Syamsul Hadi
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang
E-mail/No. Hp: - /08885156969
Abstract
The purpose of this research is to know the level of effect interest rate and
volume export import to year rupiah exchange rate 2002-2006. In this research, the
auther taken hypothesis which guesses that interest rate, value export import, rupiah
exchange rate to $ US Lag_1 has significant effect to rupiah exchange rate. Technique
analyse the data by writer by using doubled linear analysis regresi with the ordinary
smallest square (OLS) and also use the test t and test F. From the analysis can be
pulled conclusion that variable interest rate and export import volume have negative
effect to rupiah exchange rate, while variable rupiah exchange rate to $ US Lag_1 have
positive and significant to rupiah exchange rate.
rupiah terhadap USD. Nilai tukar rupiah juga bergerak stabil pada Rp 9.000-9.200
terhadap USD tahun 1999 melakukan per satu dolar AS. Keberhasilan lain
recovery menjadi sebesar Rp 7.810,-per yang dicapai adalah indeks harga saham
USD, tahun 2000 kembali melemah di Bursa Efek Jakarta yang mencatat
sebesar Rp 8.530,-per USD, tahun 2001 kinerja terbaik ketiga di Asia, dan nilai
melemah lagi menjadi Rp10.265,- per ekspor Indonesia yang terus meningkat.
USD, tahun 2002 kembali menguat Bagi Indonesia dalam upaya
menjadi Rp 9.260,-per USD, tahun 2003 membangun perekonomian yang lebih
menguat menjadi Rp8.570,-per USD dan baik, harus didahului upaya untuk
pada tahun 2004 sebesar Rp 9.400,-per menentukan nilai tukar valuta asing pada
USD. tingkat yang menguntungkan sehingga
Pada tahun 2005, melambungnya momentum pembangunan menjadi sehat
harga minyak dunia yang sempat dan kegairahan dunia usaha yang berada
menembus level USD 70/barrel pada tingkat yang tinggi tetap dapat
memberikan kontribusi yang cukup terpelihara. Namun kesemuanya itu
besar terhadap meningkatnya permintaan tidaklah mudah dan memerlukan
valuta asing sebagai konsekuensi negara perhatian yang besar. Faktor-faktor yang
pengimpor minyak. Kondisi ini mempengaruhi nilai tukar sangat
menyebabkan nilai tukar rupiah beragam sehingga perlu diketahui
melemah terhadap US$ dan rata-rata bagaimana perilaku nilai tukar dalam
kurs rupiah pada tahun 2005 mencapai jangka pendek dan jangka panjang,
Rp 9.705,- per USD. sehingga memudahkan pemerintah
Memasuki tahun 2006 nilai tukar dalam menerapkan kebijaksanaan
rupiah menguat antara lain didorong oleh pengendalian nilai tukar. Penentuan nilai
arus masuk modal asing melalui SBI, tukar valuta asing menjadi pertimbangan
SUN, dan pasar modal; serta penting bagi negara yang terlibat dalam
menurunnya kebutuhan impor. Dalam perdagangan internasional karena nilai
bulan April 2006, rata-rata harian nilai tukar valuta asing berpengaruh besar
tukar rupiah mencapai Rp 8.937,-per terhadap biaya dan manfaat dalam
USD dan dalam empat bulan pertama perdagangan internasional.
tahun 2006 mencapai Rp 9.212,-per Fluktuasi yang dialami oleh nilai
USD. tukar rupiah akan berpengaruh pada
Di tahun 2007 ekonomi Indonesia aktifitas ekspor dan impor dan
mengalami perkembangan amat pesat sebaliknya perubahan pada aktifitas
dalam satu dekade terakhir. Bank Dunia tersebut juga bisa mempengaruhi nilai
dalam laporan terbarunya, memuji tukar rupiah. Maka, melalui sektor luar
keberhasilan Indonesia dalam sektor negeri tersebut akan dimulai proses
fiskal dan arah kebijakan pemerintah di kontaminasi perekonomian domestik
bidang makro ekonomi. Hal ini oleh perekonomian luar negeri.
disampaikan oleh Wakil Presiden Bank Daya tarik dari hubungan antara
Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Jim nilai tukar dan tingkat harga terletak
Adams (Republika, 12 Juli 2007). pada perbedaan pandangan antar
Keberhasilan makro ekonomi beberapa ekonom mengenai faktor-
Indonesia saat ini memang faktor yang mempengaruhi nilai tukar.
mengesankan. Hal ini tercermin antara Satu sisi menganggap bahwa faktor
lain lewat penurunan BI rate dari 12,75 penting yang mempengaruhi nilai tukar
persen tahun 2006 menjadi 8,25 persen adalah jumlah uang beredar, tingkat
pada Juli 2007. Nilai tukar rupiahpun
output riil dan suku bunga (Mac Donald terhadap nilai tukar mata uang rupiah
and Taylor, 1994). terhadap dolar AS?
Pendekatan yang digunakan untuk
mengetahui faktor-faktor yang TINJAUAN PUSTAKA
mempengaruhi nilai tukar adalah Secara sederhana, kurs mata uang
pendekatan perdagangan dan pendekatan adalah perbandingan nilai antar mata
paritas daya beli. Model pendekatan uang. Kurs menunjukkan harga suatu
perdagangan ini melihat bahwa nilai mata uang jika dipertukarkan dengan
tukar/kurs antara dua mata uang dari dua mata uang lain. Sebagai contoh, nilai
negara ditentukan oleh besar kecilnya kurs rupiah per US$ sebesar Rp
perdagangan barang dan jasa diantara 10.000/US$, berarti bahwa untuk
kedua negara tersebut. Menurut membeli US$ 1 diperlukan Rp 10.000.
pendekatan ini kurs ekuilibrium adalah Sebaliknya, untuk memperoleh Rp 1
kurs yang akan menyeimbangkan nilai dibutuhkan US$ 0.0001.
impor dan ekspor dari suatu negara. Jika Meskipun sering dipadankan, pada
nilai impor negara tersebut lebih besar dasarnya istilah “nilai tukar mata uang”
dari pada nilai ekspornya (artinya negara dan “kurs” tidaklah sama, melainkan
bersangkutan mengalami defisit berbanding terbalik, sebagai contoh, jika
perdagangan), maka kurs mata uangnya semula nilai US$1 sama dengan Rp
mengalami peningkatan (artinya mata 9.800 kemudian menjadi US$1 sama
uang tersebut mengalami dengan Rp 10.000, maka kurs rupiah
depresiasi/penurunan nilia tukar) naik karena angkanya semakin besar
(Salvatore,1997:43). namun nilai tukarnya turun, sebaliknya
Sedangkan pendekatan paritas kurs dolar turun namun nilai tukarnya
daya beli (purchasing power parity) naik (Salvatore,1997:9).
secara garis besar menyatakan bahwa Setiap negara memiliki sebuah
pasar valuta asing berada dalam kondisi mata uang yang menunjukkan harga
keseimbangan apabila semua barang dan jasa. Kurs memberi peranan
deposito/tabungan simpanan dalam sentral dalam perdagangan internasional
berbagai valuta asing menawarkan untuk membandingkan segenap barang
tingkat tingkat imbalan yang sama. Kurs dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai
ekuilibrium tercipta apabila terjadi negara. Nilai tukar menurut Rivers Batiz
kondisi paritas suku bunga (interest (1994) adalah harga dimana mata uang
parity), dimana hal ini menyatakan asing dapat dijual dan dinyatakan dalam
bahwa dalam sistem devisa bebas tingkat satuan mata uang domestik dan harus
bunga dinegara satu akan cenderung ditentukan berdasarkan kekuatan
sama dengan tingkat bunga dinegara permintaan dan penawaran, dimana nilai
lain, setelah diperhitungkan mengenai tukar fungsinya memperbolehkan
laju depresiasi mata uang negara satu pembeli dan penjual mata uang untuk
terhadap yang lain (Boediono,1995:101). mempertukarkan satu mata uang ke mata
Berdasarkan latar belakang uang lainya. Sedangkan menurut Lipsey
permasalahan yang ada, maka dapat (1990) nilai tukar adalah harga dimana
dirumuskan masalah 1) Apakah nilai pembelian dan penjualan atas mata uang
tukar rupiah terhadap dolar dipengaruhi asing atau klaim terjadi dan jumlah mata
oleh tingkat suku bunga SBI, volume uang domestik yang harus dibayarkan
ekspor-impor? 2)Seberapa besar untuk memperoleh satu unit mata uang
pengaruh masing-masing variabel asing.
Kurs mata uang berfluktuasi setiap mata uang umum. Jika satu dolar bernilai
saat. Dalam sistem mata uang 120 yen, maka harga mobil Amerika
mengambang bebas (free float), apabila adalah 1.200.000 yen. Membandingkan
harga suatu mata uang menjadi semakin harga mobil Amerika (1.200.000 yen)
mahal terhadap mata uang lain, maka dan harga mobil Jepang (2.400.000 yen),
mata uang itu dikatakan terapresiasi. dapat disimpulkan bahwa harga mobil
Sebaliknya, jika harga suatu mata uang Amerika separuh dari harga mobil
turun terhadap mata uang lain, mata Jepang. Dengan kata lain, pada harga
uang itu disebut terdepresiasi. Dalam berlaku, kita bisa menukar 2 mobil
sistem mata uang tertambat (pagged), Amerika untuk 1 mobil jepang.
12 yen dolar 10.000 dolar Mobil Amerika
kenaikan nilai suatu mata uang terhadap 2.400.000 yen Mobil Jepang
Kurs Riil=
mata uang lain disebut revaluasi, Mobil Jepang
sedangkan penurunan nilai suatu mata Mobil Amerika
uang disebut devaluasi. = 0,5 x
Nilai tukar suatu mata uang Pada harga dan kurs ini, kita
memiliki dua konsep yaitu: pertama dapatkan separuh harga mobil Jepang
konsep nominal adalah merupakan per mobil Amerika. Secara umum
konsep untuk mengukur harga mata uang perhitungan ini dapat ditulis:
(Kurs Nominal) x Harga Barang Domestik
yang berbeda, dimana konsep ini Kurs Riil= (Harga Barang Luar Neger i)
menyatakan berapa jumlah mata uang Tingkat dimana kita
suatu negara yang diperlukan untuk memperdagangkan barang domestik dan
mendapatkan sejumlah mata uang asing. barang luar negeri tergantung pada harga
Kedua, konsep riil adalah konsep yang barang dalam mata uang lokal pada
mengukur perbedaan harga dari suatu tingkat dimana mata uang dipertukarkan.
komoditi ekspor suatu negara di pasar Perhitungan kurs riil untuk barang
internasional, sedangkan komponen tunggal ini menjelaskan bagaimana kita
nominal adalah perkembangan kurs mata seharusnya mendefinisikan kurs riil
uang asing baik bilateral maupun untuk kelompok barang yang lebih luas.
multilateral sehingga nilai tukar riil suatu Dimana e sebagai kurs nominal (jumlah
mata uang dapat berfluktuasi tetapi nilai yen per dolar), P adalah tingkat harga di
tukar nominal stabil. Amerika Serikat (diukur dalam dolar),
Nilai tukar nominal dibedakan ada dan P* adalah tingkat harga di jepang
dua yaitu: nilai tukar spot dan nilai tukar (diukur dalam yen) Maka kurs riil ε
forward. Nilai tukar spot adalah nilai adalah:
tukar dimana penyerahan barang Kurs Riil = Kurs Nominal x Rasio
dilaksanakan bersamaan pada saat Tingkat Harga
transaksi terjadi. Sedangakan Nilau tukar ε = е x (P/P*)
forward adalah nilai tukar dimana Kurs Riil diantara kedua negara
penyerahan barang dilakukan dihitung dari kurs nominal dan tingkat
dikemudian hari setelah transaksi terjadi. harga di kedua negara. Jika kurs Riil
Untuk melihat hubungan diantara adalah tinggi, barang-barang luar
kurs riil dan kurs nominal, sebagai negeri relatif murah, dan barang-barang
contoh sebuah barang yang diproduksi di domestik relatif mahal. Jika Kurs riil
banyak negara: mobil. Jika harga mobil adalah rendah, barang-barang luar
Amerika adalah $10.000 dan harga negeri relatif mahal, barang-barang
mobil Jepang 2.400.000 yen. Untuk domestik relatif murah
membandingkan harga kedua mobil (Mankiw,2000:192-193).
tersebut, harus mengubahnya menjadi
Serikat. Transaksi impor dari Amerika persyaratan ini disebut dengan Marshall-
juga akan mempengaruhi penawaran Rp, Lerner condition (Simorangkir dan
karena makin besar impor dari Amerika, Suseno, 2004:32).
maka semakin banyak Rp harus ditukar Sifat kurs valuta asing sangat
atau ditawarkan terhadap US $ untuk tergantung dari sifat pasar. Apabila
membayar impor tersebut. transaksi jual beli valuta asing dapat
Berdasarkan konsep purchasing dilakukan secara bebas dipasar, maka
power parity (PPP), nilai barang ekspor kurs valuta asing akan berubah-ubah
dan impor suatu negara dipengaruhi oleh sesuai dengan perubahan permintaan dan
nilai tukar mata uang lokal terhadap penawaran. Kebijakan pemerintah
mata uang asing. Devaluasi atau (kenaikan pengeluaran pemerintaha
depresiasi nilai tukar mata uang lokal misalnya) akan menaikkan pendapatan
terhadap mata uang asing dan harga. Kenaikkan pendapatan dan
mengakibatkan nilai barang impor akan harga menyebabkan impor naik yang
menjadi lebih mahal dan untuk barang berarti naiknya permintan akan valuta
ekspor menjadi murah. Sebaliknya asing. Akibat selanjutnya kurs valuta
apabila kebijakan revaluasi atau asing akan naik (depresiasi mata uang
apresiasi dilakukan maka nilai barang sendiri).
impor akan menjadi lebih murah dan Disamping faktor-faktor ekonomi
untuk barang ekspor akan menjadi lebih tersebut masih ada faktor nonekonomi
mahal (Simorangkir dan Suseno, yang menyebabkan perubahan kurs
2004:31). seperti faktor politik dan pysikologis,
Kebijakan devaluasi atau misalnya kepanikan didalam negeri akan
penurunan nilai tukar mata uang lokal menyebabkan kurs naik karena larinya
dapat digunakan untuk memperbaiki dana keluar negeri.
neraca perdagangan. Devaluasi nilai Semua faktor yang didebutkan
tukar mengakibatkan penurunan harga diatas akan mempengaruhi pergeseran
barang ekspor dan pada lanjutannya kurva permintaan dan penawaran. Yang
mendorong peningkatan daya saing harus dibedakan dengan pergerakan
barang-barang ekspor dan pada akhirnya dalam satu kurva permintaan dan
dapat meningkatkan volume barang- penawaran itu sendiri. Secara grafik
barang ekspor. dapat dilukiskan pada gambar
Banyak faktor yang mempengaruhi Pergerakan didalam satu kurva
keberhasilan devaluasi terhadap neraca berarti bahwa kenaikan atau penurunan
perdagangan, terutama berkaitan dengan kurs akan mengakibatkan penurunan
elastisitas barang impor dan ekspor. Jika atau kenaikkan jumlah valuta asing yang
elastisitas barang impor atau barang diminta. Sedangkan pergeseran kurva
ekspor terhadap harga elastis, maka permintaan dari D0 ke D1 diakibatkan
devaluasi atau depresiasi akan oleh kenaikan pengeluaran pemerintah,
mendorong ekspor dan mengurangi kenaikan jumlah uang yang beredar,
impor. Sebaliknya, jika elastisitas barang selera masyarakat yang bergeser dari
ekspor dan impor tidak elastis, maka barang buatan dalam negeri menjadi
kebijakan devaluasi ataupun depresiasi barang buatan luar negeri. Makin tinggi
akan sulit untuk memperbaiki neraca tingkat pertumbuhan pendapatan (relatif
perdagangan. Kebijakan devaluasi dapat terhadap negara lain) makin besar pula
berhasil memperbaiki neraca kemungkinan untuk impor yang berarti
perdagangan jika elastisitas barang makin besar pula permintaan akan valuta
ekspor dan impor lebih dari satu dan asing.
Kebijakan pemerintah
(Fiskal dan Moneter)
Kenaikan
pendapatan Suku bunga merosot
dan harga
Pembelanjaan Modal
Neraca
Ekspor naik Impor naik dan keluar
perdagangan
pendapatan meningkat
memburuk
meningkat
Neraca
Perdagangan naik
Depresiasi mata
(surplus) / kembali
uang dalam negeri
keposisi semula
Gambar 3. Konsep Gabungan Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, dan Ekspor-Impor
Uji hipotesis (Uji t), adalah untuk signifikansi koefisien determinan (R2).
menguji koefisien regresi secara parsial Uji F yang signifikan menunjukkan
atau mengetahui masing-masing variabel bahwa variabel-variabel tergantung
indefenden terhadap variabel defenden. dijelaskan sekian persen oleh variabel
Uji ini dilakukan dengan maksud untuk bebas secara bersama-sama adalah
mengetahui pengaruh variabel bebas benar-benar nyata dan bukan terjadi
secara parsial terhadap variabel karena kebetulan.
terikatnya Dengan kata lain, berapa persen
Uji hipotesa dua arah memiliki dua variabel tergantung dijelaskan oleh
arah penolakan Ho yaitu daerah positif seluruh variabel bebas secara serempak
(di sebelah kanan μ) dan negatif (di (bersama-sama), dijawab oleh koefisien
sebelah kiri μ). Jika letak nilai t statistik determinasi (R2), sedangkan signifikan
berada di sebelah kiri di daerah t krtitis atau tidak yang sekian persen itu dijawab
negatif atau sebelah kanan daerah positif oleh uji F. Berdasarkan ini, maka nilai
maka Ho ditolak (signifikan). Namun koefisien determinan (R2) dan uji F
apabila t statistik berada dalam t kritis menentukan baik tidaknya model yang
(negatif-positif), maka Ho diterima digunakan. Makin tinggi nilai koefisien
(tidak signifikan) Hipotesa yang disusun determinan (R2) dan signifikan, maka
adalah sebagai berikut: makin baik model tersebut.
Ho ; β = 0, berarti tidak ada pengaruh Hipotesis yang digunakan dalam
secara parsial antara uji ini yaitu. Jika F statistik > F kritis,
variabel bebas (Xi) maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti
terhadap variabel terikat pengaruh variabel bebas (Xi) terhadap
(Yi). variabel terikat (Yi) adalah signifikan.
Hi = β ≠ 0 berarti ada pengaruh secara Jika F statistik < F kritis, maka Ho
parsial antara variabel diterima dan Hi ditolak, berarti pengaruh
bebas (Xi) terhadap variabel bebas (Xi) terhadap variabel
variabel terikat (Yi). terikat (Yi) adalah tidak signifikan
Dengan ketentuan: R2 menjelaskan proporsi variasi
Uji dua arah wilayah nilai kritis dalam varabel tergantung (Y) yang
ada dua yaitu negatif dan positif, dijelaskan oleh variabel bebas (lebih dari
sehingga agar lebih mudah dalam satu variabel : X1 ; 1 = 1 = 1,2,3.....k)
memahami ketentuan berikut, nilai t secara bersam-sama R adalahkoefisien
hitung akan dilihat nilai mutlaknya korelasi majemuk yang mengukur
(positif). Jika t hitung > t tabel, maka Ho tingkat hubungan antara variabel
ditolak dan Hi diterima, berarti pengaruh tergantung (Y) dengan semua variabel
variabel bebas (Xi) dengan variabel bebas yang menjelaskan secara bersam-
terikat (Yi) adalah signifikan. Jika t sama, dan nilainya selalu positif. Nilai
hitung < t tabel, maka Ho diterima dan R2 digunakan untuk melihat kemampuan
Hi ditolak, berarti pengaruh variabel model menerangkan variasi perubahan-
bebas (Xi) dengan variabel terikat (Yi) perubahan variabel bebas. Oleh karena
adalah tidak signifikan. itu mempergunakan Adjusted R Square
Uji seluruh koefisien regresi secara (R2) yang sudah memperhitungkan
serempak sering disebut dengan uji derajat kebebasan (dgree of freedom).
model. Oleh karena nilai F hitung Adapun R2 tersebut dapat dirumuskan
berhubungan erat dengan nilai koefisien sebagai berikut:
determinan (R2), maka pada saat n 1
R2 = 1 – (1 – r2) N k 1
melakukan uji F sesungguhnya menguji
variabel Tingkat Suku Bunga dan Nilai yang negatif antara Nilai Ekspor Import
Ekspor Import mempunyai pengaruh dengan Nilai Tukar Rupiah terhadap US
yang cukup berarti terhadap Nilai Tukar $ untuk kurun waktu 2002 - 2006.
Rupiah terhadap US$ untuk kurun waktu Uji t menunjukkan bahwa t hitung
2002 - 2006. < t tabel, hal ini menyatakan bahwa Nilai
Pembahasan dibawah ini akan Eksport Import tidak mempunyai
menjelaskan hubungan antara tujuan pengaruh yang berarti. Sedangkan angka
penelitian dengan hasil penelitan. Di koefisien regresi dalam perhitungan
depan telah dijelaskan bahwa tujuan menunjukkan pengaruh variabel nilai
penelitian adalah untuk mengetahui eksport import terhadap nilai tukar
besarnya pengaruh Tingkat Suku Bunga rupiah terhadap US $. Hal ini
dan Nilai Ekspor Impor terhadap nilai menunjukkan bahwa dengan tiap
tukar rupiah oleh dolar untuk kurun terjadinya peningkatan nilai ekspor
waktu tahun 2002 - 2006. import sebesar 1 % akan menurunkan
Berdasar pada hasil perhitungan volume nilai tukar rupiah terhadap US $
regresi diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.025.
yang negatif antara Tingkat suku bunga Nilai Eskport Impor merupakan
dengan Nilai Tukar Rupiah terhadap US selisih antara nilai eksport baik Migas
$ untuk kurun waktu 2002 - 2006. dan Non Migas yang terjadi dalam kurun
Uji t menunjukkan bahwa t hitung waktu tertentu.. Dengan adanya Nilai
< t tabel, hal ini menyatakan bahwa Eskpor Non Migas dan Migas yang
Tingkat Suku Bunga tidak mempunyai cukup tinggi khususnya pada Hasil
pengaruh yang berarti. Sedangkan angka Hutang dan Laut antara lain Plywood,
koefisien regresi dalam perhitungan Blockboard, Chip Wood, Moulding,
menunjukkan pengaruh variabel tingkat Kayu Laminating meliputi Ikan Segar,
suku bunga terhadap nilai tukar rupiah Ikan Kerapu, Lobster, Kepiting dan
terhadap US $. Hal ini menunjukkan Udang Beku pada tahun 2006 mencapai
bahwa dengan tiap terjadinya 11.232.103,8 US$.
peningkatan nilai tingkat suku bunga Berdasar pada hasil perhitungan
sebesar 1 % akan menurunkan volume regresi diperoleh nilai koefisien regresi
nilai tukar rupiah terhadap US $ sebesar yang positif antara Nilai Tukar Rupiah
0.00702 terhadap US$ Lag 1 dengan Nilai Tukar
Perkembangan tingkat suku bunga Rupiah terhadap US$ Tahun ini untuk
pada tahun 2002 terus menerus kurun waktu 2002- 2006.
mengalami penurunan dari rata-rata pada Uji t menunjukkan bahwa t hitung
bulan Januari tahun 2002 sebesar > t tabel, hal ini menyatakan bahwa Nilai
17,09% menjadi 12,99% pada bulan Tukar Rupiah terhadap US$ Lag 1
Desember. Penurunan ini diakibatkan mempunyai pengaruh yang cukup
adanya inflasi pada tahun 2002 yang berarti. Sedangkan angka koefisien
mencapai 11%. Penurunan suku bunga regresi dalam perhitungan menunjukkan
juga terjadi pada tahun 2003 dan 2004, pengaruh variabel bebas terhadap
di mana tahun 2003 mengalami variabel terikat. Hal ini menunjukkan
penurunan sebesar 4,68% dari tahun bahwa dengan tiap terjadinya
2002 dan pada tahun 2004 mengalami peningkatan Nilai Tukar Rupiah
penurunan sebesar 0,88% dari tahun terhadap US $ lag 1 sebesar 1 % akan
2003. meningkatkan Nilai Tukar Rupiah
Berdasar pada hasil perhitungan terhadap US$ Tahun ini 0.881.
regresi diperoleh nilai koefisien regresi
Nilai tukar merupakan nilai atau target awal pemerintah. Tingkat suku
harga tukar suatu mata uang negara lain bunga yang terus menerus mengalami
yang ditetapkan atau terjadi dalam lalu penurunan hingga mencapai rata-rata
lintas perdagangan dan moneter suatu pada awal periode I sebesar 15,17% dan
negara. Nilai tukar ini akan sangat terus turun hingga mencapai level
mempengaruhi nilai ekspor barang dan 12,99% pada akhir tahun 2002.
jasa yang diproduksi oleh suatu daerah Apresiasi nilai tukar rupiah
ataupun negara. Dengan nilai tukar nilai terhadap dolar cenderung menurun, yang
tukar yang semakin tinggi akan disertai suku bunga simpanan perbankan
memberikan keuntungan yang lebih yang cenderung menguat pada tahun
besar bagi produsen dalam negeri. pada pertengahan tahun 2004 dan
Dalam hal ini para pengahsil produk atau cenderung melemah kembali hingga
jasa akan beranggapan lebih akhir tahun 2005. Tetapi berangsur-
mendapatkan keuntungan yang lebih angsur menguat hingga kahir tahun
besar bila melakukan penjualan ke luar 2006.
negeri dari pada penjualan di dalam Sedangkan pengaruh nilai ekspor-
negeri. Dengan demikian setiap impor, dan tingkat suku bunga SBI
produsen dalam negeri akan semakin terhadap nilai tukar di Indonesia dapat di
terpacu untuk melakukan penjualan jelaskan sebagai berikut 1) Tingkat Suku
barang dan jasanya keluar negeri, Bunga tidak mempunyai pengaruh yang
dengan adanya fenomena tersebut akan berarti terhadap nilai tukar rupiah
semakin besar pula devisa yang diterima terhadap US $. Hal ini dapat diartikan
negara melalui ekspor. bahwa dengan tiap terjadinya
peningkatan nilai tingkat suku bunga
PENUTUP akan diikuti penurunan volume nilai
Secara umum dari hasil penelitian tukar rupiah terhadap US $. 2) Nilai
ini dapat diambil kesimpulan, bahwa Eksport Import tidak mempunyai
terjadi peningkatan ekspor dari tahun pengaruh yang berarti. terhadap nilai
2002 hingga tahun 2006, penigkatan ini tukar rupiah terhadap US $. Hal ini dapat
sangat signifikan khususnya pada ekspor diartikan bahwa setiap terjadinya
non migas sedangkan ekspor migas peningkatan nilai eksport import akan
mengalami penurunan pada tahun 2003 menurunkan volume nilai tukar rupiah
dan 2005. Perkembangan nilai tingkat terhadap US $. 3)Sedangkan Nilai Tukar
suku bunga pada periode Januari tahun Rupiah terhadap US$ Lag 1 mempunyai
2002 sampai dengan Juni tahun 2005 pengaruh yang cukup berarti terhadap
mengalami penurunan yang sangat Nilai Tukar Rupiah terhadap US$ saat
tinggi. Hal tersebut dikarenakan keadaan ini. Hal ini berarti setiap terjadinya
sosial politik Indonesia saat itu dalam peningkatan Nilai Tukar Rupiah
kondisi yang kurang stabil. Beberapa terhadap US $ lag 1 akan diikuti
kerusuhan yang terjadi di berbagai peningkatan Nilai Tukar Rupiah
tempat mengakibatkan investor enggan terhadap US$ Tahun ini.
menanamkan modalnya di Indonesia,
karena keamanan yang tidak
mendukung. Terjadinya inflasi pada DAFTAR PUSTAKA
tahun 2002 yang mencapai 11%
membuat pertumbuhan ekonomi Ahmad Jamli, 1996. Keungan
menambah lesu hingga pertumbuhan Internasioanal. Yogyakarta:
ekonomi mencapai 3,2%-3,5% jauh dari BPFE.