Anda di halaman 1dari 13

BAB

SITUASI UPAYA KESEHATAN

A. Pelayanan Kesehatan Dasar


Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat.Dengan pemberian
pelayanan kesehatan dasar secara cepat dan tepat, diharapkan sebagian besar masalah
kesehatan masyarakat dapat teratasi terutama kesehatan ibu dan anak.

Gambar 10
Cakupan Kunjungan Ibu hamil (K1, K4), persalinan nakes dan pelayanan

Series 1
nifas di KecamatanMorotai selatan barat Triwulan 1 tahun 2017

Pelayanan Nifas 19.2

Persalinan Nakes 20.2

K4 10.4

K1 20.8

0 5 10 15 20 25

1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1


Pelayanan Antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilanya yang
mengikuti programpedoman pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat
pada kegiaan promosi dan preventif.
Cakupan K1 merupakan gambaran besar ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan
pelayanan antenatal.Rendahnya K1 menunjukan bahwa rendahnya akses
petugas kepada ibu hamil masih perlu ditingkatkan.

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


Gambar 11
Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 menurut desa di
Kecamatan Morotai Selatan Barat Triwulan 1 Tahun 2017

33.3%
35.0% 31.3%
30.8%

30.0%

25.0%
20.8%
20.0%
20.0%

15.0% 13.0%

10.0% 7.1% 7.1%

5.0%

0.0%
Wayabula Bobula Tutuhu Cio Dalam Cio Gerong Cio Maloleo Raja total

Pada gambar diatas presentase kunjungan ibu hamil terhadap pelayanan


antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan K1 tertinggi
di desa Cio Dalam yaitu sebesar 33.3 % (4 orang) , sedangkan persentase
terendah ada di desa Bobula dan Cio Maloleo dengan presentase 7.1 % (1
orang) dari prosentase total kecamatan 20.8 % (26 bumil).
2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang mendapat pelayan ibu hamil
sesuai dengan standar paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi
sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada
trimester ketiga. Cakupan K4 dibawah 60% ( dibandingkan jumlah sasaran ibu
hamil dalam kurun waktu satu tahun) menunjukan kualitas antenatal yang
belum memadai. Rendahnya K4 menunjukan rendahnya kesemapatan untuk
menjaring dan menangani resiko tinggi obstetric.
Gambar 12
Cakupan Kunjungan Ibu Hamill (K4) menurut desa di Kecamatan
Morotai Selatan Barat Triwulan tahun 2017

25.0%

14.3% 14.3%

10.0% 10.4%
8.7%
6.3%
3.8%

Wayabula Bobula Tutuhu Cio Dalam Cio Gerong Cio Maloleo Raja Total

Gambar diatas menunjukan persentase ibu hamil yang telah memperoleh


pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit 4 kali dengan distribusi

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


pemberian pelayanan minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada
trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Tertinggi di Desa Cio Dalam
yaitu 3 orang (25 %) dan terendah ada di Cio gerong yaitu 1 orang (6.3%) dari
total Puskesmas sekitar 13 orang (10.4%).
3. Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahirsebagian besar
terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan
(professional).

Gambar 13
Cakupan Persalinan Nakes Menurut Desa di Kecamatan
Morotai Selatan Barat Triwulan 1 tahun 2017

72.7%

28.6%
25.0%
20.0%
15.8%

7.7% 6.3%
4.3%

Wayabula Bobula Tutuhu Cio Dalam Cio Gerong Cio Maloleo Raja total

Gambar diatas menunjukan presentase ibu bersalin yang ditolong tenaga


kesehatan bidan atau tenaga kesehatan lainnya yang paling tertinggi pada Desa
Cio Maloleo yaitu 4 orang (28.6 %) dari sasaran 14 orang bulin dan yang
terendah pada desa Tutuhu 1 orang (4,3 %) dari sasaran 23 orang bulin,
sedangkan presentase total Kecamatan adalah 24 orang (20%) dari jumlah
sasaran ibu yang melahirkan yaitu 120 orang.
4. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Nifas adalah masa dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika
alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama
6 minggu atau 40 hari. Masa nifas (pueperium) adalah pulih kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandung kembali seperti pra
hamil.Lamanya masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
Tabel 29 menggambarkan jumlah sasaran ibu nifas 120 orang dan yang
mendapat pelayanan nifas berjumlah 23 orang (19.2%).
5. Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Salah satu upaya implementasi vitamin A pada ibu nifas adalah pemberian
kapsul vitamin A pada ibu nifas (0-42 hari).

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


Pemberian vitamin A pada ibu nifas adalah 23 orang dari jumlah total
sasaran 120 orang ibu hamil.
6. Persentase cakupan imunisasi TT Ibu Hamil
Jumlah sasaran ibu hamil 125 orang, jumlah ibu hamil yang mendapat
imunisasi TT1 selama Triwulan 1 2017 sebanyak 26 orang (20.8%), TT2
sebanyak 13 orang (10.4%) dan TT2+ sebanyak 0 orang (0%).
7. Wanita Usia Subur dengan Imunisasi TT2+
Tabel 31 menggambarkan tidak ada data cakupan imunisasi TT2+ pada
WUS pada tahun 2017 .
8. Persentase Ibu Hamil Yang Mendapatkan Tablet Fe
Zat besi (Fe) sangat dibuthkan oleh ibu hamil yang diberikan selama masa
kehamilan sebanyak 90 tablet.Akibat yang dapat ditimbulkan akibat
kekurangan Fe ini adalah ibu hamil mengalami anemia atau kekurangan
darah.Anemia menyebabkan tingkat kegawatan akibat kekurangan darah dan
resiko infeksi saat melahirkan.Ini menjadi penyebab penting kematian ibu
anak yang lahir dari ibu yang menderita anemia sering mengalami berat badan
rendah dan anemia.Suplementasi zat besi bagi ibu hamil dapat melindungi ibu
dan bayinya.
Gambar 14
Cakupan Pemberian Fe1 dan Fe 3 menurut desa di wilayah kerja Puskesmas
Wayabula KecamatanMorotai Selatan Barat Triwulan 1 tahun 2017

33.3%
35.0%
30.8% 31.2%

30.0%
25.0%
25.0%
20.8%
20.0%
20.0%
14.2% 14.2%
15.0% 13.0%

10.0% 10.4%
8.7%
10.0% 7.1% 7.1%
6.2%
3.8%
5.0%

0.0%
Wayabula Bobula fe 1
Tutuhu Cio Dalam feCio3 Gerong Cio Maloleo Raja Total

Gambar diatas memperlihatkan presentase ibu hamil yang mendapat tablet


Fe 1 (30 tab) terbanyak pada Desa Cio Dalam yaitu 33,3% (4 orang) dari
sasaran bumil 125 orang, dan terendah di Desa Bobula dan Cio Maloleo
sekitar 7.1 % (1 orang) dari sasaran 14 orang bumil. Sedangkan yang
mendapat Fe3 tertinggi di Cio Dalam dengan presentase 25 % (3 orang) dari
sasaran bumil 12 orang.
9. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Tabel 33 menunjukkan bahwa Cakupan penanganan komplikasi kebidanan
tertinggi yaitu di Cio Dalam yaitu 5 orang (208%) dari perkiraan 2 orang

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


bumil, sedangkan yang cakupannya rendah yaitu Cio Maloleo dengan
persentase 0 %.
10. Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Tabel 33 menunjukkan jumlah sasran bayi 114 orang, dengan jumlah
perkiraan neonatal risti/ komplikasi 17 orang dan yang ditangani hanya 1
orang (5,8%)
11. Presentase peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Presentase peserta KB aktif adalah peserta KB baru dan lama yang masih
aktif memakai kontrasepsi terus menerus untuk menunda, menjarangkan
kehamilan atau yang mengakhiri kesuburan.
Tabel 34 menggambarkan presentase peserta KB dengan metode
kontrasepsi bukan jangka panjang (non MKJP) yang meliputi, suntik, pil,
kondom, dan obat vagina.Suntik adalah jenis non MKJP dengan persentasi
tertinggi yaitu 84,8% (1.416 PUS). Sedangkan metode kontrasepsi jangka
panjang (MKJP) yang meliputi IUD, MOP/MOW. Implan merupakan jenis
MKJP dengan persentasi tertinggi yaitu 9% atau 150 PUS.Persentase peserta
KB aktif Kecamatan Morotai Selatan Barat sebesar adalah 202%
12. Presentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi
Peserta KB baru adalah pasangan usia subur yang baru pertama kali
menggunakan salah satu cara/ alat kontrasepsi dan atau pasangan usia subur
yang menggunakan kembali salah satu cara/ alat kontrasepsi, termasuk pasca
keguguran, sesudah melahirkan, atau pasca istirahat.
Tabel 35 menggambarkan presentasi peserta KB baru dengan metode
kontrasepsi bukan jangka panjang (non MKJP) yang meliputi suntik, pil,
kondom, dan obat vagina adalah yang tertinggi yaitu suntik 24.6 % atau 15
PUS, sedangkan metode kontasepsi jangka panjang (MKJP) yang meliputi
IUD, MOP/MOW, dan implan presentasinya Implan terbanyak yaitu Implan
1.6% atau 1 PUS. Presentase Kecamatan sebesar peserta KB Baru adalah 1,9
% atau 61 PUS dari 826 jumlah PUS.
13. Presentase bayi baru lahir ditimbang.
Bayi baru lahir ditimbang adalah jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang
segera setelah lahir. Tabel 37 menggambarkan bayi yang baru lahir ditimbang
dengan persentase 100% artinya semua bayi yang baru lahir langsung
ditimbang baik oleh tenaga kesehatan maupun oleh dukun dan BBLR hanya 1
orang bayi.

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


14. Cakupan Kunjungan neonatal 1kali (KN1)
Pelayanan kunjungan neonatal petama pada 6-44 jam setelah lahir sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.Perawatan setelah
melahirkan sangat penting dilakukan demi kesehatan ibu dan bayinya.
Tabel 38 menggambarkan kunjungan neonates 1 kali (KN1) paling
tertinggi terlihat di Desa Cio Dalam yaitu 8 kunjungan (72,7%) dari sasaran
bayi 11 orang. Dan yang terendah di Desa Tutuhu 1 kunjungan (4,8%) dari 21
Sasaran bayi, sedangkan total kunjungan bayi Kecamatan yaitu 21 kunjungan
(21%) dari seluruh jumlah bayi sebanyak 114 bayi.
15. Cakupan kunjungan Neonatus 3 kali (KN lengkap)
Tabel 38 menggambarkan kunjungan neonatal 3 kali (KN Lengkap) paling
tertinggi terlihat di Desa Cio Dalam 11 (100%) dari sasaran 11 orang , dan
yang terendah di Desa Cio Gerong hanya 1 kunjungan (6,7%) dari sasaran 15
bayi, sedangkan total kecamatan yaitu 34 (29,8%). Kunjungan dari seluruh
jumlah bayi sebanyak 114 bayi.
16. Presentase bayi yang mendapat ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi umur 0-6
bulan tanpa di berikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk
terapi (pengobatan penyakit).
Tabel 39 menggambarkan jumlah bayi yang diberi asi eksklusif sebanyak
114 bayi dan yang paling banyak di Wayabula 6 bayi (26,1%), sedangkan
paling sedikit di Desa Tutuhu 1 bayi (7,7%) dari jumlah kumulatif bayi 114
bayi.
Rendahnya pemberian ASI eksklusif pada bayi disebabkan salah satunya
karena sistem pencatatan dan pelaporan di tingkat Pustu/ polindes yang belum
valid.
17. Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan pada bayi minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 29
hari sampai 2 bulan, 1 kali pada umur 3-5 bulan, 1 kali pada umur 6-8 bulan,
dan 1 kali pada umur 9-11 bulan. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/Hb1-3, polio 1-4, Campak),
pemantauan pertumbuhan, stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang
(SDIDTK), pemberian vitamin A pada bayi umur 6-11 bulan, penyuluhan
pemberian ASI ekslusif dan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Tabel 40 menggambarkan pelayanan kesehatan bayi Triwulan 1 tahun
2017 sebesar 49 bayi dari 114 bayi. Persentase terbesar di desa Bobula yaitu
92,3% dan presentase paling kecil di Raja 11%.

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


18. Cakupan Desa atau Kelurahan “Universal Child Immunization” (UCI)
Desa atau kelurahan UCI adalah desa/ kelurahan dimana lebih dari atau
sama dengan 80% dari jumlah bayi yang ada di daerah tersebut sudah
mendapat imunisasi dasar lengkap.
Pencapaian UCI pada dasarnya merupakan proyeksi terhadap cakupan
sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara lengkap.Bila cakupan
UCI dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah
tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat (herd
immunity) terhadap penularan PD3I.suatu desa/ kelurahan telah mencapai
target UCI apabila > 80% bayi didesa/ kelurahan tersebut mendapat imunisasi
lengkap.
Puskesmas Wayabula pada Triwulan 1 tahun 2017 , pencapaian desa UCI
dari 7 desa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Belum ada desa dengan
kategori Desa UCI. (Lampiran Tabel 41).
19. Cakupan Imunisasi Bayi
Imunisasi merupakan investasi kesehatan masa depan karena pencegahan
penyakit melalui imunisasi merupakan cara perlindungan terhadap infeksi
yang paling efektif dan jauh lebih murah di banding mengobati seseorang
apabila telah jatuh sakit dan harus di rawat di rumah sakit.
Tabel 42 menggambarkan jumlah bayi 114 bayi dan jumlah bayi
yangmendapat imunisasi DPT3/Hb3 24 (21.1 %) dan jumlah bayi yang
mendapat imunisasi campak sebanyak 29 (25,4%). Untuk lebih jelasnya lihat
gambar di bawah ini.

Gambar 15
Persentase Cakupan Imunisasi DPT, HB, CAMPAK pada bayi di
Kecamatan Morotai Selatan Barat Triwulan 1 tahun 2017

25.4%

24.6%

DPT/HB3 CAMPAK

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


Gambar 15
Presentase Imuniasi BCG, Polio, dan Imunisasi Dasar Lengkap Bayi Triwulan 1 2017

19% 21% 25%

BCG
POLIO
IMUNISASI DASAR
LENGKAP

Gambar diatas menunjukan jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG


sebanyak 22 bayi (19 %), Polio 4 sebanyak 24 bayi (21%) dan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap sebanyak 29 bayi (25%). Lebih jelasnya lihat tabel 43.
20. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi
Gambar 16 menunjukan persentase bayi 6-11bulan yang mendapat Vitamin A
di Puskesmas Wayabula KecamatanMorotai Selatan barat Triwulan 1 tahun
2017 adalah 46 (40.3%), dari 114 bayi. Persentase tertinggi di Desa Wayabula
56,5%, sedangkan terendah di Desa Cio Gerong 20%.

Gambar 16
Presentase Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi (6-11 bl) di wilayah kerja Puskesmas
Wayabula Triwulan 1 tahun 2017
56.52
54.55
47.62
30.77
30.77 33.33 40.35
20.00

WAYABULA
BOBULA
TUTUHU
CIO DALAM
CIO GERONG
CIO
MALOLEO RAJA

Total

CIO
WAYABU CIO CIO
BOBULATUTUHU MALOLE RAJA Total
LA DALAM GERONG
O
Series 1 56.52 30.77 47.62 54.55 20.00 30.77 33.33 40.35

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


21. Cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita
Gambar 17
Presentase cakupan pemberian vitamin A pada Balita (12- 59 bulan) di wilayah kerja
puskesmas Wayabula Triwulan 1 tahun 2017

97.06
81.91 96.88
72.73
53.70 60.87
63.89 70.94

WAYABULA
BOBULA
TUTUHU
CIO DALAM
CIO GERONG
CIO MALOLEO
RAJA
Total

Gambar diatas menunjukan Presentase balita umur 12-59 bulan yang


mendapat vitamin A di kecamatan Morotai Selatan Barat Triwulan 1 tahun
2017 adalah 70,9% (288 balita). Persentase tertinggi di Desa Bobula sebesar
97 % dan terendah terdapat di Desa Tutuhu yaitu 53,7 %.
22. Baduta Ditimbang
Berdasarkan Lampiran Tabel 45 menggambarkan jumlah anak 0-23 bulan
(baduta) 670 orang, dan yang datang ditimbang 467 orang baduta, sedangkan
D/S adalah 67,9%.
23. Cakupan Pelayanan kesehatan Anak Balita
Pelayanan kesehatan Anak Balita adalah pelayanan di bidang kesehatan
yang menyangkut kesehatan anak balita.

Gambar 18
Presentase Cakupan Pelayanan kesehatan Balita di
Puskesmas Wayabula Triwulan 1 tahun 2017

52.9
46.9 44.4
30.3 27.3
21.3 21.7
15.7

WAYABULA BOBULA TUTUHU CIO DALAM CIO GERONG CIO RAJA TOTAL
MALOLEO

Gambar diatas menunjukan presentase anak balita (12-59) di wilayah


kerja Puskesmas Wayabula yang mendapat pelayanan kesehatan minimal 8
kali sebesar 27.3% atau 111 orang dari 406 balita, persentase tertinggi yaitu

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


Desa Cio Maloleo yaitu 46,9% sedangkan presentase terendah ada di Desa
Tutuhu yaitu 15,7%.

24. Jumlah Balita Ditimbang (D/S)

Gambar 19
Presentase balita ditimbang (D/S) di wilayah Puskesmas
Wayabula Triwulan 1 tahun 2017

900

800

700

600

500
702
400

300

200 187
64 91 92 69
126 73
100 100.0
49.2 67.2 53.8 65.2 55.3
38.9 35.6 0
0
0 0 3 0 5 2 0 0 0 10
WAYABULA BOBULA TUTUHU CIO DALAM CIO GERONG CIO MALOLEO RAJA TOTAL

Balita BGM Balita ditimbang (D/S) Balita dilaporkan

Gambar diatas menunjukan bahwa persentase balita yang ditimbang


tertinggi ada pada desa Cio Maloleo sebesar 100 %dari jumlah balita yang
datang ke Posyandu sebanyak 122 orang , sedangkan persentase terendah ada
di Desa Raja 36 %. Sedangkan untuk jumlah BGM sebanyak 10 orang, yang
terbanyak terdapat di Desa Cio Dalam sebanyak 5 orang.
25. Cakupan Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Selama Triwulan 1 tahun 2017 ditemukan 1 kasus gizi buruk di wilayah
kerja Puskesmas Wayabula, yaitu di desa Bobula dan mendapat perawatan.
26. Cakupan Penjaringan siswa SD dan setingkat
Tabel 49 menunjukan di Puskesmas Wayabula Triwulan 1 tahun 2017
belum dilakukan penjaringan.
27. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila
Tabel 52 menggambarkan di wilayah kerja Puskesmas Wayabula pada
Triwulan 1 tahun 2017 jumlah usila sebanyak 903 orang (10% dari jumlah
penduduk) dan yang mendapatkan pelayanan selama Triwulan 1 2017
kesehatan sebanyak 180 orang (20%)
B. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan

Peningkatan kualitas pelayanan baik akses maupun mutu pelayanan adalah salah
satu isu yang sangat krusial dalam manajemen, baik dalam sektor pemerintah maupun
sektor swasta. Hal ini terjadi karena di satu sisi tuntunan masyarakat terhadap

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


perbaikan kualitas pelayanan dari tahun ke tahun menjadi semakin besar, sedangkan
di sisi lain, praktek penyelenggaraan pelayanan tidak mengalami perbaikan yang
berarti.

Secara umum pengertian mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan


pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan
dengan mengguanakan potensi sumber daya yang tersedia di rumah sakit atau
puskesmas secara wajar, efisien dan efektif serta diberikan secara aman dan
memuaskan secara norma, etika, hukum dan sosial budaya dengan memperhatikan
keterbatasan dan kemampuan pemerintah serta masyarakat konsumen.

1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan


Jaminan pemeliharaan kesehatan adalah Upaya pembiayaan kesehatan baik
keanggotaannya secara sukarela maupun wajib yang iurannya di bayarkan oleh
pemerintah dan diselenggarakan dengan kendali biaya dan kendali mutu.
Tabel 54 menggambarkan peserta jaminan pemeliharaan kesehatan pada
tahun 2017 berjumlah 7660jiwa yang terdiri dari jamkesmas 2105 jiwa, Askes
PNS/TNI/Polri 295 , JPK Jamsostek 0 jiwa, dan Jamkesda 5,245 jiwa. Maka
presentase jaminan pemeliharaan kesehatan di wilayah KecamatanMorotai Selatan
Barat adalah 95%
2. Cakupan Kunjungan Rawat Jalan
Tabel 55 menggambarkan cakupan kunjungan Pasien Gangguan Jiwa di
Puskesmas Wayabula Triwulan 1 tahun 2017 sebanyak 12 kunjungan.
3. Cakupan Kunjungan Rawat Inap
Puskesmas Wayabula merupakan puskesmas perawatan dan pada tahun
2017 jumlah kunjungan rawat inap di Puskesmas Wayabula sekitar 12 kunjungan
(0.1%).
Rendahnya cakupan kunjungan rawat inap di Puskesmas Wayabula
dikarenakan Masyarakat langsung berobat ke RSUD/RSB jika memang sudah
parah, selain itu Dokter dan tenaga di RSUD/RSB juga lebih lengkapdaripada
Puskesmas.Selain itu sarana dan prasarana di Puskesmas juga masih kurang,
disebabkan banyak alat yang rusak karena lama tidak dipakai dan juga kurangnya
kepercayaan dan minat masyarakat untuk berobat di Puskesmas.
C. Perilaku Hidup Masyarakat
Perilaku merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena sehat dan tidak sehatnya lingkungan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat sangat tergantung kepada perilaku manusia itu sendiri.Disamping itu
juga dipengaruhi oleh kebiasaan adat istiadat, kepercayaan, ekonomi, pendidikan dan
sosial ekonomi yang melekat pada dirinya.

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


Perilaku sehat adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara
danmencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta
berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.
PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga
anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan
sehingga dirinya dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di
masyarakat.
Tabel 58 menggambarkan rumah tangga adalah 1.070, rumah tangga yang
dipantau dan rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat belum diketahui.
D. Keadaan Lingkungan
Lingkungan memiliki pengaruh dan peranan terbesar terhadap kesehatan diikuti
perilaku, fasilitas kesehatan dan keturunan.Lingkungan sangat bervariasi, umumnya
digolongkan menjadi 3 kategori yaitu yang berhubungan dengan aspek fisik dan
sosial.Lingkungan yang berhubungan dengan aspek fisik contohnya sampah, air,
udara, tanah, iklim, perumahan dan sebagainya.Sedangkan lingkungan sosial
merupakan hasil interaksi antar manusia seperti kebudayaan, pendidikan, ekonomi
dan sebagainya.
1. Presentase Rumah Sehat
Tabel 59 menggambarkan jumlah seluruh rumah 1.017 rumah.Rumah yang
dibina 1017, dan rumah dibina memenuhi syarat 23 dan rumah yang
memenuhisyarat rumah sehat adalah 23 (2%).
2. Presentase Penduduk Dengan Akses Air Minum Yang Layak
Air bersih merupakan kebutuhan vital bagi kelangsungan hidup manusia yang
bisa diperoleh dari beberapa sumber yang memenuhi syarat.
Gambar 20
Presentase Penduduk Dengan Akses Air Minum Yang Layak di
KecamatanMorotai Selatan Barat Triwulan 1 Tahun 2017

4,440

694
173
0
Jumlah Penduduk
Bukan Perpipaan
Perpipaan
Jml Pddk Dengan
Akses Air Yang Layak

Gambar diatas menunjukan jumlah Penduduk di Kecamatan Morotai Selatan


Barat pada Triwulan 1 tahun 2017 adalah 4.440 jiwa dan penduduk yang
memiliki akses air minum yang bukan perpipaan berjumlah 694 jiwa dan

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017


menggunakan perpipaan sebesar 173 jiwa. Dan semua penduduk dengan akses air
yang layak belum di uji Lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 60.
3. Presentase Penyelenggara Air Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan.
Tabel 61 menggambarkan jumlah penyelenggara air minum di Kecamatan
Morotai Selatan Barat tidak ada.
4. Presentase Penduduk Yang Memiliki Sanitasi Layak
Berdasarkan data yang diperoleh tabel 62 menggambarkan penduduk dengan
akses sanitasi layak sebanyak 239 jiwa (5,4%) dari jumlah penduduk Kecamatan
Morotai selatan barat sebanyak 4.440 jiwa.
5. Presentase Desa yang STBM
Tabel 63 menunjukkan bahwa jumlah desa yang melaksanakan Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) adalah belum di ketahui selama triwulan 1 2017 .
6. Presentase TTU yang Memenuhi Syarat Kesehatan
Tabel 64 menggambarkan jumlah Tempat Tempat Umum (TTU) yang
memenuhi syarat kesehatan di Kecamatan Morotai Selatan Barat Triwulan 1
tahun 2017 sebanyak 11 TPM yang terdiri dari sarana pendidikan 22 dan sarana
kesehatan 1 TTU. Sehingga TTU yang memenuhi syarat kesehatan adalah 100%.

Profil Kesehatan PKM. Wayabula 2017

Anda mungkin juga menyukai