Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI

DAN VOLUME EKSPOR IMPOR TERHADAP


NILAI TUKAR RUPIAH
Oleh:
Andy El Yudha
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail/No. Hp: - /0355371076

Syamsul Hadi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail/No. Hp: - /08885156969

Abstract

The purpose of this research is to know the level of effect interest rate and
volume export import to year rupiah exchange rate 2002-2006. In this research, the
auther taken hypothesis which guesses that interest rate, value export import, rupiah
exchange rate to $ US Lag_1 has significant effect to rupiah exchange rate. Technique
analyse the data by writer by using doubled linear analysis regresi with the ordinary
smallest square (OLS) and also use the test t and test F. From the analysis can be
pulled conclusion that variable interest rate and export import volume have negative
effect to rupiah exchange rate, while variable rupiah exchange rate to $ US Lag_1 have
positive and significant to rupiah exchange rate.

Keywords : exchange rate, Interest Rate, Export Import

PENDAHULUAN menyebabkan perekonomian Indonesia


Sektor perdagangan luar negeri semakin banyak dipengaruhi oleh
menjadi penghubung antara kondisi perekonomian dunia. Derajat
perekonomian dalam negeri dengan keterbukaan tersebut akan membawa
perekonomian luar negeri. Hubungan dampak pada perubahan nilai tukar.
tersebut menyebabkan adanya saling Seperti halnya negara lain,
ketergantungan di antara berbagai Indonesia dalam melakukan
perekonomian. Oleh karena itu, semakin perdagangan internasional memerlukan
terbuka perekonomian suatu negara, devisa (foreign exchange) berupa mata
semakin pekalah kesejahteraannya uang kuat (hard currency) yaitu mata
terhadap kegiatan ekonomi yang terjadi uang yang bisa diterima secara luas
di tempat lain. sebagai bukti pembayaran internasional
Kecenderungan dunia yang dan digunakan sebagai alat tukar dalam
semakin mengglobal akan menyebabkan transaksi internasional (Kuncoro,
perekonomian suatu negara semakin 1996:18). Mata uang yang tergolong
terintegrasi dengan perekonomian dunia, dalam kategori tersebut adalah Dolar
sesuai dengan kadar keterbukaan negara AS, Poundsterling, Yen dan Deutsche
yang bersangkutan. Demikian pula yang Mark. Oleh karena itu penting untuk
terjadi di Indonesia. Akibat mengetahui nilai tukar (exchange rate)
perekonomian yang semakin terbuka
Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

valuta asing dalam perdagangan Kemudian terjadi perubahan mendasar


internasional. dalam kebijakan mengambang terkendali
Pada dasarnya jenis sistem nilai terjadi pada tanggal 14 Agustus 1997,
tukar yang utama meliputi, pertama, nilai dimana jika sebelumnya Bank Indonesia
tukar mengambang (floating exchange menggunakan band sebagai guidance
rate) yang terdiri dari: mengambang atas pergerakan nilai tukar maka sejak
bebas (clean floating rates) ditentukan saat itu tidak ada lagi band sebagai
oleh mekanisme pasar tanpa campur acuan nilai tukar.
tangan pemerintah dan mengambang Namun demikian cukup sulit
terkendali (dirty floating rates), ada menjawab apakah nilai tukar rupiah
campur tangan pemerintah. Kedua, sepenuhnya dilepas ke pasar ( free
sistem nilai tukar tertambat (pegged floating) atau masih akan dilakukan
exchange rates) yaitu menambatkan nilai intervensi oleh Bank Indonesia. Dengan
mata uangnya dengan mata uang lain mengamati segala dampak dari sistem
atau sekelompok mata uang. Ketiga, free floating serta dikaitkan dengan
sistem tertambat merangkak (crawling kondisi/struktur perekonomian Indonesia
pegs) yaitu melakukan sedikit perubahan selama ini nampaknya purely free
dalam nilai mata uangnya secara floating sulit untuk dilakukan.
periodik dengan tujuan untuk bergerak Kemungkinannya adalah Bank Indonesia
menuju suatu nilai tertentu pada rentang akan tetap mempertahankan managed
waktu tertentu. Keempat, sekeranjang floating dengan melakukan intervensi
mata uang (basket of currencies), secara berkala, selektif , dan pada timing
menetapkan nilai mata uangnya yang tepat.
berdasarkan sekeranjang mata uang. Dengan diberlakukannya sistem
Kelima, nilai tukar tetap (fixed exchange nilai tukar mengambang penuh/bebas
rates) yaitu negara mengumumkan suatu (freely floating system) yang dimulai
nilai tukar tertentu atas mata uangnya sejak Agustus 1997, posisi nilai tukar
dan menjaga nilai tukar ini dengan rupiah terhadap mata uang asing
menyetujui untuk membeli atau menjual (khususnya US$) ditentukan oleh
valas dalam jumlah tak terbatas pada mekanisme pasar. Sejak masa itu naik
nilai tukar tersebut (Kuncoro,1996:27). turunnya nilai tukar (fluktuasi)
Di Indonesia, ada tiga sistem yang ditentukan oleh kekuatan pasar.
digunakan dalam kebijakan nilai tukar Pergerakan nilai tukar rupiah
rupiah sejak tahun 1971 hingga terhadap USD pasca diberlakukannya
sekarang. Antara tahun 1971 hingga sistem nilai tukar mengambang terus
1978 dianut sistem tukar tetap (fixed mengalami kemerosotan. Pada bulan
exchange rate) dimana nilai rupiah Agustus 1997 nilai tukar rupiah terhadap
secara langsung dikaitkan dengan dolar USD sebesar Rp 3.035,-per USD, terus
Amerika Serikat (USD). Sejak 15 mengalami tekanan sehingga pada
November 1978 sistem nilai tukar Desember 1997 nilai tukar rupiah
diubah manjadi mengambang terkendali terhadap USD tercatat sebesar Rp
(managed floating exchange rate) 4.650,-per USD. Memasuki tahun 1998,
dimana nilai rupiah tidak lagi semata- nilai tukar rupiah melemah menjadi
mata dikaitkan dengan USD. Maksud sebesar Rp10.375,-per USD, bahkan
dari sistem nilai tukar tersebut adalah pada bulan Juni 1998 nilai tukar rupiah
bahwa meskipun diarahkan ke sistem sempat menembus level Rp14.900,-per
nilai tukar mengambang namun tetap USD yang merupakan nilai tukar
menitik beratkan unsur pengendalian. terlemah sepanjang sejarah nilai tukar

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 48


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

rupiah terhadap USD. Nilai tukar rupiah juga bergerak stabil pada Rp 9.000-9.200
terhadap USD tahun 1999 melakukan per satu dolar AS. Keberhasilan lain
recovery menjadi sebesar Rp 7.810,-per yang dicapai adalah indeks harga saham
USD, tahun 2000 kembali melemah di Bursa Efek Jakarta yang mencatat
sebesar Rp 8.530,-per USD, tahun 2001 kinerja terbaik ketiga di Asia, dan nilai
melemah lagi menjadi Rp10.265,- per ekspor Indonesia yang terus meningkat.
USD, tahun 2002 kembali menguat Bagi Indonesia dalam upaya
menjadi Rp 9.260,-per USD, tahun 2003 membangun perekonomian yang lebih
menguat menjadi Rp8.570,-per USD dan baik, harus didahului upaya untuk
pada tahun 2004 sebesar Rp 9.400,-per menentukan nilai tukar valuta asing pada
USD. tingkat yang menguntungkan sehingga
Pada tahun 2005, melambungnya momentum pembangunan menjadi sehat
harga minyak dunia yang sempat dan kegairahan dunia usaha yang berada
menembus level USD 70/barrel pada tingkat yang tinggi tetap dapat
memberikan kontribusi yang cukup terpelihara. Namun kesemuanya itu
besar terhadap meningkatnya permintaan tidaklah mudah dan memerlukan
valuta asing sebagai konsekuensi negara perhatian yang besar. Faktor-faktor yang
pengimpor minyak. Kondisi ini mempengaruhi nilai tukar sangat
menyebabkan nilai tukar rupiah beragam sehingga perlu diketahui
melemah terhadap US$ dan rata-rata bagaimana perilaku nilai tukar dalam
kurs rupiah pada tahun 2005 mencapai jangka pendek dan jangka panjang,
Rp 9.705,- per USD. sehingga memudahkan pemerintah
Memasuki tahun 2006 nilai tukar dalam menerapkan kebijaksanaan
rupiah menguat antara lain didorong oleh pengendalian nilai tukar. Penentuan nilai
arus masuk modal asing melalui SBI, tukar valuta asing menjadi pertimbangan
SUN, dan pasar modal; serta penting bagi negara yang terlibat dalam
menurunnya kebutuhan impor. Dalam perdagangan internasional karena nilai
bulan April 2006, rata-rata harian nilai tukar valuta asing berpengaruh besar
tukar rupiah mencapai Rp 8.937,-per terhadap biaya dan manfaat dalam
USD dan dalam empat bulan pertama perdagangan internasional.
tahun 2006 mencapai Rp 9.212,-per Fluktuasi yang dialami oleh nilai
USD. tukar rupiah akan berpengaruh pada
Di tahun 2007 ekonomi Indonesia aktifitas ekspor dan impor dan
mengalami perkembangan amat pesat sebaliknya perubahan pada aktifitas
dalam satu dekade terakhir. Bank Dunia tersebut juga bisa mempengaruhi nilai
dalam laporan terbarunya, memuji tukar rupiah. Maka, melalui sektor luar
keberhasilan Indonesia dalam sektor negeri tersebut akan dimulai proses
fiskal dan arah kebijakan pemerintah di kontaminasi perekonomian domestik
bidang makro ekonomi. Hal ini oleh perekonomian luar negeri.
disampaikan oleh Wakil Presiden Bank Daya tarik dari hubungan antara
Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Jim nilai tukar dan tingkat harga terletak
Adams (Republika, 12 Juli 2007). pada perbedaan pandangan antar
Keberhasilan makro ekonomi beberapa ekonom mengenai faktor-
Indonesia saat ini memang faktor yang mempengaruhi nilai tukar.
mengesankan. Hal ini tercermin antara Satu sisi menganggap bahwa faktor
lain lewat penurunan BI rate dari 12,75 penting yang mempengaruhi nilai tukar
persen tahun 2006 menjadi 8,25 persen adalah jumlah uang beredar, tingkat
pada Juli 2007. Nilai tukar rupiahpun

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 49


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

output riil dan suku bunga (Mac Donald terhadap nilai tukar mata uang rupiah
and Taylor, 1994). terhadap dolar AS?
Pendekatan yang digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor yang TINJAUAN PUSTAKA
mempengaruhi nilai tukar adalah Secara sederhana, kurs mata uang
pendekatan perdagangan dan pendekatan adalah perbandingan nilai antar mata
paritas daya beli. Model pendekatan uang. Kurs menunjukkan harga suatu
perdagangan ini melihat bahwa nilai mata uang jika dipertukarkan dengan
tukar/kurs antara dua mata uang dari dua mata uang lain. Sebagai contoh, nilai
negara ditentukan oleh besar kecilnya kurs rupiah per US$ sebesar Rp
perdagangan barang dan jasa diantara 10.000/US$, berarti bahwa untuk
kedua negara tersebut. Menurut membeli US$ 1 diperlukan Rp 10.000.
pendekatan ini kurs ekuilibrium adalah Sebaliknya, untuk memperoleh Rp 1
kurs yang akan menyeimbangkan nilai dibutuhkan US$ 0.0001.
impor dan ekspor dari suatu negara. Jika Meskipun sering dipadankan, pada
nilai impor negara tersebut lebih besar dasarnya istilah “nilai tukar mata uang”
dari pada nilai ekspornya (artinya negara dan “kurs” tidaklah sama, melainkan
bersangkutan mengalami defisit berbanding terbalik, sebagai contoh, jika
perdagangan), maka kurs mata uangnya semula nilai US$1 sama dengan Rp
mengalami peningkatan (artinya mata 9.800 kemudian menjadi US$1 sama
uang tersebut mengalami dengan Rp 10.000, maka kurs rupiah
depresiasi/penurunan nilia tukar) naik karena angkanya semakin besar
(Salvatore,1997:43). namun nilai tukarnya turun, sebaliknya
Sedangkan pendekatan paritas kurs dolar turun namun nilai tukarnya
daya beli (purchasing power parity) naik (Salvatore,1997:9).
secara garis besar menyatakan bahwa Setiap negara memiliki sebuah
pasar valuta asing berada dalam kondisi mata uang yang menunjukkan harga
keseimbangan apabila semua barang dan jasa. Kurs memberi peranan
deposito/tabungan simpanan dalam sentral dalam perdagangan internasional
berbagai valuta asing menawarkan untuk membandingkan segenap barang
tingkat tingkat imbalan yang sama. Kurs dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai
ekuilibrium tercipta apabila terjadi negara. Nilai tukar menurut Rivers Batiz
kondisi paritas suku bunga (interest (1994) adalah harga dimana mata uang
parity), dimana hal ini menyatakan asing dapat dijual dan dinyatakan dalam
bahwa dalam sistem devisa bebas tingkat satuan mata uang domestik dan harus
bunga dinegara satu akan cenderung ditentukan berdasarkan kekuatan
sama dengan tingkat bunga dinegara permintaan dan penawaran, dimana nilai
lain, setelah diperhitungkan mengenai tukar fungsinya memperbolehkan
laju depresiasi mata uang negara satu pembeli dan penjual mata uang untuk
terhadap yang lain (Boediono,1995:101). mempertukarkan satu mata uang ke mata
Berdasarkan latar belakang uang lainya. Sedangkan menurut Lipsey
permasalahan yang ada, maka dapat (1990) nilai tukar adalah harga dimana
dirumuskan masalah 1) Apakah nilai pembelian dan penjualan atas mata uang
tukar rupiah terhadap dolar dipengaruhi asing atau klaim terjadi dan jumlah mata
oleh tingkat suku bunga SBI, volume uang domestik yang harus dibayarkan
ekspor-impor? 2)Seberapa besar untuk memperoleh satu unit mata uang
pengaruh masing-masing variabel asing.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 50


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Kurs mata uang berfluktuasi setiap mata uang umum. Jika satu dolar bernilai
saat. Dalam sistem mata uang 120 yen, maka harga mobil Amerika
mengambang bebas (free float), apabila adalah 1.200.000 yen. Membandingkan
harga suatu mata uang menjadi semakin harga mobil Amerika (1.200.000 yen)
mahal terhadap mata uang lain, maka dan harga mobil Jepang (2.400.000 yen),
mata uang itu dikatakan terapresiasi. dapat disimpulkan bahwa harga mobil
Sebaliknya, jika harga suatu mata uang Amerika separuh dari harga mobil
turun terhadap mata uang lain, mata Jepang. Dengan kata lain, pada harga
uang itu disebut terdepresiasi. Dalam berlaku, kita bisa menukar 2 mobil
sistem mata uang tertambat (pagged), Amerika untuk 1 mobil jepang.
12 yen dolar   10.000 dolar Mobil Amerika 
kenaikan nilai suatu mata uang terhadap 2.400.000 yen Mobil Jepang
Kurs Riil=
mata uang lain disebut revaluasi, Mobil Jepang
sedangkan penurunan nilai suatu mata Mobil Amerika
uang disebut devaluasi. = 0,5 x
Nilai tukar suatu mata uang Pada harga dan kurs ini, kita
memiliki dua konsep yaitu: pertama dapatkan separuh harga mobil Jepang
konsep nominal adalah merupakan per mobil Amerika. Secara umum
konsep untuk mengukur harga mata uang perhitungan ini dapat ditulis:
(Kurs Nominal) x Harga Barang Domestik
yang berbeda, dimana konsep ini Kurs Riil= (Harga Barang Luar Neger i)
menyatakan berapa jumlah mata uang Tingkat dimana kita
suatu negara yang diperlukan untuk memperdagangkan barang domestik dan
mendapatkan sejumlah mata uang asing. barang luar negeri tergantung pada harga
Kedua, konsep riil adalah konsep yang barang dalam mata uang lokal pada
mengukur perbedaan harga dari suatu tingkat dimana mata uang dipertukarkan.
komoditi ekspor suatu negara di pasar Perhitungan kurs riil untuk barang
internasional, sedangkan komponen tunggal ini menjelaskan bagaimana kita
nominal adalah perkembangan kurs mata seharusnya mendefinisikan kurs riil
uang asing baik bilateral maupun untuk kelompok barang yang lebih luas.
multilateral sehingga nilai tukar riil suatu Dimana e sebagai kurs nominal (jumlah
mata uang dapat berfluktuasi tetapi nilai yen per dolar), P adalah tingkat harga di
tukar nominal stabil. Amerika Serikat (diukur dalam dolar),
Nilai tukar nominal dibedakan ada dan P* adalah tingkat harga di jepang
dua yaitu: nilai tukar spot dan nilai tukar (diukur dalam yen) Maka kurs riil ε
forward. Nilai tukar spot adalah nilai adalah:
tukar dimana penyerahan barang Kurs Riil = Kurs Nominal x Rasio
dilaksanakan bersamaan pada saat Tingkat Harga
transaksi terjadi. Sedangakan Nilau tukar ε = е x (P/P*)
forward adalah nilai tukar dimana Kurs Riil diantara kedua negara
penyerahan barang dilakukan dihitung dari kurs nominal dan tingkat
dikemudian hari setelah transaksi terjadi. harga di kedua negara. Jika kurs Riil
Untuk melihat hubungan diantara adalah tinggi, barang-barang luar
kurs riil dan kurs nominal, sebagai negeri relatif murah, dan barang-barang
contoh sebuah barang yang diproduksi di domestik relatif mahal. Jika Kurs riil
banyak negara: mobil. Jika harga mobil adalah rendah, barang-barang luar
Amerika adalah $10.000 dan harga negeri relatif mahal, barang-barang
mobil Jepang 2.400.000 yen. Untuk domestik relatif murah
membandingkan harga kedua mobil (Mankiw,2000:192-193).
tersebut, harus mengubahnya menjadi

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 51


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Tingkat bunga dalam pengertian R


dasar adalah harga dari penggunaan uang LM
untuk jangka waktu tertentu. Tingkat
bunga sebagai harga yang harus dibayar
apabila terjadi pertukaran antara satu RM
rupiah sekarang dan satu rupiah yang
akan datang. Menurut Keynes tingkat
suku bunga ditentukan oleh Preferensi IS
Likuiditas (Likuidity Preference) dan
jumlah uang. Sedangkan Likuidity
Preference disebabkan oleh: 0 Ye Y
Transaction Motive, dimana orang (Pendap
Gambar 1. Terjadinya Tingkat Bunga Keseimbangan
memerlukan uang yang likuid untuk (Sumber: Nopirin, 1983:98-100) atan
melakukan transaksi pembayaran sehari- Nasional
hari. Tingkat bunga akan naik )
apabila
Precautionary Motive, dimana jumlah uang kecil dan permintaan
orang ingin mempunyai persediaan uang terhadapnya besar, dan sebaliknya bunga
untuk menghadapi peristiwa yang tidak akan turun apabila jumlah uang besar
terduga, cadangan/persediaan bila tetapi permintaan sedikit (Manullang,
sewaktu-waktu harus melakukan 1983:105).
pembayaran. Menurut Sir Jhon Hicks bahwa
Speculative Motive, dimana orang tingkat bunga keseimbangan bisa
ingin mempunyai uang likuid untuk dikatakan bebar-benar merupakan
mencari untung pada saat dapat tingkat bunga keseimbangan bagi suatu
dilakukan spekulasi. perekonomian apabila tingkat bunga
Kaum klasik berpendapat bunga tersebut memenuhi keseimbangan di
adalah harga dari penggunaan dana yang pasar dana investasi dan sekaligus
dipinjam, yang berarti dana yang terjadi keseimbangan di pasar uang, (sebagai
untuk dipinjamkan/harga yang terjadi aktiva/asset likuid). Sesuai dengan teori
dipasar dana investasi. Dana yang keynes, Hicks menyatakan bahwa
dipinjamkan dibentuk oleh penabung tabungan tidak hanya ditentukan oleh
yang berfungsi sebagai suplai dan tingkat bunga, tetapi juga oleh tingkat
investor yang berfungsi sebagai demand. pendapatan. Tabungan akan naik apabila
Penabung yaitu anggota masyarakat pendapatan nasional naik, dan investasi
yang menerima pendapatan melebihi apa cenderung naik apabila tingkat bunga
yang mereka perlukan untuk kebutuhan turun, dan interaksi ini bisa diturunkan
konsumsinya selama periode tertentu. kurva IS, yang menunjukkan tingkat
Sedangkan investor adalah anggota bunga keseimbangan dipasar dana
masyarakat yang membutuhkan dana. investasi pada setiap tingkat pendapatan
Akibat adanya permintaan dan nasional. Sedangkan kurva LM
penawaran akan dana maka terjadilah menunjukkan tingkat bunga
pasar Leonable yang mempertumukan keseimbangan yang terjadi dipasar uang
penabung dan investor. Dan dari proses pada setiap tingkat pendapatan nasional
tawar-menawar antara mereka akhirnya (Boediono,1995:84).
dihasilkan tingkat suku bunga
keseimbangan (Boediono.1995:77).

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 52


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

penerimaan ekspor barang dan jasa),


r sering lebih besar dari pada yang
dikompensasikan oleh surplus “Neraca
Modal” pada neraca pembayaran. Neraca
modal merupakan bagian neraca
pembayaran yang mencatat semua jual
beli internasioanal atas berbagai asset.
LP (Liquidity Dan perlu diketahui bahwa pembelian
Preferen asset pada dasarnya adalah “impor”,
0 Σ ce)
sedangkan penjualan asset adalah
R U
“ekspor”. Neraca pembayaran
a LM
menggambarkan secara menyeluruh
n
mengenai hubungan ekonomi luar negeri
yang merupakan suatu catatan sistematis
g
RM mengenai semua transaksi ekonomi.
Transaksi ekonomi adalah setiap
pertukaran nilai yang biasanya
IS merupakan suatu tindakan yang
menyebabkan terjadinya pengalihan
barang atau jasa ekonomi. Setiap
0 Ye Y transaksi memiliki dua sisi dari sudut
Gambar 2. Tingkat Bunga Keseimbangan (Pendap pandang negara asal. Kedua pandangan
(Sumber, Nopirin, 1985:113) atan tersebut didefinisikan sebagai berikut;
Jadi sintesis Hicks adalah tingkat Nasional
“Kredit adalah arus nilai keluar yang
bunga yang merupakan tingkat bunga )
ditukar dengan arus nilai kenegara yang
keseimbangan dipasar investasi dan bersangkutan sebagai tukaran atau
sekaligus merupakan tingkat bunga pembayaran yang harus dilunasi. Debet
keseimbangan di pasar uang. adalah suatu arus nilai masuk di mana
Perdagangan Internasional penduduk dari negara tersebut harus
memegang peranan penting dalam membayar (Lindert, 1996).
sejarah pembangunan dunia ketiga. Permintaan Rp ditentukan
Namun kebanyakan negara-negara permintaan barang/jasa buatan Indonesia
berkembang harus menguntungkan diri, oleh orang Amerika. Makin banyak
dari pada ekspor komoditi primer bukan impor Amerika dari Indonesia makin
mineral sebagai sumber devisa. besar kebutuhan Rp untuk membayar
Demikian juga negara sedang impor dari Indonesia. Transaksi impor
berkembang sering menyandarkan diri dari Indonesia juga akan mempengaruhi
pada ekspor bahan mentah, mesin barang penawaran US $, karena makin besar
modal, barang setengah jadi, dan barang impor dari Indonesia, maka semakin
konsumsi untuk mendorng peningakatan banyak US $ harus ditukar atau
industri. Di sisi lain negara sedang ditawarkan terhadap Rp untuk
berkembang permintaan terhadap barang membayar impor tersebut.
impor telah meningkat melampui Permintaan US $ ditentukan dari
kapasitas pengahasil dari ekspor. permintaan barang/jasa buatan Amerika
Hal ini menyebabkan defisit dari Serikat oleh orang Indonesia. Makin
posisi neraca pembayaran. Sementara itu banyak impor Indonesia dari Amerika
defisit pada neraca barang dan jasa Serikat, makin besar kebutuhan US $
(kelebihan pembayaran impor atas untuk membayar impor dari Amerika

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 53


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Serikat. Transaksi impor dari Amerika persyaratan ini disebut dengan Marshall-
juga akan mempengaruhi penawaran Rp, Lerner condition (Simorangkir dan
karena makin besar impor dari Amerika, Suseno, 2004:32).
maka semakin banyak Rp harus ditukar Sifat kurs valuta asing sangat
atau ditawarkan terhadap US $ untuk tergantung dari sifat pasar. Apabila
membayar impor tersebut. transaksi jual beli valuta asing dapat
Berdasarkan konsep purchasing dilakukan secara bebas dipasar, maka
power parity (PPP), nilai barang ekspor kurs valuta asing akan berubah-ubah
dan impor suatu negara dipengaruhi oleh sesuai dengan perubahan permintaan dan
nilai tukar mata uang lokal terhadap penawaran. Kebijakan pemerintah
mata uang asing. Devaluasi atau (kenaikan pengeluaran pemerintaha
depresiasi nilai tukar mata uang lokal misalnya) akan menaikkan pendapatan
terhadap mata uang asing dan harga. Kenaikkan pendapatan dan
mengakibatkan nilai barang impor akan harga menyebabkan impor naik yang
menjadi lebih mahal dan untuk barang berarti naiknya permintan akan valuta
ekspor menjadi murah. Sebaliknya asing. Akibat selanjutnya kurs valuta
apabila kebijakan revaluasi atau asing akan naik (depresiasi mata uang
apresiasi dilakukan maka nilai barang sendiri).
impor akan menjadi lebih murah dan Disamping faktor-faktor ekonomi
untuk barang ekspor akan menjadi lebih tersebut masih ada faktor nonekonomi
mahal (Simorangkir dan Suseno, yang menyebabkan perubahan kurs
2004:31). seperti faktor politik dan pysikologis,
Kebijakan devaluasi atau misalnya kepanikan didalam negeri akan
penurunan nilai tukar mata uang lokal menyebabkan kurs naik karena larinya
dapat digunakan untuk memperbaiki dana keluar negeri.
neraca perdagangan. Devaluasi nilai Semua faktor yang didebutkan
tukar mengakibatkan penurunan harga diatas akan mempengaruhi pergeseran
barang ekspor dan pada lanjutannya kurva permintaan dan penawaran. Yang
mendorong peningkatan daya saing harus dibedakan dengan pergerakan
barang-barang ekspor dan pada akhirnya dalam satu kurva permintaan dan
dapat meningkatkan volume barang- penawaran itu sendiri. Secara grafik
barang ekspor. dapat dilukiskan pada gambar
Banyak faktor yang mempengaruhi Pergerakan didalam satu kurva
keberhasilan devaluasi terhadap neraca berarti bahwa kenaikan atau penurunan
perdagangan, terutama berkaitan dengan kurs akan mengakibatkan penurunan
elastisitas barang impor dan ekspor. Jika atau kenaikkan jumlah valuta asing yang
elastisitas barang impor atau barang diminta. Sedangkan pergeseran kurva
ekspor terhadap harga elastis, maka permintaan dari D0 ke D1 diakibatkan
devaluasi atau depresiasi akan oleh kenaikan pengeluaran pemerintah,
mendorong ekspor dan mengurangi kenaikan jumlah uang yang beredar,
impor. Sebaliknya, jika elastisitas barang selera masyarakat yang bergeser dari
ekspor dan impor tidak elastis, maka barang buatan dalam negeri menjadi
kebijakan devaluasi ataupun depresiasi barang buatan luar negeri. Makin tinggi
akan sulit untuk memperbaiki neraca tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif
perdagangan. Kebijakan devaluasi dapat terhadap negara lain) makin besar pula
berhasil memperbaiki neraca kemungkinan untuk impor yang berarti
perdagangan jika elastisitas barang makin besar pula permintaan akan valuta
ekspor dan impor lebih dari satu dan asing.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 54


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Menurut Hady (1999:45) teori hal yang perlu mendapat perhatian


IRP (Interest Rate Parity) mengatakan khusus dalam mencapai target
bahwa perbedaan tingkat suku bunga makroekonomi yang telah ditetapkan
pada International Money Market akan adalah intervensi politik terhadap BI
cenderung sama dengan forward rate yang kemudian mempengaruhi kebijakan
premium atau pun discoun. Dengan kata moneter atau BI sendiri yang berpolitik.
lain, berdasarkan IRP akan dapat Hal ini bisa menyebabkan melesetnya
ditentukan berapa perubahan kurs target inflasi yang pada giliranya
forward atau forward rate (FR) mepengaruhi kurs rupiah, suku bunga,
dibandingkan dengan spot rate (SR) bila dan perubahan ekonomi serta
terdapat perbedaan tingkat bunga antara pemuliahan ekonomi secara keseluruhan.
home country dengan foreign country. Menurut Basri (2002:84), Kebijkan
Menurut Krugman (1992:118) bahwa moneter lebih berperan dalam
kurs terbentuk oleh suku bunga dan menstimulasi pemulihan ekonomi.
perkiraan-perkiraan atau harapan untuk Kebijakan moneter yang efektif
masa mendatang. Namun untuk menjajikan tercapinya inflasi yang
memahami sepenuhnya gerakan-gerakan rendah, stabilitas kurs dan suku bunga.
kurs dalam jangka panjang, kita harus Dalam perekonomian terbuka
memperluas model kita kedua arah. dengan arus lalu lintas modal yang
Pertama kita harus melengkapi bebas, peningkatan suku bunga akan
penelaahan terhadap keterkaitan antara meperkuat nilai tukar karena terjadi
kebijakan-kebijakan moneter, inflasi, pemasukan modal dari luar negeri
suku bunga dan kurs. Kedua, kita harus (kecuali ada faktor lain yang kurang
menyoroti sejumlah faktor selain dari dapat merangsang investasi, instabilitasi
penawaran dan permintaan uang politik). Apabila semakin tinggi tingkat
misalnya, berbagai pergeseran suku bunga maka kurs rupiah akan
permintaan pasar akan barang dan jasa terapresiasi.
yang turut mempengaruhi kurs. Secara teoritis, meningkatnya
Instrumen tingkat suku bunga inflasi akan mengakibatkan
dalam jangka panjang, menyebabkan terdepresiasinya kurs rupiah dan
nilai tukar rupiah terdepresiasi. Selain meningkatnya tingkat suku bunga akan
tidak efektif, menaikkan suku bunga mengakibatkan kenaikan nilai tukar
berdasarkan pengalaman ekonomi yang rupiah terhadap dollar. Suku bunga yang
terjadi di Indonesia, justru mendorong tinggi memang tidak memberikan iklim
peningkatan laju inflasi. Berbagai studi yang kondusif bagi pemulihan ekonomi.
juga mengungkapkan bahwa tingkat Sekalipun kurs rupiah telah mengalami
suku bunga tidak begitu berpengaruh penguatan.
besar pada perubahan kurs rupiah.
Menurut Basri (2002:87) ada beberapa

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 55


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Kebijakan pemerintah
(Fiskal dan Moneter)

Pengeluaran naik Kenaikan sediaan uang

Kenaikan
pendapatan Suku bunga merosot
dan harga

Pembelanjaan Modal
Neraca
Ekspor naik Impor naik dan keluar
perdagangan
pendapatan meningkat
memburuk
meningkat

Daya saing (Qx) naik


meningkat Nilai tukar Rp
terhadap $ turun
(Karena harga
relatif turun (Px) relatif turun
dari
sebelumnya)

Neraca
Perdagangan naik
Depresiasi mata
(surplus) / kembali
uang dalam negeri
keposisi semula

Gambar 3. Konsep Gabungan Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Ekspor-Impor

METODE PENELITIAN rupiah, digunakan analisis regresi linier


Alat analisis penelitian yang berganda. Regresi ini dilakukan atas satu
digunakan untuk mengetahui hubungan variabel terikat terhadap dua variabel
antara kejutan nilai tukar dengan bebas. Hal ini bertujuan untuk
variabel-variabel penelitian dan hipotesis mengetahui pengaruh antara variabel
yang telah disusun berdasarkan teori. bebas secara keseluruhan terhadap
Penjelasan mengenai alat analisis variabel terikat.
penelitian ini mengemukakan cara Secara sistematik persamaan
penelitian yang digunakan untuk tersebut dapat dituliskan dengan:
estimasi model yang dikemukakakan Y = a + b1 X1 + b2 X2 + ei
dalam penelitian ini. Pembahasan alat
analisis penelitian ini meliputi Dimana, Y= Besarnya nilai tukar
permasalahan statistik berkaitan dengan rupiah; X1= Besarnya tingkat suku
estimasi model runtut waktu. Penelitian bunga SBI; X2 = Besarnya net ekspor
ini menggunakan data time series yang impor; a= Konstanta; b1,b2= Koefisien
mempunyai karakteristik khusus dalam regresi; ei= Variabel pengganggu yang
analisisnya. Permasalahan yang akan mewakili semua faktor-faktor lain tetapi
dikemukakan meliputi stasionaritas data tidak dimasukan dalam model.
dan pengujiannya. Dengan Langkah selanjutnya setelah
memperhatikan kerangka pikir diatas melakukan regresi adalah menguji
maka penelitian ini mengunakan analisis hipotesis yang telah dibuat sebelumnya.
regresi berganda. Adapun uji hipotesis ini ada dua macam,
Menurut Sanusi (2003:121) untuk yaitu: uji parsial (uji t) dan uji serentak
mengetahui pengaruh tingkat suku bunga (uji F).
dan ekspor impor terhadap nilai tukar

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 56


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Uji hipotesis (Uji t), adalah untuk signifikansi koefisien determinan (R2).
menguji koefisien regresi secara parsial Uji F yang signifikan menunjukkan
atau mengetahui masing-masing variabel bahwa variabel-variabel tergantung
indefenden terhadap variabel defenden. dijelaskan sekian persen oleh variabel
Uji ini dilakukan dengan maksud untuk bebas secara bersama-sama adalah
mengetahui pengaruh variabel bebas benar-benar nyata dan bukan terjadi
secara parsial terhadap variabel karena kebetulan.
terikatnya Dengan kata lain, berapa persen
Uji hipotesa dua arah memiliki dua variabel tergantung dijelaskan oleh
arah penolakan Ho yaitu daerah positif seluruh variabel bebas secara serempak
(di sebelah kanan μ) dan negatif (di (bersama-sama), dijawab oleh koefisien
sebelah kiri μ). Jika letak nilai t statistik determinasi (R2), sedangkan signifikan
berada di sebelah kiri di daerah t krtitis atau tidak yang sekian persen itu dijawab
negatif atau sebelah kanan daerah positif oleh uji F. Berdasarkan ini, maka nilai
maka Ho ditolak (signifikan). Namun koefisien determinan (R2) dan uji F
apabila t statistik berada dalam t kritis menentukan baik tidaknya model yang
(negatif-positif), maka Ho diterima digunakan. Makin tinggi nilai koefisien
(tidak signifikan) Hipotesa yang disusun determinan (R2) dan signifikan, maka
adalah sebagai berikut: makin baik model tersebut.
Ho ; β = 0, berarti tidak ada pengaruh Hipotesis yang digunakan dalam
secara parsial antara uji ini yaitu. Jika F statistik > F kritis,
variabel bebas (Xi) maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti
terhadap variabel terikat pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap
(Yi). variabel terikat (Yi) adalah signifikan.
Hi = β ≠ 0 berarti ada pengaruh secara Jika F statistik < F kritis, maka Ho
parsial antara variabel diterima dan Hi ditolak, berarti pengaruh
bebas (Xi) terhadap variabel bebas (Xi) terhadap variabel
variabel terikat (Yi). terikat (Yi) adalah tidak signifikan
Dengan ketentuan: R2 menjelaskan proporsi variasi
Uji dua arah wilayah nilai kritis dalam varabel tergantung (Y) yang
ada dua yaitu negatif dan positif, dijelaskan oleh variabel bebas (lebih dari
sehingga agar lebih mudah dalam satu variabel : X1 ; 1 = 1 = 1,2,3.....k)
memahami ketentuan berikut, nilai t secara bersam-sama R adalahkoefisien
hitung akan dilihat nilai mutlaknya korelasi majemuk yang mengukur
(positif). Jika t hitung > t tabel, maka Ho tingkat hubungan antara variabel
ditolak dan Hi diterima, berarti pengaruh tergantung (Y) dengan semua variabel
variabel bebas (Xi) dengan variabel bebas yang menjelaskan secara bersam-
terikat (Yi) adalah signifikan. Jika t sama, dan nilainya selalu positif. Nilai
hitung < t tabel, maka Ho diterima dan R2 digunakan untuk melihat kemampuan
Hi ditolak, berarti pengaruh variabel model menerangkan variasi perubahan-
bebas (Xi) dengan variabel terikat (Yi) perubahan variabel bebas. Oleh karena
adalah tidak signifikan. itu mempergunakan Adjusted R Square
Uji seluruh koefisien regresi secara (R2) yang sudah memperhitungkan
serempak sering disebut dengan uji derajat kebebasan (dgree of freedom).
model. Oleh karena nilai F hitung Adapun R2 tersebut dapat dirumuskan
berhubungan erat dengan nilai koefisien sebagai berikut:
determinan (R2), maka pada saat n 1
R2 = 1 – (1 – r2) N  k 1
melakukan uji F sesungguhnya menguji

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 57


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Koefisien determinan (R2) maupun , maka nilai tukar rupiah terhadap US $


koefisien determinan yang disesuaikan akan menurun sebesar –0.00702.
(R-2) menunjukan kemampuan model Nilai koefisien regresi sebesar Ln
(variabel penjelas) dalam menjelaskan 0.881 yang berarti menunjukkan
variabel- variabel terikat. Apabila nilai pengaruh variabel nilai tukar rupiah
R2 besarnya antara 0 < R2, dimana terhadap US $ lag 1 terhadap variabel
semakin mendekati 1 maka dapat nilai tukar rupiah terhadap US $ tahun
dinyatakan model semakin baik dengan ini. Yaitu bahwa dengan adanya
asumsi tidak terjadi regresi lancung. peningkatan nilai tukar rupiah terhadap
US $ lag 1 sebesar satu % , maka nilai
PEMBAHASAN tukar rupiah terhadap US $ saat ini akan
Tabel 1. Hasil Regresi meningkat sebesar 0.881.
Tabel 2. Nilai R-Square

Dengan berdasarkan hasil


perhitungan regresi pada tabel diatas Berdasarkan pada hasil dari analisa
didapatkan suatu persamaan garis regresi regresi berganda dari masing-masing
sebagai berikut: variabel tingkat suku bunga dan nilai
Ln Nilai Tukar = Lno + 1 LnSubu ekspor terhadap nilai tukar rupiah US $
(X1) + 2 LnEximp2 memiliki korelasi ganda (Multiple R)
sebesar 0.903. Angka ini menunjukkan
+ 3 Ln Nitut_13 + E
kuatnya hubungan antara seluruh
LnNitu = Ln 1.233 - 0.025 Ln Subu –
variabel bebas dengan variabel terikat.
0.00702 Ln eximp +
Angka tersebut mendekati 1, berarti
0.881 LnNitut_1 + e
hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat sangat erat.
a (intercept) = 1.233 berarti jika variabel
Koefisien Determinasi R2 sebesar
suku bunga dan nilai ekspor sama
0.816. Dari besaran R2 tersebut dapat
dengan nol, maka nilai tukar rupiah
disimpulkan bahwa variabel suku bunga
terhadap US $ sama dengan 1.233.
dan nilai ekspor menjelaskan keragaman
Nilai koefisien regresi sebesar Ln
dari dependent variabel Nilai Tukar
–0.025 yang berarti menunjukkan
Rupiah terhadap US $ yaitu sebesar 82
pengaruh variabel Suku Bunga terhadap
%. Sedangkan sisanya sebesar 18 %
variabel nilai tukar rupiah terhadap US
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
$. Yaitu bahwa dengan adanya
dimasukkan ke dalam model persamaan.
perubahan suku bunga sebesar satu %,
Guna melihat apakah variabel
maka nilai tukar rupiah terhadap US $
independen secara bersama-sama
akan menurun sebesar 0.025.
mempengaruhi variabel dependent
Nilai koefisien regresi sebesar Ln
secara nyata atau tidak, dengan
–0.00702 yang berarti menunjukkan
menggunakan Uji F yaitu dengan cara
pengaruh variabel Nilai Eximp terhadap
membandingkan nilai Fhitung dengan
variabel nilai tukar rupiah terhadap US
Ftabel.
$. Yaitu bahwa dengan adanya
Tabel 3. Nilai Fhitung
peningkatan Nilai Eximp sebesar satu %

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 58


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Ho : 2 = 0 : artinya tidak ada


pengaruh dari variabel Nilai Ekspor
Import terhadap variabel Nilai Tukar
Rupiah terhadap US $
Hi : 2  0 : artinya ada pengaruh
dari variabel Nilai Ekspor Import
Dengan pengujian uji F diperoleh
terhadap variabel Nilai Tukar Rupiah
nilai Fhitung sebesar 73.946, sedangkan
terhadap US $.
Ftabel pada taraf nyata 5 % menunjukkan
Dengan menggunakan test dua
nilai sebesar 2.76, karena Fhitung  Ftabel
arah, derajat bebas 49 dan taraf nyata
maka hipotesis nol (Ho) di tolak dan
5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 2.0096.
Hipotesa alternatif (Hi) diterima. Hal ini
Sedangkan dengan pengujian statistik
menunjukkan bahwa ketiga variabel
diperoleh thitung sebesar -0.681, karena
independent secara bersama-sama
nilai thitung < ttabel, maka Ho ditolak dan
mempengaruhi nilai tukar rupiah
Hi diterima. Dengan demikian dapat
terhadap US $.
diambil kesimpulan bahwa variabel Nilai
Dengan demikian hipotesa yang
Ekspor Import adalah tidak signifikan
menyatakan nilai ekspor-impor, dan
pada taraf nyata  = 5 % dengan tingkat
tingkat suku bunga SBI secara simultan
kepercayaan 95 %.
berpengaruh positif terhadap nilai tukar
Untuk mengetahui sejauh mana
di Indonesia dapat diterima.
kebenaran koefisien Regresi untuk
Untuk mengetahui sejauh mana
variabel Nilai Ekspor Import digunakan
kebenaran koefisien Regresi untuk
uji t, dengan ketentuan sebagai berikut:
variabel Tingkat Suku Bunga digunakan
uji t, dengan ketentuan sebagai berikut: Ho: 3= 0 : artinya tidak ada pengaruh
dari variabel Nilai Tukar
Ho : 1 = 0 : artinya tidak ada
Rupiah terhadap US $
pengaruh dari variabel Tingkat Suku
Lag 1 terhadap variabel
Bunga terhadap variabel Nilai Tukar
Nilai Tukar Rupiah
Rupiah terhadap US $
terhadap US $.
Hi : 1  0 : artinya ada pengaruh
Hi : 3 0 : artinya ada pengaruh dari
dari variabel Tingkat Suku Bunga
variabel Nilai Tukar
terhadap variabel Nilai Tukar Rupiah
Rupiah terhadap US $
terhadap US $.
Lag 1 terhadap variabel
Dengan menggunakan test dua
Nilai Tukar Rupiah
arah, derajat bebas 49 dan taraf nyata
terhadap US $.
5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 2.0096.
Dengan menggunakan test dua
Sedangkan dengan pengujian statistik
arah, derajat bebas 49 dan taraf nyata
diperoleh thitung sebesar -1.588, karena
5%, diperoleh nilai ttabel sebesar 2.0096.
nilai thitung < ttabel, maka Ho ditolak dan
Sedangkan dengan pengujian statistik
Hi diterima. Dengan demikian dapat
diperoleh thitung sebesar 14.091, karena
diambil kesimpulan bahwa variabel
nilai thitung < ttabel, maka Ho ditolak dan
tingkat suku bunga adalah tidak
Hi diterima. Dengan demikian dapat
signifikan pada taraf nyata  = 5 %
diambil kesimpulan bahwa variabel Nilai
dengan tingkat kepercayaan 95 %.
Tukar Rupiah terhadap US $ Lag 1
Untuk mengetahui sejauh mana
adalah signifikan pada taraf nyata  = 5
kebenaran koefisien Regresi untuk
% dengan tingkat kepercayaan 95 %.
variabel Nilai Ekspor Import digunakan
Dengan berdasar pada analisis
uji t, dengan ketentuan sebagai berikut:
empiris di atas, telah diketahui bahwa

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 59


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

variabel Tingkat Suku Bunga dan Nilai yang negatif antara Nilai Ekspor Import
Ekspor Import mempunyai pengaruh dengan Nilai Tukar Rupiah terhadap US
yang cukup berarti terhadap Nilai Tukar $ untuk kurun waktu 2002 - 2006.
Rupiah terhadap US$ untuk kurun waktu Uji t menunjukkan bahwa t hitung
2002 - 2006. < t tabel, hal ini menyatakan bahwa Nilai
Pembahasan dibawah ini akan Eksport Import tidak mempunyai
menjelaskan hubungan antara tujuan pengaruh yang berarti. Sedangkan angka
penelitian dengan hasil penelitan. Di koefisien regresi dalam perhitungan
depan telah dijelaskan bahwa tujuan menunjukkan pengaruh variabel nilai
penelitian adalah untuk mengetahui eksport import terhadap nilai tukar
besarnya pengaruh Tingkat Suku Bunga rupiah terhadap US $. Hal ini
dan Nilai Ekspor Impor terhadap nilai menunjukkan bahwa dengan tiap
tukar rupiah oleh dolar untuk kurun terjadinya peningkatan nilai ekspor
waktu tahun 2002 - 2006. import sebesar 1 % akan menurunkan
Berdasar pada hasil perhitungan volume nilai tukar rupiah terhadap US $
regresi diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.025.
yang negatif antara Tingkat suku bunga Nilai Eskport Impor merupakan
dengan Nilai Tukar Rupiah terhadap US selisih antara nilai eksport baik Migas
$ untuk kurun waktu 2002 - 2006. dan Non Migas yang terjadi dalam kurun
Uji t menunjukkan bahwa t hitung waktu tertentu.. Dengan adanya Nilai
< t tabel, hal ini menyatakan bahwa Eskpor Non Migas dan Migas yang
Tingkat Suku Bunga tidak mempunyai cukup tinggi khususnya pada Hasil
pengaruh yang berarti. Sedangkan angka Hutang dan Laut antara lain Plywood,
koefisien regresi dalam perhitungan Blockboard, Chip Wood, Moulding,
menunjukkan pengaruh variabel tingkat Kayu Laminating meliputi Ikan Segar,
suku bunga terhadap nilai tukar rupiah Ikan Kerapu, Lobster, Kepiting dan
terhadap US $. Hal ini menunjukkan Udang Beku pada tahun 2006 mencapai
bahwa dengan tiap terjadinya 11.232.103,8 US$.
peningkatan nilai tingkat suku bunga Berdasar pada hasil perhitungan
sebesar 1 % akan menurunkan volume regresi diperoleh nilai koefisien regresi
nilai tukar rupiah terhadap US $ sebesar yang positif antara Nilai Tukar Rupiah
0.00702 terhadap US$ Lag 1 dengan Nilai Tukar
Perkembangan tingkat suku bunga Rupiah terhadap US$ Tahun ini untuk
pada tahun 2002 terus menerus kurun waktu 2002- 2006.
mengalami penurunan dari rata-rata pada Uji t menunjukkan bahwa t hitung
bulan Januari tahun 2002 sebesar > t tabel, hal ini menyatakan bahwa Nilai
17,09% menjadi 12,99% pada bulan Tukar Rupiah terhadap US$ Lag 1
Desember. Penurunan ini diakibatkan mempunyai pengaruh yang cukup
adanya inflasi pada tahun 2002 yang berarti. Sedangkan angka koefisien
mencapai 11%. Penurunan suku bunga regresi dalam perhitungan menunjukkan
juga terjadi pada tahun 2003 dan 2004, pengaruh variabel bebas terhadap
di mana tahun 2003 mengalami variabel terikat. Hal ini menunjukkan
penurunan sebesar 4,68% dari tahun bahwa dengan tiap terjadinya
2002 dan pada tahun 2004 mengalami peningkatan Nilai Tukar Rupiah
penurunan sebesar 0,88% dari tahun terhadap US $ lag 1 sebesar 1 % akan
2003. meningkatkan Nilai Tukar Rupiah
Berdasar pada hasil perhitungan terhadap US$ Tahun ini 0.881.
regresi diperoleh nilai koefisien regresi

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 60


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Nilai tukar merupakan nilai atau target awal pemerintah. Tingkat suku
harga tukar suatu mata uang negara lain bunga yang terus menerus mengalami
yang ditetapkan atau terjadi dalam lalu penurunan hingga mencapai rata-rata
lintas perdagangan dan moneter suatu pada awal periode I sebesar 15,17% dan
negara. Nilai tukar ini akan sangat terus turun hingga mencapai level
mempengaruhi nilai ekspor barang dan 12,99% pada akhir tahun 2002.
jasa yang diproduksi oleh suatu daerah Apresiasi nilai tukar rupiah
ataupun negara. Dengan nilai tukar nilai terhadap dolar cenderung menurun, yang
tukar yang semakin tinggi akan disertai suku bunga simpanan perbankan
memberikan keuntungan yang lebih yang cenderung menguat pada tahun
besar bagi produsen dalam negeri. pada pertengahan tahun 2004 dan
Dalam hal ini para pengahsil produk atau cenderung melemah kembali hingga
jasa akan beranggapan lebih akhir tahun 2005. Tetapi berangsur-
mendapatkan keuntungan yang lebih angsur menguat hingga kahir tahun
besar bila melakukan penjualan ke luar 2006.
negeri dari pada penjualan di dalam Sedangkan pengaruh nilai ekspor-
negeri. Dengan demikian setiap impor, dan tingkat suku bunga SBI
produsen dalam negeri akan semakin terhadap nilai tukar di Indonesia dapat di
terpacu untuk melakukan penjualan jelaskan sebagai berikut 1) Tingkat Suku
barang dan jasanya keluar negeri, Bunga tidak mempunyai pengaruh yang
dengan adanya fenomena tersebut akan berarti terhadap nilai tukar rupiah
semakin besar pula devisa yang diterima terhadap US $. Hal ini dapat diartikan
negara melalui ekspor. bahwa dengan tiap terjadinya
peningkatan nilai tingkat suku bunga
PENUTUP akan diikuti penurunan volume nilai
Secara umum dari hasil penelitian tukar rupiah terhadap US $. 2) Nilai
ini dapat diambil kesimpulan, bahwa Eksport Import tidak mempunyai
terjadi peningkatan ekspor dari tahun pengaruh yang berarti. terhadap nilai
2002 hingga tahun 2006, penigkatan ini tukar rupiah terhadap US $. Hal ini dapat
sangat signifikan khususnya pada ekspor diartikan bahwa setiap terjadinya
non migas sedangkan ekspor migas peningkatan nilai eksport import akan
mengalami penurunan pada tahun 2003 menurunkan volume nilai tukar rupiah
dan 2005. Perkembangan nilai tingkat terhadap US $. 3)Sedangkan Nilai Tukar
suku bunga pada periode Januari tahun Rupiah terhadap US$ Lag 1 mempunyai
2002 sampai dengan Juni tahun 2005 pengaruh yang cukup berarti terhadap
mengalami penurunan yang sangat Nilai Tukar Rupiah terhadap US$ saat
tinggi. Hal tersebut dikarenakan keadaan ini. Hal ini berarti setiap terjadinya
sosial politik Indonesia saat itu dalam peningkatan Nilai Tukar Rupiah
kondisi yang kurang stabil. Beberapa terhadap US $ lag 1 akan diikuti
kerusuhan yang terjadi di berbagai peningkatan Nilai Tukar Rupiah
tempat mengakibatkan investor enggan terhadap US$ Tahun ini.
menanamkan modalnya di Indonesia,
karena keamanan yang tidak
mendukung. Terjadinya inflasi pada DAFTAR PUSTAKA
tahun 2002 yang mencapai 11%
membuat pertumbuhan ekonomi Ahmad Jamli, 1996. Keungan
menambah lesu hingga pertumbuhan Internasioanal. Yogyakarta:
ekonomi mencapai 3,2%-3,5% jauh dari BPFE.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 61


Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI …. (Andy El Yudha dan Syamsul Hadi)

Nopirin, 1993. Ekonomi Moneter II,


Boediono,1990. Ekonomi Moneter. Edisi Edisi Keempat, Yogyakarta, BPFE
Tiga. Yogyakarta: BPFE – Yogyakarta.

H.Lindert, Peter. 1994. Ekonomi Salvatore, Dominick. 1997. Ekonomi


Internasional, Edisi Kesembilan. Internasional, Edisi Kedua,
JAKARTA. PT. BUMI AKSARA. Jakarta. Erlangga.

Imam Ghazali, 2006. Analisis Syamsul Hadi, 2007. Kejutan Perubahan


Multivariate Lanjutan. Semarang. Nilai Tukar Riil terhadap Inflasi,
UNDIP. Pertumbuhan Output dan
Pertumbuhan Neraca Transaksi
Krugman, Paul & Obstfeld, M. 1996. Berjalan di Indonesia. Proposal
Ekonomi Internasional, Teori Dan penelitian pengembangan IPTEKS.
Kebijakan; Jilid 2. Jakarta. PT. Tidak di publikasikan.
Rajawali Pers.

Kuncoro, Mudrajat, dkk. 1997.


Management keuangan
Internasional, Pengantar Ekonomi
Bisnis Dan Global. Yogyakarta.
BPFE.

Levi, Maurice. D. 1996. Manajemen


Keuangan Internasional Edisi
Pertama, Mc-Graw Hill-Andi.
Yogyakarta.

Mudrajad Kuncoro, dkk. 1997. Ekonomi


Industri-Teori, Kebijakan Dan
Study Empiris Di Indonesia.
Yogyakarta.Widya Sarana
Informatika.

Mankiw, N. Gregory, 2000. Teori makro


Ekonomi edisi IV. Jakarta.
Erlangga.

Nopirin, 1991. Ekonomi Internasional,


Edisi Keduat, Yogyakarta, BPFE –
Yogyakarta.

Nopirin, 1992. Ekonomi I, Edisi


Keempat, Yogyakarta, BPFE –
Yogyakarta.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol 7 No. 1 Juli 2009 62

Anda mungkin juga menyukai