Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KREDIT

MACET PADA LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) DI


KABUPATEN BULELENG

1
I Made Revi Armana
1
Nyoman Trisna Herawati, 2Ni Luh Gede Erni Sulindawati

Jurusan Akuntansi Program S1


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: {revi.armana@gmail.com, aris_herawati@yahoo.com,


ernisulindawati@yahoo.com}@undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan


terjadinya kredit macet dan (2) faktor yang paling dominan menyebabkan terjadinya kredit
macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Buleleng. Penelitian ini merupakan jenis
penelitian kuantitatif.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling, dengan
jumlah responden adalah 110 orang yang terdiri dari 55 pegawai dan 55 nasabah yang
mengalami kredit macet pada pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Buleleng. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan
adalah analisis faktor dengan menggunakan SPSS for Windows Versi 22. Sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer dalam
penelitian ini berupa skor hasil kuisioner yang diperoleh dalam survei dengan menggunakan
kuisioner terstruktur yang diberikan kepada pegawai dan nasabah yang menjadi responden,
sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari dokumen yang
terarsip oleh pihak LPD.
Temuan hasil analisis faktor menunjukkan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Buleleng yaitu faktor
intern dan faktor ekstern, sedangkan faktor yang paling dominan menyebabkan terjadinya
kredit macet pada Lembaga Perkreditan Desa di Kabupaten Buleleng adalah berasal dari faktor
intern yaitu kelemahan analisa kredit dengan nilai varimax rotation sebesar 0,805.

Kata Kunci: kredit macet, faktor internal, faktor eksternal, Lembaga Perkreditan Desa (LPD).
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

PENDAHULUAN Sinungan (2008 :3) mengungkapkan


Bali adalah provinsi di Indonesia bahwa kredit adalah suatu pemberian
yang terkenal akan kekayaan budaya dan prestasi oleh suatu pihak kepada pihak lain
adat isitiadat yang dimiliki. Salah satu dan prestasi itu akan dikembalikan lagi
budaya yang sampai sekarang masih eksis, pada suatu masa tertentu yang akan
khas dan unik dalam tatanan kehidupan datang disertai dengan suatu kontra
sosial masyarakat Bali adalah adanya desa prestasi berupa bunga.
pakraman. Desa Pakraman merupakan Rivai dan Veithzal (2007:4)
salah satu lembaga organisasi sosial yang menyatakan kredit adalah penyerahan
bersifat tradisional di Bali yang memiliki barang, jasa, atau uang dari satu pihak
beberapa hak otonom salah satunya ialah (kreditur atau pemberi pinjaman) atas dasar
otonom dalam sosial ekonomi. kepercayaan kepada pihak lain (nasabah
Pengelolaan desa pakraman atau pengutang/borrower) dengan janji
menjadi lebih kompleks dan memerlukan membayar dari penerimaan kredit kepada
biaya yang tidak sedikit Oleh karena itu pemberi kredit pada tanggal yang telah
desa pakraman diharapkan mampu disepakati kedua belah pihak.
memiliki tata kelola perekonomian yang Berdasarkan UU No. 7 tahun 1992
mandiri dan terintegrasi, maka pada tahun sebagaimana telah diubah dengan UU
1984 pemerintah Bali mencetuskan No.10 Tahun 1998 tentang perbankan
pendirian Lembaga Perkreditan Desa (LPD) (pasal 1 angka 11) kredit adalah
diseluruh desa pakraman di Bali. penyediaan uang atau tagihan yang dapat
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dipersamakan dengan itu, berdasarkan
adalah lembaga keuangan yang didirikan persetujuan atau kesepakatan pinjam
oleh desa adat atau pakraman dan meminjam antara bank dan pihak lain yang
berfungsi sebagai wadah kekayaan desa mewajibkan pihak meminjam untuk
adat yang melaksanakan fungsi melunasi hutangnya setelah jangka waktu
pemberdayaan ekonomi masyarakat tertentu dengan jumlah bunga.
pedesaan di Bali. LPD didirikan Dari beberapa pengertian tentang
berdasarkan Surat Keputusan (SK) kredit yang telah dikemukakan oleh para
Gubernur No. 972 Tahun 1984 tentang ahli di atas, maka penulis dapat
Pendirian Lembaga Perkreditan Desa di menyimpulkan bahwa kredit adalah suatu
Provinsi Daerah Tingkat I Bali, dan diatur di pemberian prestasi yang berupa barang
bawah Peraturan Daerah (PERDA) yakni atau jasa yang diberikan kepada pihak satu
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 (kreditur) ke pihak lain (debitur)
Tahun 2002 Tentang Lembaga Perkreditan berdasarkan atas kepercayaan.
Desa (LPD), yang kini telah diganti menjadi Dalam memberikan pinjaman atau
Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 kredit, LPD sebagai pihak kreditur harus
Tahun 2007. menentukan terlebih dahulu calon debitur
Dalam memberikan pinjaman atau yang layak. Agar jumlah pinjaman atau
kredit, LPD sebagai pihak kreditur harus kredit yang diberikan sesuai, kreditur juga
menentukan terlebih dahulu calon debitur harus mengetahui kondisi atau keadaan
yang layak. Agar jumlah pinjaman atau keuangan calon debitur. Hal ini
kredit yang diberikan sesuai, kreditur juga dimaksudkan untuk memperkecil risiko
harus mengetahui kondisi atau keadaan kredit. Pemberian suatu kredit mengandung
keuangan calon debitur. Hal ini suatu tingkat risiko tertentu dimana ada
dimaksudkan untuk memperkecil risiko kemungkinan kredit kurang lancar, tidak
kredit. Pemberian suatu kredit mengandung dapat ditagih atau disebut dengan kredit
suatu tingkat risiko tertentu dimana ada macet. Sehingga untuk menghindari
kemungkinan kredit kurang lancar atau ataupun meminimalisir risiko tersebut, maka
bahkan tidak dapat ditagih. Sehingga untuk permohonan kredit harus dianalisis terlebih
menghindari ataupun meminimalisir risiko dahulu.
tersebut, maka permohonan kredit harus Sebelum memberikan kredit pihak
dianalisis terlebih dahulu. kreditur harus melakukan suatu proses
penilaian terlebih dahulu, penilaian yang
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

dilakukan untuk memperkecil kemungkinan (1) kelemahan dalam menganalisa kredit


penyimpangan kredit dari yang dijanjikan (2) kurangnya pengawasan kredit (3)
adalah melakukan analisis pada beberapa kelemahan sumber daya manusia. Faktor
faktor yaitu dengan menggunakan analisis penyebab kredit macet yang berasal dari
5C. debitur antara lain (1) kelemahan karakter
Menurut Abdullah (2003) terdapat lima debitur (2) kelemahan kemampuan debitur
konsep dalam menganalisis kredit yang (3) debitur mengalami musibah (4)
dikenal dengan konsep 5C yaitu character, kecerobohan debitur yang ditandai dengan
capacity, capital, collateral, dan condition. adanya penyimpangan penggunaan kredit,
Apabila konsep 5C tersebut telah dapat dan kurang cakap dalam mengelola uang.
dipenuhi maka suatu kredit yang tidak Berdasarkan data laporan keuangan
dapat ditagih atau bisa disebut kredit macet yang diperoleh dari kantor LP LPD
dapat diminimalisir. Kabupaten Buleleng dari 169 LPD yang ada
Sri Susilo (2000) mengungkapkan di Kabupaten Buleleng masih terdapat 15
bahwa kredit macet adalah kredit yang tidak LPD yang mengalami kredit macet. Pada
lancar sampai jatuh tempo belum dapat tahun 2011 jumlah total kredit macet
juga diselesaikan oleh nasabah yang sebesar Rp 543.067.000. Tahun 2012
bersangkutan. sebesar Rp 1.674.525.000. Tahun 2013
Djumhana (2000) menyatakan bahwa sebesar Rp 2.893.127.000. Hal ini
suatu kredit dikatakan macet apabila menunjukkan adanya peningkatan jumlah
apabila tidak memenuhi kriteria lancar, kredit macet tiap tahunnya , agar kondisi ini
kurang lancar, dan diragukan atau tidak terus berlanjut sampai pada
memenuhi kriteria diragukan, tetapi dalam kebangkrutan, maka perlu ditemukan
jangka waktu 21 bulan sejak digolongkan faktor-faktor penyebab terjadinya kredit
diragukan belum ada pelunasan atau usaha macet sesuai dengan kasus yang dialami
penyelamatan kredit atau kredit tersebut LPD sehingga dapat ditemukan solusi untuk
penyelesaiannya telah diserahkan kepada menyelesaikan permasalahan ini.
Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Penelitian ini mengacu pada
Piutang Negara (BUPN) dan telah diajukan penelitian yang dilakukan oleh Wardani dan
penggantian ganti rugi kepada perusahaan Windartini. Penelitian yang dilakukan
asuransi kredit. Wardani (2013) menunjukkan bahwa faktor-
Berdasarkan pengertian tersebut faktor yang mempengaruhi kredit macet
dapat disimpulkan bahwa kredit macet pada LPD di Kecamatan Susut Kabupaten
adalah kredit yang mengalami kesulitan Bangli adalah faktor intern dan faktor
pelunasan sampai pada saat jatuh tempo ekstern, dan faktor yang paling dominan
akibat adanya unsur-unsur kesengajaan mempengaruhi kredit macet pada LPD di
yang bersumber dari faktor intern maupun Kecamatan Susut Kabupaten Bangli adalah
dari faktor ekstern LPD serta yang berasal faktor intern..
dari luar kemampuan debitur. Penelitian yang dilakukan Windartini
Faktor-faktor yang diduga sebagai (2014) mengenai Faktor-faktor Yang
penyebab kredit macet pada Lembaga Mempengaruhi Kredit Macet Pada
Perkreditan Desa (LPD) adalah faktor intern Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Di
dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan Kecamatan Denpasar Timur Periode 2010-
faktor yang menyebabkan kredit macet 2013 membuktikan bahwa faktor-faktor
yang berasal dari pihak dalam lembaga yang mempengaruhi kredit macet pada
keuangan (LPD), sedangkan faktor ekstern LPD di Kecamatan Denpasar Timur Periode
adalah faktor yang menyebabkan kredit 2010-2013 adalah faktor intern dan faktor
macet yang berasal dari luar lembaga ekstern, dan faktor yang paling dominan
keuangan (LPD). mempengaruhi kredit macet pada LPD di
Perbarindo (2005) menyatakan Kecamatan Denpasar Timur Periode 2010-
bahwa faktor penyebab terjadinya kredit 2013 adalah faktor intern yaitu kurangnya
macet dari internal bank, debitur, dan pengawasan kredit.
eksternal atau alam. Faktor kredit macet Berdasarkan latar belakang dan
yang berasal dari internal bank antara lain kajian teori yang telah dipaparkan maka
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

pokok permasalahan dalam penelitian ini


yaitu (1) Faktor-faktor apa saja yang
menyebabkan terjadinya kredit macet pada (1)
LPD yang ada di Kabupaten Buleleng? (2)
Faktor apa yang paling dominan Dimana:
menyebabkan terjadinya kredit macet pada r = koefisien korelasi
LPD di Kabupaten Buleleng? Berdasarkan x = nilai indikator variabel
pemaparan di atas tujuan dari penelitian ini y = nilai total variabel
adalah untuk mengetahui : (1) Faktor-faktor n = jumlah data (responden atau sample)
yang menyebabkan terjadinya kredit macet
pada LPD yang ada di Kabupaten Buleleng Untuk menguji keberartian koefisien rxy
(2) Faktor yang paling dominan valid atau tidak valid akan digunakan uji t,
menyebabkan terjadinya kredit macet pada yang dilakukan dengan membandingkan
LPD di Kabupaten Buleleng thitung dengan ttabel. Menurut Husein
Umar (2005:134) dimana thitung akan dicari
dengan menggunakan rumus sebagai
METODE PENELITIAN berikut.
Penelitian ini mengambil lokasi di
Kabupaten Buleleng. Populasi dalam
penelitian ini yaitu Lembaga Perkreditan
Desa (LPD) yang ada di Kabupaten (2)
Buleleng yang terdiri dari 15 LPD,
sedangkan sampelnya berjumlah 110 orang R merupakan koefisien korelasi
yang terdiri dari pegawai dan nasabah LPD Pearson dan db adalah derajat bebas.
yang mengalami kredit macet. Desain Keputusan pengujian validitas instrumen
penelitian yang digunakan dalam penelitian menggunakan taraf signifikansi yaitu 5%.
ini adalah penelitian kuantitatif. Pemilihan Pengujian reliabilitas instrument
sampel menggunakan metode simple secara internal dapat dilakukan dengan
random sampling . Data yang digunakan menggunakan teknik membagi menjadi dua
adalah data primer dan sekunder. Data bagian yaitu ganjil dan genap, kemudian
primer berupa skor hasil kuisioner yang ditotal, selanjutnya dicari korelasinya dan
diperoleh dalam survei dengan berikutnya dianalisis menggunakan rumus
menggunakan kuisioner terstruktur yang koefisien korelasi Spearman Brown
diberikan kepada pegawai dan nasabah rumusnya sebagai berikut (Sugiyono
yang menjadi responden, sedangkan data 1998:104).
sekunder dalam penelitian ini adalah data
yang diperoleh dari dokumen yang terarsip
oleh pihak LPD. (3)
Pengujian instrumen pada penelitian
ini diuji dengan uji validitas dan uji reliabel. Keterangan :
Uji Validitas disini menggunakan reliabilitas internal seluruh instrument
pendekatan rumus Pearson Product- koefisien koreasi pearson antara
Moment Corelation Coefisient dengan belahan genap dan ganjil
persyaratan minimal data interval maka Sedangkan analisis data yang
data ordinal yang diperoleh ditingkatkan digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis
pengukurannya menjadi data interval faktor. Dimana analisis faktor merupakan
dengan menggunakan method of succesive teknik analisis statistika yang bertujuan
interval sebelum melaksanakan pengujian. menerangkan struktur hubungan di antara
Dalam penelitian ini, digunakan teknik variabel-variabel yang teramati dengan
analisis Koefisien Korelasi Product Moment jalan membangkitkan beberapa faktor atau
Pearson untuk menguji tingkat validitas komponen atau variabel yang jumlahnya
instrumen dengan rumus sebagai berikut lebih sedikit dari sejumlah variabel asalnya.
(Husein Umar 2005:133). HASIL DAN PEMBAHASAN
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

prosedur pemberian kredit, kelemahan


Responden dalam penelitian ini sumber daya manusia, kurangnya
adalah pegawai dan nasabah Lembaga pengawasan pemberian kredit. Sedangkan
Perkreditan Desa (LPD) yang terdiri dari faktor ekstern terdiri dari kelemahan
lima belas LPD di Kabupaten Buleleng yang karakter debitur, kelemahan kemampuan
mengalami kredit macet. Kuesioner yang debitur, penyalahgunaan kredit, dan
disebar berjumlah 110 kuesioner, dan musibah.
jumlah kuesioner yang kembali sebanyak Dalam penelitian ini untuk mengukur
110 kuesioner maka tingkat pengembalian kecukupan sampel, maka yang digunakan
kuesioner mencapai 100%. Dengan artian adalah koefisien Kaiser-Meyer-Olkin
bahwa semua kuesioner kembali dan tidak (KMO). Berikut uji koefisien Kaiser-Meyer-
ada yang gugur. Olkin (KMO) bisa dilihat dalam Tabel 1 di
Variabel yang digunakan dalam bawah ini.
penelitian ini adalah adalah faktor-faktor
yang menyebabkan kredit macet yaitu
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern terdiri dari dari empat dimensi yaitu
kelemahan analisa kredit, kelemahan

Tabel 1. Hasil Uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) and Bartlett's

KMO and Bartlett's Test


Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.. .619

Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 68.001


Df 28
Sig. .000
Sumber : data diolah, 2015

Koefisien Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) yang pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di


digunakan dalam penelitian ini yaitu Kabupaten Buleleng telah bisa dilakukan
sebesar 0,619 dapat dijelaskan bahwa karena sudah memenuhi syarat.
sampel yang digunakan dalam penelitian ini Berikutnya dilakukan ekstraksi faktor
sudah bisa dilakukan untuk dianalisis agar faktor yang mempengaruhi atau
menggunakan analisis faktor. Dilihat dari menjelaskan kredit macet pada Lembaga
pengujian Barlett’s Test of Spheriycity Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten
menunjukkan hasil yang signifikan dengan Buleleng bisa ditentukkan. Dari hasil total
approximation Chi-Squre = 68,001, Df = 28 persentase varians masing-masing faktor
dan Sig. =0,001 utama tersebut, sehingga mampu
Dari hasil pengujian Kaiser-Meyer- menjelaskan ekstraksi faktor. Selain total
Olkin (KMO) dan Barlett’s Test of persentase varians, untuk menentukkan
Spheriycity di atas, maka dimensi atau faktor yang mempengaruhi kredit macet
faktor yang mempengaruhi kredit macet
bisa dilakukan dengan memilih parameter
akar karakteristik terkecil (eigenvalue) > 1.
Berikut tabel uji variance exsplained
bisa dilihat dalam Tabel 3.
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

Tabel 2. Hasil uji variance exsplained


Initial Eigenvalues Extraction Sums of Rotation Sums of Squared
Squared Loadings Loadings
Total % of Cumulati Total % of Cumu Total % of Cum
Component Varian ve % Varia lative Varian ulativ
ce nce % ce e%

1 2.107 26.338 26.338 2.107 26.338 26.338 2.107 26.336 26.338

2 1.885 25.559 51.897 1.885 25.559 51.897 1.885 25.562 51.897


Sumber : data diolah, 2015

Berdasarkan tabel hasil uji variance loadingnya. Variabel dimasukkan dalam


exsplained diatas, maka untuk mengetahui faktor yang memiliki factor loading terbesar.
faktor yang memiliki eigenvalue > 1 dari Untuk mempermudah menginterpretasikan,
total variance exsplained bahwa ada dua kemudian dilakukan rotasi faktor. Setelah
faktor yang mempunyai eigenvalue > 1 melakukan proses rotasi, rotated
yang masing-masing mempunyai component matrix menunjukkan bahwa
percentage of variance sebesar 26,338% distribusi variabel-variabel yang telah
dan 25,559%, sehingga total percentage of diekstrak ke dalam faktor yang telah
variance dua faktor tersebut adalah sebesar terbentuk berdasarkan factor loadingnya.
51,897%. Dengan kata lain dua faktor Nilai factor loading dimungkinkan berubah
tersebut yaitu faktor intern dan faktor setelah mengalami rotasi. Factor loading
ekstern mampu menjelaskan pengaruhnya menggambarkan tingkat keeratan suatu
sebesar 51.897% terhadap kredit macet variabel terhadap variabel yang terbentuk.
atau 48.103% variasi dimensi atau faktor Semakin besar jumlah nilai factor
kredit macet yang tidak tergambarkan oleh loadingnya maka semakin nyata variabel
faktor tersebut. tersebut dapat dimasukkan dalam salah
satu faktornya, begitu juga sebaliknya.
Tabel componet matrix digunakan
seperti Tabel 3. rotated component matrix
untuk mendistribusikan variabel-variabel
dibawah ini.
yang telah diekstrak ke dalam faktor yang
telah terbentuk berdasarkan factor

Tabel 3. Faktor/dimensi Penyebab Terjadinya Kredit Macet Pada LPD di Kabupaten


Buleleng

Dimensi/Faktor Kredit Macet Varimax rotation


1 2

Faktor Intern

Kelemahan Analisa Kredit 0,805 -


Kelemahan Prosedur Pemberian Kredit 0.686 -

Kelemahan Sumber Daya Manusia 0.512 -

Kurangnya Pengawasan Pemberian Kredit 0.693 -


e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

Faktor Ekstern

Kelemahan Karakter Debitur - 0.779

Kelemahan Kemampuan Debitur - 0.647


Penyalahgunaan Kredit - 0.618

Musibah - 0.583

Sumber : data diolah , 2015

Berdasarkan tabel hasil rotated terjadinya kredit macet pada Lembaga


component matrix diatas, dapat diuraikan, Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten
terlebih dahulu pada faktor intern terlihat Buleleng. Salah satu dari dimensi faktor
bahwa masing-masing dimensi memiliki ekstern yang mempunyai nilai varimax
nilai varimax rotation yang berbeda artinya rotation paling tinggi sebesar 0,779 yaitu
dengan nilai yang dimiliki, maka masing- dimensi kelemahan karakter debitur.
masing dimensi faktor intern mampu
menyebabkan atau menjelaskan terjadinya Faktor-faktor Yang Menyebabkan
kredit macet pada Lembaga Perkreditan Terjadinya Kredit Macet Pada Lembaga
Desa (LPD) di Kabupaten Buleleng. Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten
Dimana, nilai varimax rotation sebesar Buleleng
0,805 yaitu dimensi kelemahan analisa Faktor-faktor yang menyebabkan
kredit merupakan faktor yang paling terjadinya kredit macet dengan masing-
dominan menyebbkan terjadinya kredit masing dimensinya yaitu faktor Intern
macet. Penjelasan untuk faktor ekstern
dengan empat dimensi (1) kelemahan
terlihat pula semua dimensi memiliki nilai
varimax rotation yang berbeda artinya analisa kredit dengan varimax rotation
dengan nilai yang dimiliki, maka masing- sebesar 0,805 menyebabkan terjadinya
masing dimensi faktor ekstern mampu kredit macet karena kesalahan dalam
mempengaruhi atau menyebabkan melakukan analisis kredit, tidak
menerapkan prinsip 5C, jangka waktu kredit (3) Kelemahan Sumber Daya
penentuan kredit yang tidak sesuai, data Manusia dengan varimax rotation sebesar
yang digunakan tidak akurat, kesepakatan 0.512 merupakan faktor atau dimensi yang
kredit terlalu tinggi, dan adanya memiliki peranan penting bagi para
penyimpangan penggunaan kredit dapat pegawai Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
juga menyebabkan terjadinya kredit macet dalam melaksanakan tugasnya. Rendahnya
(2) Kelemahan Prosedur Pemberian Kredit wawasan, pengalaman, pengetahuan di
dengan varimax rotation sebesar 0.686 bidang perkreditan dan terbatasnya tenaga
dapat menyebabkan terjadinya kredit macet professional di bidang perkreditan yang ada
di Lembaga Perkreditan desa (LPD). Hal ini di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) akan
disebabkan karena adanya tahapan, proses sangat berpengaruh bagi pihak LPD dalam
pemberian kredit yang tidak sesuai dengan melakukan penyelamatan kredit. (4)
prosedur standar dalam pemberian kredit Kurangnya Pengawasan Pemberian Kredit
kepada nasabah atau debitur. Tahapan- dengan varimax rotation sebesar 0.693
tahapan yang dimaksud seperti thapan yang dilakukan oleh pihak LPD dapat
pengajuan kredit, penyelidikan berkas, menyebabkan terjadinya kredit macet.
wawancara, kunjungan jaminan, keputusan Tidak dilakukannya pengawasan,
kredit, serta penandatanganan perjanjian pembinaan, dan pemantauan secara
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

kontinyu atau berkelanjutan, terbatasnya rotation sebesar 0,583 menyebabkan


data dan informasi yang berkaitan dengan terjadinya kredit macet karena debitur
penyelamatan kredit dapat merugikan pihak mengalami hal-hal yang tak terduga atau
diluar batas kemampuannya seperti debitur
LPD. Hal itu dikatakan merugikan karena
mengalami kematian secara tiba-tiba,
kredit yang diberikan kepada nasabah atau debitur sakit keras, debitur mengalami
debitur kemungkinan digunakan untuk musibah banjir dan kebakaran sehingga
kegiatan yang tidak penting dan tidak debitur tidak mampu melunasi kreditnya
sesuai dengan kebutuhan. Hal inilah yang lagi. Hal-hal tersebut tentunya dapat
dapat memicu terjadinya kredit macet. menghambat kemampuan debitur dalam
Berikut penjelasan faktor ekstern melunasi kredit.
dengan empat dimensi yang menyebabkan
terjadinya kredit macet (1) Kelemahan Faktor Yang Paling Dominan
Karakter Debitur dengan varimax rotation Menyebabkan Terjadinya Kredit Macet
sebesar 0.779 dimana debitur memiliki Pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD)
karakter atau sifat yang berbeda antar satu di Kabupaten Buleleng
dengan yang lainnya, dalam hal ini karakter Berdasarkan pengujian hipotesis
debitur sangat mempengaruhi terjadinya konseptual, untuk menentukan dimensi
kredit macet. Seorang debitur seringkali atau faktor kredit macet yang paling
sengaja tidak melunasi pinjamannya mendominasi atau dominan pada faktor
meskipun sebenarnya dia mampu untuk atau komponen utama, maka akan
melunasinya, dia memilih bersifat tidak digunakan parameter koefisien varimax
perduli, sulit dihubungi, tidak mau datang , rotation dari dimensi atau faktor kredit
serta tidak melengkapkan jaminan. Selain macet yang paling mendekati +1 atau
itu banyaknya hutang yang ditanggung oleh mendekati -1. Nilai yang mendekati +1
debitur dibandingkan dengan jumlah biasanya diwakili oleh nilai 0,5 sedangkan
penghasilan yang dimiliki menjadi suatu nilai yang mendekati -1 biasanya diwakili
permasalahan bagi debitur, hal ini oleh -0,5. Dari hasil rotasi terhadap faktor
mempengaruhi kemampuan debitur dalam matriks, maka faktor yang paling
melunasi kredit. Debitur seringkali terlambat mendominasi pada kedua komponen utama
dalam membayar bunga dan pinjaman yang terbentuk, yaitu sebagai berikut :
kredit, hal ini tentunya sangat merugikan Faktor Intern dengan nilai varimax
pihak LPD (2) Kelemahan Kemampuan explained sebesar 26,338 dengan nilai
Debitur dengan varimax rotation sebesar varimax rotation sebesar 0,805. Artinya
0.647 menyebabkan terjadinya kredit macet bahwa kejelasan asosiasi dari dimensi
pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) kredit macet, yaitu kelemahan analisa kredit
disebabkan karena kegagalan debitur yang mendominasi pada faktor 1 sebesar
dalam mengelola usaha, pekerjaan debitur 0,805. Dimensi kelemahan analisa kredit
yang tidak tetap, serta kurangnya dominan menyebabkan terjadinya kredit
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki macet pada LPD di Kabupaten Buleleng
debitur akan mempengaruhi kemampuan disebabkan karena kurangnya penerapan
debitur dalam memperoleh penghasilan konsep analisa kredit yang dikenal dengan
untuk membiayai kebutuhan hidup dan istilah 5C yang menyangkut jangka waktu
melunasi kredit LPD (3) Penyalahgunaan penentuan kredit yang tidak sesuai, data
Kredit dengan varimax rotation sebesar yang digunakan tidak akurat, kesepakatan
0,618 menyebabkan terjadinya kredit macet kredit terlalu tinggi, dan adanya
pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) penyimpangan penggunaan kredit.
karena terjadinya penyimpangan Faktor Ekstern dengan nilai varimax
penggunaan kredit yang dilakukan oleh explained sebesar 25,559 dengan nilai
debitur. Debitur tidak cakap dalam varimax rotation sebesar 0,779 Artinya
mengelola uang dan kurangnya bahwa kejelasan asosiasi dari dimensi
pengelolaan administrasi pembukuan kredit macet, yaitu kelemahan karakter
debitur (4) Musibah dengan varimax debitur yang mendominasi pada faktor 2
sebesar 0,779. Dalam proses melunasi
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

kredit atau pinjamannya seorang debitur Hal ini menunjukkan bahwa hasil
seringkali bersifat tidak perduli, sulit penelitian mampu mendukung hipotesis
dihubungi, tidak mau datang , serta tidak yang menyatakan bahwa faktor intern
melengkapkan jaminan. Hal ini tentunya dengan empat dimensi dan faktor ekstern
akan sangat merugikan pihak LPD dengan empat dimensi yang menyebabkan
sehingga menyebabkan terjadinya kredit terjadinya kredit macet.
macet. Selain itu banyaknya hutang yang
ditanggung oleh debitur dibandingkan
dengan jumlah penghasilan yang dimiliki SIMPULAN DAN SARAN
menjadi suatu permasalahan bagi debitur, Simpulan
hal ini mempengaruhi kemampuan debitur Berdasarkan pembahasan hasil
dalam melunasi kredit. penelitian dapat ditarik simpulan pertama,
Jadi faktor yang paling dominan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
menyebabkan terjadinya kredit macet pada kredit macet pada Lembaga Perkreditan
Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Desa (LPD) di Kabupaten Buleleng yaitu
Kabupaten Buleleng adalah faktor intern faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
dengan varianced explained sebesar intern yaitu : (1) Kelemahan Analisa Kredit
26,338 yang meliputi kelemahan analisa dengan factor loading sebesar 0,805 (2)
kredit dengan nilai varimax rotation sebesar Kelemahan Prosedur Pemberian Kredit
0,805. dengan factor loading sebesar 0,686 (3)
Dari hasil penelitian dengan Kelemahan Sumber Daya Manusia dengan
menggunakan analisis faktor, memberikan factor loading sebesar 0,512 (4) Kurangnya
hasil bahwa dalam upaya meminimalisir Pengawasan Pemberian Kredit dengan
atau mengurangi terjadinya kredit macet factor loading sebesar 0,693. Sedangkan
pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di faktor ekstern yaitu (1) Kelemahan Karakter
Kabupaten Buleleng, terdapat dua dimensi Debitur dengan factor loading sebesar
yang perlu diberikan perhatian lebih oleh 0,779 (2) Kelemahan Kemampuan Debitur
Ketua Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dengan factor loading sebesar 0,647 (3)
diantaranya kelemahan analisa kredit dan Penyalahgunaan Kredit dengan factor
kelemahan karakter debitur. Kedua dimensi loading sebesar 0,618 (4) Musibah dengan
tersebut harus mendapat perhatian khusus factor loading sebesar 0,583
karena kedua dimensi tersebut yang paling Simpulan kedua, faktor yang paling
dominan menyebabkan terjadinya kredit dominan menyebabkan terjadinya kredit
macet pada Lembaga Perkreditan Desa macet pada Lembaga Perkreditan Desa
(LPD) di Kabupaten Buleleng. Oleh karena (LPD) di Kabupaten Buleleng adalah
itu pihak LPD dalam memberikan pinjaman berasal dari faktor intern dengan variance
atau kredit kepada debitur hendaknya explained sebesar 26,338 yang meliputi
melakukan analisa terlebih dahulu secara kelemahan analisa kredit dengan nilai
lebih mendalam terkait akurasi atau varimax rotation sebesar 0,805.
kebenaran data permohonan kredit yang Berdasarkan hasil penelitian yang
diberikan debitur saat pengajuan kredit. telah dilakukan maka dapat diajukan
Pihak LPD juga harus menganalisa jangka beberapa saran bahwa untuk menekan
waktu pelunasan kredit dengan jumlah ataupun meminimalisir terjadinya kredit
kredit yang akan diberikan kepada debitur macet, maka pihak Lembaga Perkreditan
agar nantinya tidak terjadi penyimpangan Desa (LPD) hendaknya lebih
penggunaan kredit oleh debitur. Selain itu memperhatikan penerapan prinsip 5C
dalam proses pemberian kredit pihak LPD (character, capacity, capital, collateral, dan
juga harus lebih mengenal asal-usul dan condition) secara baik dan benar terhadap
karakter dari debitur yang bersangkutan, calon debitur. Selain itu Lembaga
karena bagaimanapun karakter atau sifat Perkreditan Desa (LPD) Kabupaten
yang dimiliki oleh debitur sangat Buleleng hendaknya lebih memberikan
mempengaruhi debitur tersebut dalam perhatian secara khusus terhadap faktor
melunasi pinjamannya. intern yaitu kelemahan analisa kredit dan
e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume No Tahun 2015)

faktor ekstern yakni kelemahan karakter


debitur karena kedua faktor tersebut Windartini, Triana. 2014. Analisis Faktor-
merupakan faktor yang paling dominan faktor Yang Mempengaruhi Kredit
yang menyebabkan terjadinya kredit macet. Macet Pada Lembaga
Penelitian ini hanya menggunakan Faktor Perkreditan Desa Di Kecamatan
Intern dan ekstern dengan emapt dimensi Denpasar Timur Periode 2010-
sehingga bisa ditambah menggunakan 2013. Bali : Fakultas Ekonomi
faktor-faktor dan dimensi lain yang dapat dan Bisnis Universitas
menyebabkan terjadinya kredit macet. Pendidikan ganesha

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2003. Manajemen


Perbankan. Malang : UMM

Djuhmana,Muhammad.2000.Hukum
Perbankan Di Indonesia.
Bandung: PT.Citra Aditya Bakti

Perbarindo. 2005. Strategi Penyelesaian


Kredit Bermasalah. Bali: Tim
Pelatih Perbarindo.

Rivai, Veithzal. 2006. Credit Management


Handbokk. Jakarta : PT
Rajagrafindo

Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Dasar-


dasar dan Teknik Management
Kredit. Jakarta:Bumi Aksara.

Susilo, Sri. Bank dan Lembaga Perkreditan


Lainnya. Jakarta : Salemba
Empat

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.(1998).Jakarta.
Kelima. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.

Wardani, Tuti. 2013. Analisis Faktor-faktor


Yang Mempengaruhi Kredit
Macet Pada Lembaga
Perkreditan Desa Di Kecamatan
Susut Kabupaten Bangli. Bali :
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pendidikan ganesha

Anda mungkin juga menyukai