Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1. Kebutuhan rasa aman dan nyaman pada pasien gawat darurat
Rasa aman didefinisikan oleh Maslow dalam Potter & Perry (2006)
pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok yang harus terpenuhi
pemenuhan kebutuhan ini dimulai dari tingkatan yang paling bawah. Lima tingkat
kebutuhan itu dikenal dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow yang dijabarkan
sebagai berikut:
1. Kebutuhan biologis
Kebutuhan rasa aman ini meliputi kebutuhan untuk dilindungi, jauh dari
Kebutuhan akan rasa cinta, dicintai dan menyayangi dapat di miliki setiap
seseorang apabila kebutuhan dasar yang lain seperti psikologis, rasa aman
ini akan menjadi prioritas jika ketiga kebutuhan yang lain sudah mampu
Sanglah. Hal ini sesuai dengan predikat RSUP Sanglah sebagai rumah sakit yang
sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi penilaian risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk
suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan mesti dipandang secara holistik
sosial.
alamiah lainnya.
dari kerusakan jaringan yang aktual dan potensional atau gambaran adanya
menyebabkan pasien datang ke unit gawat darurat adalah rasa nyeri. RSUP
penting yang harus ditangani segera. Pengkajian nyeri termuat dalam pengkajian
bahwa kebutuhan rasa aman meliputi kebutuhan untuk di lindungi, jauh dari
sumber bahaya, baik berupa ancaman fisik maupun psikologi. Hal ini sesuai
keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard). Keselamatan
pasien (patient safety) adalah pasien bebas dari harm/cedera yang tidak
seharusnya terjadi atau bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit,
pelayanan kesehatan.
VIII/2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah
sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi pengkajian risiko,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
Potter & Perry, 2006 menyebutkan bahwa keamanan adalah kondisi bebas
dari cedera fisik dan psikologis . Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang
keamanan dan keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan
baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan
meliputi:
1. Emosi
2. Status Mobilisasi
penglihatan
4. Keadaan Imunitas
5. Tingkat Kesadaran
13
dengan baik.
diprediksi sebelumnya.
9. Status nutrisi
penyakit tertentu.
10. Usia
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
12. Kebudayaan
mengatasi nyeri.
14
suasana hati, kemampuan berempati dan membina hubungan dengan orang lain
(Goleman, 2009) dalam (Foster et al, 2017). Salovey dan Mayer, 1997 dalam
Foster et.al, 2017 mendefinisikan kecerdasan emosional atau yang sering disebut
Emotional Question (EQ) sebagai himpunan bagian dari kecerdasan sosial yang
emovere, yang berarti bergerak menjauh. Makna dari emosi ini memberi indikasi
merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan
suatu dorongan untuk bertindak, yang dilakukan sebagai bentuk rangsangan dari
ekternal individu, sebagai contoh emosi gembira yang berdampak pada perubahan
suasana hati (mood) seseorang, sehingga secara fisiologi terlihat tertawa, dan
oleh psikolog Peter Salovey dari Harvard University dan John Mayer dari
15
kecerdasan emosional atau yang sering disebut Emotional Question (EQ) sebagai
untuk dapat memantau perasaan sosial yang melibatkan kemampuan pada orang
mewujudkan emosi dalam porsi yang tepat. Hal lain yang juga sangat penting
dalam kecerdasan emosional ini adalah upaya untuk mengelola emosi agar
perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari
suasana hati maupun pikiran tentang suasana hati, bila kurang waspada maka
individu menjadi mudah larut dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi.
2. Mengelola Emosi
perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai
keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap
Prestasi harus dilalui dengan dimilikinya motivasi dalam diri individu, yang
Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati. Menurut
sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka terhadap
perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.
membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri
secara emosional, lebih populer, lebih mudah bergaul, dan lebih peka
tidak mampu membaca atau mengungkapkan emosi dengan baik akan terus
emosi orang lain juga memiliki kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu
5. Membina Hubungan
membina hubungan ini akan sukses dalam bidang apapun. Orang berhasil
dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar pada orang lain.
Ramah tamah, baik hati, hormat dan disukai orang lain dapat dijadikan
yang telah diidentifikasi sebagai hal yang penting dalam keperawatan. Perawat
yang cerdas emosi adalah salah satu yang dapat bekerja secara harmonis dengan
kedua pikiran mereka dan perasaan. Perawat perlu memahami sifat emosional
Codier et al, (2008) dalam penelitian mereka staf perawat di lingkungan klinis,
mengalami tingkat yang lebih rendah dari penyakit somatik dan kelelahan ketika
pada kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan mereka dengan cara yang
kompeten dan juga pada kesehatan dan kesejahteraan mereka sendiri. Sebuah
studi oleh Birks et al, (2009) menemukan bahwa mereka dengan skor kecerdasan
emosional yang tinggi menunjukkan kemampuan yang lebih dan kemauan untuk
menjadi stres dan melelahkan dan menyebabkan kelelahan (Bakr & Safaan,2012).
2.3. Komunikasi
berbagai alasan telah dilaporkan . Salah satu alasan tersebut adalah bahwa emosi
sendiri, dan berempati dengan pasien adalah penting untuk memberikan kualitas
pelayanan pemberian nasehat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang
bekerja sama (Nursalam 2008). Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk
20
menyusun dan mengantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga
orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi pesan.
atau kelompok yang ingin mengirimkan suatu pesan kepada yang lain. Pesan
adalah informasi atau perasaan yang akan dikirimkan dan isi serta konteks pesan.
Saluran adalah metode yang dipilih untuk menyampaikan pesan, termasuk apakah
pesan diucapkan atau tertulis, pilihan kata-kata atau bahasa, dan pilihan bahasa
tubuh yang menyertainya. Penerima disebut juga decoder adalah orang yang
umpan balik dapat menyebabkan komunikasi tidak efektif. Umpan balik juga
seorang perawat tidak lepas dari keberadaannya dengan orang lain (Rosmawati,
tugasnya, baik kepada teman sejawat, tim kesehatan lain maupun kepada klien
laporan yang lengkap dari teman sejawat (perawat) yang jaga dinas sebelumnya,
21
lain serta menyampaikan informasi yang jelas dan jujur kepada klien dan keluarga
klien adalah contoh betapa pentingnya komunikasi yang efektif bagi perawat
Supaya pesan yang kita sampaikan kepada orang lain dapat dimengerti, (2)
memahami orang lain, yang menjadi partner kita dalam berkomunikasi, (3)
gagasan yang kita sampaikan dapat diterima orang lain tanpa adanya deviasi
makna dari pesan yang disampaikan, (4) menggerakkan orang lain untuk
dan komunikasi ini adalah adanya saling membutuhan antara perawat dan pasien,
sampai karena terlalu asyik bekerja, kemudian melupakan pasien sebagai manusia
agar mencapai tujuan diperlukan suatu metode sehingga pencapaian tujuan dapat
optimal yaitu kesembuhan pasien dari sakit yang dideritanya. Bila harapan pasien
untuk sembuh lambat dan bahkan tidak terjadi seorang perawat secara moral
sering kali merasa ikut bersalah. Perasaan yang sering kali muncul dalam diri
hendaknya tidak dapat bersikap masa bodoh dan tidak peduli terhadap pasien.
Seseorang perawat yang tidak care dengan pasien adalah menyalahi etika profesi.
merugikan orang lain/pasien, unit kerjanya dan juga dirinya sendiri. Manfaat
terapeutik terdiri atas (1) tingkat pendidikan seseorang dimana semakin tinggi
kaedah yang ada dalam fase-fase komunikasi terapeutik. (2) masa kerja seseorang.
Semakin lama masa kerja seseorang maka akan semakin banyak pengalaman yang
dia dapatkan dalam berinteraksi dengan pasien. (3) pengetahuan. Bahwa semakin
Komunikasi terapeutik akan dapat berjalan dengan baik apabila penyampai pesan
berada dalam kondisi psikologis yang wajar, sehingga penyampaian pesannya pun
berjalan lebih bersifat terapeutik. (5) Tampilan sikap dan prilaku seseorang akan
komunikasi, semakin jelas makna yang terkandung dalam komunikasi maka akan
semakin jelas makna terapeutik yang sedang disampaikan oleh perawat, namun
sebaliknya terhadap makna pesan yang tidak jelas akan menimbulkan keraguan
pada pasien.