Format Pengkajian Postnatal (Nifas)
Format Pengkajian Postnatal (Nifas)
LANSIA
1. Data Dinkes
Pada umumnya usia lanjut menghadapi kelemahan, keterbatasan dan
ketidakmampuan, Usia merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap
kualitas tidur.Di Indonesia pada tahun 2015 jumlah lansia mencapai 20,89 juta
jiwa, setara dengan 8,04% dari seluruh penduduk Indonesia (BPS, 2015). Pada
tahun 2020 jumlah lansia 28.822.879 jiwa atau11,34% dari jumlah seluruh
penduduk Indonesia (Nugroho, 2000 dalam Trisnawati Dewi 2009). Di
Indonesia, pada kelompok usia 40 tahun dijumpai 7% kasus yang mengeluh
mengenai masalah tidur. Hal yang sama dijumpai pada 22% kasus pada
kelompok 60 tahun ke atas yang mengalami gangguan tidur pada malam hari.
Di Indonesia, kejadian insomnia pada lanjut usia yaitu mencapai angka 28 juta
orang dari total 283 juta orang penduduk Indonesia menderita insomnia
(Ningtiyas, 2014).
Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi
pada lansia. Keadaan ini merupakan keluhan tidur yang paling sering, dapat
bersifat sementara maupun persisten. Adapun gangguan tidur yang sering
dialami lansia berupa susah tidur pulas, sering terbangun di malam hari dan
sulit memulai tidur kembali. Jumlah total waktu normal pada kebutuhan tidur
sewajarnya yaitu 6 jam/hari. Insomnia pada lansia memiliki dampak yakni
mengantuk berlebihan di siang hari.
Masalah Penelitian
Meningkatnya gangguan tidur atau insomnia yang terjadi pada lansia di
indonesia
Indentifikasi Masalah
Gangguan tidur pada lansia memiliki dampak yakni mengantuk
berlebihan di siang hari, gangguan atensi dan memori, mood, depresi, resiko
tinggi terjatuh dan penurunan kualitas tidur
Rumusan Masalah
Adakah pengaruh dari rendam kaki dengan air hangat terhadap
insomnia pada lansia?
Judul
Pengaruh Rendam Kaki Air Hangat Terhadap Insomnia Pada Lansia.
TUGAS 2
Definisi Operasional
Pengaruh rendam kaki air hangat terhadap insomnia pada lansia
2. Insomnia
Nama : Insomnia
Definisi : Suatu gangguan tidur yang ditandai dengan beberapa gejala
seperti kesulitan memulai tidur, mudah terbangun, sulit menjaga untuk tetap
tidur sehingga merasa kurang segar saat bangun.
Parameter : Insomnia rating scale
Instrumen : Kuisioner IRS
Skala : Ordinal
Skor : Responden dikatakan menderita insomnia jika skor >19.
Klasifikasi insomnia adalah:
11-19: tidak ada keluhan insomnia.
20-27: insomnia ringan
28-36: insomnia sedang
37-44: insomnia berat.
TUGAS 3 KUISIONER
Untuk skor:
(1) 11-19 : tidak ada keluhan insomnia.
(2) 20-27 : insomnia ringan
(3) 28-36 : insomnia sedang
(4) 37-44 : insomnia berat
TUGAS 5
ABSTRAK
Dalam melaksanakan kegiatan posyandu sering terdapat kendala-kendala
yang dihadapi lansia salah satunya kurang aktifnya lansia datang ke Posyandu
Lansia dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu, pengetahuan lansia
yang rendah tentang manfaat posyandu, usia, jarak rumah dengan posyandu yang
jauh dan sulit di jangkau, kurangnya dukungan dari keluarga. Untuk itu penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keaktifan
lansia datang ke posyandu Cempaka Tambakrejo Jombang.
Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
analitik korelasi dengan rancangan penelitian cross-sectional. Populasi penelitian
ini adalah lansia yang berada di wilayah posyandu Cempaka Tambakrejo Jombang
sebanyak 70 lansia, Besar sampel 35 lansia yang diambil menggunakan sample
random sampling. Variabel independen penelitian ini adalah dukungan keluarga
dan variabel dependen adalah keaktifan lansia datang ke posyandu. Cara
pengolahan data: 1. Editing, 2. Coding, 3. Skoring, 4. Tabulasi.
Dari hasil penelitian menggunakan uji statistik Spearman Rhank,
diperoleh harga z tabel 1,96. Hal ini menunjukkan bahwa 3,47 > 1,96. Dengan
demikian H0 ditolak dan H1 diterima artinya ada hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dengan keaktifan lansia datang ke posyandu cempaka.
Diharapkan pelayanan keperawatan dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan pada lansia sehingga minat lansia ke posyandu lansia meningkat.
Tabel 1. diketahui bahwa sebagian besar keluarga tidak mendapat dukungan dari
keluarganya sejumlah 20 lansia (57,1%).