Anda di halaman 1dari 26

PANDUAN PENGGUNAAN ERBAS UNTUK AUDITOR

LAPORAN PELAKSANAAN

ON THE JOB TRAINING BERBASIS UNIT PENEMPATAN

Disusun oleh :

Aulia Vica Rachman Hernanda

1609/JOG/JF/S1/ALE/45382

PROGRAM PRAJABATAN S1/D3 ANGKATAN 56

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

TAHUN 2017

1
1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan STO
ini dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya. STO ini disusun sebagai syarat
untuk menyelesaikan On The Job Training (OJT) pegawai baru PT PLN (Persero)
angkatan 56 tahun 2017 dengan judul “Panduan Penggunaan eRBAS untuk
Auditor”. Selama pelaksanaan dan penyusunan STO ini, penulis telah menerima
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan doa restu, semangat dan motivasi
kepada penulis, agar penulis mampu menyelesaikan STO dengan tepat waktu.
2. Bapak Puguh Dwi Atmanto selaku Group Head Regional 20 dan sekaligus
sebagai Mentor I yang senantiasa memberi bimbingan, arahan dan nasihat
selama penulisan dan penyelesaian STO.
3. Bapak MPH Sitanggang selaku Deputy Group Head Regional 20 dan sekaligus
sebagai Mentor II yang senantiasa memberi bimbingan, arahan dan nasihat
selama penulisan dan penyelesaian STO.
4. Ibu Luki Handayani selaku Deputy Group Head Regional 20 yang senantiasa
memberi bimbingan, arahan dan nasihat selama penulisan dan penyelesaian
STO.
5. Rekan – rekan SPI regional 20 yang telah memberi bimbingan dan nasihat
selama penulisan dan penyelesaian STO.
Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan STO ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada. semoga
laporan STO ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang
memanfaatkannya.

Jakarta, Mei 2017

Aulia Vica Rachman Hernanda

3
ABSTRAK
Secara struktur organisasi, Satuan Pengawasan Intern (SPI) berada dibawah
pengawasan langsung Direktur Utama dan memiliki garis komunikasi dengan komite audit.
Dalam melaksanakan audit internal SPI PT. PLN (Persero) menggunakan metode Risk
Based Internal Audit (RBIA), yang dimana RBIA adalah metodologi pemeriksaan yang
dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam batasan risiko
yang telah ditetapkan manajemen pada batasan yang dapat diterima. Untuk mendukung
RBIA ini SPI juga membangun sebuah system aplikasi terintegrasi, yaitu Electronic Risk
Base Audit System (eRBAS). Namun dalam pelaksanaan audit menggunakan eRBAS ini
mengalami beberapa kendala yang mengakibatkan penggunaan eRBAS kurang optimal.
Banyak auditor muda saat ini baru menggunakan eRBAS untuk pertama kalinya, sehingga
timbul berbagai kesulitan dalam mengoperasikan ERBAS dikarenakan kurang memahami
penggunaan eRBAS untuk mengukung proses mengaudit. Dari permasalahan tersebut
mengakibatkan keterlambatan dalam proses upload dokumen ke eRBAS, sehingga
Inspektur, Koordinator, dan Ketua Tim tidak maksimal dalam mengontrol jalannya proses
audit.
Untuk meningkatkan pemahaman auditor dalam menggunakan eRBAS, maka
disusun sebuah karya inovasi yang berupa buku panduan penggunaan eRBAS dalam dua
bentuk yaitu bentuk fisik dan aplikasi android. Dengan karya inovasi ini diharapkan akan
membantu dan meningkatkan pemahaman auditor dalam mengoperasikan eRBAS.

Kata Kunci : SPI, RBIA, eRBAS, Buku panduan, aplikasi android

DAFTAR ISI

4
KATA PENGANTAR......................................................................................................iii
ABSTRAK.....................................................................................................................iv
DAFTAR ISI...................................................................................................................v
DAFTAR TABEL...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Sasaran.............................................................................................................5
1.3 Ruang Lingkup..................................................................................................6
1.4 Metodologi Penelitian........................................................................................6
BAB II STRATEGIC ISSUE..........................................................................................7
BAB III OPPORTUNITY FOR IMPROVEMENT (OFI).................................................9
3.1 SWOT Analysis..................................................................................................9
3.2 Strategi SWOT Analysis..................................................................................10
BAB IV USULAN AFI..................................................................................................12
4.1 Area For Improvement....................................................................................12
BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISA......................................................................13
5.1 Panduan / Check List Audit PRR....................................................................13
5.2 Benefit dan Gain..............................................................................................17
BAB VI PENUTUP......................................................................................................18
6.1 Kesimpulan......................................................................................................18
6.2 Saran...............................................................................................................18

5
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tata Usaha Langganan Fungsi 6 (Fungsi Pengawasan Kredit)..................................1
Tabel 2 Prioritas solusi dari akar masalah PRR......................................................................8
Tabel 3 Peta skala prioritas solusi PRR..................................................................................8
Tabel 4 Organisasi analisa SWOT........................................................................................11

6
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Bisnis Piutang Ragu – Ragu......................................................................2
Gambar 2 Piutang Ragu – Ragu periode desember 2011 sampai dengan September 2016..3
Gambar 3 Struktur Organisasi Satuan Pengawasan Intern (SPI)...........................................4
Gambar 4 Struktur organisasi SPI regional 21.......................................................................5
Gambar 5 Root Cause Problem Solving (RCPS)...................................................................7
Gambar 6 Analisa SWOT.......................................................................................................9
Gambar 7 Mendesain table check list audit PRR.................................................................16
Gambar 8 Datasheet check list PRR....................................................................................16
Gambar 9 Formulir check list PRR.......................................................................................17

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Satuan Pengawasan Intern (SPI) PT PLN (Persero) merupakan satuan


yang mengawasi, mendampingi, serta memberikan konsultansi berupa
rekomendasi yang bersifat independen dan objektif dengan tujuan untuk
meningkatkan nilai tambah dan memperbaiki operasional perseroan melalui
pendekatan yang sistematis pada suatu temuan (Area Of Improvement / AOI)
terhadap seluruh proses bisnis korporasi, baik induk perusahaan maupun anak
perusahaan dari PT PLN (Persero).

Secara struktur organisasi, Satuan Pengawasan Intern (SPI) berada


dibawah pengawasan langsung Direktur Utama dan memiliki garis komunikasi
dengan komite audit. SPI melakukan kegiatan pemberian keyakinan (assurance)
dengan cara mengevaluasi dan meningkatkan kecukupan serta efektifitas
manajemen risiko, pengendalian intern dan proses tata kelola perusahaan.

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN


PENGAWASAN INTERN PT PLN (PERSERO)

Gambar 1 Struktur Organisasi Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Sesuai visi dan misi PT. PLN (Persero) agar menjadi perusahaan kelas dunia,
seluruh insan di PT. PLN (Persero) melakukan perbaikan. Mulai dari
pembenahan di bidang pembangkit, di bidang penyaluran, di bidang distribusi, di
bagian niaga, hingga di bagian audit internal. Dalam pengembangan audit

1
internal ini diharapkan dalam membantu dan mendampingi pihak operasional
untuk mengevaluasi kinerjanya sehingga dapat mencapai tujuannya yang
ditargetkan.

Dalam pengembangan audit internal PT. PLN (Persero) melakukan berbagai


cara, antara lain membenahi organisasi di SPI dan menambah jumlah auditor
yang ada. Selain itu pembenahan di SPI juga dilakukan dengan cara merubah
sebuah system atau metodologi audit dari Compliance Based Audit menjadi Risk
Based Internal Audit (RBIA), yang dimana RBIA adalah metodologi pemeriksaan
yang dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di
dalam batasan risiko yang telah ditetapkan manajemen pada batasan yang dapat
diterima. Untuk mendukung RBIA ini SPI juga membangun sebuah system
aplikasi terintegrasi, yaitu Electronic Risk Base Audit System (eRBAS).
Penggunaan aplikasi eRBAS ini dimaksudkan untuk membantu auditor dalam
melaksanakan audit. Dengan aplikasi eRBAS ini seluruh pekerjaan audit yang
dilakukan oleh Tim audit dapat diarsipkan dan diintergrasikan dengan baik,
sehingga Ketua tim audit dapat dengan langsung memantau pekerjaan dari
anggota tim. eRBAS memiliki beberapa modul yang mempunyai fungsi masing-
masing. Modul yang tersedia dalam eRBAS yaitu, Team Risk, Team Schedule,
Team TEC, Team EWP, Team Central, dan Team Store.

Namun dalam pelaksanaan audit menggunakan eRBAS ini mengalami


beberapa kendala yang mengakibatkan penggunaan eRBAS kurang optimal.
Kendala yang timbul antara lain adalah kendala koneksi yang kurang memadai
apabila sedang diluar area PT. PLN, karena penggunaan eRBAS ini harus
menggunakan koneksi intranet. Apabila tidak ada koneksi intranet para auditor
tidak menggunakan eRBAS untuk mendukung proses pelaksanaan audit,
sehingga sering terjadi keterlambatan dalam proses upload dokumen-dokumen
ke eRBAS ataupun proses upload dokumen-dokumen yang berkaitan dengan
audit dilakukan di akhir-akhir proses mengaudit.

Selanjutnya terkait dengan kestabilan server eRBAS itu sendiri yang dapat
mengakibatkan aplikasi error dan berjalan lambat. Berdasar survei yang telah
dilakukan kepada auditor kemungkinan terjadi error pada aplikasi eRBAS rata-
rata sebesar 40.08%. Hal ini membuktikan bahwa dalam penggunaan eRBAS
masih sering terjadi masalah pada aplikasi tersebut, diantara lain adalah error
tiba-tiba atau not responding. Hal ini juga menjadi salah satu faktor aplikasi

2
eRBAS belum mendukung kinerja audit berbasis risiko dengan optimal.
Penyebab aplikasi eRBAS sampai saat ini tidak dapat berjalan dengan lancar
adalah kapasitas server yang kurang memadai. Minimum requirement yang
diperlukan oleh aplikasi eRBAS agar berjalan dengan lancar, belum dapat
dipenuhi.

Penyebab lainnya adalah banyak auditor muda saat ini baru


menggunakan eRBAS untuk pertama kalinya, sehingga timbul berbagai kesulitan
dalam mengoperasikan ERBAS dikarenakan kurang memahami penggunaan
eRBAS untuk mengukung proses mengaudit. Dari masalah-masalah yang timbul
tersebut mengakibatkan keterlambatan dalam proses upload dokumen ke
eRBAS, sehingga Inspektur, Koordinator, dan Ketua Tim tidak maksimal dalam
mengontrol jalannya proses audit.

Berdasarkan hasil survey sebesar 72% auditor mengalami kesulitan dalam


mengoperasikan eRBAS saat pertama kali menggunakannya, menurut auditor
muda hal ini disebabkan kurang jelasnya petunjuk teknik untuk mengisi field pada
eRBAS, sehingga membuat pengisian field dan penguanggahan dokumen
menjadi terhambat.

Dari fakta yang didapat tersebut membuktikan bahwa pengisian eRBAS


dilakukan pada akhir proses audit, ehingga proses audit tidak berjalan sesuai
dengan SPA yang berlaku. SPA menyatakan bahwa pengisian field dan
pengunggahan dokumen pada eRBAS dilakukan setelah setiap program audit
selesai. Sebanyak 52% auditor berpendapat bahwa penggunaan eRBAS tidak
sesuai dengan SPA karena yang terjadi di lapangan auditor mulai mengisi
kelengkapan eRBAS ketika pelaksanaan proses audit telah selesai. Hal ini yang

3
menyebabkan terjadinya perbedaan dalam format Laporan Hasil Audit yang
dikeluarkan, karena Laporan Hasil Audit tidak di generate langsung dari eRBAS
melainkan disusun secara manual dan menggunakan format yang berbeda tiap
auditor.

1.2 Sasaran
Sasaran dalam penelitian ini adalah untuk membantu auditor dalam
menggunakan aplikasi eRBAS guna memperlancar jalannya kegiatan
audit berbasis risiko yang diterapkan oleh SPI PT. PLN.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang penelitian ini mencakup proses pelaksanaan audit dan
penggunaan aplikasi eRBAS untuk mendukung kegiatan audit berbasis
risiko.

1.4 Metodologi Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisa kondisi eksisting dengan menggunakan SWOT
Analysis.
2. Pemilihan strategi yang dilakukan dari analisis SWOT
(Strategi SO, Strategi WO, Strategi ST dan Strategi WT).
3. Analisa dan pembahasan terkait strategi yang telah dipilih

4
BAB II
STRATEGIC ISSUE

Berdasarkan latar belakang diatas telah diketahui bahwa saat ini


penggunaan aplikasi eRBAS tidak maksimal. Hal itu dikarenakan beberapa
sebab mulai dari permasalahan pada system eRBAS itu sendiri yang membuat
aplikasi tersebut berjalan tidak maksimal dan permasalahan dari auditor yang
juga tidak menggunakan aplikasi eRBAS dengan tidak maksimal.

Dengan menggunakan metode Root Cause Problem Solving (RCPS),


penulis kemudian mencoba memetakan akar masalah dari tidak optimalnya
penggunaan aplikasi eRBAS dalam pelaksanaan audit berbasis risiko, lalu
mencoba memberikan solusi untuk tiap akar masalah. Berikut gambaran
pemetaan akar masalah menggunakan metode RCPS.

Gambar 1 Root Cause Problem Solving (RCPS)

Problem solving (penyelesaian masalah/solusi) yang telah diurai di atas,


kemudian disusun dalam tabel skala prioritas. Skala prioritas bertujuan untuk
mengelompokkan solusi tersebut pada parameter tingkat kemudahan penerapan
dan parameter tingkat dampak yang dihasilkan. Berdasar pada skala prioritas,

5
dapat dipilih solusi yang paling mudah penerapannya serta memberi dampak
positif yang tinggi.

no Penerapa Dampa
Permasalahan Solusi
. n k
Auditor Kurang
1 Panduan Praktis eRBAS Mudah Tinggi
Memahami eRBAS
Tidak Ada Koneksi
2 Menggunakan VPN Mudah Tinggi
Intranet
Memberikan Deadline
Dokumen Masih
3 untuk Setiap Proses Sedang Tinggi
Belum Lengkap
Audit
Aplikasi eRBAS
Perbaikan Sistem
4 Sering Terjadi Sulit Tinggi
eRBAS
Masalah
Tabel 1 Pemetaan skala prioritas

Skala prioritas dari klasifikasi diatas, dijelaskan dalam pemetaan berikut :


Tinggi

4 3 1,2
Dampak

Sedang
Rendah

SulitSedang Mudah
Penerapan
Tabel 2 Peta skala prioritas

6
BAB III
OPPORTUNITY FOR IMPROVEMENT (OFI)

OFI (Opportunity of Improvement) disusun berdasar pada analisis SWOT


(Strength, Weakness, Opportunity, and Threats) untuk menganalisis kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dari kondisi saat ini terkait evaluasi
penggunaan aplikasi eRBAS untuk mendukung jalannya kegiatan audit berbasis
risiko.

3.1 SWOT Analysis


Metode SWOT Analysis merupakan suatu metode pemetaan dan
perencanaan strategis yang digunakan untuk menganalisis serta mengevaluasi
kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan
ancaman (Threats). Metode ini pun memberi gambaran secara jelas terhadap
kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal, serta peluang dan ancaman
dari eksternal yang dihadapi. SWOT Analysis digunakan untuk memanfaatkan
kekuatan yang ada untuk menutupi kelemahan yang dimiliki. Berikut adalah
analisa SWOT untuk evaluasi penggunaan eRBAS serta solusi yang diusulkan
untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Keterbatasan auditor muda Jika eRBAS tidak digunakan


dalam mengoperasikan sesuai fungsi, maka akan
eRBAS dan system yang menjadi penghambat dalam
belum stabil kegiatan audit.

Weakness Threat

Aplikasi eRBAS adalah eRBAS mendukung kegiatan


sebuah aplikasi yang Strength Opportunity audit, sehingga SPI akan
mengintegrasikan seluruh sangat membantu auditee
kegiatan audit dengan
stakeholdernya.

Gambar 2 Analisa SWOT

7
3.1.1 Strength (Kekuatan)
Merupakan analisis dari kekuatan suatu organisasi / korporat saat
ini. Kondisi yang menjadi kekuatan adalah SPI PT. PLN dalam melakukan
pelaksanaan audit telah memiliki sebuah system aplikasi yang terintegrasi
yaitu eRBAS, yang dapat membantu auditor dalam melaksanakan proses
audit dan juga aplikasi eRBAS telah mendukung metode RBIA yang saat
ini diterapkan oleh SPI PT.PLN.

3.1.2 Weakness (Kelemahan)


Merupakan analisis dari kelemahan suatu organisasi / korporat.
Kondisi yang menjadi kelemahan adalah keterbatasan auditor muda
dalam mengoperasikan eRBAS dan system aplikasi eRBAS yang belum
stabil dikarenakan minimum requirement server yang dibutuhkan oleh
aplikasi eRBAS belum terpenuhi. Sehingga hal ini yang menyebabkan
penggunaan eRBAS tidak maksimal.

3.1.3 Oportunity (Peluang)


Merupakan analisis dari peluang suatu organisasi / korporat.
Kondisi yang menjadi peluang adalah aplikasi eRBAS merupakan aplikasi
yang mengintegrasikan proses audit dengan seluruh stakeholdernya,
sehingga penggunaan eRBAS yang optimal akan membuat auditee
semakin mudah berkomunikasi dengan auditor dan menjalankan
rekomendasi yang telah diberikan dengan segera. Hal ini tentu akan
mewujudkan cita-cita SPI PT.PLN sebagai business partner.

3.1.4 Threat (Ancaman)


Merupakan analisis dari ancaman suatu organisasi / korporat.
Kondisi yang menjadi ancaman adalah tidak tepatnya penggunaan
aplikasi eRBAS dapat menyebabkan berbagai hal antara lain yaitu,
menambah beban kerja auditor karena harus mengunggah dokumen ke
eRBAS. Selain itu penggunaan eRBAS yang kurang optimal juga dapat
dilihat oleh auditee, yang akan menyebabkan turunnya tingkat
kepercayaan auditee kepada auditor.

8
3.2 Strategi SWOT Analysis
SWOT Analysis digunakan untuk membantu dalam mengembangkan
empat jenis strategi, yaitu :

3.2.1 Strategi SO (kekuatan-peluang)


Strategi SO memanfaatkan kekuatan internal untuk
memanfaatkan keuntungan dari peluang eksternal. Strategi SO yang
dilakukan yaitu memperkuat dan selalu mensosialisaikan aplikasi eRBAS
kepada auditor dan auditee. Sehingga kekuatan dari internal yang berupa
aplikasi eRBAS yang telah dimiliki oleh SPI PT.PLN dapat menjadi sarana
untuk menjalin hubungan yang baik dengan auditee agar auditee dapat
mempercayai kinerja dari auditor dan dapat melaksanakan rekomendasi
yang disetujui dengan segera. Hal ini tentunya akan membuat kinerja
operasional semakin baik dari sebelumnya.

3.2.2 Strategi WO (kelemahan-peluang)


Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal
dengan cara mengambil keuntungan dari peluang eksternal. Strategi WO
yang dilakukan yaitu membuat panduan penggunaan eRBAS untuk
auditor, panduan ini berfungsi untuk memperbaki kelemahan auditor
dalam hal pemahaman pengoperasian eRBAS. Dengan adanya panduan
penggunaan eRBAS ini dapat menambah wawasan auditor dalam
melakukan audit berbasis risiko dengan menggunakan aplikasi eRBAS.

3.2.3 Strategi ST (kekuatan-ancaman)


Strategi ST merupakan kekuatan sebuah perusahaan untuk
menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. Strategi ST
yang dilakukan yaitu melakukan evaluasi terhadap kontrol eksisting dan
risiko baru yang mungkin terjadi dalam penggunaan aplikasi eRBAS
untuk mendukung proses audit berbasis risiko.

3.2.4 Strategi WT (kelemahan-ancaman)


Strategi WT merupakan taktik defensif yang diarahkan untuk
mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal.
Strategi WT yang dilakukan yaitu penyamaan persepsi antara auditor dan
auditee dalam memahami permasalahan yang masih terjadi pada aplikasi

9
eRBAS. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman pandangan
terkait masalah yang masih sering muncul dalam aplikasi eRBAS.

Berikut merupakan strategi yang dikembangkan berdasar pada analisa


kondisi eksisting menggunakan metode SWOT Analysis.

Memperkuat dan selalu mensosialisaikan aplikasi eRBAS


S-O

Membuat panduan penggunaan eRBAS untuk auditor


W-O

Melakukan evaluasi terhadap kontrol eksisting dan risiko baru


yang mungkin terjadi
S-T

Penyamaan persepsi mengenai permasalahan yang sering terjadi


W-T pada aplikasi eRBAS

Tabel 3 Organisasi analisa SWOT

10
BAB IV
USULAN AREA FOR IMPROVEMENT (AFI)

Dengan memperhatikan analisa SWOT tersebut, maka solusi yang dapat


disarankan dalam memaksimalkan penggunaan aplikasi eRBAS adalah dari
strategi Weakness – Opportunity yaitu membuat sebuah panduan untuk auditor.
Panduan ini dapat membantu auditor dalam penggunaan aplikasi eRBAS untuk
mendukung jalannya proses audit berbasis risiko yang sedang diterapkan oleh
SPI PT.PLN. Dengan adanya panduan penggunaan eRBAS, auditor menjadi
semakin mudah untuk menggunakan eRBAS.

Panduan penggunaan eRBAS yang akan disusun mengacu pada buku


manual penggunaan eRBAS dan SPA yang berlaku. Panduan akan dibuat
dengan versi yang lebih sederhana dan berupa dua bentuk yakni berupa buku
dan aplikasi berbasis android.

Mengumpulkan
referensi dari
Pengumpulan aplikasi eRBAS
Referensi dan SPA yang
berlaku

Menyusun
Penyusunan
konsep buku
Konsep
Panduan

Penyusunan
buku Panduan
Penyusunan berdasarkan
Buku Panduan referensi yang
diperoleh

Proses
Pembuatan pembuatan buku
aplikasi panduan daam
bentuk aplikasi

Gambar 4.1 menjelaskan terkait penyusunan STO sebagai berikut:

11
a. Pengumpulan referensi
Tahap awal penyusunan STO berupa pengumpulan referensi sebagai
bahan acuan. Adapun referensi yang digunakan sebagai bahan acuan dalam
penulisan antara lain
 Manual Book eRBAS
 Standar Prosedur Audit 02

b. Penyusunan konsep Buku Panduan Penggunaan Aplikasi eRBAS untuk


Auditor
Setelah memperoleh referensi, tahap selajutnya adalah menyusun
konsep buku panduan dan aplikasi android. Penyusunan konsep ini dilakukan
dengan tujuan untuk mempermudah pelaksanaan penyusunan buku panduan
dan aplikasi android.

c. Penyusunan Buku Panduan Penggunaan Aplikasi eRBAS untuk Auditor

Tahap selanjutnya setelah pengumpulan referensi adalah penyusunan


dengan buku panduan penggunaan eRBAS untuk auditor. Dalam buku
panduan tersebut berisikan panduan penggunaan eRBAS khusus ketua tim
dan anggota tim, sehingga diharapkan ketua tim dan anggota tim dapat
memahami secara mudah cara penggunaan eRBAS sesuai dengan
pembagian tugasnya.

d. Pembuatan aplikasi di android


Pada tahap ini dilakukan pembuatan aplikasi android menggunakan tools
app inventor. Isi dari aplikasi sama dengan isi dari buku panduan yang
berbentuk fisik. Dengan pembuatan aplikasi ini diharapkan auditor juga dapat
mengakses panduan ini dengan mudah melalui smartphone.

12
BAB V
PEMBAHASAN DAN ANALISA

Pada bab ini akan membahas tentang perancangan buku panduan yang
berbentuk fisik dan buku panduan dalam bentuk aplikasi android. Penyusunan
buku panduan dalam bentuk fisik maupun dalam bentuk aplikasi android memiliki
tujuan masing-masing.

Salah satu faktor penyebab penggunaan eRBAS yang tidak maksimal


adalah tingkat pemahaman auditor yang masih kurang mengenai eRBAS. Untuk
menanggulangi permasalahan ini disusun sebuah buku panduan yang berbentuk
fisik dan aplikasi android. Buku panduan akan disusun berdasarkan referensi
buku manual eRBAS yang akan diringkas menjadi sebuah panduan praktis lebih
sederhana dengan tujuan agar pembaca buku panduan tersebut akan lebih
mudah memahami langkah-langkah penggunaan eRBAS.

a. Buku Panduan Berbentuk Fisik


8,5 CM

5,5 CM

13
Buku panduan ini akan dibuat dalam dua bentuk, salah satunya
adalah berbentuk fisik. Gambar diatas merupakan ukuran dari buku
panduan yang akan dibuat, memiliki panjang 8,5 cm dan lebar 5,5 cm.
Buku panduan ini di khususkan untuk panduan Team EWP eRBAS yang
tentunya berisikan panduan langkah-langkah untuk mengoperasikan
Team EWP untuk Ketua Tim dan Anggota Tim.

b. Buku Panduan Berbentuk Aplikasi Android


Aplikasi panduan Team EWP ini dibuat menggunakan app inventor,
dengan tools ini dapat membuat aplikasi android dengan perintah-
perintah yang sederhana. Aplikasi panduan Team EWP ini akan berisikan
konten yang sama dengan buku berbentuk fisik. Aplikasi ini dibuat dengan
tujuan lebih memudahkan auditor dalam mengakses dan membaca buku
panduan ini melalui smartphone masing-masing.

i. Algoritma Aplikasi Buku Panduan

14
Gambar diatas merupakan algoritma jalannya aplikasi buku
panduan Team EWP. Dimulai dari halaman utama kemudian terdapat
dua pilihan tombol yaitu Ketua Tim dan Anggota Tim akan menuju
halaman menu sesui dengan pilihan yang dipilih pada halaman
utama. Selanjutnya membuka pilihan menu yang berisikan panduan
langkah-langkah pengisian Team EWP. Setelah itu pengguna akan
dapat memilih sub menu yang berisikan langkah-langkah yang lebih
detail, kemudian akan menuju ke konten yang telah dipilih
sebelumnya pada menu atau sub menu.

ii. Tampilan halaman utama

Gambar diatas merupakan layar utama dari aplikasi yang akan


mengarahkan pengguna kedua pilihan yaitu panduan untuk ketua tim
dan anggota tim. Tombol tersebut berada dibagian bawah layar.
Sebagai tampilan halaman utama terdapat lambang PT. PLN
(PERSERO)

iii. Tampilan halaman menu panduan untuk ketua tim

15
Gambar diatas merupakan tampilan halaman menu panduan
Team EWP untuk ketua tim. Terdapat tombol menu pada bagian pojok
kiri atas yang jika ditekan maka akan menampilkan berbagai pilihan
panduan. Menu tersebut berisikan :

- Menarik Proyek
- Melengkapi Informasi PKA
- Assesmen Risiko Mikro
- Menetapkan Audit Program
- Mencetak Form PKA
- Inisiasi Pelaksanaan Proyek
- Melakukan Sign-Off Review
- Menutup Proyek

Dalam setiap menu-menu diatas akan menampilkan submenu lagi


jika ada. Sehingga pengguna dapat memilih panduan yang akan
dibaca dengan mudah.

iv. Tampilan halaman menu panduan untuk anggota tim

16
Gambar diatas merupakan tampilan halaman menu panduan
Team EWP untuk anggota tim. Terdapat tombol menu pada bagian
pojok kiri atas yang jika ditekan maka akan menampilkan berbagai
pilihan panduan. Menu tersebut berisikan :

- Dokumentasi Prosedur Audit


- Mendokumentasikan AOI
- Melakukan Sign-Off Prepared

v. Tampilan halaman konten dari menu dan sub menu


Gambar dibawah merupakan contoh dari tampilan halaman
konten panduan Team EWP untuk anggota tim. Tampilan halaman ini
akan muncul ketika pengguna memilih salah satu menu atau sub
menu yang akan dibaca.

17
18
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Dari hasil Karya Inovasi yang telah dilakukan, didapatkan
kesimpulan
sebagai berikut :
1. Perekrutan auditor dalam jumlah besar berpotensi menimbulkan
kendala dalam hal efektivitas penggunaan eRBAS karena
pemahaman calon auditor terhadap eRBAS kurang memadai. Hal
ini dapat diatasi dengan adanya aplikasi buku panduan eRBAS.

2. Buku panduan ini dibuat dalam dua bentuk yaitu bentuk fisik dan
apikasi android yang diharapkan kedunya dapat meningkatkan minat
baca sesuai keinginan pengguna.
3. Aplikasi buku panduan eRBAS ini diharapkan akan menjadi pegangan
dan panduan bagi auditor khususnya auditor pemula selama
menjalankan kegiatan audit.

6.2 Saran
Berdasarkan hasil Karya Inovasi ini, penulis menyarankan beberapa
hal, yaitu sebagai berikut:
1. Membuat aplikasi dengan algoritma lain yang lebih sederhana
sehingga aplikasi dapat berjalan dengan lebih ringan.
2. Mengembangkan pembuatan aplikasi untuk smartphone yang
berbasis sistem operasi iOS.
3. Melakukan validasi terhadap isi dari dokumen-dokumen yang ada
di dalam aplikasi.
4. Melakukan standarisasi aplikasi sehingga dapat dijadikan
panduan standar bagi auditor di SPI.
5. Mengembangkan aplikasi dan buku fisik dalam bentuk yang lebih
menarik dan lebih mudah agar dapat membantu auditor agar cepat
memahami eRBAS.

19

Anda mungkin juga menyukai