Anda di halaman 1dari 4

b.

Pemerintah dalam Ekonomi Islam

Pemerintah memiliki kedudukan dan peranan penting dalam ekonomi islam. Eksistensi
peran pemerintah dalam sistem ekonomi Islam bukan semata karena adanya kegagalan pasar dan
ketidaksempurnaan pasar. Pada dasarnya, peranan pemerintah merupakan derivasi dari konsep
kekhalifahan dan konsekuensi adanya kewajiban-kewajiban kolektif (fard al-kifayah) untuk
merealisasikan falah. Pemerintah adalah pemegang amanah Allah dan Rasul-Nya serta amanah
masyarakat untuk menjalankan tugas-tugas kolektif dalam mewujudkan kesejahteraan dan
keadilan (al-adl wal ihsan) bagi seluruh umat. Secara umum peranan pemerintah ini akan berkait
dengan upaya mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan.

Suatu pasar yang Islam akan sulit terwujud apabila tidak ada peran aktif dari pemerintah.
Peran pemerintah dalam pasar ini secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian,
yaitu : pertama, peran yang berkaitan dengan implementasi nilai dan moral Islam; kedua, peran
yang berkaitan dengan menyempurnakan mekanisme pasar (market imperfection); dan ketiga,
peran yang berkaitan dengan kegagalan pasar (market failure). Implementasi nilai dan moral
Islam tidak dapat dilakukan hanya dengan membiarkan pasar bekerja secara alamiah, meskipun
para pelaku pasar adalah Muslim sekalipun. Pemerintah juga memiliki peranan penting dalam
menyediakan barang dan fasilitas publik, mengatasi masalah eksternalitas, dan berbagai masalah
ekonomi lain yang memang tidak bisa diselesaikan melalui mekanisme pasar. Dalam
menjalankan tugas-tugas tersebut, pemerintah dapat bertindak sebagai perencana, pengawas,
pengatur, produsen sekaligus konsumen bagi aktivitas pasar.

Disamping tugas yang berkaitan dengan pasar pemerintah memiliki tanggung jawab yang
luas sehubungan dengan upaya mewujudkan tujuan ekonomi Islam secara keseluruhan.
Tanggung jawab ini pada dasarnya mencakup berbagai tugas luas yang bersifat konstekstual,
sepanjang berkaitan dengan kewajiban-kewajiban kolektif dalam menerapkan ajaran Islam. Akan
tetapi, beberapa tugas pokok pemerintah antara lain (1) menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar
bagi masyarakat; (2) pemerataan distribusi pendapatan dan kekayaan; (3) menyusun perencanaan
pembangunan ekonomi; dan (4) mengambil berbagai kebijakan ekonomi dan nonekonomi yang
relevan bagi perwujudan falah masyarakatnya.

Dalam ajaran Islam pemenuhan kebutuhan dasar serta pemerataan distribusi pendapatan
dan kekayaan bukan hanya tugas individual masyarakat, tetapi juga merupakan kewajiban
kolektif seluruh masyarakat. Setiap individu harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan dirinya,
keluarganya, kerabatnya, tetangganya, dan seluruh masyarakatnya sesuai dengan
kemampuannya. Demikian pula negara harus menjamin kebutuhan dasar dan pemerataan
distribusi pendapatan dan kekayaan ini, sebab negara dibentuk memang untuk mengemban
berbagai tugas kolektif. Negara memiliki perangkat dan sumber daya termasuk keuangan untuk
memberikan jaminan ini. Desain pembangunan ekonomi secara keseluruhan tidak bisa
diserahkan begitu saja kepada mekanisme pasar, sebab pasar memiliki kegagalan dan
ketidaksempurnaan. Negara bertugas untuk membuat perencanaan sekaligus mengawasi jalannya
pembangunan ekonomi. Untuk mengelola perekonomian, pemerintah dalam sistem ekonomi
Islam akan menggunakan kebijakan moneter dan fiskal dengan pendekatan multidisiplin.

Akan tetapi, sebagaimana pasar, pemerintah juga memiliki kelemahan-kelemahan


(goverment failure). Beberapa kelemahan dari pemerintah antara lain : (1) pemerintah sering kali
tidak berhasil mengidentifikasi dengan tepat kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya sehingga
formulasi kebijakannya juga tidak tepat; (2) pemerintah sering kali juga memiliki banyak
masalah struktural yang dapat menghambat efektivitas dan efisiensi kebijakan, misalnya masalah
birokrasi, (3) keterlibatan pemerintah sering kali menimbulkan pengaturan yang berlebihan
terhadap aktivitas perekonomian sehingga justru menghambat mekanisme pasr, (4) intervensi
pemerintah yang berlebihan dapat mengurangi bekerjanya mekanisme penyesuaian otomatis dari
pasar sehingga pasar tidak dapat berjalan dengan alamiah. Berbagai kegagaln pemerintah ini
meneguhkan pentingnya peran aktif dari masyarakat secara langsung.

c. Peran Masyarakat dalam Ekonomi Islam

Kewajiban merealisasikan falah pada dasarnya merupakan tugas seluruh economic


agents, termasuk masyarakat. Terdapat banyak aktivitas ekonomi yang tidak dapat
diselenggarakan dengan baik oleh mekanisme pasar maupun oleh peran pemerintah sehingga
masyarakat harus berperan langsung. Terdapat fenomena market failure dan goverment failure.
Pasar pemerintah dan massyarakat harus bergerak bersama untk mencapai kesejahteraan umat.

Pasar pada hakikatnya adalah wahana untuk mengekspresikan kebebasan individu dalam
berniaga, yang tentu saja lebih didorong oleh motif-motif mencari keuntungan individual.
Karenanya, upaya untuk merealisasikan kesejahteraan umat tidak dapat bertumpu pada
mekanisme pasar saja. Pemerintah dan masyarakat pada dasarnya adalah dua institusi yang
memiliki fungsi untuk merealisasikan segala kewajiban kolektif untuk mewujudkan falah.
Bentuk peran dari keduanya, karenanya pada hakikatnya dapat saling bertukar (changable)
sesuai dengan situasi dan kondisi. Peran masyarakat akan menjadi semakin penting manakala
pemerintah tidak dapat menjalankan tugas fard al-kifayah dengan baik. Misalnya, di Indonesian
masyarakat harus berperan aktif dalam pengelolaan zakat masyarakat sebgaimana konsep
pengelolaan zakat yang ideal. Jadi, mungkin saja beberapa tugas yang disuatu negara
dilaksanakan oleh pemerintah, maka dinegara lain akan diambil alih oleh masyarakat.
Sebaliknya, peran langsung masyarakat kemungkinan akan kecil ketika pemerintah mampu
menjalankan tugas fard al-kifayah dengan baik.

Peranan masyarakat juga muncul karena adanya konsep hak milik publik dalam ekonomi
Islam, seperti waqf. Kekayaan waqf adalah kekayaan masyarakat secara keseluruhan dan berlaku
sepanjang masa karenanya waqf merupakan hak milik masyarakat yang tidak tergantung kepada
pemerintah yang berkuasa. Pemerintah dapat berganti dari waktu ke waktu, sementara
masyarakat terikat dalam kewajiban sosial jangka panjang. Karenanya, berbagai kekayaan waqf
akan tetap dikelola oleh masyarakat sendiri.
Dalam pandangan Islam, masyarakat bisa diartikan secara sempit ataupun luas dan hirarki
ini terkait tanggung jawab dan hak masing-masing. Dalam lingkup yang paling kecil setelah
individu adalah masyarakat keluarga. Keluarga (ahl) diakui sebagai pilar tgerbentukanya
masyarakat. Islam menagtur tanggung jawab individu terhadap keluarga dan masing-masing
anggota keluarga. Pembangunan masyarakat diawali dari pembangunan individu dan keluarga.
Tingkat masyarakat selanjutnya adalah komunitas bertetangga. Dalam hal ini setiap orang
memiliki hak dan kewajiban masing-masing dalam bertetangga dan tanggung jawab komunitas
bertetangga ini terhadap anggotanya. Masyarakat yang ketiga adalah masyarakat dalam satu
negara, dan yang keempat adalah masyarakat sedunia. Seorang muslm memiliki tanggung jawab
terhadap nasib sesama muslim di belahan negara lain sebatas apa yang mampu ia kerjakan.

Meskipun demikian, sebagaiman pasar dan pemerintah, masyarakat juga memiliki


banyak kelemahan sehingga perannya dalam perekonomian mungkin mejadi kurang optimum.
Kelemahan yang paling mendasar adalah kemungkinan adanay konflik kepentingan yang serius
dari anggota masyarakat sehingga peran yang dilakukannya lebih mencerminkan kepentingan
daripada kebutuhan ekonomi masyarakat yangs esungguhnya. Hal ini sangat mungkin terjadi
karena msayarakat biasnya cenderung untuk mementingakan diri dan kelompoknya masing-
masing. Dibandingkan dengan pemerintah, masyarakat biasnya juga tidak memiliki perangkat,
organisasi dan instrumen yang memungkinkan perannya berjalan secara efisien dan profesional.

Jika digambarkan dalam suatu diagram, aliran sumber daya dan aktivitas ekonomi Islam
dapat dirangkum dalam gambar 2.2. gambar ini menjelaskan bahwa para pelaku ekonomi secara
garis besar terdiri atas empat, yaitu rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan masyarakat.
Dalam lingkaran utama, rumah tangga dan perusahaan melakukan transaksi pertukaran output
ataupun input membentuk masing-masing pasar output dan pasar input, pasar dalam hal ini
terkait dengan transaksi yang bersifat pertukaran atau adanya pertukaran smber daya antarpihak
atas prinsip saling ridha. Namun demikian, tidak semua transaksi bisa terselesaikan melalui
mekanisme pasar sehingga diperlukan pemerintah dan masayrakat untuk mengambil alih peran
ini, seperti fasilitas publik baik yang diperlukan rumah tangga ataupun perusahaan, pengelolaan
zakat, infaq dan waqf (ziswaf). Peran ini dilakukan baik oleh pemerintah ataupun masyarakat
secara sukarela. Pemerintah dan masyarakat berperan untuk saling mengawasi dan mengontrol
pasar dan mereka sendiri agar mekanisme pasar yang terjadi bisa menghasilkan maslahah yang
maksimum.
A. PERAN PEMERINTAH DALAM PEREKONOMIAN
1. Rasionalitas peran pemerintah

Anda mungkin juga menyukai