Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagai negara yang sedang berkembang, pembangunan disegala bidang
merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan bangsa Indonesia. Pemerintah
Indonesia menetapkan bidang ekonomi sebagai titik berat yang merupakan
penggerak utama pembangunan. Pembangunan ini bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat yang adil dan makmur, baik material maupun spiritual sesuai dengan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Hingga saat ini sebagian kebutuhan industri dalam negeri masih harus diipor
dari luar negeri. Salah satu jenis produksi kimia yang dibutuhkan adalah n-butyl
asetat yang pada akhir-akhir ini kebutuhannya semakin lama semakin meningkat.
Proses pembuatan n-butyl asetat dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya adalah proses hydroformilation antara propilena dengan asam asetat,
metode ini menghasilkan n-butyl ester dengan iso-butyl asetat, namun cara ini
memerlukan gas sintetis yang justru pada akhirnya meningkatkan biaya produksi.
Cara lain yang sering digunakan adalah mereaksikan ethylene dengan vinyl asetat
dengan bantuan katalis asam yang diikuti dengan proses hidrogenasi dan
mereaksikan antara buthanol dengan asam asetat melalui proses esterifikasi. Namun
cara-cara tersebut nyatanya membutuhkan bahan baku yang cukup mahal seperti
ethylene dan buthanol dan melibatkan reaksi ganda yang diikuti dengan harga katalis
yang mahal serta pemisahan yang sangat rumit.
Saat ini telah ditemukan suatu inovasi baru dalam pembuatan n-butyl asetat
yaitu dengan cara melakukan reaksi esterifikasi antara butadiene dengan asam asetat.
Dimana butadiene merupakan salah satu bahan baku yang cukup murah dan banyak
tersedia di pasaran.
Butil asetat merupakan solvent yang aktif untuk film former seperti selulosa
nitrat, selulosa asetat butirat, etil selulosa, chlorinated rubber, polystirene dan resin
methacrylate. Beberapa getah alam seperti kauri, manila, poutianak dan damar larut
dalam butil asetat. Sebagai protective coating, butil asetat dapat digunakan pada
kerajinan kulit, tekstil dan plastik. Dapat juga digunakan sebagai solvent ekstraksi

Universitas Sumatera Utara


pada proses bermacam-macam minyak dan obat-obatan. Kegunaan lainnya sebagai
bahan untuk parfum, dan sebagai komponen pada aroma sintetis seperti aprikot,
pisang, pir, nanas, delima dan rashberry (Mc Ketta, 1977).
Keberadaan pabrik n-butyl asetat sampai saat ini belum ada di Indonesia.
Kebutuhannya yang dari tahun ke tahun terus meningkat dirasa sangat tepat apabila
di Indonesia didirikan pabrik n-butyl asetat ini.
Tabel 1.1 Jumlah Kapasitas Impor n-butyl asetat di Indonesia
No Tahun Kapasitas Impor (ton)
1. 2007 2.243,334
2. 2008 2.358,836
3. 2009 3.610,152
4. 2010 4.880.064
5. 2011 4.640,849
(Sumber: Biro Pusat Statisitik 2007-2011)
Berikut ini adalah beberapa data pabrik pembuatan n-butyl asetat di luar
negeri yang akan ditunjukkan dalam tabel di bawah ini
Tabel 1.2 Kapasitas Produksi Pabrik n-butyl asetat di luar negeri
No Pabrik Lokasi Kapasitas
(ton/tahun)
1. Publicker Philadelphia, Pennsylvania 6.803,89
2. Union Carbide West Virginia, Texas City 22.679,6
3. Celanese Bishop, Texas 6.803,89
4. Tennessee Kingshop, Tennessee 6.803,89
Eastmen Company
(Mc. Ketta , 1977)
Hal ini tentu saja sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan n-butyl ester
dalam negeri serta diharapkan dapat menyerap tenaga kerja yang secara langsung
dapat mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Mengingat kebutuhan dalam negeri Indonesia akan n-butyl asetat yang cukup
tinggi, dan belum adanya pabrik pembuatan n-butyl asetat di Indonesia, maka perlu

Universitas Sumatera Utara


adanya usaha untuk membuat pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari
butadiene dan asam asetat .

1.3 Tujuan Perancangan


Secara umum, tujuan pra rancangan pabrik dari butadiene dan asam asetat ini
adalah menerapkan disiplin ilmu Teknik Kimia khususnya di bidang perancangan,
proses, dan operasi teknik kimia sehingga memberikan gambaran kelayakan Pra
Rancangan Pabrik Pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan asam asetat .
Secara khusus, tujuan pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari
butadiene dan asam asetat adalah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri
Indonesia sehingga dapat mengurangi jumlah impor n-butyl asetat dari luar negeri.

1.4 Manfaat Perancangan


Manfaat pra rancangan pabrik pembuatan n-butyl asetat dari butadiene dan
asam asetat adalah member gambaran kelayakan (feasibility) dari segi rancangan dan
ekonomi pabrik ini untuk dikembangkan di Indonesia. Dimana nantinya gambaran
tersebut menjadi patokan untuk pengambilan keputusan terhadap pendirian pabrik
tersebut. Pembuatan n-butyl asetat diharapkan memenuhi kebutuhan dalam negeri
Indonesia di masa yang akan datang.
Manfaat lain yang ingin dicapai adalah terbukanya lapangan kerja dan
memacu rakyat untuk meningkatkan produksi dalam negeri yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai