Sebagai negara yang sedang berkembang, pembangunan disegala bidang merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bangsa Indonesia. Pemerintah Indonesia menetapkan bidang ekonomi sebagai titik berat yang merupakan penggerak utama pembangunan. Pembangunan ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Hingga saat ini sebagian kebutuhan industri dalam negeri masih harus diipor dari luar negeri. Salah satu jenis produksi kimia yang dibutuhkan adalah n-butyl asetat yang pada akhir-akhir ini kebutuhannya semakin lama semakin meningkat. Proses pembuatan n-butyl asetat dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah proses hydroformilation antara propilena dengan asam asetat, metode ini menghasilkan n-butyl ester dengan iso-butyl asetat, namun cara ini memerlukan gas sintetis yang justru pada akhirnya meningkatkan biaya produksi. Cara lain yang sering digunakan adalah mereaksikan ethylene dengan vinyl asetat dengan bantuan katalis asam yang diikuti dengan proses hidrogenasi dan mereaksikan antara buthanol dengan asam asetat melalui proses esterifikasi. Namun cara-cara tersebut nyatanya membutuhkan bahan baku yang cukup mahal seperti ethylene dan buthanol dan melibatkan reaksi ganda yang diikuti dengan harga katalis yang mahal serta pemisahan yang sangat rumit. Saat ini telah ditemukan suatu inovasi baru dalam pembuatan n-butyl asetat yaitu dengan cara melakukan reaksi esterifikasi antara butadiene dengan asam asetat. Dimana butadiene merupakan salah satu bahan baku yang cukup murah dan banyak tersedia di pasaran. Butil asetat merupakan solvent yang aktif untuk film former seperti selulosa nitrat, selulosa asetat butirat, etil selulosa, chlorinated rubber, polystirene dan resin methacrylate. Beberapa getah alam seperti kauri, manila, poutianak dan damar larut dalam butil asetat. Sebagai protective coating, butil asetat dapat digunakan pada kerajinan kulit, tekstil dan plastik. Dapat juga digunakan sebagai solvent ekstraksi
Universitas Sumatera Utara
pada proses bermacam-macam minyak dan obat-obatan. Kegunaan lainnya sebagai bahan untuk parfum, dan sebagai komponen pada aroma sintetis seperti aprikot, pisang, pir, nanas, delima dan rashberry (Mc Ketta, 1977). Keberadaan pabrik n-butyl asetat sampai saat ini belum ada di Indonesia. Kebutuhannya yang dari tahun ke tahun terus meningkat dirasa sangat tepat apabila di Indonesia didirikan pabrik n-butyl asetat ini. Tabel 1.1 Jumlah Kapasitas Impor n-butyl asetat di Indonesia No Tahun Kapasitas Impor (ton) 1. 2007 2.243,334 2. 2008 2.358,836 3. 2009 3.610,152 4. 2010 4.880.064 5. 2011 4.640,849 (Sumber: Biro Pusat Statisitik 2007-2011) Berikut ini adalah beberapa data pabrik pembuatan n-butyl asetat di luar negeri yang akan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Pabrik n-butyl asetat di luar negeri No Pabrik Lokasi Kapasitas (ton/tahun) 1. Publicker Philadelphia, Pennsylvania 6.803,89 2. Union Carbide West Virginia, Texas City 22.679,6 3. Celanese Bishop, Texas 6.803,89 4. Tennessee Kingshop, Tennessee 6.803,89 Eastmen Company (Mc. Ketta , 1977) Hal ini tentu saja sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan n-butyl ester dalam negeri serta diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang secara langsung dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Mengingat kebutuhan dalam negeri Indonesia akan n-butyl asetat yang cukup tinggi, dan belum adanya pabrik pembuatan n-butyl asetat di Indonesia, maka perlu
Universitas Sumatera Utara
adanya usaha untuk membuat pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat .
1.3 Tujuan Perancangan
Secara umum, tujuan pra rancangan pabrik dari butadiene dan asam asetat ini adalah menerapkan disiplin ilmu Teknik Kimia khususnya di bidang perancangan, proses, dan operasi teknik kimia sehingga memberikan gambaran kelayakan Pra Rancangan Pabrik Pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat . Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia sehingga dapat mengurangi jumlah impor n-butyl asetat dari luar negeri.
1.4 Manfaat Perancangan
Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat adalah member gambaran kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan ekonomi pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran tersebut menjadi patokan untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik tersebut. Pembuatan n-butyl asetat diharapkan memenuhi kebutuhan dalam negeri Indonesia di masa yang akan datang. Manfaat lain yang ingin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja dan memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.