Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor sanitasi merupakan salah satu sektor pelayanan publik yang mempunyai kaitan erat dengan
kesehatan masyarakat. Rendahnya kualitas sanitasi menjadi salah satu faktor bagi menurunnya derajat
kesehatan masyarakat, terganggunya sektor pariwisata dan kehilangan lahan produktif yang berakibat
menurunkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini juga tertuang dalam Millenium Development Goals (MDGs)
yang mengandung 8 tujuan sebagai respon atas perkembangan global dengan target pencapaian pada
tahun 2015. Salah satu target MDGs adalah mengurangi hingga setengahnya jumlah penduduk yang tidak
memiliki akses terhadap kebutuhan air minum yang aman dan sanitasi dasar, dengan indikator :

 Proporsi dari populasi yang menggunakan sumber air minum berkualitas


 Proporsi dari populasi yang menggunakan sarana sanitasi berkualitas

Salah satu upaya memperbaiki kondisi sanitasi adalah dengan menyiapkan sebuah perencanaan
pembangunan sanitasi yang responsif dan berkelanjutan. Dalam hal ini, Pemerintah mendorong kota dan
kabupaten di Indonesia untuk menyusun Strategi Sanitasi Perkotaan atau Kabupaten (SSK) yang memiliki
prinsip:

- Berdasarkan data aktual


- Berskala kota atau kabupaten
- Disusun sendiri oleh kota atau kabupaten (dari, oleh, dan untuk kota atau kabupaten tersebut)
- Menggabungkan pendekatan bottom-up dan top-down
Untuk menghasilkan SSK yang demikian, maka kota atau kabupaten harus mampu memetakan situasi
sanitasi wilayahnya. Dalam konteks ini Buku Putih merupakan prasyarat utama dan dasar bagi
penyusunan SSK.

Buku Putih Sanitasi merupakan pemetaan situasi sanitasi kota atau kabupaten berdasarkan
kondisi aktual yang mencakup aspek teknis dan aspek non-teknis, yaitu aspek keuangan, kelembagaan,
pemberdayaan masyarakat, perilaku hidup bersih dan sehat, dan aspek-aspek lain seperti keterlibatan
para pemangku kepentingan secara lebih luas. Buku Putih merupakan “database sanitasi kota atau
kabupaten” yang paling lengkap, mutakhir, aktual, dan disepakati seluruh SKPK dan pemangku
kepentingan terkait pembangunan sanitasi yang secara umum mengandung substansi:
1) Status (potret) terkini situasi sanitasi meliputi aspek teknis dan non teknis
2) Gambaran kebutuhan layanan sanitasi dan peluang pengembangan kedepan
3) dan Rekomendasi awal/usulan penetapan area beresiko terkait peluang pengembangan
layanan sanitasi.
Prioritas pembangunan sektor sanitasi merupakan sebagai salah satu aspek penting pembangunan
daerah dalam mewujudkan wilayah kabupaten, lingkungan kota dan permukiman yang bersih indah dan
sehat. Sanitasi yang baik akan;

1. Menciptakan lingkungan perkotaan dan permukiman yang sehat dan nyaman


2. Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat dengan pola Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
3. Mewujudkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Pembangunan sanitasi permukiman di Kabupaten Padang Pariaman bertujuan untuk meningkatkan


kondisi dan kualitas pelayanan penyediaan sarana sanitasi dasar (jamban), pengelolaan air limbah,
pengelolaan persampahan, drainase, dan hieginitas/kesehatan masyarakat (PHBS). Sasarannya adalah
mewujudkan target nasional pada tahun 2014 dalam:

1. Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan)


2. Pengurangan timbulan sampah dari sumbernya dan penanganan sampah yang berwawasan
lingkungan
3. Pengurangan genangan air di sejumlah wilayah permukiman.

1.2 Landasan Gerak

Sanitasi di Indonesia didefinisikan sebagai upaya membuang limbah cair domestik dan
sampah untuk menjamin kebersihan dan lingkungan hidup sehat, baik di tingkat rumah
tangga maupun di lingkungan perumahan. Sanitasi terbagi dalam 3 (tiga) subsektor, yaitu: i)
air limbah; ii) persampahan; dan iii) drainase tersier.

Air limbah rumah tangga adalah air sisa proses dari kegiatan rumah tangga. Berkaitan dengan
pengelolaan air limbah rumah tangga, maka limbah yang muncul dari rumah tangga dikelompokkan dalam
dua bagian. Bagian pertama adalah limbah yang berasal dari metabolisme tubuh manusia ( excreta) berupa
air kencing (urine) dan tinja. Kelompok pertama ini biasa disebut sebagai blackwater. Sedangkan kelompok
kedua adalah air limbah yang berasal selain dari metabolisme tubuh manusia, antara lain berasal dari sisa
pencucian pakaian, dapur, dan sisa air mandi. Bagian kedua ini dikenal sebagai greywater.
Sektor lain yang terkait dengan sanitasi adalah sektor sampah. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-
hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat. Di dalam pengelolaan sampah dikenal istilah
sampah spesifik dan sampah non spesifik.
Sektor terakhir yang berhubungan dengan sanitasi adalah sektor drainase lingkungan. Drainase
lingkungan adalah suatu sistem penanganan atau pengaliran air hujan. Secara konvensional, hujan yang
turun pada suatu wilayah diusahakan secepat mungkin mengalir melalui saluran-saluran air hujan menuju
badan air penerima. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya genangan di pemukiman atau jalan.
Sistem ini sebagian besar berhasil digunakan untuk mengendalikan terjadinya genangan, tetapi menjadi
tidak terkait dengan konservasi air. Konsep penanganan air hujan dengan memperhatikan konservasi air
tanah biasa disebut sebagai konsep drainase berwawasan lingkungan atau ecodrainage. Dengan konsep
ini maka air hujan yang turun diusahakan untuk semaksimal mungkin meresap ke dalam tanah atau
ditampung untuk dimanfaatkan, sedangkan kelebihannya baru dialirkan melalui saluran air hujan.
Peresapan air hujan dapat dilakukan dengan menggunakan kolam retensi atau embung, sumur resapan air
hujan dan biopori. Walaupun sektor air besih/air minum tidak termasuk di dalam sektor-sektor yang terkait
dengan sanitasi, tetapi sektor air minum dianggap sangat mempengaruhi kondisi sanitasi. Oleh karena itu
seringkali sektor air minum disebut beriringan dengan sistem sanitasi, seperti istilah Water and Sanitation
(WATSAN) atau AMPL (Air Minum Dan Penyehatan Lingkungan)

Berdasarkan peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2009, perumusan tujuan mempunyai
fungsi, dasar dan kriteria tertentu. Pada dasarnya Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan
arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Tujuan
penataan ruang wilayah kabupaten memiliki fungsi :

1. sebagai dasar untuk menformulasikan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah kabupaten;
2. memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rtrw kabupaten; dan;
3. sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten.

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan :

1. visi dan misi pembangunan wilayah kabupaten;


2. karakteristik wilayah kabupaten;
3. isu strategis; dan
4. kondisi objektif yang diinginkan.

Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria:


1. tidak bertentangan dengan tujuan penataan ruang wilayah provinsi dan nasional;
2. jelas dan dapat tercapai sesuai jangka waktu perencanaan; dan
3. tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Visi dan misi Daerah ; sebagai bagian dari kebijakan pembangun daerah Kabupaten Padang Pariaman,
maka dalam proses perumusan tujuan penataan ruang harus mempertimbangkan visi dan misi
pembangunan daerah. Adapun visi dan misi pembangunan Kabupaten Padang Pariaman 2005-2025
adalah “Terwujudnya Masyarakat Yang Berkeadilan, Berkualitas Kompentensi dan Berkesejahteraan Lahir
Bathin, Berlandaskan Adat Basandi syarak, Syarak Basandi Kitabullah Serta Bersinergi dengan
Pemerintahan Yang Sehat dan Baik, Tanggap dan Bersimpatik”. Untuk mencapai visi tersebut ditetapkan
delapan belas Misi Daerah Padang Pariaman yaitu :

1. Mewujudkan Masyarakat Yang Berilmu Pengetahuan dan Menguasai Teknologi dengan


Berbasiskan Iman, Taqwa, Adat Dan Budaya.
2. Menciptakan Pemerintahan Yang Bersih, Berwibawa Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan
Nepotisme (KKN)
3. Memperluas dan Menciptakan Lapangan Kerja Bagi Seluruh Lapisan Masyarakat.
4. Mengentaskan Kemiskinan Melalui Peningkatan dan Penguatan Basis Sektor Usaha Kecil,
Menengah Dan Koperasi.
5. Memperluas Kesempatan Dan Pemerataan Pendidikan Yang Kompetitif Berpola dan
Berketeraturan Serta Berkemampuan Adaptasi Yang Berguna Untuk Mengantisipasi
Perkembangan Global.
6. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Bagi Seluruh Lapisan Masyarakat Guna Terbentuknya
Perilaku Hidup Sehat Yang Menunjang Pembangunan.
7. Menerapkan Struktur Organisasi Pembelajaran Bagi Aparatur Daerah, guna Mewujudkan
Komitmen Yang Tinggi Dalam Networking Serta Kebersamaan Gerak
8. Mewujudkan, Menyeimbangkan dan Mendorong Iklim Usaha Yang Kondusif Sebagai Basis
Pertumbuhan Ekonomi Daerah.
9. Meningkatkan Mutu Infra Struktur Ekonomi Daerah Sebagai Persyaratan Dalam Mendorong
Pertumbuhan dan Pemerataan Pembangunan Daerah Yang Berkelanjutan.
10. Pembinaan dan Pengembangan Intensitas Penghayatan Budaya Lokal Yang Dinamis dan
Berbasis Nagari.
11. Meningkatkan dan Memelihara Jaringan Kerjasama dengan Pihak Dalam dan Luar Negeri Guna
Mendorong Pertumbuhan Investasi Ekonomi Daerah.
12. Pemberdayaan Institusi Ekonomi Lokal Sebagai Basis Dalam Implementasi Sistem Ekonomi
Kerakyatan.
13. Membina dan Mengembangkan Industri Pariwisata Yang Berwawasan Lingkungan.
14. Meningkatkan dan Mengembangkan Sektor Pertanian, Kehutanan Dan Kelautan
15. Menerapkan dan Memantapkan Pemerintahan Sipil Yang Demokratis Dan Dinamis Yang
Berwawasan Global.
16. Meningkatkan Efektifitas dan Efesiensi Kinerja Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemda Dan
Dinas Yang Ada.
17. Membebaskan Kabupaten Padang Pariaman dari Segala Bentuk Penyakit Masyarakat (Togel,
Miras, Narkoba dan Pergaulan Bebas Serta Pornografi/Pornoaksi).
18. Mempersiapkan Seluruh Lapisan Masyarakat Untuk Mensukseskan Pelaksanaan 9 Kawasan
Strategis Pembangunan Padang Pariaman Yang Telah Ditetapkan Pada Tahun 2004 yang Lalu.

1.3 Maksud dan Tujuan

Buku Putih Sanitasi ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas dan faktual
mengenai kondisi dan profil sanitasi Kabupaten Padang Pariaman pada saat ini. Pemetaan kondisi dan
profil sanitasi (sanitation mapping) dilakukan untuk menetapkan zona sanitasi prioritas yang penetapannya
berdasarkan urutan potensi resiko kesehatan lingkungan (priority setting). Dalam Buku Putih ini, priority
setting dilakukan dengan menggunakan data primer yang tersedia, hasil Penilaian Kesehatan Lingkungan
dari Dinas Kesehatan tahun 2011 dan persepsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten
Padang Pariaman yang menangani secara langsung pembangunan dan pengelolaan sektor sanitasi.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam proses penyusunan Buku Putih ini antara lain adalah
pembangunan kapasitas (capacity building) Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman beserta stakeholder
lainnya untuk mampu mengidentifikasi, memetakan, menentukan prioritas dan arah pengembangan yang
ditetapkan pemerintah Kabupaten padang Pariaman dan masyarakat yang nantinya menjadi panduan
penyusunan Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) dan rencana tindak sanitasi dalam bentuk Memorandum
Program Sektor Sanitasi (MPSS) sebagai upaya percepatan pembangunan sanitasi permukiman secara
komprehensif dan berkelanjutan. Di samping itu, pembentukan Pokja Sanitasi diharapkan dapat menjadi
embrio entitas suatu badan permanen yang akan menangani dan mengelola program pembangunan dan
pengembangan sanitasi di tingkat Kabupaten.

1.4 Metodologi

Secara umum metode di dalam penyusunan Buku Putih ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu :
1. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder sektor sanitasi digunakan sebagai dasar untuk membuat pemetaan kondisi sanitasi
secara aktual, serta memotret kebutuhan akan layanan sanitasi yang baik, sesuai standar kebutuhan
minimal pembangunan sanitasi. Tidak hanya sekedar kompilasi, tetapi juga dilakukan proses seleksi
dan verifikasi data. Banyak dokumen kegiatan program yang mampu memberikan informasi mengenai
apa yang terjadi dimasa lampau yang erat kaitannya dengan kondisi yang terjadi pada masa kini.
2. Pendalaman data Sekunder yang telah diperoleh
Dari data sekunder yang telah diperoleh, maka dilakukan verifikasi lanjutan, pengecekan silang data-
data yang diperoleh dan pendalaman data tersebut dengan melaksanakan:
 pertemuan secara berkala dengan anggota Pokja yang dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten
Padang Pariaman selaku Ketua Tim Teknis Pokja
 meninjau tempat-tempat yang dilayani program sanitasi serta sebagian dari daerah pelayanan di
kawasan perkotaan dan daerah kumuh (survey dan observasi)
 diskusi yang bersifat teknis ( focus group discussion) dan mendalam juga akan dilakukan dengan
pihak-pihak yang terlibat dalam sanitasi. Diskusi untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
terkait kondisi yang ada serta upaya-upaya yang telah, sedang dan akan dilakukan untuk
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat di bidang sanitasi

3. Pengumpulan Data primer


Data primer yang dikumpulkan meliputi :
- Studi Kelembagaan dan Keuangan
- Penilaian Sanitasi Berbasis Masyarakat (Community-based Sanitation Assessment)
- Studi Penyedia Layanan Sanitasi (Sanitation Supply Assessment/SSA)
- Studi Komunikasi dan Pemetaan Media
- Penilaian Kesehatan Lingkungan dari Dinas Kesehatan
-

1.5 Dasar Hukum dan Kaitannya dengan Dokumen Perencanaan Lain


Penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) Kabupaten Padang Pariaman mengacu pada peraturan
perundang-undangan nasional dan peraturan daerah untuk mendukung Percepatan Pembangunan
Sanitasi Permukiman (PPSP) di daerah. Peraturan perundangan yang terkait dengan program
percepatan pembangunan sanitasi permukiman Kabupaten Padang Pariaman meliputi :

1. UNDANG- UNDANG REPUBLIK iNDONESIA


1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung
jawab Keuangan Negara.
5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang No. 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan
Kedua atas Undang-undang No.32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2005-2025.
9. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah
10. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
11. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
12. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial
13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup.
14. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
15. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga.
16. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
17. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
18. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
19. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.

2. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA


1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun
dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3892)
2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 Tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 tahun 2001 Tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
5 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja
Pemerintah.
6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490);
7 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4502);
8 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
9 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2005 Tentang Pinjaman Daerah.
10 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan.
11 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2005 Tentang Hibah Kepada Daerah.
12 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.
13 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2005 Tentang Standar Pelayanan
Minimum.
14 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 Tentang Pedoman Pembinaan
dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
15 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.
16 Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
17 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Uang
Negara/Daerah.
18 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat
Daerah.
19 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2007 Tentang Tata Cara Pelaksanaan
Kerja Sama Daerah.
20 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
21 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas
Pembantuan.
22 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
23 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang
Nasional.
24 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air.
25 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2008 Tentang Pedoman Pemberian
Insentif dan Pemberian Kemudahan Modal di Daerah.
26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Undang-
Undang Nomor 14 tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.
27 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2010 Tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 56 Tahun 2005 tentang Sistem Informasi Keuangan Daerah.
28 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2010 Tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat Dalam Penataan Ruang.
29 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Pemberian
dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
30 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
31 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 91 Tahun 2010 Tentang Jenis Pajak Daerah
yang dipungut berdasarkan Penetapan Kepala Daerah atau dibayar sendiri oleh Wajib Pajak.
32 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2011 Tentang Tata Cara Pengadaan
Pinjaman Luar Negeri dan Penerimaan Hibah.
33 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah.
34 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 Tentang Sungai.

3. PERATURAN PRESIDEN
1. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014.

4. KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA


1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2000 Tentang Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan.
2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 123 Tahun 2001 Tentang Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air.

5. PERATURAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA


1. Peraturan Menteri PU No. 494 Tahun 2005 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pembangunan Perkotaan.
2. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310).
3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 20 Tahun 2006 Tentang Kebijakan Strategi Nasional
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM).
4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 Tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP).
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau
Kawasan Perkotaan.
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 6 Tahun 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan Lingkungan .
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 Tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja
Pemerintah Daerah.
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 62 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pemerintahan Dalam Negeri Di Kabupaten/Kota.
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Rencana
Pencapaian Standar Pelayanan Minimal.
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja Di
lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintahan Daerah.
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah.
13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 18 Tahun 2007 Tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum.
14. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2008 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman (KSNP-SPALP).
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 35 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pengelolaan Pelayanan
Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah.
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.

6. KEPUTUSAN MENTERI REPUBLIK INDONESIA


1. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 35/MENLH/7 /1995 tentang
Program Kali Bersih.
2. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 269/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL
dan UPL Departemen Pekerjaan Umum
3. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No 337/1996 tentang Petunjuk Tata Laksana UKL dan UPL
Departemen Pekerjaan Umum
4. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 296/1996 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan UKL –
UPL Proyek Bidang Pekerjaan Umum
5. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2001 tentang Jenis
Usaha dan atau kegiatan yang wajib dilengkapi degan AMDAL.
6. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 534 Tahun 2001 Tentang
Pedoman Penentuan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pemetaan Ruang, Perumahan dan
Permukiman dan Pekerjaan Umum.
7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 217 Tahun 2002 Tentang
Kebijaksanaan dan Strategi Nasional Perumahan dan Permukiman (KSNPP).
8. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu air Limbah Domestik.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1205/Menkes/Per/X /2004 tentang
Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Sehat Pakai Air (SPA).
10. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 45/KPTS/M/2005 tentang Pedoman Pemberdayaan
Penanggung Jawab Teknik Badan Usaha Jasa Konstruksi Kualifikasi Kecil
11. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 21 tahun 2006 Tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional Pengelolaan persampahan
12. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/Menkes/SK/IX /2008 tentang
Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

7. PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN


1. Peraturan Bupati Padang Pariaman Nomor 17/Tahun 2011 tentang Rencana strategis
pembangunan dan pengelolaan air minum serta penyehatan lingkungan berbasis masyarakat.
Tahun 2011-2015

Anda mungkin juga menyukai