?
c) Apa saja masalah yang dihadapi oleh TPA Puuwatu terhadap masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia tetapi bukan kegiatan biologis. dalam berkegiatan
manusia memperduksi sampah. karna semakin banyak sampah yang
dihasilkan manusia perlu melakukan pengelolahan sampah dengan tujuan
mengubah sampah menjadi material yang memiliki nilai ekonomis atau
mengelola sampah agar menjadi material yang tidak membahayakan bagi
lingkungan hidup (Fadhila et al., 2011).
Samapah dapat didefinisihkan sebagai semua buangan yang dihasilkan
dari aktivitas manusia dan hewan yang berupa padatan yang dibuang karna
sudah tidak berguna atau diperlukan lagi. pengertian sampah menurut SK
SNI adalah bahwa sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari sat
organik dan anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola
agar tidak dapat membahayakan lingkungan dan melindungi iventasi
lingkungan (Nahadi, 2007).
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan atau proses
alam yang berbentuk padat. Kemudian yang dimaksud dengan sampah
spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi, dan atau volumenya
memerlukan pengelolaan khusus. Sedangkan menurut Hadiwiyoto (1983:12),
sampah adalah bahan sisa, baik bahan-bahan yang sudah tidak digunakan lagi
(barang bekas) maupun bahan yang sudah diambil bagian utamanya yang dari
segi ekonomis, sampah adalah bahan buangan yang tidak ada harganya dan
dari segi lingkungan, sampah adalah bahan buangan yang tidak berguna
dan banyak menimbulkan masalah pencemaran dan gangguan pada
kelestarian lingkungan (Chiristian, 2011).
2.2. Jenis-jenis Sampah
Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya:
1. Sampah organik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai
secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah
jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
2. Sampah anorganik: sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit
terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan
penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng
dan styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
3. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): limbah dari bahan-bahan
berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan
lain-lain.

Sementara Alex (2012) lebih menjelaskan jenis-jenis sampah lebih rinci


sebagai berikut:
a. Berdasarkan Sumbernya
1. Sampah alam: sampah yang diproduksi di kehidupan liar
diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti daun-daun
kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
2. Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia,
seperti feses dan urin.
3. Sampah rumah tangga: sampah dari kegiatan di dalam rumah tangga,
sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah kertas
dan plastik.
4. Sampah konsumsi: sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses
penggunaan barang seperti kulit makanan dan sisa makanan.
5. Sampah perkantoran: sampah yang berasal dari lingkungan
perkantoran dan pusat perbelanjaan seperti sampah organik, kertas,
tekstil, plastik dan logam.
6. Sampah industri: sampah yang berasal dari daerah industri yang
terdiri dari sampah umum dan limbah berbahaya cair atau padat.
7. Sampah nuklir: sampah yang dihasilkan dari fusi dan fisi nuklir yang
menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi
lingkungan hidup dan juga manusia.

b. Berdasarkan Jenisnya
1. Sampah organik: buangan sisa makanan misalnya daging, buah,
sayuran dan sebagainya.
2. Sampah anorganik: sisa material sintetis seperti plastik, logam, kaca,
keramik dan sebagainya.

c. Berdasarkan Bentuknya
1. Sampah padat: segala bahan buangan selain kotoran
manusia, urin dan sampah cair.
2. Sampah cair: bahan cairan yang telah digunakan lalu tidak diperlukan
kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah.

2.3. Sistem Pengangkutan Sampah di Kota Kendari


Sistem Pengangkutan Sampah di Kota Kendari terbagi dalam dua tahap
pengangkutan yaitu pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari pengangkutan
dimulai pada pukul 4 pagi sampai 12 siang, sedangkan pengangkutan pada
sore hari dimulai pada pukul 4 sore sampai selesai, adapun sampah yang
tidak terangkut pada pengangkutan pertama, maka petugas pengangkutan
wajib kembali untuk mengambil sampah tersebut.
TPA Puwatu Kendari memiliki 39 unit armada pengangkutan/truk sampah
yang terdiri dari 4 orang petugas dan 1 orang supir tiap truk pengangkut,
pembagian truk sampah berdasarkan luas daerah perkecamatan, tiap truk
mempertanggung jawabkan daerah cakupannya masing-masing, apabila truk
sudah terisi penuh dan masih ada sampah yang tersisa maka petugas
pengangkut wajib untuk kembali mengangkut sampah di daerah tersebut.
Sementara itu untuk kawasan atau daerah yang tidak terjangkau oleh truk
pengangkut maka dari TPA disediakan motor pengangkut sampah yang
bertujuan untuk mengefisienkan pengangkutan sampah pada daerah yang
tidak terjangkau oleh truk pengangkut. Tidak diketahui berapa jumlah motor
pengangkut sampah yang ada di Kendari tapi dapat dipastikan setiap
kelurahan memiliki motor pengangkut sampah.
Setelah truk pengankgut tiba di TPA maka sampah yang di angkut
langsung di buang tanpa melalui proses pemilahan lagi, berdasarkan
peraturan sampah yang telah di buang tersebut maka penimbunan sampah
yang telah dibuang tersebut dilakukan penimbunan sampah 2 kali dalam
seminggu, tetapi karena kurangnya biaya operasional maka penimbunan
sampah hanya di kondisikan saja.

2.4. Sampah dan Permasalahannya


Sampah yang dibuang oleh masyarakat setiap harinya berasal dari
kegiatan pertanian, pasar, rumah tangga, hiburan dan industri. Salah satu
bentuk sampah adalah sampah dometik yang merupakan salah satu kegiatan
rumah tangga yang menyisakan limbah domestik atau sampah masyarakat.
Permasalahan sampah dimulai sejak meningkatnya jumlah manusia dan
hewan penghasil sampah, dengan semakin padatnya populasi penduduk di
suatu area. Untuk daerah pedesaan yang jumlah penduduknya masih relatif
sedikit, permasalahan sampah tidak begitu terasa karena sampah yang
dihasilkan masih dapat ditanggulangi dengan cara sederhana misalnya
dibakar, ditimbun atau dibiar kan mengering sendiri.Untuk daerah dengan
penduduk padat (pemukiman, perkotaan) yang area terbukanya tinggal
sedikit, dirasakan bahwa sampah menjadi problem tersendiri (Sulistyawati,
2014).
Masalah sampah merupakan masalah penting yang dapat merusak
keseimbangan ekosistem lingkungan. Berdasar perhitungan Bappenas dalam
buku infrastruktur Indonesia pada tahun 1995 perkiraan timbulan sampah di
Indonesia sebesar 22.5 juta ton dan akan meningkat lebih dari dua kali lipat
pada tahun 2020 menjadi 53,7 juta ton. Penanganan sampah yang tidak
terkelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif baik bagi kesehatan
manusia(Angeliana, 2016).

Sampah menjadi masalah penting saat ini, terutama untuk kota-kota


besar yang padat penduduknya. Bahkan sampah bisa menjadi persoalan
krusial, jika tidak ditangani serius. Sebab dampaknya bisa mengganggu
infrastruktur kota, termasuk kerawanan kesehatan masyarakat dan lingkungan
hidup (Santosa, 2009). Data di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)
tahun 2010 menyebutkan, volume rata-rata sampah di Indonesia mencapai
200 ribu ton per hari. Daerah perkotaan yang menyumbang sampah paling
banyak. Berbagai kendala masih dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan
sampah tersebut baik kendala ekonomi, sosial budaya maupun penerapan
teknologi (Juhanto, 2009).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang sudah tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal dari kegiatan yang
dilakukan oleh manusia tetapi bukan kegiatan biologis.
Jenis-jenis sampah:
 Sampah Organik
 Sampah Anorganik
 Sampah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
Sistem Pengangkutan Sampah di Kota Kendari terbagi dalam dua tahap
pengangkutan yaitu pada pagi dan sore hari. Pada pagi hari pengangkutan
dimulai pada pukul 4 pagi sampai 12 siang, sedangkan pengangkutan pada
sore hari dimulai pada pukul 4 sore sampai selesai

Anda mungkin juga menyukai